Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH EKONOMI KERAKYATAN

PENGARUH URBANISASI TERHADAP PEMBANGUNAN


PEDESAAN
Dosen Pengampu: Dra. Barkah Lestari, M.Pd

Disusun Oleh:

Nama : Nia Ifta Zhabilla


Kelas : Pendidikan Akuntansi A
NIM : 18803241039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul Pengaruh
Urbanisasi Terhadap Pengembangan Ekonomi Kerakyatan. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas pengganti ujian tengah semester mata kuliah ekonomi
kerakyatan.
makalah ini dapat tersusun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dra. Barkah Lestari, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah ekonomi
kerakyatan
2. Orang tua dan seluruh rekan-rekan yang turut membantu yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran, agar kedepannya saya lebih baik lagi. Semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 14 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

1.1 latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2

1.3 Tujuan................................................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................3

2.1 Pengertian Urbanisasi...............................................................................................3

2.3 Pembangunan Pedesaan...........................................................................................7

2.4 Pengaruh Urbanisasi Terhadap Pembangunan Pedesaan..........................................9

2.5 Strategi mengatasi urbanisasi terhadap masyarakat desa........................................10

BAB III............................................................................................................................12

PENUTUP.......................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan............................................................................................................12

3.2 Saran......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang


Indonesia merupakan negara terbesar ke-13 di dunia dengan total luas
wilayah darat hingga 1.919.000 km2 serta jumlah penduduk sekitar 260 juta..
Rata-rata penduduk indonesia tinggal dipedesaan dengan bermata pencarian
sebagai petani dan nelayan, namun disisi lain banyak juga yang tinggal di
wilayah perkotaan. Tidak mengherankan jika penduduk Indonesia berprofesi
sebagi petani dan nelayan karena menelisik dari negara kita yang dijuluki
sebagai negara maritim dan agraris. akan tetapi realitas sekarang sektor
pertanian dan perikanan di Indenesia mengalami penurunan yang cukup
signifikan. Padahal untuk meningkatkan pembangunan di Indonesia
selayaknya harus memberikan perhatian yang lebih pada sektor pertanian dan
perikanan yang pelakunya ialah petani dan nelayan.
Lebih lanjut, pembangunan yang dilaksanakan di negara berkembang
secara agrerat dapat meningkatkan produksi barang. Namun bersamaan
dengan itu ketimpangan sosial ekonomi semakin meningkat antara lapisa
masyarakat terutama masyarakat kota dan desa. Salah satu penyebab
ketimpangan sosial ini adalah pengembangan wilayah yang terpusat yang
mana kota merupakan pusat ekonomi dan desa menjadi terbelakang, sehingga
desa semakin tergantung pada kota.
Berbicara dengan pedesaan, dewasa ini kita mengetahui program dari
pemerintah untuk memgembangkan ekonomi melalui program nawacita yaitu
membangun ekonomi dari desa atau daerah terdepan. Salah satu upaya yang
dilakukan yaitu melalui dana desa. Dana desa adalah dana yang diberikan
pada setiap desa dan disalurkan melalui APBD yang digunakan untuk
pembangunan desa, seperti pembagunan jalan, perbaikan saluran irigasi, dan
pelatihan untuk usaha kecil menengah. Namun karena program ini baru
dilaksanakan membuat implementasi dari program ini masih belum terlihat

1
eksistensinya, sehingga kesenjangan antar wilayah perkotaan dan pedesaan
masih saja terlihat. Kesenjangan yang terjadi begitu kompleks mencakup
pendidikan, kesehatan, serta sosial ekonomi. Hal ini yang mengakibatkan
masyarakat desa bermigrasi ke kota atau lebih dikenal dengan istilah
urbanisasi. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk desa ke kota. Urbanisasi
terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor. Urbanisasi memberikan
pengaruh yang cukup signifikan terhadap pembangunan pedesaan di
Inodenesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari urbanisasi?
2. Apa Faktor Penarik dan Pendorong Urbanisasi?
3. Bagaimana keadaan pembangunan pedesaan sekarang?
4. Bagaimana pengaruh urbanisasi terhadap pembangunan pedesaan?
5. Bagaimana strategi pembangunan pedesaan untuk menekan urbanisasi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari urbanisasi
2. Mengetahui faktor penarik dan pendorong urbanisasi
3. Mengetahui keadaan pembangunan desa sekarang
4. Mengetahui pengaruh urbanisasi terhadap pembangunan pedesaan
5. Mengetahui strategi pemberdayaan pembangunan pedesaan utuk menekan
urbanisasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Urbanisasi

