Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1


A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. Jenis Koperasi ............................................................................................................... 2
B. Ketentuan Penjenisan Koperasi sesuai UU No. 12/1967 ........................................... 3
C. Bentuk Koperasi............................................................................................................ 4
D. Penjenjangan Koperasi ................................................................................................ 4
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 6
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 6
B. Saran .............................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 7

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerja sama dalam lapangan ekonomi bagi masyarakat modern sudah sangat
berkembang, bukan saja dalam ragam kegiatannya, tetapi juga jangkauan luas
lingkupnya. Kerja sama terjalin dalam sistem pembagian kerja yang rumit pada setiap
lapangan ekonomi, seperti pertanian, industri, perdagangan dan lain-lain di samping
jaringan-antar lapangan ekonomi antar kelompok, antar ekonomi, antar daerah bahkan
dalam lingkup internasional. Secara ekonomi umat manusia di pelosok bumi maupun
saling membutuhkan, saling bergantung satu sama lain. Guna mencapai tujuan luhur
seperti tercantum dalam UUD 1945, yaitu mewujudkan kemakmuran bagi seluruh rakyat
Indonesia, maka tata kehidupan ekonomi harus dikembangkan atas dasar semangat kerja
sama dan kekeluargaan. Golongan masyarakat lemah di desa dan di kota yang
merupakan sebagian besar rakyat Indonesia perlu diajak, diikutsertakan secara aktif dan
diberikan kesempatan yang lebih luas untuk membangun dirinya melalui koperasi.
Koperasi menurut Undang-undang No. 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok
Perkoperasian adalah : Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Jenis Koperasi?
2. Bagaimana Ketentuan Penjenisan Koperasi sesuai UU No.12/1967?
3. Bagaimana Bentuk Koperasi?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Jenis Koperasi.
2. Untuk mengetahui Ketentuan Penjenisan Koperasi sesuai UU No.12/1967.
3. Untuk mengetahui Bentuk Koperasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis Koperasi

Menurut PP No. 60/1959:


a. Koperasi Desa.
b. Koperasi Pertanian.
c. Koperasi Peternakan.
d. Koperasi Industri.
e. Koperasi Simpan Pinjam.
f. Koperasi Perikanan.
g. Koperasi Konsumsi.

1. Menurut Teori Klasik Menurut Ir. Kaslan A Tohir :

a. Koperasi Pemakaian. membeli dan barang-barang yang dibutuhkan anggota (kop.


Warung,kop sehari-hari, kop distribusi.
b. Koperasi pemakaian. Koperasi penghasil, bertujuan untuk mengerjakan sesuatu
secara bersama-sama.
c. Koperasi simpan pinjam. Koperasi terus mengalami perkembangan sejalan dgn
perkembangan aspek kehidupan ekonomi masyarakat.

2. Jenis Koperasi berdasarkan Fungsinya:


1) Koperasi Konsumsi
Didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari para anggotanya.
Disini anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen bagi
koperasinya. Yang pasti barang kebutuhan yang dijual di koperasi harus lebih
murah dibandingkan di tempat lain, karena koperasi bertujuan untuk
mensejahterakan anggotanya. Contoh-contoh koperasi konsumen adalah
kopkar/kopeg, Koperasi Pegawai Indosat (Kopindosat), KPRI adalah Koperasi
Keluarga Guru Jakarta (KKGJ).
2) Koperasi Produksi
Koperasi yang menghasikan barang dan jasa, di sini aggota berperan
sebagai pemilik dan pekerja koperasi. Bidang usahanya adalah membantu
penyediaan bahan baku, penyediaan peralatan produksi, membantu
memproduksi jenis barang tertentu serta membantu menjual dan
memasarkannya hasil produksi tersebut. Misalnya Koperasi Produksi Kerja,
misalnya dapat berupa kajian rumah tangga, pertanian, sebagainya. Anggota
sebagai pekerja dan sekaligus pemilik. Koperasi produksi pengusaha
(produsen). Contohnya koperasi produsen tahu dan tempe (kopti), koperasi
produksi kerajinan (koprinka).
3) Koperasi Jasa
2
Koperasi Jasa memberikan jasa keuangan dalam bentuk pinjaman
kepada para anggotanya. Misalnya: simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan
sebagainya. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan
jasa koperasi. Tentu bunga yang dipatok harus lebih rendah dari tempat
meminjam uang yang lain. Contoh koperasi jasa angkutan yang anggotanya
para pemilik angkutan, yaitu Koperasi Wahana Kalpika (KWK), Kowanbisata,
Kopaja (di Jakarta), Koperasi ANGKUTAN Bekasi (Koasi), koperasi
perumahan yang memberi jasa sewa rumah; koperasi pelistrikan yang
memberi jasa aliran listrik kepada anggotanya, koperasi asuransi yang
memberi jasa jaminan kepada anggotanya yaitu asuransi jiwa, pinjaman dan
kebakaran.
4) Koperasi penjualan/pemasaran
Koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang atau jasa
yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen. Di sini
anggotan berperan sebagai pemilik dan pemasok barang atau jasa kepada
koperasinya.

