Anda di halaman 1dari 20

NAMA

NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
1
PENDAHULUAN

1.1.

Karakteristik dan Kondisi perekonomian

Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki ciri-ciri spesifik, yang
berbeda dengan negara-negara lain di dunia, sehingga perekonomiannya
tentu saja memiliki karakteristik tersendiri, yang berbeda pula dengan
negara-negara lain. Karakteristik menunjukan ciri yang mendasari dari
sebuah obyek. Adapun karakteristik perekonomian Indonesia dipengaruhi
oleh: 1. Faktor geografi, 2. Faktor demografi, 3. Faktor sosial, budaya, dan
politik.
1.2. Ruang lingkup Perekonomian Indonesia
Ruang lingkup perekonomian Indonesia dalam buku ini membahas
perekonomian Indonesia secara umum mencakup konsepsi teori terkait
perekonomian, dan sisi historis perjalanan perekonomian Indonesia,
kemudian dilanjutkan dengan bahasan yang spesifik terkait persoalan nyata,
seperti

pertumbuhan

ekonomi,

produk

nasional,

kependudukan,

perdagangan internasional. Tidak ketinggalan bahasan tentang isu sektoral


mencakup industri, jasa, pertanian, ekspor-impor, dan kewirausahaan.

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
2
PENDEKATAN TEORITIS PEMBANGUNAN DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI

2.1

Persfektif Teori Pembangunan dan Pertumuhan Ekonomi


2.1.1

Apa Itu Ekonomi?


Ekonomi merupakan usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhannya dalam mencapai kemakmuran yang diinginkan,
melalui pilihan dalam menggunakan sumber daya produksi yang
sifatnya langka dan terbatas.

2.1.2

Apa Itu Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi


Pembangunan

bisa

dimaknai

sebagai

aktivitas

untuk

melakukan dan meraih perubahan menuju kondisi yang lebih baik


dari sebelumnya. Agar pembangunan dapat berhasil optimal, maka
diperlukan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Mengingat
begitu sentralnya makna pembangunan dan pertumbuhan ekonomi,
maka

negara

sebagai

pelaksana

kebijakan

berharap

akan

keberhasilan tersebut. Dengan demikian, bagi negara sebagai


penerima mandat dari rakyat, tujuan keberhasilan tersebut adalah
untuk rakyatnya, agar kemakmuran dapat tercapai. Konsepsi
pembangunan kemudian hadir untuk menjawab agar kemakmuran
manusia terealisasi.
2.2

Hubungan Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi


Untuk memahami perkonomian dan pembangunan tentu saja
relevan untuk melacak konsep ekonomi pembangunan. Dua ahli, yaitu
Bell (1987), dan Arndt (1981) relevan menjadi rujukan. Bell (1987)
memaknai ekonomi pembangunan adalah cabang dari ilmu ekonomi yang
mengkaji aspek-aspek ekonomi proses pembangunan pada negara-negara
yang berpendapatan rendah. Fokus ekonomi pembangunan bukan hanya
pada metode-metode peningkatan pertumuhan ekonomi dan perubahan
struktural, tetapi juga pada perbaikan potensial bagi populasi secara masal.

NAMA
NIM
KELAS
2.3

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV

Pertumbuhan dan Pemerataan


Walaupun konsep pemerataan dan pertumbuhan dan konsep
kebutuhan dasar manusia mempunyai tujuan yang sama, keduanya
mempunyai perbedaan dalam hal kebijakan yang diambil. Keberhasilan
dalam pemerataan pembangunan merupakan modal penting suatu negara
untuk meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan pemerataan pembangunan
yang proporsional jelas membawa angin segar bagi kondisi perekonomian
suatu negara. Negara yang kuat dalam sisi ekonomi, tentu saja berdampak
pada kondisi secara umum sebuah negara.

