Anda di halaman 1dari 88

MEKANISME PENETAPAN HARGA PADA FOTOCOPY DAN

PERCETAKAN MULIA TULIS DALAM PRESPEKTIF


EKONOMI ISLAM

(Studi Kasus Kelurahan Rano Kecamatan Muara Sabak Kabupaten


Tanjung Jabung Timur)

Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan
Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S.1
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah

Oleh:

ABD LATIF
NIM: ES.181001

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SYARIAH AL-MUJADDID
TANJUNG JABUNG TIMUR
1442 H/ 2022M
MEKANISME PENETAPAN HARGA PADA FOTOCOPY DAN
PERCETAKAN MULIA TULIS DALAM PRESPEKTIF
EKONOMI ISLAM
(Studi Kasus Kelurahan Rano Kecamatan Muara Sabak
Kabupaten Tanjung Jabung Timur)

Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan
Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S.1
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah

Oleh:

ABD LATIF
NIM: ES.181001

Pembimbing I : Daud, M.E


Pembimbing II : Khusnul Yatima, M.Pd

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SYARIAH AL-MUJADDID
TANJUNG JABUNG TIMUR
1442 H/ 2022
PERSETUJUAN
Judul Skripsi :Mekanisme Penetapan Harga Pada Fotocopy dan

Percetakan Mulia Tulis ( Studi Kasus Kelurahan Rano

Kecamatan Muara Sabak Barat )

Nama : Abd Latif

NIM : ES.181001

Jurusan : Ekonomi Syariah

Fakultas : Ekonomi Islam

MENYETUJUI

Untuk di munaqosahkan dan dipertahankan dalam Sidang Munaqosah

Fakultas Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Syariah

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Daud, ME Khusnul Yatima, M.Pd


NIDN.2117089005 NIDN.2121129201

Ketua Program Studi

Daud, M.E
NIDN.2117089005
SURAT PERNYATAAN

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Abd LAtif

NIM : ES.181001

Prodi : Ekonomi Syari’ah

Fakultas : Ekonomi Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Mekanisme Penetapan Harga

Pada Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis Dalam Perspektif Ekonomi

Islam” ( Studi Kasus Kelurahan Rano Kec. Muara sabak Barat Kab. Tanjung

Jabung Timur) adalah benar-benar merupakan hasil karya penyusun sendiri bukan

duplikasi ataupun saduran dari karya orang lain kecuali pada bagian yang telah

dirujuk dan disebut dalam Footnote atau Daftar Pustaka. Apabila dilain waktu

terbukti adanya penyimpangan dalam karya ini, maka tanggung jawab sepenuhnya

ada pada penyusunnya.

Demikin Surat Pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Warabakatuh

Tanjab Timur,
Penulis,

Materai
RP. 10.000

ABD LATIF
NIM. ES.181001
PENGESAHAN

Skripsi dengan judul judul “Mekanisme Penetapan Harga Pada Fotocopy dan

Percetakan Mulia Tulis Dalam Perspektif Ekonomi Islam” (Studi Kasus

Kelurahan Rano Kec. Muara sabak Barat Kab. Tanjung Jabung Timur) di susun

oleh, Abd Latif, NIM. ES.181001, Program Studi Ekonomi Syariah, telah diujikan

dalam Sidang Munaqosyah di Stie Al-Mujaddid Kab. Tanjung Jabung Timur pada

Hari/Tanggal :

Tim Penguji

Ketua : ( )

Sekretaris : ( )

Penguji I : ( )

Penguji II : ( )

Mengetahui
Ketua Program Studi

Daud, M.E
NIDN. 21170890005
MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri.
PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmaanirrahim

Alhamdulillah, dengan rasa syukur yang tidak terkira saya ucapkan atas

pencapaian dan perjuangan selama ini untuk menyelesaikan jenjang pendidikan

sarjana, terimakasih untuk diri sendiri telah optimis dan mau bertahan sampai

detik ini, terimakasih atas kerja sama dan usahanya dalam menjalani proses dan

tidak lupa diiringi dengan sebuah progres. Dengan adanya proses saya merasakan

ada hal yang merubah saya menjadi lebih baik lagi.

Untuk Ibu yang sangat saya sayangi Ibu Tassek, terimakasih karna engkau

tanpa lelah selalu mendo‟akan yang terbaik untuk putramu ini, tanpa lelah engkau

memberikan suport baik moril maupun materil yang terbaik untuk masa depan dan

kesuksesan Putramu. Selalu memberikan motivasi dan mendukung dalam

mewujudkan cita-citanya. Begitu besar perjuanganmu untuk Putramu ini sehingga

aku tidak mampu untuk mengungkapkannya, hanya ucapan syukur yang tidak

terkira karena aku berada dalam dekapan kedua orang tua yang begitu tulus.

Untuk Abangku, Kakak dan adikku yang aku sayangi terimakasih sudah

mendo‟akan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan adik dan kakakmu ini.

Terimakasih telah menjadikanku contoh untukmu dalam melangkah menuju masa

depan.

Untuk keluarga, saudara, ipar, keponakan, dan tetangga terimakasih telah

mendo’akan dan mensuport.


Untuk Bapak Dosen M. Arif Musthofa, M.Pd. I dan Ibu Dosen Erwina

Kartika Devi,S.E Terimakasih banyak atas do’a, support, bimbingan, dan

fasilitasnya selama ini.

Untuk dosen pembimbingku Bapak Daud, M.E dan Ibu Khusnul Yatimah

M.Pd serta para bapak ibu dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syari‟ah Al-

Mujaddid Tanjung Jabung Timur, serta semua Bapak Ibu guru dari jenjang

pendidikan Sekolah Dasar, SMP sampai SMA yang telah membimbingku, dan

tidak lupa pula bapak ibu guru ngajiku yang telah banyak memberikan ilmu

pengetahuan, sehingga dapat merubah diriku menjadi lebih baik dari sebelumnya

serta dapat menghantarkan saya sampai ke jenjang pendidikan sarjana.

Untuk sahabat dan sahabatiku terimakasih telah mendo‟akan yang terbaik

untukku. terimakasih kalian selalu ada dan saling memberikan suport dan

semangat demi kelancaran skripsi ini. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan

di kampus STIES Al-Mujaddid Tanjung Jabung Timur, yang selalu saling

memberi semangat untuk meraih cita-cita bersama. Dan untuk almamaterku

tercinta terimakasih telah setia melekat membersamaiku dalam menyandang

identitas mahasiswa dan kampus STIES Al-Mujaddid Tanjung Jabung Timur

terimakasih telah menjadikanku salah satu mahasiswa yang beruntung dan

memberikanku kesempatan untuk menuntut ilmu.


ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa mekanisme penentuan harga


merupakan hal penting dalam aspek pemasaran, harga menjadi sangat penting
untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk
atau jasa. Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahnnya ialah bagaimana
cara para pengusaha menentukan harga pada usaha fotocopy dan percetakan.
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis membuat rumusan masalah yaitu
Bagaimana mekanisme penentuan harga pada usaha fotocopy dan percetakan?
Bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap mekanisme penentuan harga pada
usaha fotocopy dan percetakan?. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di
Kelurahan Rano Kecamatan Muara Sabak Barat. Sedangkan populasi dalam
penelitian ini adalah pengusaha fotocopy dan percetakan yang berjumlah 1
pengusaha. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik total sampling,
dimana semua populasi dijadikan sampel. sedangkan teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara. Dengan teknik
penulisan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga
terbentuk atas adanya tawar menawar antara pemilik usaha dengan konsumen.
Harga yang diberikan di sesuaikan dengan kebutuhan kemampuan konsumen.
Pengusaha memberikan atau menawarkan harga sesuai kebutuhan konsumen,
menawar sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan konsumen. Dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat usaha percetakan sangat berperan di
karenakan usaha ini mampu mempekerjakan karyawan. Dalam prinsip ekonomi
Islam, harga itu tidak ditentukan karena dalam sistem ekonomi Islam tujuan utama
dalam melakukan transaksi yaitu mencapai Ridho Allah yang berdasar pada nilai-
nilai Ilahiah demi mewujudkan kemaslahatan. Usaha percetakan telah sesuai
dengan prinsip dan sistem ekonomi Islam yang mana tujuan transaksi untuk
mencapai Ridho Allah.

Kata Kunci : Strategi Penjualan FotoCopy dan Percetakan


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi Robbi ‘Alamin, berkat rahmat Allah SWT yang

senantiasa mencurahkan kasih dan sayang-Nya, sehingga penulis berhasil

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para

pengikutnya. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang

mendapatkan syafa’at beliau di hari akhir kelak, amin. Skripsi ini merupakan

syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada fakultas Ekonomi

Islam Prodi Ekonomi Syariah STIE AL-MUJADDID Kab Tanjung Jabung

Timur dengan judul “Mekanisme Penetapan Harga Pada Fotocopy dan

Percetakan Mulia Tulis Dalam Perspektif Ekonomi Islam” (Studi Kasus

Kelurahan. Rano Kec. Muara sabak Barat Kab. Tanjung Jabung Timur).

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari motivasi dan bantuan dari berbagai

pihak, karena itu penulis menyampaikan terimah kasih kepada: Kedua orang

tua dan keluarga besar yang senantiasa mendoakan dengan keikhlasan hati.

1. Ketua Yayasan Pendidikan Perintis Pembangunan Jambi

2. Ketua STIE Syari’ah Al-Mujaddid Tanjab Timur

3. Ketua Program Studi Ekonomi Syari’ah

4. Dosen Pembimbing STIE Syariah Al-Mujaddid Tanjab Timur


5. Rekan-rekan, Sahabat Sahabati dan semua pihak yang telah membantu

dalam pelaksanaan Sidang Skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Dengan selesainya laporan ini, penulis berharap semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari, bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam

penyusunan laporan ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun dari semua pihak.

Tanjab Timur, September 2022

ABD LATIF
NIM. ES.181001
DAFTAR ISI

JENIS DAN COVER SAMPUL...................................................................................i

HALAMAN JUDU......................................................................................................ii

ABSTRAK..................................................................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS........................................................iv

HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................v

MOTTO......................................................................................................................vi

PERSEMBAHAN......................................................................................................vii

RIWAYAT HIDUP..................................................................................................viii

DAFTAR ISI...............................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………..1

B. Fokus

Penelitian………………………………………………………….10

C. Rumusan Masalah………………………………………………………..10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………….….10

E. Signifikan Penelitia………………………………………………………11

F. Tinjauan Pustaka…………………………………………………………12

G. Metode Penelitian……………………………………………….……….14
1. Hasil Penelitian Yang Relevan…………………………….………...

14

2. Pendekatan dan Prosedur Penelitin......................................................

17

3. Desain

Penelitian……………………………………………..............17

4. Parsipan dan Tempat Penelitian…………………………………..….18

5. Prosedur Pengumpulan Data…………………………………………18

6. Prosedur Analis dan Interpretasi Data…………………………….

….20

7. Pemeriksaan Keabsahan Data………………………………………..21

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kerangka Konseptual………………………………………….…………22

B. Model Penelitian…………………………………………………………41

C. Landasan Teoritis………………………………………………………...42

BAB. III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum tentang Lokasi Penelitian………………………….....44

B. Deskripsi Data Penelitian………………………………………………..48

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

A. Mekanisme penetapan harga pada Fotocopy dan

Percetakan Mulia Tulis………………………………………………….48

B. Tinjauan ekonomi Islam terhadap mekanisme penetapan harga pada

Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis……………………………..…….58


BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ……………………………………………………………..

61

B. Rekomendasi dan Saran……………………………………………….. 62

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………

65

LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia mempunyai banyak sekali kebutuhan, keperluan dan

keinginan yang kesemuanya itu menghendaki pemenuhan. Mereka

membutuhkan makan, pakaian, llmu dan pelayanan kehormatan dan

sejuta kebutuhan yang lainnya. Secara garis besar maka kebutuhan

manusia itu dikelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu

kebutuhan fisik atau kebutuhan badaniah dan kebutuhan psikis atau

kebutuhan kejiwaan.1

Setiap manusia memerlukan harta untuk mencukupi segala

kebutuhan hidupnya. Karenanya, manusia akan selalu berusaha

memperoleh harta kekayaan itu. Salah satu usaha untuk

memperolehnya adalah dengan bekerja. Sedangkan salah satu dari

bentuk bekerja adalah berdagang atau bisnis. Kegiatan penting dalam

muamalah yang paling banyak dilakukan oleh manusia adalah

kegiatan bisnis.

Berdagang merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam

ajaran Islam. Bahkan Rasulullah, telah menyatakan bahwa sembilan

dari sepuluh pintu rezeki adalah melalui pintu berdagang. Artinya

melalui jalan perdagangan inilah, pintu-pintu rezeki akan dapat

dibuka, sehingga karunia Allah terpancar dari padanya, jual beli

1
Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Miko dan
Makro (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 49

1
merupakan sesuatu yang diperbolehkan, sebagaimana firman Allah

SWT dalam Surat An Nisa:4;29:

‫وا‬Nْٓ Nُ‫اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل تَ ْقتُل‬ َ Nَ‫ ا َرةً ع َْن ت‬N‫وْ نَ تِ َج‬NN‫ ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُك‬N‫ َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط‬N‫ْأ ُكلُ ْٓوا اَ ْم‬Nَ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل ت‬
ٍ ‫ر‬N

‫اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِح ْي ًما‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu

membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu.” (QS. An-Nisa:4:29)2

Dari ayat al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa jual beli jangan

dilakukan dengan cara yang batil dan jangan ada unsur pemaksaan antara

kedua belah pihak. Dalam melakukan transaksi, barang ataupun jasa yang

dijadikan sebagai objek akad haruslah diperbolehkan oleh syariat Islam.