Istilah urbanisasi sudah sering didengar di dunia terutama di negara


berkembang. Di Indonesia sendiri gejala urbanisasi mulai tampak menonjol
pada mulai pada tahun 1970 disaat pembangunan mulai digalakkan di kota-
kota besar. . Urbanisasi atau perpindahan penduduk dari wilayah perdesasan ke
perkotaan menjadi tidak terelakkan seiring dengan tingginya jumlah penduduk
di suatu negara dan ditambah dengan pertumbuhan regional yang belum
merata.

Menurut laporan World Urbanization Prospects Tahun 2012,


Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebutkan, lebih dari setengah populasi
dunia atau 52,1% berada di perkotaan. Angka tersebut akan terus meningkat
dan diperkirakan mencapai 59,9% pada 2030 dan 67,2% pada 2050. Di
kawasan Asia, setengah populasi diperkirakan berada di daerah perkotaan pada
2020. Sementara itu, PBB memperkirakan persentase jumlah penduduk
Indonesia yang tinggal di wilayah perkotaan akan meningkat dari sekitar 45%
pada 2005 menjadi 60,3% pada 2025. Angka itu tersebut tenyata lebih besar
dibandingkan Filipina (53,9%) dan Thailand (40,8%), namun masih lebih
rendah dibanding Malaysia (79,6%) dan Tiongkok (65,4%). Jika melihat
dengan data ini dipastikan bahwa pembangunan pedesaan pada mas ini masih
masih sehingga mengakibatkan tingakat urbanisasi yang semakin menigkat dari
tahun ketahun.

Di sisi lain, laju urbanisasi di Indonesia menunjukkan pertumbuhan


yang paling pesat dibanding negara lain di Asia. Menurut catatan Bank Dunia,
pada periode 1993-2007, rata-rata laju urbanisasi tahunan di Indonesia
mencapai 4,2%. Angka laju urbanisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan

3
Filipina, Thailand, dan India. Dengan pesatnya laju urbanisasi, terjadilah
pergeseran tempat tinggal sebagian besar penduduk Indonesia ke daerah
perkotaan yang pada akhirnya dapat memberikan nilai tambah ekonomi di
daerah-daerah perkotaan. Perkembangan perkotaan di Indonesia ini
menunjukkan adanya transisi struktural dari negara yang awalnya didominasi
oleh ekonomi pertanian dan perdesaan menjadi ekonomi perkotaan yang
didorong oleh sektor manufaktur dan jasa. Sisi positif urbanisasi yang terjadi
saat ini dapat dikaitkan dengan peningkatan output dan Produktivitas.
2.2 Faktor Pendorong dan Penarik Urbanisasi

Pada umumnya masyarakat yang melakukan perpindahan ke kota itu


tidak memiliki ilmu dan pengalaman kecuali bertani. Hal ini menjadi penyebab
kaum urban tidak bisa mendapatakn pekerjaan yang layak di daerah tujuan,
sehingga para urban harus mencari pekerjaan yang sesuai dengan skill yang
mereka miliki. Kondisi ini kadang memaksa para kaum urban untuk bekerja
seadanya yang berorientasi hanya sekedar untuk mendapat makan. Kondisi
terburuk dari keadaan ini adalah tidak sedikit diantara mereka yang menjadi
pengangguran yang melahirkan berbagai bentuk premanisme yang meresahkan
masyarakat. Terdapat hal-hal yang membuat penduduk desa tertarik melakukan
urbanisasi yaitu faktor pendorong dari desa sendiri serta faktor daya tarik dari
kota. Berikut adalah faktor pendorong dan faktor penarik urbanisasi:

1. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi

a. Menyempitnya lahan pertanian

Mayoritas masyarakat desa bermata pencaharian petani, baik menjadi


petani maupun buruh tani serta segala jenis perkejaan yang terkait dengan
produksi dan pengolahan hasil pertanian. Namun saat ini, lahan pertanian yang
ada di desa sudah semakin sempit seiring pertumbuhan masyarakat yang begitu
pesat. Lahan-lahan yang awalnya digunakan untuk bercocok tanam mulai
dijadikan sebagai area perumahan maupun perdagangan. Pengalihfungsian