2.4

Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi


Dalam pembahasan mengenai teori pembangunan, khususnya
pembangunan ekonomi, dikenal empat pendekatan yang dominan, yaitu:
1) Teori pertumbuhan linear, 2) Teori pertumbuhan struktural, 3) Teori
revolusi ketergantungan internasional, 4) Teori Neoklasik.

2.5

Faktor yang mempengaruhi pembangunan dan Pertumbuhan


Ekonomi
Faktor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia salah satunya
dipengaruhi oleh sumber daya manusia, sumber daya alam, ilmu
pengetahuan dan teknologi, budaya, dan sumber daya modal.

2.6

Struktur Perekonomian Indonesia


Struktur perekonomian ternyata ditentukan oleh realitas politik,
kondisi geografis, dan realitas sosial suatu negara. Atas dasar ini jelas
terjadi perbedaan struktur ekonomi di antara negara satu dengan yang lain.
Pertumbuhan ekonomi ditandai oleh adanya suatu peningkatan output dari
waktu ke waktu. Peningkatan output menjadi penekanan, karena menjadi
sarana bagi pencapaian kemakmuran perekonomian suatu negara. Dengan
demikian, struktur perekonomian menjadi jembatan bagi terciptanya
kesejahteraan dan kemakmuran penduduk suatu negara.

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
3
SEJARAH PEREKONOMIAN
INDONESIA

3.1

Perekonomian Indonesia Dari Masa Ke Masa


3.1.1 Masa Sebelum Penjajahan (sebelum tahun 1600)
Singkatnya, dalam masa sebelum penjajahan, perekonomian
Indonesia bertumpu pada sektor pertanian clan perdagangan.
Munculnya sektor perdagangan dalam aktivitas masyarakat pada
jaman tersebut, menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia tidak
hanya berbas1s pada sektor primer saja. Dengan demikian, cikal
bakal sektor perekonomian yang lebih baik, sebenarnya telah dimulai
pada masa tersebut.
3.1.2 Masa Penjajahan Portugis (1509-1659)
Masa penjajahan Portugis memberikan pelajaran berharga bagi
bangsa Indonesia. Pada masa penjajahan Portugis, kondisi
perekonomian Indonesia lebih banyak diwarnai adanya perlawanan
dari rakyat terhadap Portugis, karena komoditi rempah-rempah yang
menjadi andalan rakyat Indonesia dijarah begitu saja. Dengan
demikian, kondisi perekonomian Indonesia berada dalam bayangbayang Portugis. Sumber daya yang menjadi tumpuan kehidupan
masyarakat, menjadi bagian dari ekspolitasi Portugis.
3.1.3 Masa Penjajahan Belanda (1602-1942)
Praktis pada jaman Penjajahan Belanda, perekonomian
Indonesia benar-benar tidak berdaya. Bangsa Indonesia ibarat hanya
dapat menerifl1a sisa dari kekayaannya sendiri. Segala sumber daya
dikeruk bagi keuntungan Belanda, yang mengakibatkan kondisi
masyarakat Indonesia tidak menjadi lebih baik, tetap sengsara.

NAMA
NIM
KELAS
3.1.4

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
Masa Penjajahan Jepang (1942-1945)
Kebijakan ekonomi pada jaman penjajahan Jepang. Terdiri atas:
1) Perluasan Areal Persawahan, 2) Pengawasan Pertanian dan
Perkebunan.
Perluasan Areal Persawahan. Setelah menduduki Indonesia
Jepang melihat bahwa produksi beras tidak akan mampu memenuhi
kebutuhan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perluasan areal
persawahan guna meningkatkan produksi beras. Meskipun demikian
produksi pangan antara tahun 1941-1944 terus menurun.
Pengawasan

Pertanian

dan

Perkebunan.