Bisnis merupakan suatu organisasi yang menjalankan aktivitas

produksi dan distribusi atau penjualan barang dan jasa yang diinginkan

oleh konsumen untuk memperoleh profit atau keuntungan.3 Sedangkan

pengertian bisnis menurut Hughes dan Kapoor dalam Buchari Alma ialah

Business is the organized differt of individual to produce and sell for a

profit, the goods and service that satisfy society‟s needs, the general term

business refers to all such efforts within a society or within and industry.4

2
Depertemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penterjemah dan Pentafsir Al-Qur’an, 1971), h. 12
3
Veithzal, Amiur Nurudin, dan Faisar Ananda, islamic Business And
Economic Ethics, h. 12
4
Buchari Alma, dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah ( Bandung:
ALFABETA, 2009), h. 243

2
Maksud dari pengertian bisnis menurut Hughes dan Kapoor ini bisnis

ialah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk

menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan

dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Islam menegaskan bahwa kegiatan manusia dalam berbisnis atau

berdagang bukan semata-mata untuk mencari keuntungan, melainkan

harus mengimplementasikan akhlak mulia sebagai landasannya.5 Ekonomi

Islam dalam melakukan usahanya didasari oleh nilai iman dan akhlak,

moral etik bagi setiap aktivitasnya, baik dalam posisi sebagai konsumen,

produsen, maupun distributor.

Dalam Islam perdagangan harus dilakukan secara baik, dan sesuai

dengan prinsip-prinsip ekonomi Syariah, dalam Islam melarang

keuntungan yang berlebihan, perdagangan yang tidak jujur, merugikan

orang lain, harus menerapkan keadilan dan kejujuran dalam setiap kegiatan

ekonomi.6

Sejalan dengan perkembangan zaman, kegiatan jual beli

mengalami perkembangan, baik dari segi sistem jual beli yang saat ini

menggunakan sistem online shop, dan dari segi tempat bertemunya antara

penjual dan pembeli atau disebut pasar, yang mengalami kemajuan seperti

berkembangnya pasar-pasar modern, yaitu banyaknya pembangunan

minimarket, supermarket atau swalayan, pertokoan-pertokoan, dan

hypermart di Indonesia saat ini.


5
Jafril Khalil, Jihad Ekonomi Islam (Jakarta : Gramata Publishing, 2010), h. 46
6
Veithzal Rivai, dan Andi Buchari, Islamic Economic (Jakarta : Bumi Aksara, 2009),
h.96

3
Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis adalah usaha perorangan

yang merupakan salah satu tempat perbelanjaan alat-alat tulis dan kantor,

melayani jasa Fotocopy, rental dan percetakan yang ikut meramaikan

persaingan bisnis. Dalam persaingan bisnis yang semakin memonopoli,

sering kali pelaku usaha menggunakan segala cara untuk bisa

mendapatkan laba dan memenangkan persaingan meskipun cara yang

dipakai tidak selaras dengan prinsip-prinsip Syariah yang memberikan

batasan kepada manusia dalam melakukan segala aktivitasnya.

Kepentingan yang berbeda antara pelaku usaha dan konsumen

menuntut adanya sistem harga yang adil, harga yang terjadi akibat

kekuatan permintaan dan penawaran di pasar. Harga pasar adalah harga

yang dibayar dalam transaksi barang dan jasa sesuai kesepakatan antara

penjual dan pembeli. Penetapan harga adalah ketetapan harga yang telah

ditentukan oleh pihak yang berhak untuk menentukan harga tersebut.

Dalam penetapan harga, suatu barang maka harus disepakati dan berlaku

secara umum.

Konsep harga yang adil menurut Ibnu Taimiyah merupakan harga

nilai barang yang dibayar untuk objek yang sama diberikan, pada waktu

dan tempat yang diserahkan barang tersebut. Keadilan yang dikehendaki

oleh Ibnu Taimiyah yakni tidak melukai dan tidak merugikan orang lain.7

Dengan harga yang adil, kedua pihak akan memperoleh kepuasan masing-

masing serta tidak ada pihak yang dirugikan.


7
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta : Gramata Publishing, 2010),
h. 210

4
Namun pada kenyataannya dan berdasarkan penelitian sementara,

tempat perbelanjaan yang ada di Muara Sabak Barat termasuk Fotocopy

dan Percetakan Mulia Tulis, mekanisme penetapan harga yang

digunakannya belum menerapkan prinsip-prinsip ekonomi Syariah,

dimana dalam prakteknya Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis

melakukan ketidak jelasan dalam mekanisme penetapan harganya, yaitu

seperti contohnya Fotocopy satu lembarnya adalah Rp. 200,- pelanggan

yang motokopi tiga lembar saja bisa dibulatkan harganya menjadi Rp.

1000,- padahal seharusnya pelangan hanya membayar Rp. 600,- begitupun

sebaliknya jika ada pelangan yang motokopi hanya enam lembar

dibulatkan harganya menjadi Rp. 1000,-padahal seharusnya pelangan

membayar Rp. 1.200,-. Dalam jasa perentalan atau jasa yang lain Fotocopy

dan Percetakan Mulia Tulis menetapkan harga dengan melihat tingkat

kesulitan pengerjaannya, seperti rentalan satu lembar dihargai Rp. 2.500,-

tetapi prakteknya walaupun rentalannya hanya satu lembar namun jika

pengerjaannya lebih sulit harga akan dinaikan sesuai dengan tingkat

kesulitannya begitu juga dengan jasa penjilitan dan lain-lain. Penetapan-

penetapan harga tersebut ada yang disepakati antara pelaku dan pembeli

dan ada juga yang tanpa kesepakatan pelaku langsung memberikan harga

kepada pembeli setelah pekerjaanya selesai tanpa menjelaskan atau

melakukan tawar menawar lagi dengan pembeli/pelangan. Penerapan

harga seperti itu mengandung unsur ketidakjelasan dan tidak sesuai dengan

5
prinsip ekonomi syariah yang menerapkan konsep jual beli yang baik,

jujur, adanya kejelasan dan tidak merugikan orang lain.

Fandi Tjiptono menyatakan harga biasa diungkapkan dengan

berbagai istilah misalnya iuran,tarif, sewa, bunga, premium, komisi, upah,

gaji, honorarium, spp dan sebagainya. Dari sudut pandang pemasaran

harga merupakansatuan moneter untuk ukuran lainnya (termasuk barang

dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh kepemilikan atau

penggunaan suatu barang dan jasa, pengertian ini sejalan dengan konsep

pertukaran(exchange)dalam pemasaran.8

Para ahli Ekonomi Islam, Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa harga

ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran, ia mengatakan

bahwa naik turunnya harga tidak selalu disebabkan oleh tindakan tidak adil

dari sebagian orang yang terlibat transaksi. Dalam konsep Islam pertemuan

antara pembelian dan penjualan tersebut haruslah terjadi secara rela sama

rela tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pada

tingkat harga tersebut. Misalnya penjual tidak mau menjual barangnya

kecuali pada harga yang lebih tinggi, padahal konsumen atau pembeli

membutuhkan barang tersebut.9 Prinsip yang hanya mementingkan

keuntungan sangat berlawanan dengan keadilan, karena tindakan mencari

keuntungan secara tidak adil kita melanggar hak orang lain. Penindasan

merupakan aspek negatif bagi keadilan, terdapat beberapa perintah yang

8
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran (Jogjakarta: Andi, 1997). Cet. Ke. 2 h.65
9
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2008), Cet
Ke-3 h.146-152

6
berhubungan dengan hal ini misalnya firman Allah: surat al-qashash ayat

37:
ۤ
ِ ۗ ‫َوقَا َل ُموْ ٰسى َرب ِّْٓي اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن َجا َء بِ ْاله ُٰدى ِم ْن ِع ْن ِد ٖه َو َم ْن تَ ُكوْ نُ لَهٗ عَاقِبَةُ ال َّد‬
‫ار اِنَّهٗ اَل يُ ْفلِ ُح‬
ٰ
َ‫الظّلِ ُموْ ن‬

Artinya: Musa menjawab: "Tuhanku lebih mengetahui orang yang

(patut) membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat

kesudahan (yang baik) di negeri akhirat. Sesungguhnya tidaklah akan

mendapat kemenangan orang-orangyang zalim”.10

Dalam konsep ekonomi Islam harga ditentukan oleh permintaan

dan penawaran. Pengaturan harga ini diperlukan bila kondisi pasar tidak

menjamin adanya keuntungan disalah satu pihak, akan tetapi ketika

seorang penjual telah menguasai pasar, permainan harga seringkali terjadi.

Penjual akan menaikan harga untuk menghasilkan keuntungan yang lebih

banyak. Setiap perorangan memiliki kebebasan untuk berusaha

mendapatka harta dan mengembangkannya. Menurut hukum dagang

Islam, berdagang atau berniaga adalah suatu usaha yang bermanfaat yang

menghasilkan laba, yaitu sisa lebih setelah adanya kompensasi secara

wajar setelah adanya faktor-faktor produksi. Jadi, laba menurut ajaran

Islam adalah keuntungan yang wajar dalam berdagang dan bukan riba.

Untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan, ada banyak cara yang

dilakukan penjual sebagai upaya mempengaruhi konsumen agar membeli

barang yang dijualnya dan hal ini sangat wajar dilakukan.

10
Depaq RI, Al-Qur’an dan terjemahan, (Semarang: CV. Toha Putra, 1989), Cet Ke-1 h. 615

7
Akan tetapi sering terjadi ketidakstabilan harga di pasar dan

kurangnya pengetahuan tentang bagaimana menentukan keuntungan,

menjadikan kondisi seperti ini sering dimanfaatkan oleh pihak penjual

yang hanya memikirkan keuntungan materi dan menonjolkan

keegoisannya tanpa melihat lingkungan sekitar sehingga ujung-ujungnya

konsumen yang dirugikan. Masih banyak masyarakat awam yang tidak

mengerti faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam menentukan

berapa besar keuntungan yang boleh diambil dalam perdagangan.

Sehingga banyak terjadi adalah harga yang ditentukan sesuai dengan

kemauan masing-masing individu tanpa melihat apakah keuntungan yang

diambil dari barang yang dijual tersebut sesuai atau tidak menurut Islam. 11

Mekanisme adalah Kumpulan suatu sistem yang menjalankan sesuatu

secara teratur sehingga menghasilkan suatu pola.12 Sedangkan mekanisme

dalam metode penetapan harga ada beberapa metode yaitu:

1. Metode penetapan harga yang kompetitif hal ini selalu berlaku dalam

pasar barang dimana terdapat banyak produsen atau penjual

2. Menentukan harga trobosan cara ini dipakai pada ketika meluncurkan

barang baru, yang menentukan harga pada tingkat yang murah/rendah

dengan harapan dapat memaksimalkan volume penjualan.

3. Menetapkan harga berdasarkan permintaan cara ini dipaktek oleh

perusahaan jasa.

11
Adiwarman Karim , Op.cit h. 56
12
Kamus Bahasa Indonesia, ( Tim Reality Publisher) h. 43

8
4. Kepemimpinan harga penentuan harga seperti ini berlaku untuk pasar

oligopoli.

5. Menjual barang berkualitas dengan harga rendah, cara ini dilakukan

untuk menarik langganan

6. Kebijakan harga tinggi jangka pendek, cara ini dilakukanketika barang

baru dikeluarkan dan karna belum ada persaingan.

7. Dengan penentuan harga semurah mungkin tapi tetap masih dalam

kondisi menguntungkan.13

Ketidakjelasan dalam penetapan harga dapat menimbulkan

berbagai konsekuensi, tindakan penetapan harga yang melanggar etika

dapat menyebabkan para pelaku usaha tidak disukai oleh para pembeli,

bahkan para pembeli dapat melakukan suatu reaksi yang dapat

menjatuhkan nama baik usaha. Penentuan harga yang tidak diinginkan

oleh para pembeli bisa mengakibatkan suatu reaksi penolakan oleh

sebagian atau semua pembeli.

Walaupun hal itu seakan menjadi kebiasaan dan masyarakat

sebagai konsumen menerimanya, namun ada baiknya para pelaku bisnis

menerapkan jual beli yang baik, jujur, adanya kejelasan dan tidak

merugikan orang lain. Dari latar belakang masalah diatas penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Mekanisme Penetapan Harga

Pada Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis Dalam Perspektif

Ekonomi Islam” (Studi Kasus Kel. Rano Kec. Muara sabak Barat Kab.

Tanjung Jabung Timur)


13
Gary Amstrong, Menejemen Pemasaran ( Jakarta : Erlangga, 1987 ) Cet. Ke-2 h. 12

9
B. Fokus Penelitian

Mengingat Keterbatasan Waktu dan Alokasi Anggaran Yang

dimiliki Peneliti Maka Penelitian “Mekanisme Penetapan Harga Pada

Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis Dalam Perspektif Ekonomi Islam”

(Studi Kasus Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis Kel. Rano Kec. Muara

Sabak Barat Kab. Tanjung Jabung Timur)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana mekanisme penetapan harga pada Fotocopy dan Percetakan

Mulia Tulis Kel. Rano Kec. Muara Sabak Barat Kab. Tanjung Jabung

Timur?

2. Bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap mekanisme penetapan

harga pada Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis tersebut?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Bagaimana mekanisme penetapan harga pada

Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis Kel. Rano Kec. Muara Sabak

Barat Kab. Tanjung Jabung Timur.

2. Untuk mengetahui Bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap

mekanisme penetapan harga pada Fotocopy dan Percetakan Mulia

Tulis tersebut.

10
E. Signifikan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai rujukan bagi Mahasiswa

yang melakukan penelitian serupa. Disamping itu, penelitian ini

diharapkan memberikan konstribusi bagi akademika di Jurusan

Ekonomi Syariah STIES AL Mujadid.

2. Kegunaan Praktis

a) Bagi Penulis

Sebagai bahan kajian ilmiah dari teori-teori yang pernah

didapat dan mengaplikasikan secara empiris dengan harapan dapat

bermanfaat dalam mekanisme penetapan harga berdasarkan

prinsip-prinsip ekonomi Islam.

b) Bagi Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi

pelaku usaha untuk dijadikan landasan dan pertimbangan dalam

kegiatan bisnis khususnya dalam menetapkan harga barang

berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi Islam.

c) Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi

masyarakat dalam melakukan kegiatan belanja untuk lebih

memperhatikan kejelasan harga yang ditetapkan oleh pelaku usaha.

