NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
1
PENDAHULUAN
1.1.
Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki ciri-ciri spesifik, yang
berbeda dengan negara-negara lain di dunia, sehingga perekonomiannya
tentu saja memiliki karakteristik tersendiri, yang berbeda pula dengan
negara-negara lain. Karakteristik menunjukan ciri yang mendasari dari
sebuah obyek. Adapun karakteristik perekonomian Indonesia dipengaruhi
oleh: 1. Faktor geografi, 2. Faktor demografi, 3. Faktor sosial, budaya, dan
politik.
1.2. Ruang lingkup Perekonomian Indonesia
Ruang lingkup perekonomian Indonesia dalam buku ini membahas
perekonomian Indonesia secara umum mencakup konsepsi teori terkait
perekonomian, dan sisi historis perjalanan perekonomian Indonesia,
kemudian dilanjutkan dengan bahasan yang spesifik terkait persoalan nyata,
seperti
pertumbuhan
ekonomi,
produk
nasional,
kependudukan,
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
2
PENDEKATAN TEORITIS PEMBANGUNAN DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
2.1
2.1.2
bisa
dimaknai
sebagai
aktivitas
untuk
negara
sebagai
pelaksana
kebijakan
berharap
akan
NAMA
NIM
KELAS
2.3
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
2.4
2.5
2.6
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
3
SEJARAH PEREKONOMIAN
INDONESIA
3.1
NAMA
NIM
KELAS
3.1.4
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
Masa Penjajahan Jepang (1942-1945)
Kebijakan ekonomi pada jaman penjajahan Jepang. Terdiri atas:
1) Perluasan Areal Persawahan, 2) Pengawasan Pertanian dan
Perkebunan.
Perluasan Areal Persawahan. Setelah menduduki Indonesia
Jepang melihat bahwa produksi beras tidak akan mampu memenuhi
kebutuhan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perluasan areal
persawahan guna meningkatkan produksi beras. Meskipun demikian
produksi pangan antara tahun 1941-1944 terus menurun.
Pengawasan
Pertanian
dan
Perkebunan.
Pelaksanaan
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
3 (tiga) masa, yaitu: 1). Masa Kemerdekaan (1945-1950), 2). Masa
Demokrasi Liberal (1950-1957), 3). Masa Demokrasi Terpimpin.
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
3.1.7.1 Masa Presiden BJ. Habibie (21 Mei 1998 s/d 20 Oktober
1999)
Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi
Indonesia, BJ Habibie melakukan langkah-langkah: 1). Melakukan
restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan
BPPN dan unit Pengelola Aset Negara, 2). Melikuidasi beberapa
bank yang bermasalah, 3). Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap
dolar hingga di bawah Rp. 10.000,00, 4). Membentuk lembaga
pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri, 5).
Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF. 6).
Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persainganyang Tidak Sehat, 7): Mengesahkan UU
No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Habibie, meski hanya singkat dalam masa pemerintahannya,
namun
menjadi
pelefakdasarbagi
pemerintahan
selanjutnya.
Dibandingkan
dengan
tahun
sebelumnya,
kondisi
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
pinjam uang dari luar negeri) dan revisi APBN 2001 yang terus
tertunda.
3.
4.
bagian
Keberhasilannya
dari
dalam
perjalanan
sejarah
memperbaiki
bangsa
sektor
Indonesia.
moneter,
dan
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
Pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh
signifikan seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang
terjadi sepanjang 2008 hingga 2009. Terbukti, perekonomian
Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi
dan finansial yang terjadi di zona Eropa. Korupsi dan kemiskinan
tetap menjadi masalah di Indonesia. Namun setelah beberapa tahun
berada dalam kepemimpinan nasional yang tidak menentu, SBY
telah berhasil menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di
lndonesia.
Era SBY meninggalkan beberapa masalah yaitu implementasi
pembangunan ekonomi terkesan seadanya, karena tidak (atau
barangkali belum) muncul strategi yang bisa membuat perekonomian
Indonesia kembali bergairah. Hal ini dibuktikan dengan masih
adanya pengangguran dan kemiskinan yang sampai sekarang masih
menjadi perdebatan.
3.2
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
4
SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
fungsinya
dalam
bidang
ekonomi
dengan
tujuan
untuk
mensejahterakan rakatnya.