Pelaksanaan

pertanian diawasi secara ketat dengan tujuan untuk mengendalikan


harga barang, terutama beras. Hasil pertanian diatur sebagai berikut:
40% untuk petani, 30% harus dijual kepada pemerintah Jepang
dengan harga yang sangat murah, dan 30% harus diserahkan ke
lumbung desa.
Kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang di bidang ekonomi
telah mengakibatkan kehidupan rakyat Indonesia menjadi sengsara
dan penuh penderitaan. Kondisi akyat Indonesia selama pendudukan
Jepang, jika dibandingkan dengan kondisi rakyat Indonesia ketika
dijajah Belanda malah lebih buruk. Padahal Jepang menduduki
Indonesia hanya tiga setengah tahun, sedangkan Belanda menjajah
Indonesia selama tiga setengah abad.
3.1.5 Masa Orde Lama (1945-1967)
Dinamika perekonomian Indonesia pada masa Orde Lama
menarik untuk dicermati. Hal ini terjadi karena pada masa tersebut,
Indonesia adalah negara yang baru saja merdeka. lbaratnya, sebagai
negara yang baru merdeka maka berbagai fenomena muncul seiring
dengan berlangsungnya kehidupan politik yang berlangsung pada
saat itu. Dalam masa ini perkembangan perekonomian dibagai dalam

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
3 (tiga) masa, yaitu: 1). Masa Kemerdekaan (1945-1950), 2). Masa
Demokrasi Liberal (1950-1957), 3). Masa Demokrasi Terpimpin.

3.1.6 Masa Orde Baru (1967-2008)


Meskipun Orde Baru berhasil meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, tapi fundamental ekonomi justru rapuh. Hal ini terbukti,
ketika dunia dilanda krisis global pada tahun 1998, Indonesia
merasakan dampak yang luar biasa. Harga-harga meningkat secara
drastis dan sulit dikendalikan, rupiah tidak berharga dalam
perdagangan internasional, dan banyak perusahaan berskala besar
bangkrut. Titik kulminasi keterpurukan Orde Baru, akhirnya
berujung pada mundurnya Soeharto dari kursi presiden pada tanggal
21 Mei 1998.
Terlepas dari berbagai kontroversi tentang perjalanan rezim
Orde Baru, namun harus diakui bahwa Orde Baru paling tidak telah
meletakkan dasar-dasar perekonomian bagi rezim selanjutnya. Pelita
paling tidak memberikan pondasi bagi keberlangsungan program
selanjutnya. Selain itu, kondisi sosial politik yang relatif stabil
menjadi modal bagi tumbuhnya perekonomian secara baik.
3.1.7 Masa Reformasi (1998-sekarang)
Masa Reformasi, dianggap sebagai tonggak baru perjalanan
kehidupan bangsa Indonesia, baik dari sisi sosial dan politik. Pada
masa ini muncul beberapa kebijakan yang kemudian menjadi
landasan bagi perjalanan sejarah Bangsa Indonesia kedepan.
Kebijakan yang paling menonojol adalah adanya pergeseran
pengelolaan pemerintahan dari yang semula sentralistis, menjadi
desentralistis. Kebijakan ini terkenal dengan Otonomi Daerah, yang
diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 1999, yang kemudian
disempurnakan menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004.

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
3.1.7.1 Masa Presiden BJ. Habibie (21 Mei 1998 s/d 20 Oktober
1999)
Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi
Indonesia, BJ Habibie melakukan langkah-langkah: 1). Melakukan
restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan
BPPN dan unit Pengelola Aset Negara, 2). Melikuidasi beberapa
bank yang bermasalah, 3). Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap
dolar hingga di bawah Rp. 10.000,00, 4). Membentuk lembaga
pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri, 5).
Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF. 6).
Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persainganyang Tidak Sehat, 7): Mengesahkan UU
No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Habibie, meski hanya singkat dalam masa pemerintahannya,
namun

menjadi

pelefakdasarbagi

pemerintahan

selanjutnya.

Otonomi Daerah adalah satu kebijakan strategis yang dapat meredam


gejolak disintegrasi bangsa lebih jauh.
3.1.7.2 Masa Presiden Abdurrahman Wahid/ Gus Dur
(20 Oktober 1999 23 Juli 2001)
Kondisi perekonomian Indonesia pada masa pemerintahan
Presiden Abdurahman Wahid memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.