4
lahan pertanian inilah yang berkontribusi sangat besar terhadap menyempitnya
lahan pertanian di desa-desa sehingga para pemuda desa berbondong-bondong
datang ke kota untuk mencari peruntungan dan mengadu nasib.

b. Merasa tidak cocok lagi dengan budaya asalnya

Kebudayaan di pedesaan, umumnya masih kuno dan cenderung


mengikat kehidupan masyarakatnya. Lain halnya dengan di daerah perkotaan
yang cenderung bebas dalam melakukan sesuatu, bahkan boleh jadi budaya
ketimuran telah tercampakkan. Kadang-kadang masyarakat desa lebih tertarik
pada kebudayaan orang kota karena masyarakat desa menganggap masyarakat
kota lebih modern daripada masyarakat desa, sehingga tidak jarang masyarakat
desa itu bermigrasi ke kota untuk sekedar merubah penampilan agar tidak
dianggap kuno dan kampungan. Mereka (orang desa) rela meninggalkan desa
mereka untuk sebuah penampilan, walau keadaan itu bertentangan dengan
budaya asli mereka sebagai oorang desa yang identik dengan budaya Timur.

c. Karena Tidak Banyak Lapangan Pekerjaan di Desa

Masyarakat desa nyaris memiliki satu jenis pekerjaan yaitu bertani,


beda halnya dengan lapangan pekerjaan yang ada di kota. Di kota lapangan
pekerjaan lebih variatif dan beragam. Lapangan pekerjaan di kota melimpah
ruah sehingga dapat memilih jenis lapangan pekerjaan mana yang sesuai
dengan disiplin ilmu yang dimiliki oleh seseorang. Orang-orang desa dan orang
pada umumnya tergiur dengan penghasilan tinggi yang ditawarkan pekerjaan di
kota. Sehingga banyak warga desa berlomba-lomba pergi ke kota untuk
mencari pekerjaan demi meraih penghasilan dan pendapatan yang lebih banyak
dan lebih baik.

d. Terbatasnya Sarana dan Prasarana di Pedesaan

5
Kurangnya infrastruktur pedesaan menyababkan banyak warga
masyarakat desa memutuskan untuk melakukan urbanisasi karena menurut
mereka, di desa masyarakat kesulitan untuk mengembangkan kompetensi
dirinya. Beda halnya dengan di kota, infrastrukturnya jauh lebih lengkap
sehingga mudah bagi setiap warganya untuk mengembangkan kemampuan
dirinya.

2. Faktor penarik terjadinya urbanisasi

a. Kehidupan kota yang lebih mewah dan modern.

Masyarakat perkotaan memiliki gaya hidup yang berbeda dengan


masyarakat pedesaan. Gaya hidup masyarakat kota terlihat jelas pada cara
mereka berpakaian, cara berbicara, bahkan budaya mereka berbeda dengan
masyarakat yang ada di desa. Masyarakat kota senang pada kemewahan dan
hidup mereka serba instan. Dalam pandangan mereka hal-hal praktis dan instan
itu lebih efisien baik dalam hal waktu dan tenaga untuk menyiapkannya.

b. Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang


kian maju, sarana dan prasarana hidup di kota-kota pun menjadi semakin
lengkap. Hal ini mendorong orang desa untuk membanjiri kota. Mereka ingin
ikut merasakan sarana dan prasarana hidup di kota yang serba modern dan
lengkap.

c. Banyak lapangan pekerjaan di kota

Di daerah perkotaan terdapat banyak pekerjaan baik di sektor


perdagangan maupun industri yang langsung dapat menghasilkan uang.
Sementara di desa, hasil kerja yang dilakukan biasanuya menunggu waktu

6
yang lama untuk bisa menghasilkan uang. Kondisi tersebut menyebabkan
orang-orang desa berbondong-bondong pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.
Hal itu juga dipicu oleh sedikitnya lapangan kerja di desa dan kadang
pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan pendidikan yang telah mereka lalui.