11
F. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian dengan judul “Mekanisme Penetapan Harga

Dalam Perspektif Ekonomi Islam pada Fotocopy dan Percetakan

Mulia Tulis Kelurahan Rano Kecamatan Muara Sabak Barat

Kabupaten Tanjung Jabung Timur” memiliki keterkaitan dengan

penelitian:

Skripsi Jurusan Muamalat Fakultas Syariah UIN Sunan

Kalijaga oleh Yasir Sadan dengan judul “ Pengambilan

Keuntungan Melalui Pembulatan Pada Bisnis Fotocopy Internet

Perspektif UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen

dan Perspektif Hukum Islam ‟‟, metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini menjelaskan

bahwa pengambilan keuntungan melalui pembulatan harga dari

biaya pakai Fotocopy internet, termasuk dalam pelanggaran

ketentuan-ketentuan dari hukum positif dan hukum Islam.14

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis

lakukan adalah sama-sama membahas tentang harga sedangkan

perbedaannya adalah penelitian ini ditinjau perspektif Hukum

Islam sedangkan penelitianyang penulis lakukan penulis mengkaji

tentang penetapan harga jual yang menitik beratkan pada konsep

14
Yasir Sadan dengan judul “ Pengambilan Keuntungan Melalui Pembulatan Pada Bisnis Warung
Internet Perspektif UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dan Perspektif Hukum Islam,
(Skripsi, Jurusan Muamalat Fakultas Syariah, UIN Sunan Kalijaga, 2012).

12
keadilan dan kejelasan dalam penetapan harga sesuai dengan

prinsip-prinsip ekonomi Islam.

Skripsi Jurusan Muamalat Fakultas Syariah UIN Sunan

Kalijaga oleh Diah Heri Susanti dengan judul “ Tinjauan Hukum

Islam Terhadap Akad dan Pembulatan Harga dalam Jual Beli di

Mini Market Pamella Yogyakarta, metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini memfokuskan

pada akad jual beli setelah pembulatan harga yang dilakukan di

Mini Market Pamella Yogyakarta, menjelaskan bahwa pembulatan

harga menciptakan ketidakadilan salah satu pihak.15Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-

sama membahas tentang harga sedangkan perbedaannya adalah

penelitian ini memfokuskan pada akad jual beli dan ditinjau

menurut perspektif Hukum Islam sedangkan penelitian yang

penulis lakukan penulis mengkaji tentang penetapan harga jual

yang menitik beratkan pada konsep keadilan dan kejelasan dalam

penetapan harga sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam.

Skripsi Jurusan Muamalat Fakultas Syariah UIN Sunan

KalijagaDari Romi Maulana dalam penelitian berjudul “Penerapan

Asas-asas Muamalah Terhadap Praktek Pembulatan Harga

Dalam Jual Beli ( Studi Kasus di Minimarket Handayani

Yogyakarta ”, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

15
Diah Heri Susanti dengan judul “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad dan Pembulatan Harga
dalam Jual Beli di Mini Market Pamella Yogyakarta” , (Skripsi, Jurusan Muamalat Fakultas Syariah, UIN
Sunan Kalijaga, 2003).

13
metode kualitatif . Skripsi ini menjelaskan bahwa pembulatan

harga yang terjadi di minimarket handayani diperbolehkan, dan

penetapan harga adalah hak minimarket handayani sebagai penjual

dengan batasan tidak ada pihak yang dirugikan.16 Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-

sama membahas tentang harga sedangkan perbedaannya adalah

penulis mengkaji tentang penetapan harga jual yang menitik

beratkan pada konsep keadilan dan kejelasan dalam penetapan

harga sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam.

G. Metode Penelitian

1. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian dengan judul “Mekanisme Penetapan Harga Dalam

Perspektif Ekonomi Islam pada Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis

Kelurahan Rano Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung

Jabung Timur” memiliki keterkaitan dengan penelitian:

Skripsi Jurusan Muamalat Fakultas Syariah UIN Sunan

Kalijaga oleh Yasir Sadan dengan judul “ Pengambilan Keuntungan

Melalui Pembulatan Pada Bisnis Fotocopy Internet Perspektif UU No

8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dan Perspektif Hukum

Islam ‟‟, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif. Penelitian ini menjelaskan bahwa pengambilan keuntungan

melalui pembulatan harga dari biaya pakai Fotocopy internet, termasuk

16
Romi Maulana, “Penerapan Asas-asas Muamalah Terhadap Praktek Pembulatan Harga Dalam
Jual Beli ( Studi Kasus di Minimarket Handayani Yogyakarta ”, (Skripsi, Jurusan Mu‟amalat Fakultas
Syari‟ah UIN Sunan Kalijaga, 2009)

14
dalam pelanggaran ketentuan-ketentuan dari hukum positif dan hukum

Islam.17

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan

adalah sama-sama membahas tentang harga sedangkan perbedaannya

adalah penelitian ini ditinjau perspektif Hukum Islam sedangkan

penelitianyang penulis lakukan penulis mengkaji tentang penetapan

harga jual yang menitik beratkan pada konsep keadilan dan kejelasan

dalam penetapan harga sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam.

Skripsi Jurusan Muamalat Fakultas Syariah UIN Sunan

Kalijaga oleh Diah Heri Susanti dengan judul “ Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Akad dan Pembulatan Harga dalam Jual Beli di Mini

Market Pamella Yogyakarta, metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini memfokuskan pada akad

jual beli setelah pembulatan harga yang dilakukan di Mini Market

Pamella Yogyakarta, menjelaskan bahwa pembulatan harga

menciptakan ketidakadilan salah satu pihak.18Persamaan penelitian ini

dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama membahas

tentang harga sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini

memfokuskan pada akad jual beli dan ditinjau menurut perspektif

Hukum Islam sedangkan penelitian yang penulis lakukan penulis

17
Yasir Sadan dengan judul “ Pengambilan Keuntungan Melalui Pembulatan Pada Bisnis Warung
Internet Perspektif UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dan Perspektif Hukum Islam,
(Skripsi, Jurusan Muamalat Fakultas Syariah, UIN Sunan Kalijaga, 2012).

18
Diah Heri Susanti dengan judul “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad dan Pembulatan Harga
dalam Jual Beli di Mini Market Pamella Yogyakarta” , (Skripsi, Jurusan Muamalat Fakultas Syariah, UIN
Sunan Kalijaga, 2003).

15
mengkaji tentang penetapan harga jual yang menitik beratkan pada

konsep keadilan dan kejelasan dalam penetapan harga sesuai dengan

prinsip-prinsip ekonomi Islam.

Skripsi Jurusan Muamalat Fakultas Syariah UIN Sunan

KalijagaDari Romi Maulana dalam penelitian berjudul “Penerapan

Asas-asas Muamalah Terhadap Praktek Pembulatan Harga Dalam

Jual Beli ( Studi Kasus di Minimarket Handayani Yogyakarta ”,

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif .

Skripsi ini menjelaskan bahwa pembulatan harga yang terjadi di

minimarket handayani diperbolehkan, dan penetapan harga adalah hak

minimarket handayani sebagai penjual dengan batasan tidak ada pihak

yang dirugikan.19 Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang

penulis lakukan adalah sama-sama membahas tentang harga sedangkan

perbedaannya adalah penulis mengkaji tentang penetapan harga jual

yang menitik beratkan pada konsep keadilan dan kejelasan dalam

penetapan harga sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam.

2. Pendekatan dan Prosedur Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis yaitu jenis penelitian

deskriptif kualitatif. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek

yang alamiah, atau Natural Setting, Sehingga Penelitian Ini Sering

Disebut Naturalistic Methode. Melakukan penelitian dengan jenis

kualitatif, harus berbekal teori dan wawasan yang luas, baik

19
Romi Maulana, “Penerapan Asas-asas Muamalah Terhadap Praktek Pembulatan Harga Dalam
Jual Beli ( Studi Kasus di Minimarket Handayani Yogyakarta ”, (Skripsi, Jurusan Mu‟amalat Fakultas
Syari‟ah UIN Sunan Kalijaga, 2009)

16
wawancara teoritis maupun wawasan yang terkait dengan konteks

sosial yang diteliti sehingga mampu menjadi human instrumen yang

baik. Penelitian kualitatif dieksplorasi dan diperdalam dari suatu

fenomena sosial atau lingkungan sosial yang terdiri atas pelaku,

kejadian, tempat, dan waktu.20

Secara herostik , dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah.21 Penelitian ini menggambarkan Mekanisme

Penetapan Harga Pada Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis Dalam

Perspektif Ekonomi Islam.

3. Desain Penelitian

Pendekatan Dan Prosedur Penelitian Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan metode kualitatif yaitu suatu proses dimana penelitian

dan pemahaman berdasarkan pada metode yang mengharuskan untuk

menyelidiki suatu masalah dan fenomena manusia. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif

yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan berupa kata-kata dan

bukan dalam bentuk angka. Jenis penelitian kualitatif yaitu penelitian

lapangan (Field research) yang mengungkap fenomena atau kejadian

dengan cara menjelaskan, memaparkan atau menggambarkan dengan

kata-kata secara jelas dan terperinci melalui bahasa yang tidak

20
Djama’an Satori Dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Cet. II; Bandung: Alfabeta,
2010), h. 22
21
Sulistiyono, Studi Kualitatif Deskriptif Perilaku Konsumen Rilisan Fisik Vynil Di Yogyakarta,
(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2015)

17
berwujud nomor atau angka.44 Dalam penelitian ini, peneliti lebih

menjelaskan tentang mekanisme Penetapan Harga Pada Fotocopy dan

Percetakan Mulia Tulis ( Studi Kasus Kelurahan Rano Kec. Muara

Sabak Barat ).

4. Parsitipan dan Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menentukan partisipan penelitian

diantaranya yaitu masyarakat yang pernah melakukan Fotocopy dan

Percetakan.Penentuan partisipan tersebut didasarkan pada

pertimbangan bahwa partisipan tersebutlah yang mengerti dan

mengetahui informasi yang peneliti butuhkan dalam penelitian ini.

Adapun tempat penelitian ini dilakukan yaitu di Kelurahan Rano

Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian.

Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan beberapa

tehnik dan instrumen pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi (pengamatan)

Yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan

dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena yang sedang dijadikan sebagai sasaran.22 Dari

segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat

22
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Cet. V; Yogyakarta: PT. Raja Grafindo, 1995), h.
76.

18
dibedakan menjadi dua yaitu: pengamatan secara langsung dan

pengamatan tidak langsung, adapun pengamatan secara langsung

adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses

yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati

oleh observer, sedangkan pengamatan tidak langsung yaitu

pengamatan terhadap suatu objek melalui perantara suatu alat. 23

Teknik observasi ini digunakan untuk melihat bagaimana kondisi

dan keadaan usaha Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis di

Kelurahan Rano Kecamatan Muara Sabak Barat.

2. Interview (wawancara)

Cara yang banyak digunakan oleh para peneliti,sehingga metode ini

sangat populer. Wawancara merupakan salah satu teknik

pengumpulan data dimana pelaksanaannya dapat dilakukan secara

langsung berhadapan dengan subjek penelitian atau responden.24

Wawancara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan

dengan mengadakan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan,

dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan, menggunakan

wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.25 Adapun

pihak yang menjadi narasumber pada penelitian ini yaitu pemilik

usaha Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis itu sendiri.

23
Nana Sudjana Dan Ibrahim, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, (Cet. I; Bandung: Sinar Baru,
1989), h. 12
24
Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),
h. 80-81.
25
Anas Sudijono,Pengantar Evaluasi Pendidikan,(Cet.V; Yogyakarta: PT. Raja Grafindo, 1995), h.
82.

19
3. Dokumentasi

Yaitu suatu pengumpulan data untuk memperoleh data sebagai

bukti yang akurat atau sebagai bukti pelaksanaan penelitian. Dalam

hal ini peneliti mengambil gambar yang berhubungan dengan

penelitian sesuai kebutuhan.

6. Prosedur Analisis dan Interprestasi Data

Dalam Penelitian ini teknik pengelolaan data dan analisis data yang

digunakan adalah:

1. Data Primer, suatu data yang diperoleh langsung dari pemilik usaha

Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis mengenai hal-hal yang

dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Data Sekunder, Suatu Data yang dikumpulkan oleh peneliti yang

digunakan untuk melengkapi kebutuhan data penelitian.

7. Pemeriksaan Keabsahan Data

Setelah data terkumpul oleh peneliti, peneliti butuh memastikan

keabsahan data yang terkumpul supaya hasil yang didapatkan lebih pas

dan akurat. Penemuan ataupun data dapat dikatakan valid apabila tidak

terdapat perbandingan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang

sebetulnya terjalin pada objek penelitian. Namun, perlu diketahui

bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak

bersifat tunggal, namun jamak serta tergantung pada konstruksi

manusia, dibangun dalam diri seseorang selaku hasil proses mental

20
masing-masing orang dengan bermacam latar belakangnya.

BAB II

KAJIAN TEORI

21
A. Kerangka Konseptual

1. Pengertian Harga

Dalam pertukaran atau pengukur nilai suatu produk dalam

pasar biasanya menggunakan uang. Jumlah uang tersebut biasanya

menunjukkan suatu produk atau jika seseorang ingin membeli suatu

barang dan jasa, maka orang tersebut akan mengeluarkan sejumlah

uang sebagai pengganti barang dan jasa tersebut. Sehingga harga

dapat diartikan sebagai nilai pertukaran yang ditetapkan oleh

penjual dan pembeli untuk memperoleh suatu produk.26

Dalam perdagangan, kita mengenal istilah harga, penentuan

harga merupakan salah satu aspek terpenting dalam kegiatan

perdagangan. Harga menjadi sangat penting diperhatikan,

mengingat harga menentukan laku tidaknya suatu produk dalam

perdagangan. Jika salah dalam menentukan harga maka akan

berakibat fatal dalam produk yang ditewarkan nantinya. Harga

merupakan satu-satunya unsur dalam perdagangan yang

menghasilkan keuntungan dan pendapatan jualan barang dan jasa.