Dibandingkan

dengan

tahun

sebelumnya,

kondisi

perekonomian Indonesia mulai mengarah pada perbaikan, di


antaranya pertumbuhan PDB yang mulai positif, laju inflasi
dan tingkat suku bunga yang rendah, sehingga kondisi moneter
dalam negeri juga sudah mulai stabil.
2.

Hubungan pemerintah dibawah pimpinan Abdurahman Wahid


dengan IMF juga kurang baik, yang dikarenakan masalah,
seperti Amandemen UU No. 23 Tahun 1999 mengenai Bank
Indonesia, penerapan otonomi daerah (kebebasan daerah untuk

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
pinjam uang dari luar negeri) dan revisi APBN 2001 yang terus
tertunda.
3.

Politik dan sosial yang tidak stabil semakin parah yang


membuat investor asing menjadi enggan untuk menanamkan
modal di Indonesia.

4.

Makin rumitnya persoalan ekonomi ditandai lagi dengan


pergerakan lndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang
cenderung negatif, bahkan merosot hingga 300 poin,
dikarenakan lebih banyaknya kegiatan penjualan daripada
kegiatan pembelian dalam perdagangan saham di dalam negeri.

3.1.7.3 Masa Presiden Megawati Soekarnoputri (23 Juli 2001 s/d


20 Oktober 2004)
Pada masa kepemimpinan Presiden Megawati, perekonomian
Indonesia mulai mengalami kemajuan. Pemerintah dapat menaikkan
pertumbuhan ekonomi menjadi 4,1%, karena pada saat itu
pemerintah membuat kebijakan privatisasi BUMN, yaitu menjual
perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi
perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan
mengurangi beban Negara. Namun kebijakan ini memicu banyak
kontroversi karena BUMN yang diprivatisasi dijual kepada
perusahaan asing.
Megawati, sebagai presiden wan ita pertama di Indonesia,
menjadi

bagian

Keberhasilannya

dari
dalam

perjalanan

sejarah

memperbaiki

bangsa

sektor

Indonesia.

moneter,

dan

membidani terbentuknya lembaga korupsi, jelas merupakan modal


berharga bagi pemerintahan selanjutnya.
3.1.7.4 Masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(20 Oktober 2004 s/d sekarang)

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
Pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh
signifikan seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang
terjadi sepanjang 2008 hingga 2009. Terbukti, perekonomian
Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi
dan finansial yang terjadi di zona Eropa. Korupsi dan kemiskinan
tetap menjadi masalah di Indonesia. Namun setelah beberapa tahun
berada dalam kepemimpinan nasional yang tidak menentu, SBY
telah berhasil menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di
lndonesia.
Era SBY meninggalkan beberapa masalah yaitu implementasi
pembangunan ekonomi terkesan seadanya, karena tidak (atau
barangkali belum) muncul strategi yang bisa membuat perekonomian
Indonesia kembali bergairah. Hal ini dibuktikan dengan masih
adanya pengangguran dan kemiskinan yang sampai sekarang masih
menjadi perdebatan.

3.2

Prospek Perekonomian Indonesia


Bab ini menuntun kita untuk menyadari bahwa waktu dapat
mempengaruhi perjalanan kondisi perekonomian. Perjalanan waktu yang
diiringi dengan perubahan dinamika, baik sosial dan politik, ternyata
memberikan kontribusi pada kebijakan yang dihasilkan pada periode
masing-masing pemerintah. Ada kesan belum ada keberlanjutan secara
menyeluruh terhadap kebijakan dari periode pemerintahan sebelumnya.
Namun di tengah realita sep.erti terurai di bab ini, ternyata Indonesia
masih mempunyai harapan terhadap kondisi perekonomian. Prospek
ekonomi Indonesia ternyata didukung oleh kondisi yang signifikan, baik
dari sisi mikro dan makro, serta sektoral. Hal ini membawa opitmisme
bagi perkembangan ekonomi Indonesia yang lebih baik.