4.2. Macam Sistem Ekonomi
Berdasarkan beberapa fakta yang ada paling tidak ada beberapa sistem
ekonomi yang berlangsung yaitu: 1) Sistem ekonomi tradisional, 2) Sistem
ekonomi pasar, 3) Sistem ekonomi sosialis, 4) Sistem Ekonomi campuran, 5)
Sistem ekonomi islam
4.3. Sistem Ekonomi Indonesia
4.3.1
Demokrasi Ekonomi
Demokrasi ekonomi tercantum eksplisit dalam konstitusi sebagai
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
5
PENDAPATAN NASIONAL DAN
PERTUMBUHANEKONOMI
Produk
Demestik Bruto; 2). Produk Nasional Bruto; 3). Pmduk Nasional Neto; 4).
Pendapatan Nasional Neto; 5). Pendapatan Perseorangan; 6) Pendapatan Siap
Dibelanjakan; 7) Pendapatan Perkapita.
5.1.3 Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional dapat dihitung dengan 3 (tiga) pendekatan, yaitu: 1 ).
Pendekatan Produksi; 2). Pendekatan Pengeluaran; 3). Pendekatan Pendapatan.
5.1.4 Tujuan dan Manfaat Perhitungan Pendapatan
Nasional
Tujuan mempelajari perhitungan pendapatan nasional, yaitu7: 1). Untuk
memperoleh taksiran akurat mengenai nilai barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat suatu negara dalam satu tahun; 2). Untuk membantu membuat .
rencana dan melaksanakan program pembang'unan berjangka untuk mencapai
tujuan pembangunan; 3). Untuk mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat perekonomian suatu negara. Selain itu, ada beberapa
manfaat mempelajari perhitungan pendapatan nasional, antara lain: 1).
Mengetahui dan menganalisis struktur ekonomi suatu negara; 2). Membandingkan
keadaan perekonomian dari waktu-waktu karena pendapatan nasional dicatat
setiap tahun; 4). Menjadi dasar komparatif (perbandingan) dengan perekonomian
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
1)
Permintaan dan Penawaran Agregat; 2). Konsumsi dan Tabungan; 3). Investasi
5.1.6 Pendapatan Nasional Cermin Kondisi Perekonomian
Jika suatu negara mampu menghasilkan barang atau jasa dengan nilai tinggi,
maka masyarakat negara yang bersangkutan tentu memiliki kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, jika suatu negara terbatas atau malah
tidak mampu sama sekali menghasilkan barang atau jasa, maka kondisi kehidupan
masyarakat di negara tersebut, tentu dalam posisi sulit. Dengan demikian,
pendapatan nasional yang mencerminkan kapasitas suatu negara dalam
menghasilkan output menjadi cermin kondisi perekonomiannya.
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
secara
maksimal,
dengan
harapan
dapat
dinikmati
oleh
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
6
KEPENDUDUKAN, KETENAGAKERJAAN,
DAN PENGANGGURAN
terkait
dengan
Indonesia,
pemenuhan
persoalan
kebutuhannya.
kependudukan
Dalam
ternyata
kependudukan,
sehingga
penduduk
dapat
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
7
PERDAGANGAN DAN
PEMBAYARANINTERNASIONAL
antar
budaya-budaya
lnternasional
manusia
berbeda,
konvensional.
semakin
mudah
suatu
Kemunculan
dalam
model
uang
menjalankan
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
Investasi di Indonesia
NAMA
NIM
KELAS
: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
investasi total relatif kecil, kondisi ini hampir tidak mempengaruh volatilitas
investasi secara keseluruhan. Selanjutnya, jika dibandingkan investasi terhadap
PDB Indonesia, dapat dikemukakan bahwa selama periode 1990-2007, rata-rata
persentase investasi terhadap PDB adalah 25,7%, dengan persentase investasi
pemerintah terhadap PDB sebesar 5,6% dan investasi masyarakat terhadap PDB
sebesar 20,1 %.
9.6 Hambatan Investasi di Indonesia
1). Belum optimalnya pelaksanaan harmonisasi pusat dan daerah, 2). Kualitas
infrastruktur yang kurang memadai, 3) Masih cukup panjangnya perizinan
investasi sehingga masih tinggmya biaya perizinan investasi dibandingkan dengan
negara-negara kompetitir, 4). Belum tercukupinya pasokan energi yang
dibutuhkan untuk kegiatan industri, 5). Masih cukup banyak peraturan daerah
yang menghambat iklim investasi, dan 6). Masih terkonsentrasinya sebaran
investasi di Pulau Jawa, dan belum optimalnya pelaksanaan alih teknologi.