Oleh karena itu, harga yang ditetapkan penjual harus sebanding

dengan penawaran nilai kepada konsumen.27

Bagi mereka yang mempunyai modal besar mereka yang

berusaha secara mandiri untuk membuat suatu usaha. Namun

sebaliknya bagi yang tidak mempunyai modal mereka tidak bisa

26
Indara NS, Pengertian Harga, one.indoskripsi.com/click/2499/0, (Senin, 02 Juli 2017)
27
Kurniawan Saifullah, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana,2006), Cet Ke-2, h.24

22
membuat suatu usaha. Aspek terpenting dalam suatu kehidupan

masyarakat adalah menyangkut dengan jual beli. Mengenai jual

beli itu sendiri adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau

barang secara suka rela diantara kedua belah pihak, yang satu

menerima benda benda dan pihak lainnya menerimanya sesuai

perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan syara’ dan

disepakati.28

Dalam Fiqh Islam dikenal dua istilah berbeda mengenai harga

suatu barang, yaitu As-saman dan As-si’r. As-saman adalah patokan

harga suatu barang, sedangkan As-si’r adalah harga yang berlaku

secara aktual di dalam pasar. Ulama Fiqh membagi As-si’r menjadi

dua macam. Pertama, harga yang berlaku secara alami, tanpa campur

tangan pemerintah.

Dalam hal ini, pedagang bebas menjual barang dengan

harga yang wajar, dengan mempertimbangkan keuntungannya.

Pemerintah, dalam harga yang berlaku secara alami, tidak boleh

campur tangan, karena campur tangan pemerintah dalam kasus ini

dapat membatasi kebebasan dan merugikan hak para pedagang

ataupun produsen. Kedua, harga suatu komoditas yang ditetapkan

pemerintah setelah mempertimbangkan modal dan keuntungan

wajar bagi pedagang maupun produsen serta melihat keadaan

ekonomi yang rill dan daya beli masyarakat. Penetapan harga

28
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 56

23
pemerintah dalam pemerintah ini disebut dengan at-ts’ir al-

jabbari.29

2. Penetapan Harga

Ibnu Qudaimah, Ibnu Taimiyah, dan Ibnu Qoyim membagi

bentuk penetapan harga kepada dua macam kategori. Pertama,

penetapan harga yang bersifat dhalim dan penetapan harga yang

bersifat adil. Penetapan harga yang bersifat dhalim adalah

pematokan harga yang dilakukan oleh pemerintah yang tidak

sesuai dan tidak logis dengan kondisi mekanisme pasar akibat

terbatasnya pasokan komoditas dan langkanya barang atau jasa,

sementara permintaan sangat banyak dan tanpa memperdulikan

kemaslahatan para pedagang. Penetapan harga yang diperbolehkan

dan bahkan wajib dilakukan menurut mereka adalah ketika terjadi

lonjakan harga cukup tajam, signifikan, masif dan fantastis

menurut bukti akurat disebabkan oleh ulah para spekulan dan

pedagang. Akan tetapi, pematokan harga tersebut juga harus

dilakukan dalam batas adil, dengan memperhitungkan biaya

produksi, biaya distribusi, transportasi, modal, margin, keuntungan

bagi para produsen maupun pedagang.30

Al-Qur’an sangat menekankan perlunya keadilan. Sangatlah

natural untuk mempergunakan gagasan ini berhubungan dengan pasar,

29
Setiawan Budi Utomo, Fiqh Aktual , Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer, (Jakarta : Gema
Insani, 2001), h. 90

30
Setiawan Budi Utomo, Fiqh Aktual , Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer. h. 92

24
khususnya dengan harga. Karena itu Rasulullah SAW menyatakan

sifatnya riba seseorang yang menjual terlalu mahal diatas kepercayaan

pelanggan.31 Rasulullah SAW sangat menghargai harga yang dibentuk

oleh pasar sebagai harga yang adil. Oleh karena itu, Islam

menekankan adanya moralitas, seperti persaingan yang sehat,

kejujuran, keterbukaan, dan keadilan. Implementasi nilai-nilai

moralitas tersebut dalam pasar merupakan tanggung jawab bagi

setiap pelaku pasar, bagi seorang Muslim nilai-nilai ini merupakan

refleksi dari keimanannya kepada Allah SWT.32

Prinsip ekonomi dalam Islam merupakan kaidah-kaidah

pokok yang membangun struktur atau kerangka ekonomi Islam

yang digali dari Al-qur‟an dan Hadis. Prinsip ekonomi berfungsi

sebagai pedoman dasar bagi setiap individu dalam kegiatan

ekonomi. Ajaran ekonomi Islam melarang aktivitas ekonomi yang

mengandung Gharar yang berarti resiko, ketidak pastian, dan

ketidak jelasan.33

Perdagangan yang Islami, adalah perdagangan yang

dilandasi oleh nilai-nilai dan etika yang bersumber dari nilai-nilai

dasar agama yang menjunjung tinggi tentang kejujuran dan

keadilan.34 Konsep keadilan ekonomi dalam Islam mengharuskan

setiap orang mendapatkan haknya dan tidak mengambil hak atau

31
Anwar, Konsepsi Ibnu Taimiyah (Terjemah), (Surabaya: Bina Ilmu,1997), H. 92
32
Veithzal, Amiur Nurudin, dan Faisar Ananda, islamic Business and Economic Ethics, h. 1
33
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam (Rajawali Pers, 2009), h.
65
34
Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 58

25
bagian orang lain, dengan keadilan ekonomi setiap individu akan

mendapatkan haknya sesuai dengan kontribusi masing-masing

kepada masyarakat, Islam dengan tegas melarang seseorang

merugikan orang lain.35 Dalam Islam dalam melakukan kegiatan

ekonomi dituntut untuk saling menjaga hak-hak agar tidak saling

merugikan antara penjual maupun pembeli. Begitu pula dalam

penetapan harga harus dilakukan dengan harga yang tidak

merugikan antara penjual dan pembeli. Pada prinsipnya transaksi

bisnis harus dilakukan dengan harga yang adil, sebab harga yang

adil adalah cerminan dari komitmen syariat Islam terhadap

keadilan yang menyeluruh.

Secara umum harga yang adil adalah harga yang tidak

menimbulkan eksploitasi atau penindasan (kedzaliman ) sehingga

merugikan salah satu pihak dan menguntungkan pihak yang lain.

Harga harus mencerminkan manfaat bagi pembeli dan

penjualannya secara adil, yaitu penjual memperoleh keuntungan

yang normal dan pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan

harga yang dibayarkannya.36

Penentuan harga dilakukan oleh kekuatan pasar, yaitu

kekuatan permintaan dan penawaran. Permintaan dapat diartikan

sebagai kuantitas suatu barang tertentu dimana seorang konsumen

35
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001),
h. 15
36
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, h. 332

26
ingin dan mampu membelinya pada berbagai tingkat harga

sedangkan penawaran diartikan sebagai kuantitas suatu barang

tertentu dimana seorang penjual bersedia menawarkan barang atau

jasa pada berbagai tingkat harga.

Dalam konsep harga yang setara atau adil Ibnu Taimiyah

menjelaskan bahwa harga dibentuk oleh kekuatan pasar yang

berjalan secara bebas, yakni pertemuan antara kekuatan permintaan

dangan penawaran, dalam mendefinisikan harga yang setara, Ibnu

Taimiyah menyatakan bahwa harga yang setara adalah harga

standar yang berlaku ketika masyarakat menjual barang

dagangannya dan secara umum dapat diterima sebagai sesuatu

yang setara bagi barang-barang tersebut .

Menurut pandangan Imam Al-Ghazali mengenai konsep

permintaan dan penawaran dalam permasalahan penentuan harga,

beliau menyatakan bahwa pengurangan keuntungan dengan

mengurangi harga akan menyebabkan peningkatan permintaan dan

penjualan. Sedangkan menurut pandangan Imam Yahya bin Umar

mengenai konsep penetapan harga, beliau menyatakan bahwa

eksistensi harga merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah

transaksi dan pengabaian terhadapnya akan dapat menimbulkan

kerusakan dalam masyarakat, dan harga ditentukan oleh kekuatan

27
pasar, yakni kekuatan penawaran dan permintaan dan mekanisme

harga harus tunduk pada kaidah-kaidah.37

Dalam perspektif ekonomi Islam kesepakatan terjadinya

permintaan dan penawaran, haruslah terjadi secara sukarela, tidak

ada pihak yang merasa terpaksa dalam melakukan transaksi pada

tingkat harga tertentu.38 Equilibrium Price (harga yang adil) dalam

perspektif ekonomi Islam adalah harga yang tidak menimbulkan

dampak kerugian bagi para pelaku pasar , baik dari sisi penjual

maupun pembeli, harga yang adil adalah yang dapat menutupi

semua biaya operasional produsen dengan tingkat laba tertentu,

serta tidak merugikan para pembeli.39

Harga tidak dapat dikatakan adil apabila harga tersebut

terlalu rendah, sehingga penjual atau produsen tidak dapat

menutupi atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan, sebaliknya harga

tidak boleh terlalu tinggi, karena akan berdampak pada daya beli

pembeli dan konsumen. Pada dasarnya, penentuan harga sebuah

komoditas berdasarkan atas asa kebebasan, harga yang terbentuk

merupakan hasil asas pertemuan antara permintaan dan penawaran,

dan harga yang ditetapkan harus bersandarkan prinsip keadilan bagi

semua pihak dan tidak diperbolehkan adanya pihak yang dirugikan.

37
Adiwarman Azwa Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004), h. 288
38
Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah ( Jakarta : Bumi Aksara,2008), h. 56
39
Said Sa‟ad Marthon, Ekonomi Islam di Tengah Krisis Ekonomi Global (Jakarta : Zikrul Hakim,
2004), h. 88

28
Jadi harga yang adil adalah harga yang dapat menutupi atas biaya-

biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual/produsen dan harga

dapat dikatakan adil apabila tidak terlalu tinggi atau sesuai dengan

daya beli pembeli dan konsumen.

3. Strategi Penetapan Harga

Strategi penetapan harga adalah tahapan perusahaan

mengklasifikasikan dan menggolongkan produk atau jasa yang

dihasilkannya merupakan produk baru yang belum memiliki

konsumen loyal/tetap atau produk yang telah beredar yang telah

memiliki pangsa pasar tersendiri.Strategi penetapan harga ini juga

berhubungan dengan siklus kehidupan produk (Product Life Cycle)

dimana suatu produk memiliki empat tahapan utama yakni,

Perkenalan, Pertumbuhan, Kematangan dan Penurunan. Secara

khusus strategi penetapan harga ini terdiri dari;

a. Produk Baru

Dalam menetapkan strategi penetapan harga yang efektif untuk

produk baru atau tahap perkenalan ini terdapat 2 (dua) alternatif

strategi penetapan harga, yaitu:

1) Harga Mengapung (Skimming Price)

Memberikan harga tinggi untuk menutup biaya dan

menghasilkan labamaksimum (perusahaan dapat meyakinkan

konsumen bahwa produknya berbeda dengan produk sejenis

yang lain).

29
2) Harga Penetrasi

Memberikan harga rendah untuk menciptakan pangsa

pasar dan permintaan, strategi ini dapat diterapankan pada

situasi pasar tidak terfragmentasi ke dalam segmen yang

berbeda, serta produk tersebut tidak mempunyai nilai simbolis

yang tinggi. Pendekatan ini juga efektif terhadap sasaran pasar

yang sensitif harga.

b. Produk Yang Telah Beredar

Strategi penetapan harga untuk produk yang telah

beredar ini tentunya tidak terlepas dari posisi produk atau jasa

tersebut dari siklus kehidupan produk, dalam hal ini tahapan

siklusnya berada pada 3 (tiga) tingkatan berikutnya setelah

perkenalan yakni;

1) Tahap Pertumbuhan

Pada tahap pertumbuhan ini ditandai dengan penjualan

meningkat disertai munculnya pesaing. Pada awalnya terjadi

pertumbuhan yang cepat, strategi yang diterapkan adalah tetap

mempertahankan harga produk/pasar. Ketika pertumbuhan

melambat, terapkan strategi harga agresif menurunkan harga

untuk mendorong penjualan sekaligus menghadapi persaingan

yang semakin ketat.

2) Tahap Kematangan

30
Pada tahap kematangan, fleksibilitas harga merupakan

kunci efektivitas strategi penetapan harga. Pada tahapan ini

perusahaan harus benar-benar responsif terhadap situasi pasar,

konsumen maupun pesaing. Strategi penetapan harga dapat

menggunakan psikologis konsumen maupun pemotongan harga

(diskon), sehingga perusahaan dapat menjaga loyalitas

konsumen (pangsa pasar) dan meningkatkan jumlah permintaan

dan keuntungan yang diperoleh.

4. Metode Penetapan Harga

Setelah perusahaan menentukan dan menetapkan tujuan

yang akan dicapai, maka langkah atau tahapan selanjutnya

adalah menentukan metode penetapan harga. Secara umum

metode penetapan harga terdiri dari 3 macam pendekatan, yakni:

a. Penetapan harga berdasarkan biaya

1) Penetapan Harga Biaya Plus

Didalam metode ini, harga jual per unit

ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per

unit ditambah jumlah tertentu untuk menutupi laba yang

dikehendaki pada unit tersebut Rumus : Biaya Total +

Margin = Harga Jual

2) Penetapan Harga Mark-Up

Untuk metode Mark-up ini, harga jual per unit

ditentukan dengan menghitung harga pokok pembelian

31
per unit ditambah ( mark-up ) jumlah tertentu. Rumus :

Harga Beli + Mark-Up = Harga Jual.

3) Penetapan Harga BEP ( Break Even Point )

Metode pentapan harga berdasarkan keseimbangan

antara jumlah total biaya keseluruhan dengan jumlah total

penerimaan keseluruhan. Rumus : BEP => Total Biaya =

Total Penerimaan

b. Penetapan Harga berdasarkan Harga Pesaing/Kompetitor

Penetapan harga dilakukan dengan menggunakan

harga kompetitor sebagai referensi, dimana dalam

pelaksanaannya lebih cocok untuk produk yang standar

dengan kondisi pasar oligopoli. Untuk menarik dan meraih

para konsumen dan para pelanggan, perusahaan biasanya

menggunakan strategi harga. Penerapan strategi harga jual

juga bisa digunakan untuk mensiasati para pesaingnya,

misalkan dengan cara menetapkan harga di bawah harga

pasar dengan maksud untuk meraih pangsa pasar.

c. Penetapan Harga Berdasarkan Permintaan

Proses penetapan harga yang didasari persepsi

konsumen terhadap value/nilai yang diterima (price value),

sensitivitas harga dan perceived quality. Untuk mengetahui

value dari harga terhadap kualitas, maka analisa Price

Sensitivity Meter (PSM) merupakan salah satu bentuk yang

32
dapat digunakan. ada analisa ini konsumen diminta untuk

memberikan pernyataan dimana konsumen merasa harga

murah, terlalu murah, terasa mahal dan terlalu mahal dan

dikaitkan dengan kualitas yang diterima.