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
4
SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

4.1 Pengertian Sistem Ekonomi


Sistem perekonomian merupakan bagian dari tata kelola negara dalam
menjalankan

fungsinya

dalam

bidang

ekonomi

dengan

tujuan

untuk

mensejahterakan rakatnya.
4.2. Macam Sistem Ekonomi
Berdasarkan beberapa fakta yang ada paling tidak ada beberapa sistem
ekonomi yang berlangsung yaitu: 1) Sistem ekonomi tradisional, 2) Sistem
ekonomi pasar, 3) Sistem ekonomi sosialis, 4) Sistem Ekonomi campuran, 5)
Sistem ekonomi islam
4.3. Sistem Ekonomi Indonesia
4.3.1

Landasan Sistem Ekonomi Indonesia


Sistem Ekonomi Indonesia, yang pada dasarnya mengandung

aspek etik dan moral luhur, dengan menempatkan rakyat pada


kedudukan yang mulia, dimana rakyat sebagai pemegang kedaulatan,
rakyat sebagai hamba Tuhan, dimana hidup dalam relasi dengan
berbasis modal sosial berupa tolong menolong dan gotong royong.
Akhirnya sistem ekonomi Indonesia sejatinya bersandar pada ideologi
kerakyatan.
4.3.2

Demokrasi Ekonomi
Demokrasi ekonomi tercantum eksplisit dalam konstitusi sebagai

hukum tertinggi di negara kita. UUD Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 memang mengandung gagasan demokrasi politik dan
sekaligus demokrasi ekonomi. Artinya, dalam pemegang kekuasaan
tertinggi di negara kita adalah rakyat, baik di bidang politik maupun
ekonomi. Seluruh sumber daya politik dan ekonomi dikuasai oleh
rakyat yang berdaulat.

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV

4.3.3 Sistem Ekonomi Pancasila


Sistem Ekonomi Pancasila merupakan aturan main kehidupan
ekonomi antar pelaku-pelaku ekonomi yang didasarkan pada etika atau
moral Pancasila dengan tujuan akhir mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Etika Pancasila adalah landasan moral dan
kemanusiaan yang dijiwai semangat nasionalisme (kebangsaan) dan
kerakyatan, yang kesemuanya bermuara pada keadilan sosial bagi
seluruh rakyat.
4.3.4 Sistem Ekonomi Kerakyatan
Tujuan yang diharapkan dari penerapan Sistem Ekonomi
Kerakyatan: 1) Membangun Indonesia yang berdikari secara ekonomi
berdaulat secara politik, dan berkepribadian yang berkebudayaan; 2)
Mendorong pertumbuhan ekonomi yang Mendorong pemerataan
pendapatan rakyat; 3) Meningkatkan efisiensi perekonomian secara
nasional.
Secara garis besar makna, sistem ekonomi dapat disimpulkan
merupakan mekanisme pemkonomian sebagai bagian dari kebijakan
negara. Karena terkait kebijakan, maka dinamika politik negara
menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Sehingga, antara sistem
ekonomi dan sistem politik yang dianut oleh suatu negara, ibarat dua
sisi mata uang yang tidak bisa dilepaskan.

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
5
PENDAPATAN NASIONAL DAN
PERTUMBUHANEKONOMI

5.1 Pendapatan Nasional


5.1.1 Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional merupakan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh suatu sistem produksi dalam suatu negara dalam kurun waktu tertentu.
5.1.2 Komponen. Pendapatan Nasional
secara umum komponen pendapatan nasional terdiri atas: 1)