d. Efek Negatif dari Tayangan Televisi

Berkat kemajuan teknologi informasi sehingga masyarakat yang tinggal


di pedesaan sudah bisa menikmati tayangan televisi. Tayangan televisi yang
paling diminati oleh masyarakat di pedesaan yaitu sinetron yang kebanyakan
menampilkan kehidupan glamour di perkotaan. Secara tidak langsung,
tayangan ini menginspirasi masyarakat desa untuk berduyung-duyung menuju
kota. Tayang televisi yang secara massif mempropagandakan gaya hidup
masyarakat kota memacu birahi masyarakat desa untuk menuju kota. Apalagi
kalau desa yang mereka diami tidak terlalu jauh dari kota.

e. Pendidikan Sekolah dan Perguruan Tinggi Jauh Lebih Baik

Masyarakat pedesaan yang sadar akan pentingnya pendidikan, akan


memilih sekolah dan perguruan tinggi yang ada di kota. Hal ini disebabkan
karena fasilitas pendidikan yang ada di perkotaan jauh lebih lengkap dan
didukung oleh tenaga pengajar yang profesional. Sarana belajar yang lengkap
dan tenaga pendidik yang profesional berpeluang lebih besar untuk
menghasilkan tenaga kerja terdidik yang lebih baik. Karena anggapan inilah
sehingga banyak warga yang jauh dari pelosok desa yang terpencil menuju
kota untuk menimba ilmu pengetahuan pada perguruan tinggi berkualitas yang
ada di kota-kota besar. Para pelajar dan mahasiswa yang membanjiri kota
untuk menuntut ilmu disatu sisi menjadi media penyebarlauasan ilmu
pengetahuan tapi disisi lain dapat melahirkan permaslaahan perkotaan yang
sulit dicari solusi pemecahannya.

7
2.3 Pembangunan Pedesaan

Pembangunan desa memegang peranan yang penting karena merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dan pada hakikatnya bersinergi terhadap
pembangunan daerah dan nasional. Hal tersebut terlihat melalui banyaknya
program pembangunan yang di rancang pemerintah untuk pembangunan desa.
Hampir seluruh instansi terutama pemerintah daerah mengkomodir
pembangunan desa dalam program kerjanya. Tentunya berlandaskan
pemahaman bahwa desa sebagai kesatuan geografis terdepan yang merupakan
tempat sebagian besar penduduk bermukim. Dalam struktur pemerintahan, desa
menempati posisi terbawah, akan tetapi justru terdepan dan langsung berada di
tengah masyarakat.Karenanya dapat di pastikan apapun bentuk setiap program
pembangunan dari pemerintah akan selalu bermuara ke desa. Meskipun
demikian, pembangunan desa masih memiliki berbagai permasalahan, seperti
adanya desa terpencil atau terisolir dari pusat-pusat pembangunan (Centre of
excellent). Masih minimnya prasarana social ekonomi serta penyebaran jumlah
tenaga kerja produktif yang tidak seimbang, termasuk tingkat produktivitas,
tingkat pendapatan masyarakat dan tingkat pendidikan yang relatif masih
rendah. Semua itu pada akhirnya berkontribusi pada kemiskinan penduduk.
Fakta tersebut menyebabkan pemerintah semakin intensif menggulirkan
program dan proyek pembangunan dalam pelaksanaan pembangunman desa.
Namun demikian program atau proyek di arahkan dalam pembangunan desa
justru tidak dapat berjalan optimal, karena kebanyakan direncanakan jauh dari
desa.

Masyarakat masih di anggap oleh obyek/sasaran yang akan di bangun.


Hubungan yang terbangun adalah pemerintah sebagai subjek/pelaku
pembangunan dan masyarakat desa sebagai obyek/sasaran pembangunan
Partisipasi yang ada masih sebatas pemanfaatan hasil. Tingkat partisipasi
dalam pembangunan masih terbatas, misalnya masih sebatas peran serta fisik
tanpa berperan secara luas sejak perencanaan sampai evaluasi. Pemerintah
berperan dominan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan program atau

8
proyek pembangunan. Hal ini telah di atur dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan desa di susun perencanaan pembangunan desa sebagai satu
kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerahkabupaten/Kota.
pasal 63 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
2005 Tentang Desa Walaupun sesungguhnya program tersebut sudah lama di
laksanakan dan cukup di kenal luas di desa, namun masyarakat selalu di
anggap kurang mampu, sehingga bimbingan dan arahan dari pemerintah begitu
kuat pengaruhnya dan merasuk (internalisasi) dalam masyarakat.