5. Teori Mekanisme Harga

1. Mekanisme penetapan Harga Dalam Perspektif Ekonomi

Konvensional

Mekanisme harga dalam ekonomi konvensional merupakan

hasil interaksi antara jumlah permintaan dan jumlah penawaran,

dimana harga dicapai pada titik keseimbangan pasar, secara grafik,

harga keseimbangan merupakan titik temu antara kurva permintaan

dengan kurva penawaran. Perubahan harga berdasarkan mekanisme

penawaran dan permintaan tersebut dapat mengakibatkan untung

atau rugi bagi pelaku pasar, baik penjual maupun pembeli. Harga

sebagai hasil interaksi permintaan dan penawaran secara normatif

merupakan harga yang efisien.Hal ini dapat terjadi jika pelaku

pasar mempunyai kekuatan yang seimbang, baik kekuatan

keuangan, penguasaan barang, pemahaman informasi, dan lain-

lain.Namun pada kenyataannya, kekuatan para pelaku pasar tidak

pernah terjadi. Dalam kondisi demikian, para pelaku pasar yang

mempunyai kekuatan lebih akan dapat mempermainkan harga,

sehingga posisi pelaku yang mempunyai kekuatan berlebih akan

selalu diuntungkan, dan bisa memakan pelaku pasar yang lemah

33
kekuatannya.40 Singkatnya, mekanisme penentuan harga jual dalam

ekonomi konvensional bertujuan untuk meningkatkan kekayaan

atau memaksimalkan laba.Asumsi dasar dalam mekanisme ini

adalah kepentingan diri sendiri lebih diutamakan, serta penjual dan

pembeli memiliki sumber daya untuk mencapai kepentingannya

masing-masing.Sedangkan mekanisme penentuan harga jual

ditentukan oleh tawar menawar berdasarkan kemampuan

berargumentasi dan kekuatan masing-masing.

2. Mekanisme Harga Dalam Ekonomi Syariah

Dasar dari pengembangan ekonomi mikro tidak akan

pernah lepas dari permasalahan penentuan tingkat harga yang

diderivasikan dari proses mekanisme pasar. Sedangkan mekanisme

pasar sendiri terbentuk karena adanya perpaduan antara teori

permintaan dan teori penawaran yang menjadi dasar dari

pembentukan ilmu ekonomi yang lebih luas.41 Dalam perjalanan

perkembangan ekonomi syariah, ditemukan catatan sejarah yang

direkam oleh ulama muslim dalam buku-bukunya yang

menunjukkan bahwa sebenarnya mekanisme pasar bukan

merupakan hal yang baru bagi masyarakat muslim.

40
Jaka Isqiyarta, Dasar-dasar Ekonomi Islam, Menuju Sirathal Mustaqim, (Yogyakarta :Ekonisia,
2012)
41
Adiwarman Azwa Karim, Ekonomi Mikro Islam (Jakarta: III T, 2003), h. 200

34
6. Penetapan Harga Menurut Ilmuan Muslim

1. PemikiranAbu Yusuf (731-798 M)

Pemikiran Abu Yusuf tentang pasar dapat dijumpai dalam

bukunya Al-Kharaj.Ia telah menyimpulkan bekerjanya hukum

permintaan dan penawaran pasar dalam menentukan tingkat harga.

Masyarakat luas pada masa itu memahami bahwa bila hanya

tersedia sedikit barang, maka harga akan mahal. Sebaliknya jika

tersedia banyak barang, maka harga akan murah.Hal ini

sebagaimana halnya hukum permintaan dan penawaran yang telah

kita ketahui.Akan tetapi, Abu yusuf membantah pemahaman

seperti ini, karena pada kenyataannya tidak selalu demikian.

Menurut Abu Yusuf, tidak ada batasan tertentu tentang murah dan

mahal yang dapat dipastikan. Hal tersebut ada yang

mengaturnya.Prinsipnya tidak bisa diketahui.Murah bukan karena

melimpahnya makanan, demikian juga mahal bukan karena

kelangkaan makanan.Murah dan mahal merupakan ketentuan

Allah.Kadang-kadang makanan berlimpah tapi mahal dan kadang-

kadang makanan sangat sedikit, tetapi harganya murah. Pernyataan

ini secara implisit menyatakan bahwa harga bukan hanya

ditentukan oleh permintaan saja, tetapi juga tergantung pada

penawaran terhadap barang tersebut Bahkan, Abu Yusuf

mengindikasikan adanya variabel-variabel lain yang juga turut

mempengaruhi harga, misalnya jumlah uang beredar di negara itu,

35
penimbunan atau penahanan suatu barang, atau lainnya. Pada

dasarnya pemikiran Abu Yusuf ini merupakan hasil observasinya

terhadap fakta empiris saat itu, dimana sering kali terjadi

melimpahnya barang ternyata diikuti dengan tingginya tingkat

harga, sementara kelangkaan barang diikuti dengan harga yang

rendah. Poin kontroversi lain dalam analisis ekonomi Abu yusuf

ialah pada masalah pengendalian harga (ta’sir).

2. Al- Ghazali

Imam Al Ghazali dalam karyanya kitab Ihya-Ulumuddin

banyak membahas topik-topik ekonomi, termasuk kekuatan

permintaan dan penawaran dalam mempengaruhi harga. Al-

Ghazali menyadari kesulitan yang timbul akibat sistem barter yang

dalam istilah ekonomi modern Disebut double coincidence, dan

karena itu diperlukan suatu pasar. Al-Ghazali tidak menolak

kenyataan bahwa mencari keuntungan merupakan motif utama

dalam perdagangan. Namun, ia memberikan banyak penekanan

kepada etika dalam bisnis, dimana etika ini diturunkan dari nilai-

nilai Islam. Keuntungan yang sesungguhnya adalah keuntungan

yang akan diperoleh di akhirat kelak. Ia juga menyarankan adanya

peran pemerintah dalam menjaga keamanan jalur perdagangan

demi kelancaran perdagangan dan pertumbuhan ekonomi. Yang

lebih menarik, konsep yang sekarang kita sebut elastisitas

permintaan ternyata telah dipahami oleh Al-Ghazali. Hal ini

36
tampak jelas dari perkataannya bahwa mengurangi margin

keuntungan dengan menjual harga yang lebih murah akan

meningkatkan volume penjualan, dan ini pada gilirannya akan

meningkatkan keuntungan.

3. Ibnu Khaldun

Pemikiran Ibn Khaldun tentang pasar termuat dalam buku

Al-Muqaddimah. Pada bab harga-harga di kota-kota (Prices in

Towns), Ia membagi jenis barang menjadi dua kategori, yaitu

barang pokok dan barang mewah. Menurutnya, jika suatu kota

berkembang dan jumlah penduduknya semakin banyak, maka

harga barang-barng pokok akan menurun sementara harga barang

mewah akan menaik. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya

penawaranbahan pangan dan barang pokok sebab barang ini sangat

penting dan dibutuhkan oleh setiap orang sehingga pengadaannya

peningkatan permintaan barang mewah ini. Disini, Ibn Khaldun

sebenarnya menjelaskan pengaruh permintaan dan penawaran

terhadap harga.Secara lebih rinci juga dijelaskan pengaruh

persaingan antara para konsumen dan meningkatnya biaya-biaya

akibat perpajakan dan pungutan-pungutan lain terhadap tingkat

harga. Karena terjadi peningkatan disposible income dari penduduk

seiring dengan berkembangnya kota, maka terjadi kenaikan

proporsi pendapatan yang digunakan untuk mengonsumsi barang

mewah. Dalam buku tersebut, dijelaskan bahwa “Ketika barang-

37
barang yang tersedia sedikit, maka harga-harga akan naik.Namun,

bila jarak antar kota dekat dan aman untuk melakukan perjalanan,

maka akan banyak barang yang diimpor sehingga ketersediaan

barang-barang akan melimpah dan harga-harga akan turun.”

Disamping itu, tingkat keuntungan yang wajar akan mendorong

tumbuhnya perdagangan, sementara tingkat keuntungan yang

terlalu rendah akan membuat lesu perdagangan. Para pedagang dan

produsen lainnya akan kehilangan motivasi. Sebaliknya, jika

tingkat keuntungan terlalu tinggi perdagangan jugaakan melemah

sebab akan menurunkan tingkat permintan konsumen. Ibn Khaldun

sangat menghargai harga yang terjadi dalam pasar bebas, namum ia

tidak banyak membahas mengenai kebijakan pemerintah untuk

mengelola harga. Ia lebih banyak memfokuskan kepada faktor-

faktor yang mempengaruhi harga. Hal ini tentu saja berbeda

dengan Ibn Taimiyah yang dengan tegas menetang intervensi

pemerintah sepanjang pasar berjalan dengan bebas dan

normal.akan diprioritaskan. Sementara itu, harga barang mewah

akan naik sejalan dengan meningkatnya gaya hidup yang

mengakibatkan peningkatan permintaan barang mewah ini. Disini,

Ibn Khaldun sebenarnya menjelaskan pengaruh permintaan dan

penawaran terhadap harga.Secara lebih rinci juga dijelaskan

pengaruh persaingan antara para konsumen dan meningkatnya

biaya-biaya akibat perpajakan dan pungutan-pungutan lain

38
terhadap tingkat harga. Karena terjadi peningkatan disposible

income dari penduduk seiring dengan berkembangnya kota, maka

terjadi kenaikan proporsi pendapatan yang digunakan untuk

mengonsumsi barang mewah. Dalam buku tersebut, dijelaskan

bahwa “Ketika barang-barang yang tersedia sedikit, maka harga-

harga akan naik.Namun, bila jarak antar kota dekat dan aman untuk

melakukan perjalanan, maka akan banyak barang yang diimpor

sehingga ketersediaan barang-barang akan melimpah dan harga-

harga akan turun.” Disamping itu, tingkat keuntungan yang wajar

akan mendorong tumbuhnya perdagangan, sementara tingkat

keuntungan yang terlalu rendah akan membuat lesu perdagangan.

Para pedagang dan produsen lainnya akan kehilangan motivasi.

Sebaliknya, jika tingkat keuntungan terlalu tinggi perdagangan

jugaakan melemah sebab akan menurunkan tingkat permintan

konsumen. Ibn Khaldun sangat menghargai harga yang terjadi

dalam pasar bebas, namum ia tidak banyak membahas mengenai

kebijakan pemerintah untuk mengelola harga. Ia lebih banyak

memfokuskan kepada faktor-faktor yang mempengaruhi harga. Hal

ini tentu saja berbeda dengan Ibn Taimiyah yang dengan tegas

menetang intervensi pemerintah sepanjang pasar berjalan dengan

bebas dan normal.

4. Ibnu Taimiyah

39
Pemikiran Ibn Taimiyah dicurahkan melalui buku

Al_Hisbah fi‟l Al-Islam dan Majmu‟ Fatawa.Pandangan Ibn

Taimiyah mengenai mekanisme pasar terfokus pada masalah

pergerakan harga.Secara umum, beliau telah menunjukkan the

beauty of market (keindahan mekanisme pasar sebagai mekanisme

ekonomi), disamping segala kelemahannya.Ibnu Taimiyah

berpendapat bahwa kenaikan harga tidak selalu disebabkan oleh

ketidakadilan (zulm/injustice) dari para pedagang/ penjual,

sebagaimana banyak dipahami orang pada waktu itu.Ia

menunjukkan bahwa harga merupakan hasil interaksi hukum

permintaan dan penawaran yang terbentuk karena berbagai faktor

yang kompleks. Dalam Al-Hisbahnya, Ibn Taimiyah membantah

anggapan ini dengan mengatakan: “Naik dan turunnya harga tidak

selalu disebabkan oleh adanya ketidakadilan (zulm/ injustice) dari

beberapa bagian pelaku transaksi. Hal ini disebabkan oleh

defisiensi dalam produksi atau penurunan terhadap barang yang

diminta, atau tekanan pasar.

Ibn Taimiyah secara umum sangat menghargai arti penting

harga yang terjadi karena mekansime pasar yang bebas. Untuk itu,

secara umum ia menolak segala campur tangan untuk menekan

atau menetapkan harga (price intervention) sehingga mengganggu

mekanisme yang bebas. Sepanjang kenaikan atau penutunan

permintaan dan penawaran disebabkan oleh faktor-faktor alamiah,

40
maka dilarang dilakukan intervensi harga.Dari pemikiran-

pemikiran diatas, pada dasarnya menyimpulkan bahwa aktivitas

jual beli dapat berjalan jika terjadi kesepakatan harga antara

penjual dan pembeli.Harga yang ditawarkan tidak semata-mata

untuk kepentingan pembeli, yaitu dalam usaha memaksimalkan

keuntungan.Selain itu, pembeli juga harus mempertimbangkan

bahwa harga jual yang ditawarkan harus mempertimbangkan

keberlanjutan usaha. Harga jual yang ditawarkan harus mampu

menutup biaya usaha. Disamping itu, aktifitas perdagangan juga

merupakan suatu tindakan ibadah, dimana tujuan jual beli adalah

untuk mencari rahmat Allah SWT, bukan untuk meningkatkan

kekayaan atau memaksimalkan laba. Asumsi dasarnya adalah

bahwa penjual dan pembeli mempunyai niat untuk saling tolong

menolong, saling memudahkan dan meringankan kedua belah

pihak, serta baik penjual maupun pembeli harus berusaha saling

jujur, dan harga ditentukan dengan jalan pemufakatan antara

penjual dan pembeli.

B. Model Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode

baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode

postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme.

Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian

41
lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode

interpretive karena 7 data hasil penelitian lebih berkenaan dengan

interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.42 Metode ini

akan fokus pada pengamatan yang mendalam.