Produk

Demestik Bruto; 2). Produk Nasional Bruto; 3). Pmduk Nasional Neto; 4).
Pendapatan Nasional Neto; 5). Pendapatan Perseorangan; 6) Pendapatan Siap
Dibelanjakan; 7) Pendapatan Perkapita.
5.1.3 Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional dapat dihitung dengan 3 (tiga) pendekatan, yaitu: 1 ).
Pendekatan Produksi; 2). Pendekatan Pengeluaran; 3). Pendekatan Pendapatan.
5.1.4 Tujuan dan Manfaat Perhitungan Pendapatan
Nasional
Tujuan mempelajari perhitungan pendapatan nasional, yaitu7: 1). Untuk
memperoleh taksiran akurat mengenai nilai barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat suatu negara dalam satu tahun; 2). Untuk membantu membuat .
rencana dan melaksanakan program pembang'unan berjangka untuk mencapai
tujuan pembangunan; 3). Untuk mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat perekonomian suatu negara. Selain itu, ada beberapa
manfaat mempelajari perhitungan pendapatan nasional, antara lain: 1).
Mengetahui dan menganalisis struktur ekonomi suatu negara; 2). Membandingkan
keadaan perekonomian dari waktu-waktu karena pendapatan nasional dicatat
setiap tahun; 4). Menjadi dasar komparatif (perbandingan) dengan perekonomian

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV

negara lain; 5). Membantu merumuskan kebijakan pemerintah, khususnya di


bidang ekonomi.
5.1.5 faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional
Pendapatan nasional dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya:

1)

Permintaan dan Penawaran Agregat; 2). Konsumsi dan Tabungan; 3). Investasi
5.1.6 Pendapatan Nasional Cermin Kondisi Perekonomian
Jika suatu negara mampu menghasilkan barang atau jasa dengan nilai tinggi,
maka masyarakat negara yang bersangkutan tentu memiliki kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, jika suatu negara terbatas atau malah
tidak mampu sama sekali menghasilkan barang atau jasa, maka kondisi kehidupan
masyarakat di negara tersebut, tentu dalam posisi sulit. Dengan demikian,
pendapatan nasional yang mencerminkan kapasitas suatu negara dalam
menghasilkan output menjadi cermin kondisi perekonomiannya.

5.2 Pertumbuhan Ekonomi


5.2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian
suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik dari
waktu sebelumnya.
5.2.2 Pengukuran Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Mankiw (2006), dalam konsep dasar ekonomi makro indikator
yang digunakan dalam mengukur pertumbuhan ekonomi adalah produk domestik
bruto (PDB). Caranya adalah dengan membandingkan besarnya PDB dari waktu
sekarang dengan waktu yang akan datang. Berdasar hasil itulah dapat diketahui
berapa tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara.

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV

5.3 Perkembangan Pendapatan Nasional


Danpertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pendapatan nasional adalah bagian penting dalam proses pembangunan
ekonomi. Pendapatan nasional menjadi target utama bagi setiap negara untuk
mencapainya

secara

maksimal,

dengan

harapan

dapat

dinikmati

oleh

penduduknya. Agar pendapatan nasional tercapai secara maksimal, maka


pertumbuhan ekonomi juga harus sejalan. Dengan tingkat pertumbuhan output
yang siginifikan, maka akan berkontribusi pada pendapatan nasional.

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
6
KEPENDUDUKAN, KETENAGAKERJAAN,
DAN PENGANGGURAN

6.1 Tenaga Kerja


6.1.1 Pengertian Tenaga Kerja
Menurut Payaman (1985), tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk
berumur 10 tahun atau lebih yang bekerja, mencari pekerjaan, dan sedang
melakukan kegiatan lain, seperti sekolah maupun mengurus rumah tangga dan
penerima pendapatan.
6.2 Pengangguran
Pengngguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang
yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja
kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
6.3 Kondisi Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Indonesia
Pemahaman kita tentang penduduk dan tenaga kerja yang
begitu kompleks. Di satu sisi penduduk menjadi aset ekonomi
(dalam proses produksi), di sisi lain ternyata menjadi beban
negara
konteks

terkait

dengan

Indonesia,

pemenuhan

persoalan

kebutuhannya.