3. Jenis Koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja


a. Koperasi Primer adalah koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak 20
orang perseorangan. Contoh Koperasi Pasar Agung dan Koperasi Pasar Kemiri.
b. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan
koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan
koperasi primer. Contoh gabungan dari koperasi Pasar Agung, Pasar Kemiri, dan
Koperasi Pasar yang ada di kota Depok.

4. Koperasi Berdasarkan Jenis Usahanya


a. Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
b. Koperasi Serba Usaha (KSU).
c. Koperasi Konsumsi.
d. Koperasi Produksi.

5. Koperasi Berdasarkan Keanggotaannya


a. Koperasi Unit Desa (KUD)
b. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI).
c. Koperasi Pasar (KOPPAS).
d. Koperasi Sekolah.

B. Ketentuan Penjenisan Koperasi sesuai UU No. 12/1967

Penjenisan koperasi didasarkan pada kebutuhan dari dan untuk efisiensi suatu
golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas atau kepentingan
ekonominya guna mencapai tujuan bersama anggota-anggotanya. Untuk maksud
efisiensi dan ketertiban, guna kepentingan dan perkembangan. Koperasi Indonesia di tiap
daerah kerja hanya terdapat satu koperasi yang sejenis dan setingkat.

3
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk pengelompokkan koperasi. Untuk
memisah-misahkan koperasi yang serba heterogen itu satu sama lainnya. Indonesia
dalam sejarahnya menggunakan berbagai dasar atau kriteria seperti lapangan usaha,
tempat tinggal para anggota. Golongan dan fungsi ekonominya. Pemisahan-pemisaan
yang menggunakan berbagai kriteria tersebut selanjutnya disebut dengan jenis.

Penjelasan jenis koperasi:


1. Dasar penjenisan adalah kebutuhan dari dan untuk maksud efisiensi karena
kesamaan aktivitas atau keperluan ekonominya.
2. Koperasi mendasarkan perkembangan pada potesi ekonomi daerah kerjanya.
3. Tidak dapat dipastiakan secara umum dan seragam jenis koperasi yang sama yang
diperlukan bagi setiap bidang. Penjeisan koperasi seharusnya siadakan berdasarkan
kebutuhan dan mengingat akan tujuan efisiensi.

C. Bentuk Koperasi

Bentuk Koperasi menurut PP No.60 tahun 1959


Dalam PP No.60 Tahun 1959 (pasal 13 bab IV) dikatakan bahwa bentuk koperasi
ialah tingkat koperasi yang didasarkan pada cara-cara pemusatan, penggabungan dan
perindukannya.
Dari kebutuhan tersebut, maka didapat 4 bentuk koperasi yaitu:
a. Primer
Koperasi yang minimal anggota sebanyak 20 orang perseorangan. Biasanya terdapat
di tiap desa ditumbuhkan koperasi primer.
b. Pusat
Koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer di tiap daerah itnkga
II (Kabupaten) ditumbuhkan pusat koperasi.
c. Gabungan
Koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat di tiap daerah tingkat I
(Provinsi) ditumbuhkan gabungan koperasi.
d. Induk
Koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi, di Ibu Kota
ditumbuhkan Induk Koperasi.

D. Penjenjangan Koperasi
Di Indonesia pada umumnya hampir semua jenis koperasi melakukan penjenjangan
sampai dengan tingkat induk atau setingkat dengan induk.
Jenis koperasi, berdasarkan penjenjangan koperasi :
1. Primer
2. Pusat
3. Gabungan
4. Induk

4
a) Cara Penjenjangan Koperasi
1. Penjenjangan dengan system federasi dan kebalikannya.
2. Penjenjangan dengan system stentralisasi dan kebalikannya.
3. HYBRID MIXTURE (Gabungan antara Faderisasi dan Sentralisasi).

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Koperasi bertujuan mensejahterakan anggotanya sehingga masyarakat yang
beranggotakan koperasi dapat dimudahkan oleh adanya lembaga koperasi. Dapat
memnuhi kebutuhan sehari-hari dan menjadi mata pencaharian serta memudahkan
anggotanya dalam melakukan pinjaman uang atau pengkreditan.

B. Saran
Koperasi bisa menjadi tonggak perekonomian Indonesia serta para anggotanya
dapat lebih memahami peranan serta fungsi koperasi di lihat dari bentuk maupun
jenis koperasi tersebut.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://daeyynala.blogspot.com/2014/04/jenis-dan-bentuk-koperasi.html

http://alfiyanlutfi.blogspot.com/2015/11/makalah-ekonomi-koperasi.html

Anda mungkin juga menyukai