C. Landasan Teoritis

1. Mekanisme adalah suatu rangkaian kerja sebuah alat untuk

menyelesaikan sebuah masalah yang berhubungan dengan proses

kerja untuk mengurangi kegagalan sehingga menghasilkan hasil yang

maksimal

2. Penetapan Adalah pemberian status Cagar Budaya terhadap benda,

bangunan, struktur, lokasi, atau satuan ruang geografis.

3. Harga adalah suatu nilai uang yang ditentukan oleh perusahaan

sebagai imbalan barang atau jasa yang diperdagangkan dan sesuatu

yang lain yang diadakan suatu perusahaan guna memuaskan keinginan

pelanggan.

4. Mekanisme Penetapan Harga adalah suatu cara pertimbangan yang

digunakan untuk menentukan bagaimana suatu produk atau barang

yang dijual bisa laku dipasaran setelah adanya intraksi permintaan dan

penawaran dan juga untuk bisa bersaing dengan perusahaan atau

pedagang lainya.

42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, ( Bandung : Alfabeta ,
2013 ) h. 7

42
5. UU No. 5 Tahun 1999 melarang adanya Penetapan Harga yang dilakukan

oleh para pelaku usaha di Indonesia. Hal tersebut tercantum dalam Pasal

5 UU No. 5 Tahun 1999, yaitu:

a. Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha

pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa

yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar

bersangkutan yang sama.

b. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi :

1) suatu perjanjian yang dibuat dalam suatu usaha patungan atau;

2) suatu perjanjian yang didasarkan undang-undang yang berlaku.

43
BAB. III

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum tentang Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian

Tanah Pusaka yang awal cerita rakyat merupakan berasal dari nama

orang yang pertama bermukim, berladang/berkebun sejak tahun 1918

dan berkembang sampai sekarang, tanah pusaka ini diberi nama Rano

dikarenakan untuk mengingat dan mengenal sejarahnya seseorang

yang telah berjuang mengelola rimba ini dengan segala unsur demi

mempetahankan kelangsungan hidupnya.

Berdasarkan Keputusan Pemerintah setempat Kelurahan Rano

terbentuk berdasarkan surat Keputusan Bupati Tanjung Jabung Timur

No 61 Tahun 2008 Tanggal 23 Januari 2008 tentang pengesahan

Pemberhentian Dengan Hormat Kepala Desa Nibung Putih, Rano,

Kecamatan Muara sabak Barat, Kepala Desa Mendahara Ilir

44
Kecamatan Mendahara dan Pejabat Kepala Desa Simpang Tuan

Kecamatan Mendahara Ulu Kab. Tanjung Jabung Timur.

2. Letak Geografis

Kelurahan Rano terletak di tengah-tengah Kecamatan Muara Sabak

Barat yang meliputi Wilayah Perkantoran Bukit Menderang Kabupaten

Tanjung Ja bung Timur. Keluarahan Rano memiliki Luas Wilayah +/-

3.500 Hektar dengan Jumlah Kepala Keluarga 776 dengan Jumlah

Penduduk 3032 Orang. Dataran Kelurahan Rano Meliputi Dataran

Rawa/Rendah dan Dataran Tinggi yang terbentang di 5 Dusun dan 14

Rukun Tetangga ( RT ).

Adapun Masyarakat Kelurahan Rano terdiri dari berbagai macam suku

bangsa antaranya : Suku Melayu, Jawa, Bugis, Padang, Batak, Dll.

Dengan Mata Penarian sebgai Petani, Pedagang, Pengrajin, Pegawai

Negeri, TNI, Polri, dan lain Sebagainya.

a. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Talang Babat dan

Desa Lagan Ulu

b. Sebelah utara berbatasan dengan Kampung Singkep dan Nibung

Putih Kecamatan Muara Sabak Barat

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Talang Babat

Kecamatan Muara Sabak Barat

d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Lagan Ulu Kecamatan

Geragai

3. Topografi dan Bentang Alam Desa

45
- Dataran Seluas 1900 Hektar

- Perbukitan Seluas 1600 Hektar

4. Kondisi Geografis

- Tinggi tempat dari permukaan Laut 8 Meter

- Suhu Udara Rata Rata 36℃ Derajat

B. Deskripsi Data Penelitian

Menurut buk Hadijah selaku pemilik mengatakan. Ada beberapa

alasan dan pertimbangan yang disebutkan oleh pemilik Fotocopy

Mulia Tulis dalam hal ini.

1. Modal besar masalah yang sering dialami Fotocopy adalah masalah

permodalan, karena bermula dari sebuah alternatif untuk mengisi

waktu luang serta menghentikan kebiasaan menyisakan barang-barang

percetakan, maka perlu modal besar untuk memulai usaha ini, minimal

Rp.100.000.000, bisa digunakan untuk membeli bahan Percetakan

yang nantinya akan menghasilkan Barang yang beraneka ragam.

2. Berbeda dengan Fotocopy kebanyakan menjadi magnet tersendiri

untuk pelanggan, Sistem Jasa Fotocopy ini jelas berbeda dengan

Fotocopy yang lain disekitarnya kebanyakan sudah mempersiapkan

menu dan porsi yang sudah ditentukan Fotocopy. Tapi dengan sistem

46
Jasa Fotocopy seperti ini, jelas bisa menjadi magnet tersendiri bagi

pelanggannya.

3. Keuntungan besar karena jumlah variasi percetakan yang bermacam

-macam, serta harga yang terjangkau, maka Jasa Fotocopy seperti ini

tidak pernah sepi dari pengunjung. Hampir semua kalangan

meluangkan waktunya untuk menikmati Barang di Fotocopy ini.

“Bingung bukan karena mau beli apa, tapi bingung mau beli yang

mana”, berikut penuturan dari pemilik Fotocopy Mulia Tulis saat

penulis melakukan wawancara langsung dengan beliau. Hal tersebut

bisa dilihat dari omset yang diterima Fotocopy tersebut, Masalah

pendapatannya juga dalam perhari, perminggu atau perbulan apakah

menguntungkan atau rugi? Beliau menjawab alhamdulilah untungnya

sangat memuaskan karena bisa menghasilkan Rp. 2.000.000 –

Rp.5.000.000 juta perhari dan karyawannya tetap mendapat upah

perbulannya.Pengusaha yang memiliki Tiga orang karyawan ini,

mengaku bahwa Fotocopy yang banyak diminati oleh pelanggan

adalah jasa Fotocopy karena harganya hanya sebesar Rp. 200 sampai

harga Rp 250.

47
BAB IV

ANALISIS PENELITIAN

A. Mekanisme Penetapan Harga Pada Fotocopy Dan Percetakan Mulia

Tulis

Sebagaimana hasil penelitian yang penulis dapatkan di

lapangan bahwa Fotocopy Mulia Tulis merupakan salah satu Fotocopy

yang menggunakan sistem Jasa Fotocopy. Jasa Fotocopy merupakan

satu tipe dasar pelayanan di ruang di mana Percetakan secara lengkap

dari Fotocopy pembuka sampai Barang telah disediakan, ditata, diatur,

di atas etalase ataupun di lemari . Di Fotocopy Mulia Tulis para

konsumen bebas memilih Barang dan mengambil sendiri sesuai

dengan selera konsumen. Dalam cara ini para Konsumen

diperkenankan untuk mengambil dan memilih Barang Percetakan yang

48
telah diatur dan tentunya memilki harga yang berbeda-beda. Lewat

sistem ini para konsumen bebas menyesuaikan. Di Fotocopy Mulia

Tulis tentunya harga setiap Barang Percetakan sudah dicantumkan.

Dengan membayar sejumlah uang tertentu, setiap Konsumen bebas

mengambil, melayani dari Barang yang telah tersedia dengan lengkap

di atas etalase yang dapat dilihat dengan sepuas-puasnya sesuai dengan

selera masing-masing. Tapi terkadang ada konsumen baru maupun

konsumen yang lama lebih suka di ambilkan oleh karyawan dari pada

ambil sendiri, karena sebahagian konsumen ragu dengan harga yang

pas apabila mengambil sendiri Barang meskipun sebahagian juga ada

konsumen yang kurang jujur dengan Barang Percetakan yang di

ambilnya, akan tetapi pemilik tetap menegakkan kejujuran di Fotocopy

Mulia Tulis ini demi kebaikan bersama dalam hal jual beli. Jadi jumlah

uang yang dibayarkan tentunya haruslah sesuai dengan Barang yang

dipilihnya. Cara ini mengharuskan Konsumen untuk mengambil

sendiri Barang Percetakan yang diinginkan, dimulai dari mengambil

peralatan seperti Kertas, Buku, dan Pena. Percetakan yang di letak di

Fotocopy Mulia Tulis ada banyak macam. Hal ini dikarenakan selera

para pembeli tentunya berbeda-beda. Harus penulis akui bahwa harga

Percetakan di Fotocopy Mulia Tulis sangatlah murah dan terjangkau

oleh semua kalangan,baik mahasiswa, karyawan kantoran sampai

masyarakat umum. Makanya tidak heran bila Fotocopy Mulia Tulis

inilah yang selalu ramai didatangi oleh konsumen. Saat ditanya

49
mengenai pelayanannya yang menggunakan sistem Jasa Fotocopy,
43
Ibu Hadijah hanya mengatakan bahwa semua itu kami lakukan untuk

menghindari sifat berlebih-lebihan. Kalau setiap konsumen diberi

kebebasan untuk mengambil sendiri, tentunya akan lebih sesuai

dengan Barang yang diinginkannya.Ketika ditanya mengapa memilih

usaha Fotocopy dan Percetakan? Menurut buk Hadijah selaku pemilik

mengatakan. Ada beberapa alasan dan pertimbangan yang disebutkan

oleh pemilik Fotocopy Mulia Tulis dalam hal ini.

1. Modal besar masalah yang sering dialami Fotocopy adalah masalah

permodalan, karena bermula dari sebuah alternatif untuk mengisi

waktu luang serta menghentikan kebiasaan menyisakan barang-barang

percetakan, maka perlu modal besar untuk memulai usaha ini,

minimal Rp.100.000.000, bisa digunakan untuk membeli bahan

Percetakan yang nantinya akan menghasilkan Barang yang beraneka

ragam.

2. Berbeda dengan Fotocopy kebanyakan menjadi magnet tersendiri

untuk pelanggan, Sistem Jasa Fotocopy ini jelas berbeda dengan

Fotocopy yang lain disekitarnya kebanyakan sudah mempersiapkan

menu dan porsi yang sudah ditentukan Fotocopy. Tapi dengan sistem

Jasa Fotocopy seperti ini, jelas bisa menjadi magnet tersendiri bagi

pelanggannya.

43
Hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada Ibu Hadijah pemilik Fotocopy Mulia
Tulis, pada tanggal 05 April 2022 di Fotocopy Mulia Tulis di Kel.Rano Kec. Muara Sabak Barat.

50
3. Keuntungan besar karena jumlah variasi percetakan yang bermacam

-macam, serta harga yang terjangkau, maka Jasa Fotocopy seperti ini

tidak pernah sepi dari pengunjung. Hampir semua kalangan

meluangkan waktunya untuk menikmati Barang di Fotocopy ini.

“Bingung bukan karena mau beli apa, tapi bingung mau beli yang

mana”, berikut penuturan dari pemilik Fotocopy Mulia Tulis saat

penulis melakukan wawancara langsung dengan beliau. Hal tersebut

bisa dilihat dari omset yang diterima Fotocopy tersebut, Masalah

pendapatannya juga dalam perhari, perminggu atau perbulan apakah

menguntungkan atau rugi? Beliau menjawab alhamdulilah untungnya

sangat memuaskan karena bisa menghasilkan Rp. 2.000.000 –

Rp.5.000.000 juta perhari dan karyawannya tetap mendapat upah

perbulannya.Pengusaha yang memiliki Tiga orang karyawan ini,

mengaku bahwa Fotocopy yang banyak diminati oleh pelanggan

adalah jasa Fotocopy karena harganya hanya sebesar Rp. 200 sampai

harga Rp 250.

5. Perlengkapan dan karyawan Perlengkapan yang diperlukan dalam

mengelolah usaha seperti Fotocopy Mulia Tulis cukup banyak dan

bervariasi di sesuaikan dengan kebutuhan tempat itu sendiri, pada

umumnya suatu tempat atau Fotocopy Mulia Tulis membutuhkan

etalase barang yang dijual, dan dilengkapi dengan penutupnya yang

terbuat dari kaca, Fotocopy Mulia Tulis Jasa Fotocopy ini juga

membutuhkan perlengkapan seperti, Kertas, Pena, Buku, dan lain-

51
lain. Perlengkapan seperti meja dan kursi untuk pengunjung yang

datang sangat penting pada saat antri dan pengadaannya harus

disesuaikan dengan luasnya ruangan yang ada, apabila ruangan tidak

terlalu luas, dapat digunakan konsep minimalis yang hanya

menyediakan beberapa meja dan kursi sebatas 2-4 buah saja untuk

setiap mejanya. Namun jika ruangan yang cukup luas maka dapat

disediakan 6-8 buah kursi setiap mejanya, yang tujukan untuk

konsumen dalam jumlah besar atau rombongan. Kenyamanan suasana

Fotocopy Mulia Tulis Jasa Fotocopy juga sangat menentukan

banyaknya pengunjung yang datang. Konsep Fotocopy Mulia Tulis ini

menyajikan Percetakan dalam porsi perorangan dalam konsep

pelayanan self service (tamu mengambil sendiri barang yang dipilih)

tetap membutuhkan pegawai pramusaji khusus penjaga sekaligus

mengawasi barang yang di ambil oleh pelanggan. Bukan hanya

pegawai Rano, namun juga pegawai yang membantu pemilik usaha

untuk Percetakan yang dijual. Setidaknya ada 2 atau 3 tinggal pegawai

yang membantu juru Fotocopy yang telah ahli. Usaha Fotocopy Mulia

Tulis ini memiliki karyawan dalam jumlah besar karena luasnya

tempat dan banyaknya pelanggan atau konsumen yang datang tiap

harinya dan sistem kerjanya juga harus diatur dengan baik supaya

berjalan lancar. Sistem kerja yang digunakan di Fotocopy Mulia Tulis

sistem kerja shift agar supaya karyawan tetap kerja dengan optimal

dan fresh, karena Fotocopy Mulia Tulis Jasa Fotocopy buka selama 8

52
jam. Upah tiap karyawan Fotocopy Mulia Tulis ini bervariasi

disesuaikan dengan standar pendapatan tersebut.