kependudukan

Dalam
ternyata

menyimpan kerumitan tersendiri, terkait dengan persebaran dan


kualitasnya. Hal ini tentu menjadi pemikiran tersendiri untuk
dipecahkan. Perlu kebijakan yang tepat dan menyeluruh bagi
penanganan

kependudukan,

sehingga

penduduk

memberikan kontribusi bagi perekonomian negara.

dapat

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV
7
PERDAGANGAN DAN
PEMBAYARANINTERNASIONAL

7.1 Perdagangan Internasional


7.1.1 Sejarah Perdagangan lnternasional
Jejarah mencatat beberapa jalur perdagangan yang.dapat
menghubungkan Timur, Arab, Asia dan Barat salah satunya
adalah jalur sutra. Jalur ini merupakan jalan penghubung yang
mempertemukan timur jauh (Gujarat, India, Arab) dengan
pedagang dari Asia (China) negara-negara bawah angin (Malaka,
Nusantara) dan juga pedagang dari, Eropa. lnilah awal interaksi
perdagangan (ekonomi) paling intens yang sekaligus menjadi
pertemuan
perdagangan
menjadikan

antar

budaya-budaya

lnternasional
manusia

berbeda,

konvensional.

semakin

mudah

suatu

Kemunculan
dalam

model
uang

menjalankan

aktivitas perdagangan (ekonomi) dan barter perlahan mulai


ditinggalkan meski demikian di beberapa tempat barter masih
digunakan dalam perdagangan. Setelah penemuan uang sebagai
alat tukar ditambah dengan terbukanya jalur-jalur baru seperti
Asia tenggara dan Amerika Latin membuat manusia berlombalomba untuk dapat menguasai jalur tersebut. Salah satu jalur
yang menjadi primadona terutama dalam kurun waktu sekitar
abad ke-13 sampai dengan abad ke-16 adalah Asia tenggara
terutama kepulauan Nusantara (sekarang Indonesia).
7.1.2 Teori Perdagangan Internasional
Secara garis besar dari perdagangan internasional terdiri
atas teori klasik dan modern.
7. 1.3 Manfaat Perdagangan Internasional
a. Menjalin persahabatan antar negara

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV

b. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di


negeri sendiri;
c. Memperoleh keuntungan dari spesialisai;
d. Memperluas pasar dan menambah keuntungan;
e. Transfer teknologi modern perdagangan luar negeri
memungr
f. kinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi
yang lebih
g. efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

7.1.4 Hambatan Perdagangan I nternasional


a. Perbedaan Mata Uang Antar Negara.
b. Kualitas Sumber Daya yang Rendah.
c. Pembayaran Antar Negara Sulit dan Risikonya Besar.
d. Adanya Kebijaksanaan lmpor dari Suatu Negara
e. Terjadinya Perang.
f. Adanya Organisasi-Organisasi Ekonomi Regional.
7.2 Komponen Neraca Pembayaran lnternasional
a. Neraca Petnbayaran Transaksi Berjalan (Current Account)
b. Neraca Transaksi Modal (Capital Account)
c. Neraca Jasa
d. Neraca Moneter
e. Neraca Perdagangan
f. Transaksi Unilateral