Bimbingan dan arahan dari pemerintah bila kondisi tersebut di


pertahankan, maka masyarakat tidak akan pernah dapat menunjukkan
kemampuannya dalam mengelola pembangunan di desanya. Apapun bentuk
pembangunan, secara substantif akan selalu di artikan mengandung unsur
proses dan adanya suatu perubahan yang di rencanakan untuk mencapai
kemajuan masyarakat. Karena ditujukan untuk merubah masyarakat itulah
sewajarnya masyarakatlah sebagai pemilik (owner) kegiatan pembangunan.
Hal ini di maksudkan supaya perubahan yang di ketahui dan sebenarnya yang
di kehendaki oleh masyarakat. Ada kesiapan masyarakat untuk menghadapi
dan menerima perubahan itu. Untuk itu keterlibatannya harus di perluas sejak
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga pemanfaatannya, sehingga proses
pembangunan yang di jalankan dapat memberdayakan masyarakat, bukan
memperdayakan.

Pembangunan desa secara konseptual mengandung makna proses


dimana usahausaha dari masyarakat desa terpadu dengan usaha-usaha dari
pemerintah. Tujuanna untuk memperbaiki kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
masyarakat. Sehingga dalam konteks pembangunan desa, paling tidak terdapat
dua stakeholder yang berperan utama dan sejajar (equal) yaitu pemerintah dan
masyarakat (Korten, dalam .

9
2.4 Pengaruh Urbanisasi Terhadap Pembangunan Pedesaan

Urbananisasi memiliki beberapa pengaruh yang cukup signifikan


terhadap pengembangan pembangunan pedesaan baik berupa postif maupun
negatif karena urbanisasi identik dengan masyarakat desa. yang pertama,
urbanisasi mampu menigkatkan penghasilan penduduk desa yang di kota
karena jumlah penghasilan yang diterima lebih tinggi daripada didesa. Hal ini
terbukti dari jumlah UMR wilayah perkotaan lebih tinggi dari pada wilayah
Pinggiran. Kedua, penduduk desa memiliki pemikiran pada orientasi kedepan,
misalnya penduduk desa yang telah sukses mereka akan menginvestasikan
uangnya dalam bentuk tanah. Ketiga, keberhasilan dalam meningkatnya
penghasilan ini juga berdampak pada fasilitas umum. Dana untuk membangun
fasilitas umum sebagian besar dari penduduk yang melakukan urbanisasi
karena sudah memiliki penghasilan yang tinggi. Keempat, dalam bidang
pertanian dna perikanan kebarhisal dalam urbanisasi mebawa dampak yang
kurang menguntungkan. Kegiatan pertanian dan perikanan yang kurang
diperhatikan di era globalisasai ini membuat sektor ini mengalami kemunduran
alasanya adalah karena tidak ada penduduk yang melanjutkan usaha bertani,
apalagi generasi muda yang memiliki pemikiran bahwa bertani merupakan
sesuatu yang kuno. Karena itu dewasa ini kesulitan yang dihadapi pemilik
sawah adalah mencari buruh tani karena desa-desa lain banyak warganya yang
melakukan urbanisasi.

2.5 Strategi mengatasi urbanisasi terhadap masyarakat desa

Pembangunan masyarakat pedesaan menjadi pusat perhatian negara-


negara berkembang dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Banyak
sekali permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan desa seperti masalah
urbanisasi, kemiskinan, dan pengangguran, sehingga diperlukan beberapa
startegi untuk memecahkan masalah tersebut. Terdapat empat strategi
pembangunan desa yaitu:

1) Strategi pertumbuhan

10
Strategi pertumbuhan pada umumnya dimaksudkan untuk
mencapai peningkatan secara cepat dalam nilai ekonomis melalui
peningkatan pendapatan perkapita, produksi dan produktivitas
sektor pertanian, permodalan, kesempatan kerja dan peningkatan
kemampuan partisipasi masyarakat pedesaan. Untuk mencapai hal
tersebut perlu kemajuan sektor pertanian yang menjamin
penyediaan bahan makanan bagi penduduk pedesaan dan perkotaan
serta memeperluas pasar dari berbagai kegiatan industri.
2) Strategi kesejahteraan
Strategi kesejahteraan pada umumnya dimaksudkan untu
memperbaiki taraf hidup atau kesejahteraan penduduk pedesaan
melalui pelayanan dan peningkatan program-program
pembangunan social yang berskala nasional, seperti peningkatan
pendidikan, peningkatan kesehatan dan gizi, penanggulangan
urbanisasi, perbaikan tata letak permuliman penduudk,
pembanguna fasilitas transportasi, penyedia sarana dan prasarana
sosial. Setiap negara memiliki tujuan yang berporos pada
kesejahteraan sosial. Adapun tugas negara adalah:
a. Mengembalikan watak kebijakan public ketempat semula.
b. Melawan kekuatan pasar dan modal agar tidak memberikan
beban ekonomi kepada rakyat kecil.
c. Menampilkan kembali peran tradisional negara sebagai
intuisi.
3) Strategi responsive terhadap kebutuhan masyarakat
Strategi ini lahir akibat dari rekasi terhadap strategi
kesejahteraan yang dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan-
kebutuhan masyarakat dan pembanguna yang dirumuskan oleh
masyarakat sedini mungkin saja dengan bantuan pihak luar.
Ketiga startegi yang telah disebutkan memiliki kelemahan
masing-masing. Strategi pertumbuhan mempunyai kelamahan yaitu
meakin lebarnya kesenajngna ekonomi antara sikaya dan si miskin.
Strategi kesejahteraan memilik kelamahan yaitu masyarakat

11
memilik ketergantungan terhadpa pemerintah. Strategi yang
responsive terhadap kebutuhan masyarakat memiliki kelemahan
yaitu sangat sulit untuk direalisasikan sehingga sulit dilaksanakan
dengan efeketif.
4) Strategi terpadu atau startegi yang menyeluruh
Pada dasarnya strategi ini ingin mencapai tujuan yang
menyangkut kelangsungan pertumbuhan, persamaan, kesejahteraan
dan partisipasi aktif masyarakat secara silmutan. Pembangunan
desa memiliki fous pada upaya penanggulangan kemiskinan maka
strategi yang penting unutk dilaksanakan adalah menumbuhkan
pembangunan yang berdasarkan kepercayaan diri. Adapun elemen
penting dalam stertegi tersebut adalah pendekatan dimana rakyat
ditempatkan sebagai pemegang peranan penting dalam setiap
formulasi kebijakan dan pengambilan keputusan politis. Proses
penguatan penduduk miskin mencakup lima hal yaitu:
a. Penegembangan sumber daya manusia.
b. Penyediaan modal kerja
c. Penciptaan peluang dan kesempatan berusaha.
d. mengembangkan kelembagaan penduduk miskin.
e. Penciptaan sistem layannan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesenjangan wilayah dari daerah perkotaan dan pedesaan membuat
masyarakat desa melakukan urbanisasi. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk desa
ke kota dengan harapan untuk mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik. Urbanisasi
semakin tahun semakinmeningkat sesuai dengan perkiraan PBB yang mempirkrikan
bahwa di tahun 2020 penduduk desa yang tinggal di wilayah perkotaan mencapai 60,2

12
%. Urbanisasi terjadi karena beberapa faktor yaitu faktor penarik dan pendorong.
Urbanisasi sangat berpengaruh terhadap pembangunan pedesaan melihat hal ini sangat
berkaitan dengan masyarakat desa. urbanisasi memilik dampak positif dan negatif
sehingga harus dikelola dengan baik dan perlu diadakannya stretegi pembangunan
pedesaan sehingga mampu mengurangi urbanisasi

3.2 Saran
Pemerintah harus lebih memperhatikan sektor pertanian yang
merupakan penupang ekonomi di pedesaan sehingga banyak masyarakat yang
tidak melakukan urbanisasi terutama para generasi muda. Karena jika
masyarakat desa melakukan urbanisasi tidak ada yang membangun desa itu
sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Haryono, Tri Joko S. 1999. Dampak Urbanisasi terhadap Masyarakat di Daerah
Asal. Masyarakat Kebudayaan dan Politk. Vol: XII No. 4

Mansur. 2014. Problematika Urbanisasi. Al-Munzir. Vol. 7, No.1

Baroroh, Kiromim. 2017. Ekonomi Kerakyatan, Konsep & implementasi.


Yogyakarta: Graha Cendikia

13
Karunia, Nurul Yuniataqwa. 2013. Urbanisasi dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah.
Http://id.beritasatu.com (diakses pada tanggal 14 April 2019)

14

Anda mungkin juga menyukai