Standarnya bagi karyawan baru Rp. 1.200.000-per orang, dan bagi

pegawai yang sudah lama Rp 1.600.000- Rp. 2.500.000 per orang

dalam jangka waktu satu bulan. Penulis juga mengenal dan

mengetahui nama-nama karyawan di Fotocopy Mulia Tulis . 44Menurut

“Ibu Sumarni” adalah salah satu karyawan di Fotocopy Mulia Tulis

ini, sudah 5 tahun kerja sebagai karyawan, penulis betemu langsung

dengan bunda ini dan mewawancarai langsung dan menanyakan

tentang hal-hal yang berkaitan dengan Fotocopy Mulia Tulis ini.

Apakah kelebihan Fotocopy Mulia Tulis ini sehingga banyak diminati

oleh banyak orang? Padahal di sekitarnya sudah banyak Fotocopy.

Tapi toh Fotocopy Mulia Tulis ini sering penulis jumpai sering sekali

ramai dengan pembeli maupun konsumen tak jarang penulis dapati

sunyi Fotocopy Mulia Tulis ini, apalagi siang hari libur. Ibu Sumarni

menjawab, mungkin karena Perkantoran tutup atau rasanya tak

membosankan sehingga konsumen selalu memilih Fotocopy Mulia

Tulis ini di bandingkan dengan Fotocopy yang yang ada di sekitarnya,

di samping harganya juga murah dan terjangkau dari masyarakat,

tempanya strategis, fasilitasnya lengkap dan kebersihannya selalu

terjaga.makanannya terjamin halal dan higenis karena baik nasi


44
Hasil wawancara dengan Ibu Sumarni ini adalah salah satu karyawan yang sudah 5
tahun bekerja di Fotocopy Mulia Tulis ini, hari Selasa, 05 Juli 2012. di Fotocopy Mulia
Tulis.

53
maupun lauknya tak perna tinggal selama 8 jam selalu habis tiap

harinya. Penulis juga mengatakan tentang pelayanannya kepada

konsumen atau pembeli? beliau menjawab: kita harus mengutamakan

keramahan kepada konsumen, menyapa dan menanyakan apa

keperluan dan kebutuhan yang dia inginkan, tapi terkadang kalau

banyak konsumen kami juga merasa kewalahan seorang karyawaan

dengan konsumen yang tak sabar menunggu dan tak mau antri.meski

demikian kami tetap menyapa dan berkata ramah kepadanya demi

berlangsungnya transaksi jual beli makanan dengan tenang. Ada

banyak kelebihan yang dimiliki dari usaha yang satu ini. Salah satu

kelebihan dari usaha Fotocopy Mulia Tulis adalah kebutuhan modal

yang tidak terlalu besar. dan hanya perlu menyiapkan peralatan , meja

dan kursi tempat pengunjung . Peralatan yang dibutuhkan dalam usaha

Fotocopy Mulia Tulis juga tidak terlalu mahal. Semua dapat peroleh

dengan mudah. Selain modal yang kecil, usaha Fotocopy Mulia Tulis

memiliki waktu yang fleksibel. Memang semua tergantung menu yang

ditawarkan di Fotocopy Mulia Tulis tersebut. pemilik Fotocopy Mulia

Tulis ini memang fokus kepada pengunjung untuk makan pagi, makan

siang atau makan malam. Tapi pemilik memang ingin meraup

penghasilan lebih sehingga membuka Fotocopy Mulia Tulisnya selama

8 jam, pemilik membuka Fotocopy Mulia Tulisnya selama 8 jam

karena melihat peluang kepada konsumen baik pegawai atau

mahasiswa dan masyarakat lainnya yang lembur bekerja atau

54
mempunya kegiatan yang rutinitas dilakukan tiap harinya. Margin

keuntungan yang dapat diraih dari usaha Fotocopy Mulia Tulis Jasa

Fotocopy ini juga sangat besar. Rata-rata keuntungan yang dapat diraih

oleh Fotocopy Mulia Tulis berkisar antara 30-50% dari omset

penjualan. Hal ini dapat terwujud karena usaha Fotocopy Mulia Tulis

merupakan usaha jasa Percetakan dan cara melayani. Otomatis

keuntungan yang diraih bisa sangat besar. Beberapa asumsi yang

digunakan dalam analisa ini adalah ;

a. Pakai peralatan Mesin Fotocopy selama 1 tahun

b. Belanja bahan-bahan untuk Operasional yang akan dijual

c. Pemilik usaha Fotocopy Mulia Tulis ini ikut langsung dalam

kegiatan operasional usaha.

1. BIAYA INVESTASI

Perlengkapan display : Rp.25.000.000,00

Peralatan Mesin Fotocopy : Rp 30.000.000,00

Peralatan : Rp. 15.000.000,00

Total Investasi Rp. 70.000.000,00

2. BIAYA OPERASIONAL

Belanja Bahan Pokok Rp.20.000.000,00/bulan,

Pembelian alat Tulis Kantor Rp. 11.000.000,00/bulan

55
Listrik Rp. 500.000,00/bulan

Gaji karyawan (3 orang) Rp. 7.500.000,00/bulan

Total Biaya Operasional Rp. 18.500.000,00 /bulan

3. PENDAPATAN PER HARI

Pendapatan Per hari Rp.3.500.000 x 30 Rp.105.000.000,00

4. KEUNTUNGAN PERBULAN

Total penerimaan – total biaya operasional

Rp. 105.000.000.000,00 – Rp 16.500.000,00 = Rp.88.500.000,00

Biaya Operasional yang digunakan Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis ini

dengan belanja bahan pokok Rp. 20.000.000/bulan, Pembelian alat tulis kantor

Rp.11.000.000/bulan, Listrik Rp.500.000/bulan, dan Gaji Karyawan berjumlah 3

orang Rp.4.500.000/bulan dengan Total keseluruhan Rp.54.500.000.000/bulan.

Untuk pendapatan perharinya berkisar Rp.1.000.0000 sampai Rp.2.000.000

dengan keuntungan Perbulan berkisar Rp. 15.000.000 sampai Rp.30.000.000.

56
Masalah Resiko Menurut Ibu Hadijah selaku pemilik,

Alhamdulillah semua berjalan dengan baik.Terlebih lagi konsep

yang digunakan adalah konsep upayanya untuk mengatasi masalah

kita sebagai pemilik usaha Fotocopy Mulia Tulis Jasa Fotocopy

harus mampu memperkirakan kapan ramai dimana pengunjung

banyak datang sehingga makan yang dibuat habis dan tidak

terbuang sia-sia. Dan pemilik juga harus mengetahui kapan waktu-

waktu sepi untuk dapat mengantispasi banyaknya menu yang harus

dibuat. Itu semua kami sudah kami perkirakan dan taksirkan berapa

banyak di hari-hari tertentu. Karena pemilih sudah melihat peluang

yang sangat bagus untuk mengembangkan Fotocopy Mulia Tulis

ini sehingga, Fotocopy Mulia Tulis inilah yang pertama ada di

bandingkan dengan Fotocopy yang ada di sekitarnya.

a. Tanggapan Konsumen Terhadap Penetapan Harga di Fotocopy

Mulia Tulis

Penulis melakukan wawancara langsung kepada beberapa

konsumen yang sering datang di Fotocopy Mulia Tulis tersebut

dintaranya: sodara Mursyid dan Uril, penulis menanyakan kepada

mereka apa yang menjadi daya tarik sodara sehingga senang atau

lebih sering Fotocopy di Mulia Tulis ini, mereka menjawab: di

samping Jasa Fotocopy nya Cepat dan Rapi, tempatnya juga bagus

dan bisa mengambil sendiri Barang sesuai selera Konsumen.

57
Menurut sodara45 “mursyid dan Uril” selaku konsumen yang sering

sekali Langganan belanja setiap ada acara-acara yang mendadak

dan membutuhkan Barang yang cepat untuk di sediakan, penulis

mewawancai langsung kedua konsumen tersebut pada saat

berkunjung membeli Barang di Fotocopy Mulia Tulis dan

menanyakan kenapa harus Fotocopy Mulia Tulis yang jadi tempat

pemesanan sodara? Apakah kelebihan Fotocopy Mulia Tulis ini

sehingga sodara lebih memilih memesan Fotocopy di Mulia Tulis

disini di banding Fotocopy yang lain? Mereka menjawab, kami

sudah tahu dan kenal Barangnya dan harganya yang sangat murah

dan persediaanya selalu ada karena bukanya 8 jam jadi kapanpun

kami pesan selalu ada, di samping kami juga sudah kenal baik

dengan pemiliknya, olehnya itu kami lebih sering memesan Barang

di Fotocopy Mulia Tulis ini di banding yang lain. Dan tempatnya

juga strategis dari jalan raya dan cepat di jangkau oleh para

konsumen ramai pula dengan para pengunjung karena bukan hanya

masyarakat yang menyukai Fotocopy Mulia Tulis ini,mahasiswa

sampai pegawai-pegawaipun lebih memilih Fotocopy disini. Itulah

tanggapan beberapa konsumen yang sempat penulis wawancarai

tentang di Fotocopy Mulia Tulis , tapi di sekian beberapa

konsumen yang penulis temui di Fotocopy Mulia Tulis tersbut dan

45
Hasil Wawancara dengan Sodara Mursyid dan uril sebagai konsumen, pada hari Jumat Juli
2022, di Fotocopy Mulia Tulis.

58
sempat penulis tanyakan tentang daya tarik Fotocopy Mulia Tulis

ini, jawaban mereka sama dengan konsumen-konsumen

sebelumnya yang penulis wawancarai,baik tempat, harga, dan

tempatnya yang mereka sukai, olehnya itu penulis merasa puas

dengan jawaban baik, pemilik,karyawan dan konsumen yang

penulis inginkan sesuai jalan yang di inginkan penulis semoga apa

yang penulis dapatkan dari hasil penelitian ini dapat membantu

jalannya untuk menyelesaikan skripsi.

B. Tinjauan ekonomi Islam terhadap mekanisme penetapan harga pada

Fotocopy dan Percetakan Mulia Tulis

Dalam ekonomi Islam berlaku jujur tentunya sangat

dibutuhkan dalam menetapkan harga jual. Jujur di dalam

menghasilkan produk dan jujur dalam menetapkan harga jual berarti

mempertimbangkan nilai-nilai kebenaran dan kemaslahatan umat

manusia. Akan tetapi berbisbinis untuk mendapatkan keuntungan

jangka pendek dengan mengabaikan kebenaran dan kemaslahatan

secara umum akan menjerumuskan diri sendiri ke dalam jurang

kehancuran sekarang atau di masa yang akan datang. Intinya islam

selalu mengajarkan bahwa keuntungan bisnis yang ingin dicapai

seorang pedagang adalah keuntungan dunia akhirat, bukan keuntungan

dunia saja.Yang dimaksud dengan keuntungan akhirat agaknya adalah,

Pertama, harga yang dipatok si penjual tidak boleh berlipat ganda dari

modal, sehingga memberatkan konsumen, Kedua, berdagang adalah

59
bagian dari realisasi ta’awun (tolong menolong) yang dianjurkan

Islam. Pedagang mendapat untung sedangkan konsumen mendapatkan

kebutuhan yang dihajatkannya. Ketiga, berdagang dengan mematuhi

etika ekonomi Islami, merupakan aplikasi syari`ah, maka ia dinilai

sebagai ibadah. Konsep harga yang adil telah dikenal pada awal Islam

dan awal Literatur Figih, jika kita membahas tentang konsep harga

yang adil menurut Islam, maka kita tidak terlepas dari bagaimana

pemahaman para ulama tentang konsep harga yang pada awal Literatur

Figih, al-Qur’an sangat menekankan perlunya keadilan atau kejujuran.

Sangatlah natural untuk mempergunakan gagasan ini berhubungan

dengan pasar, khususnya dengan harga. Pemilik Fotocopy Mulia Tulis

mengatakan bahwa penetapan harga dilakukan demi kepuasan

konsumen tanpa merugikan pihak produsen. Pemilik Fotocopy Mulia

Tulis menyebutkan bahwa sejak pertama kali dirintisnya Fotocopy

Mulia Tulis tersebut, harganya tidak pernah berubah meski kita

ketahui bahwa barang sudah seringkali naik. Namun kenyataannya

keuntungan yang didapatkan justru semakin melimpah. Dari Fotocopy

Mulia Tulis kecil-kecilan, hingga kini menjadi Fotocopy Mulia Tulis

yang terbilang mewah. Ia menuturkan bahwa kepuasan konsumen

menjadi berkah tersendiri di Fotocopy Mulia Tulis , hingga mereka

sudah bisa mempekerjakan kurang lebih 3 orang karyawan dengan gaji

yang sangat memuaskan. penulis juga menanyakan, Bagaimana

penanggulangan Ibu,Bapak atas naiknya harga barang? Beliau

60
menjawab: Kami tetap melakukan suatu perubahan dan tetap pada

harga yang di tetapkan sebelumnya Cuma takaran atau porsinya yang

di kurangi karena kami juga sebagai produsen mengerti dengan

keadaan konsumen di sekitar Fotocopy Mulia Tulis ini, apalagi

konsumen menyukai dan menyenangi Fotocopy Mulia Tulis kami di

bandingkan Fotocopy yang ada di dekatnya kenapa demikian karena

sudah banyak konsumen yang kami dapati lebih sering di Fotocopy

Mulia Tulis ini terus melihat Fotocopy yang ada di dekatnya

konsumen/pembeli ini ingin membandingan rasa dan suasana yang ada

di Fotocopy Mulia Tulis di dekat Fotocopy dengan harga yang sama.

Akan tetapi wal hasil mereka lebih senang di Fotocopy kami di

bandingkan yang ada di dekatnya, mungkin karena suasana tempat dan

barangnya tidak sama, itu jawaban dari pemilik Fotocopy Mulia Tulis

tersebut. Penulis menilai bahwa sistem penetapan harga di Fotocopy

Mulia Tulis mengedepankan kemaslahatan bersama dalam hal ini

sesuai dengan konsep berbasis kejujuran jual beli sesuai pandangan

dalam Islam. Karena akad yang di tetapkan oleh pemilik tidak

memaksakan kehendak konsumen dan tidak pula menjual Barang yang

tak layak dipergunakan.