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV

7.2.1 Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran


lnternasional
Neraca pembayaran dikatakan defisit bila nilai ekspor
barang lebih kecil dari impornya dan dikatakan surplus bila
ekspor barang lebih besar dari impornya.
7.2.2 Cadangan Devisa
Cadangan devisa merupakan posisi aktiva luar negeri
pemerintah suatu negara dan bank-bank devisa yang harus
dipelihara untuk keperluan transaksi internasional.
8
SEKTOR PENGELUARAN MASYARAKAT
8.1 Pola dan Kondisi Konsumsi di Indonesia
Publikasi Bank Dunia tahun 2012 memaparkan 43% pengeluaran konsumsi
rumah tangga Indonesia melebihi negara tetangga Malaysia yang hanya 25%.
Sedangkan rumah tangga di Jepang hanya membelanjakan 19% dari
pengeluarannya untuk pangan. Orang Amerika Serikat lebih mapan lagi, mereka
hanya membelanjakan 11 % untuk pangan.
Konsumsi merupakan bagian penting dalam perekonomian. Konsumsi
menjadi penggerak perekonomian, karena menjadi tempat bagi tersalurnya output
(baik barang maupun jasa) yang dihasilkan perekonomian suatu negara. Tinggi
rendahnya konsumsi dapat menjadi penentu tinggi rendahnya pertumbuhan
ekonomi. Semakin tinggi tingkat konsumsi, maka semakin banyak barang dan jasa
yang berputar dalam perekonomian. Turunnya konsumsi berpotensi menjadi
penyebab stagnasi perekonomian.
9
SEKTOR INVESTASI

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV

9.1 Investasi dalam Persfektif Teoritis


Istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran untuk membeli barang
modal dan perlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan
jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini
memungkinkan perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan
jasa di masa yang akan datang.
9.2

Mengapa Investasi Penting?

Tingkat investasi yang tinggi akan meningkatkan kapasitas produksi yang


pada akhirnya berujung pada pembukaan lapangan kerja baru. Dengan begitu,
tingkat pengangguran bisa direduksi dan pendapatan masyarakat pun meningkat.
Adanya investasi juga memungkinkan terjadinya transfer teknologi dan
pengetahuan dari negara maju ke negara berkembang.
9.3 Investasi Dan Akselerasi Perekonomian
Maraknya investasi di suatu negara, tentunya akan membawa beberapa
manfaat yang positif bagi negara bersangkutan. Misalnya terbukanya lapangan
pekerjaan, transfer ilmu pengetahuan, menambah pendapatan daerah/pusat. Juga
mampu mempercepat kemajuan daerah tersebut melalui perbaikan infrastruktur.
Semakin banyaknya jumlah investor dan semakin besar nominal investasi yang
ditanamkan, hal ini pasti akan mempengaruhi terhadap akselerasi pertumbuhan
ekonomi negara ke arah yang positif.
9.4 Faktor yang Memengaruhi Investasi
Kekuatan ekonomi utama yang menentukan investasi adalah hasil biaya
investasi yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak serta harapan
mengenai masa depan (Samuelson dan Nordhaus, 1993). Faktor yang dapat
mempengaruhi investasi di antaranya nilai tukar, suku bunga, inflasi, dan
infrastruktur.
9.5

Investasi di Indonesia

Investasi pemerintah memang menunjukkan kondisi penurunan volatilitas


pada periode setelah krisis. Namun, karena proporsi investasi pemerintah terhadap

NAMA
NIM
KELAS

: KUMAEDI
: 14010063
: NRC SEMESTER IV

investasi total relatif kecil, kondisi ini hampir tidak mempengaruh volatilitas
investasi secara keseluruhan. Selanjutnya, jika dibandingkan investasi terhadap
PDB Indonesia, dapat dikemukakan bahwa selama periode 1990-2007, rata-rata
persentase investasi terhadap PDB adalah 25,7%, dengan persentase investasi
pemerintah terhadap PDB sebesar 5,6% dan investasi masyarakat terhadap PDB
sebesar 20,1 %.
9.6 Hambatan Investasi di Indonesia
1). Belum optimalnya pelaksanaan harmonisasi pusat dan daerah, 2). Kualitas
infrastruktur yang kurang memadai, 3) Masih cukup panjangnya perizinan
investasi sehingga masih tinggmya biaya perizinan investasi dibandingkan dengan
negara-negara kompetitir, 4). Belum tercukupinya pasokan energi yang
dibutuhkan untuk kegiatan industri, 5). Masih cukup banyak peraturan daerah
yang menghambat iklim investasi, dan 6). Masih terkonsentrasinya sebaran
investasi di Pulau Jawa, dan belum optimalnya pelaksanaan alih teknologi.

Anda mungkin juga menyukai