61
BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan

bahwa :

1. Mekanisme penetapan harganya juga standar dan seimbang dengan

menu- menu yang telah di sediakan di bandingkan dengan Fotocopy

Mulia Tulis yang biasa di sebut restouran tapi menunya juga tidak jauh

beda dengan menu yang ada di Fotocopy Mulia Tulis . Akan tetapi

penetapan harga jual adalah suatu bentuk yang wajar di lakukan oleh

produsen atau penjual guna untuk mendapatkan ke untungan asalkan

tidak melewati batas harga yang menjulang tinggi karena apabila hal

itu terjadi maka itu bukan lagi mendapat ke untungan melainkan

menzalimi sesama karena sudah termasuk riba dan tidak sesuai konsep

62
Islam. Sebagaimana penjelasan Imam Al-Ghazali: Imam al-Ghazali

menjelaskan mengenai konsep keuntungan dalam Islam. Menurutnya,

motif berdagang adalah mencari keuntungan. Tetapi ia tidak setuju

dengan keuntungan yang besar sebagai motif berdagang, sebagaimana

yang diajarkan kapitalisme. Al-Ghazali dengan tegas menyebutkan

bahwa keuntungan bisnis yang ingin dicapai seorang pedagang adalah

keuntungan dunia akhirat, bukan keuntungan dunia saja. 2. Penulis

selaku peneliti melihat konsep jual beli yang ada di Fotocopy Mulia

Tulis tersebut, sudah menjalankan akad jual beli sesuai syariat Islam,

karena adanya konsep Jasa Fotocopy yang di tetapkan oleh pemilik,

dengan hal itu sudah memberikan kepercayaan kepada setiap

konsumen untuk berlaku adil dan jujur terhadap apa yang mereka

kerjakan, seperti halnya jual beli Jasa Fotocopy dengan membebaskan

konsumen mengambil sendiri makanan yang di inginkannya sesuai

selerahnya dan membayar pula sesuai dengan apa yang diambilnya.

Fotocopy Mulia Tulis Jasa Fotocopy Arhy merupakan Fotocopy Mulia

Tulis yang banyak di minati oleh semua kalangan, baik pegawai,

mahasiswa, anak sekolah dan masyarakat pada umumnya . Fotocopy

Mulia Tulis jenis ini sangat menarik dan diminati. Konsepnya adalah

penjual menyajikan berbagai jenis Barang Aat tulis kantor di etalase

dan Lemari, kemudian memberi kebebasan kepada pelanggan untuk

memilih berbagai jenis Barang sesuai dengan seleranya. Mereka bisa

63
mengambil sendiri barang yang disukainya dan kemudian membayar

sesuai dengan harga per jenis Barang yang dijual.

B. Rekomendasi dan Saran

Dengan selesainya skripsi ini, maka penulis menyatakan harapan-

harapan sebagai berikut :

1. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

maka ada baiknya penulisan ini dijadikan sebagai awal untuk

menelusuri dan mengakaji lebih dalam konsep penetapan harga dalam

Islam. Untuk kesejahteraan bersama dan tidak merugikan satu sama

lain, terlebih lagi dalam hal jual beli makanan yang tiap harinya di

konsumsi oleh tubuh kita

masing-masing, olehnya itu untuk menjaga keseimbangan tubuh kita

maka perlu makanan yang sehat alias halal.

2. Penulis berharap bahwa skripsi ini tidak hanya menjadi persyaratan

untuk meraih gelar sarjana S1, melainkan juga sebagai jalan untuk

memperbaiki sistem ekonomi bangsa yang memprihatinkan dengan

keadaan yang ada di sekitar kita yang tak sesuai syariat Islam terutama

kepada keluarga dan diri pribadi. Jadi menurut penulis Fotocopy Mulia

Tulis inilah yang tepat penulis teliti sebagai bukti untuk melanjutkan

penulisan skripsi saya dengan judul penetapan harga jual dalam

perspektif islam sebagai syarat untuk maju ke ujian Munaqasyah.

3. Dengan adanya penetapan harga sesuai konsep Islam maka akan

dapat menghindarkan diri kita dari sifat mendzalimi atau dizalimi

64
antara sesama muslim. Serta guna menciptakan keadaan yang kondusif

dan harmonis pada setiap orang yang melakukan transaksi jual beli.

Sehingga transaksi jual bali yang kita lakukan itu telah sesuai dengan

syariat dan seperti yang di contohkan oleh Rasulullah saw, karena

transaksi yang di lakukannya merupakan suatu ibadah kepada ke pada

Allah swt. dengan menolong sesama dengan jalan kebenaran. Dan

semoga Fotocopy dan Percetakan ini tetap menjalankan sesuai konsep

Islam.

4. Penulis berharap segala bentuk kekurangan dalam skripsi ini,

penulisannya ataupun kata-katanya yang kurang baku maupun

kebenaranya.hendaknya di sempurnakan sesuai pedoman al-Qur’an dan

al-hadis yang belum sempat penulis cantumkan semua di dalam skripsi

ini.

65
DAFTAR PUSTAKA

Ad-Darimy, Sunan Ad-Darimy ( Beirut: Darul Fikri, tth).

Al-Ishlahi. Konsep Ibnu Taymiyah. Terjemahan. Anshari Thyyib. Bina

Ilmu Surabaya, 1997.

Al-Mishiri, Abdul Sami’. Pilar-Pilar Ekonomi Islam. Cet. 1 (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2006).

Al-Quran Al-Karim wa Tarjamatuhu Ma’aniyahu ila al-Lughat al-

Andunisiyyati. Mujma’ Khadim al-Haramain : Madinah.

As-Suyuthi, Imam Jalaluddin. Al-Asybah wa An-Nadhair. Maktabah Ats-

Tsaqafi Li An-Nasyri WA At-Tauzi’ : Kairo.

Alimuddin, dkk. Konsep Harga Jual Kejujuran: Meraih Keuntungan

Menggapai Kemaslahatan. Malang: Jurnal Akuntansi

Multiparadigma. Vol. 2 No. 1. 2011.

66
Ali, Hasan. Berbagai Macam Teransaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalat).

Cet. 1; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Angipor, Marius p. Dasar-Dasar Pemasaran. Cet. 1, Jakarta: PT. Raja

Graafindo, 1999.

Bashori, Khabib. Muamalat. (Yogyakarta: Pustaka Imam Mandiri, 2007).

Chamid,Nur. Jejak Sejarah Langkah Pemikiran Ekonomi Islam, Cet I.

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),

Darul Ummah. An-Nidlam Al-Iqtishadi Fil Islam, diterjemahkan oleh

Moh. Maghfur Wachid dengan judul Membangun Sistem Ekonomi

Alternatif: pesfektif Islam, Cet. IV; Surabaya: Risalah Gusti, 1999.

Djazuli, Janwari Yadi. Lembaga- Lembaga Perekonomian Ummat

(Sebuah Pengenalan).Ed. I Cet, 1: Jakarta: PT, Raja Grafindo

Persada, 2002.

Dea Joel, Kebijakan Penetapan Produk Baru. Cet. 1; Jakarta: 1976.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia

Gito Sudarmo, Indriyo, Manajemen Pemasaran, Edisi II, Yogyakarta:

BPFE, 1994

Glasse, Cyril, diterjemahkanoleh Ghufron A. Mas’adi dalam ; Ensiklopedi

Ringkas, Ed. 1 Cet. 1; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996.

Hamdani, Ikhwan. Sistem Pasar. Gema Insani. (Jakarta: 2003).

Haq, Hamka, Syaria’at Islam; Wacana dan Penerapanya. Cet. 1;

Ujungpandang Al-Ahkam,2001

67
IAIN Alauddin, pedoman Penulisan karya Ilmiah: Skripsi, Tesis dan

Disertasi. Ed. Revisi; Ujungpandang: t.p. 1995.

Inpres RI No. 8 Tahun 2000 Tentang Penetapan Harga Dasar Gabah Serta

Harga Pembelian Gabah dan Beras yang diunduh dari

http://www.tempointeraktif.com/hg/peraturan/2004/04/07/prn,200404

07- 03,id.html (Tanggal,05 Maret,2013)

Irawan, dkk. Pemasaran/Prinsip dan Kasus. Edisi II, Yogyakarta: BPFE,

1996

Islahi AA, Konsepsi Ekonomi Ibnu Taimiyah. Cet, 1; Surabaya: PT. Bima

Ilmu, 1997

Jhingan, M.L Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan,Ed, 1. Cet. 10;

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Khaldum, Ibnu. Muqaddimah. Edisi Indonesia, terjemahan. Ahmadi Taha

(Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002).

Karim Adiwarman, Sejarah Pemikiran ekonomi Islam, Cet. I; Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Karim, Adiwarman.. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer.Cet III ;

Jakarta:Gema Insani Press, 2003.

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan,

Implmentasi dan Pengendalian, Edsi VI, Jakarta: Erlangga, 1998.

Lubis, Suhrawardi K, Hukum Ekonomi Islam (Cet. 2; Jakarta: Sinar

Grafika, 2000).

68
Lupiyoadi, Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek

Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Muhammad. Pemikiran Ekonmi Islam. Cet. 1 (Yogyakarta: Ekonisia,

2003).

Mustafa Ahmad Al-maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi (Cet. 1;

Semarang: Toha Putra, 1986.

Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Implementasi dan

Kontrol, Edisi Revisi, Jakarta: PT. Prenhallindo, 1998.

Nas, Adi Majallah Sabili. (No. 11 Th IX 21 November 2001)

Raharjo, M.dawam, Islam dan Trasformasi Sosial- Ekonomi. Cet. 1;

Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat, 1999.

Siddiqi Nejatullah, telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi

Islam. Yogyakarta: Pustaka Firdaus,1995.

Stanto William. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Cet. II; Jakarta: Erlangga,

1996.

Sudarsono Heri, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar. Cet.1;

Yogyakarta: Ekonosia, 2002.

Taymiyah, Ibnu. Majmu’ Fatawa Ibnu Taymiyah. Jilid VIII. 1978.

Taymiyah, Ibnu. Al-Hisbah Fil Islam. Kairo, Mesir. 1976.

Tjipto, Fandy. Strategi Pemasaran, Edisi II, Yogyakarta: Andi, 2011

Wligand Robert, Mengambil Bagian Dalam Pengendalian Pasar. Cet. 1;

Jakarta: 1980.

69
Qardhawi, Yusuf. 2000.Norma dan Etika Ekonomi Islam. Gema Insani

Press : Jakarta, yang diterjemahka oleh Zainal Arifin dan Dahlia

Husin dari Daurul Qiyam wal Akhlam fil Iqtishadil Islami

Yusuf, Abu. Kitab al-Kharaj. Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1979.

http://zonaekis.com/penetapan-harga-dalam-sistem-perekonomian-

modern#more-327(April2022).

http://translate.google.co.uk/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://

en.wikipedia.org/wiki/Just_ price ( tanggal,10 Mei 2013

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana awal mula bapak/ibu menjadi seorang pengusaha fotocopy ? dan

kapan didirikan !

2. Mengapa bapak/ibu tertarik untuk memilih menjadi pengusaha fotocopy

dibanding usaha lainnya ?

3. Berapa biaya/modal yang bapak/ibu keluarkan untuk membuka usaha

fotocopy ini ? dan apakah ada biaya tambahan seperti pembangunan/sewa

toko !

70
4. Berapa omset yang bapak/ibu hasilkan setiap bulannya selama menjadi

pengusaha fotocopy ?

5. Bagaimana cara bapak/ibu dalam menetapkan harga jual dan jasa dalam usaha

fotocopy ini ?

6. Apakah dalam menentukan harga jual dan jasa di usaha fotocopy ini

mengalami kendala ?

7. Menurut bapak/ibu apakah dengan harga jual dan jasa yang telah bapak/ibu

tetapkan sudah sesuai dengan mekanisme penetapan harga ?

8. Apakah bapak/ibu dalam membuka usaha fotocopy ini sudah mengetahui cara

menetapkan harga jual dan jasa dalam ekonomi islam ?

9. Apakah ada tanggapan pelanggan mengenai harga yang bapak terapkan,

seperti kemahalan dan lainnya ?

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Abd Latif, Lahir di Desa Kuala Lagan Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten

Tanjung Jabung Timur. Lahir pada tanggal 14 September 1997, anak kelima dari

6 bersaudara dari pasangan orang tua yang bernama bapak H. Darise dan ibu

Tassek.

Penulis memasuki jenjang pendidikan formal Sekolah Dasar di SDN 15/X

Kuala Lagan Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada

tahun 2003 dan lulus pada tahun 2009. Kemudian pada tahun yang sama

71
melanjutkan pendidikan kejenjang SLTP tepatnya di SMPN 07 Kampung Laut

Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan lulus pada tahun

2012. Setelah lulus, pada tahun tersebut penulis melanjutkan pendidikan

kejenjang SLTA tepatnya di SMA Negri 9 Kampung Laut Kecamatan Kuala

Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pada tahun 2015 akhirnya penulis

menyelesaikan pendidikan tingkat SLTA. Selepas lulus SLTA penulis tidak

langsung meneruskan pendidikan ke jenjang selanjutnya yakni kuliah selama 2

tahun.

Atas ridho Allah SWT dan restu dari kedua orang tua, pada tahun 2018

penulis dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang perkuliahan di salah satu

kampus di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tepatnya di Kampus Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Syari‟ah Al-Mujaddid Prodi Ekonomi Syari‟ah pada tahun 2018.

Selama penulis berstatus sebagai mahasiswa Prodi Ekonomi Syari‟ah di

Kampus STIE Syari‟ah Al-Mujaddid, selain aktif dalam mengikuti kegiatan

akademik, penulis juga aktif pada kegiatan organisasi baik intra kampus atau

ekstra kampus. Penulis mengikuti organisasi intra kampus yaitu BEM (Badan

Eksekutif Mahasiswa), Dan adapun organisasi ekstra kampus yang penulis ikuti

salah satunya yaitu PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dan Karang

Taruna Kab. Tanjung Jabung Timur.

72
Tanjab Timur,
Penulis,

ABD LATIF
NIM. ES.181001

73

Anda mungkin juga menyukai