Anda di halaman 1dari 6

Made Bagus Satrya Pradhana

1515351047

Bagian 6

A . PENGERTIAN KRISIS MONETER

Krisis moneter adalah krisis yg berhubungan dengan uang atau keuangan suatu
Negara, hal ini ditandai dengan Keadaan keuangan yang tidak menentu sebagai
akibat lembaga keuangan dan nilai tukar mata uang tidak berfungsi dan tidak
berjalan sesuai dengan harapan.

B. PENYEBAB KRISIS MONETER

Penyebab krisis ekonomi menurut identifikasi para pakar :

1. Kesenjangan produktifitas yang erat berkaitan dengan lemahnya alokasi


aset ataupun faktor-faktor produksi.
2. Jebakan ketidak seimbangan yang berkaitan dengan ketidakseimbangan
struktur antar sektor produksi.
3. Ketergantungan pada utang luar negeri yang berhubungan dengan
perilaku para pelaku bisnis yang cenderung memobilisasi dana dalam
bentuk mata uang asing.
4. Stok utang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka
pendek, telah menciptakan kondisi yang tidak stabil. Hal ini diperburuk
oleh rasa percaya diri yang berlebihan (bahkan cenderung mengabaikan)
para menteri di bidang ekonomi maupun masyarakat perbankan sendiri,
dalam menghadapi besarnya serta persyaratan utang swasta tersebut.
5. Terkait erat dengan masalah di atas, adalah banyaknya kelemahan dalam
sistem perbankan di suatu negara. Dengan kelemahan sistemik
perbankan tersebut, masalah utang swasta eksternal langsung beralih
menjadi masalah perbankan dalam negeri.
6. Sejalan dengan makin tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu
tentang pemerintahan otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi
pula.
7. Perkembangan situasi politik yang makin menghangat akibat krisis
ekonomi, dan pada gilirannya memperbesar dampak krisis ekonomi itu
sendiri.

8. argument bahwa pasar financial internasional tidak stabil secara inheren


yang kemudian mengakibatkan buble ekonomi dan cenderung bergerak
liar. Bahkan sejak tahun 1990-an pasar financiall lebih tidak stabil lagi.
Hal ini dikarenakan tindakan perbankan negara-negara maju
menurunkan suku bunga mereka. Sehingga mendorong dana-ana masuk
pasar global. Maka pada tahun 1990-an ana asing melonjak dari $9
Miliyard menjadi lebih dari $240 Milliyard.
9. Kegagalan manajemen makro ekonomi tercermin dari kombinasi nilai
tukar yang kaku dan kebijkan fiskal yang longgar, inflasi yang merupakan
hasil dari apresiasi nilai tukar efectif riil,deficit neraca pembayaran dan
pelarian modal.
10. Kelemahan sektorfinacial yang over gradueted, but under regulete
11. Semakin membesarnya cronycapitalism dan sistem politik yang otoriter
dan sentralistik(M. Fadhil Hasan).
Jika diartikan secara ekonomis teknis, krisis bisa disebut sebagai
titikbalik pertumbuhan ekonomi yang menjadi merosot.

Untuk mengatasi dilema fundamental ini diperlukan suatu konsensus


politik secara nasional, yang berfokus pada pilihan politik untuk
merekonsiliasikan keperluan penyelesaian secara tuntas terhadap
masalah-masalah dari masa lalu, dengan kepentingan bangsa dan negara
untuk maju ke depan didukung oleh semua pihak.
Dengan adanya konsensus politik secara nasional, barulah kita dapat
menyusun suatu Program Nasional untuk cepat keluar dari krisis dan
mulai memulihkan kembali Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang
mampu memberantas pengangguran, kemiskinan, kebodohan, dan Utang
Nasional. Sebab di situlah letak kepentingan mendesak dari ekonomi
rakyat.

C. DAMPAK DARI KRISIS EKONOMI

Krisis Moneter membawa dampak yang kurang baik bagi Negara yang
mengalaminya, ini disebabkan karena kurs nilai tukar valas, khususnya dollar
AS, yang melambung tinggi. Dampak yang terlihat seperti : Banyak perusahaan
yang terpaksa mem-PHK pekerjanya dengan alasan tidak dapat membayar upah
para pekerjanya. Sehingga menambah angka pengangguran. Pemerintah
kesulitan menutup APBN. Harga barang yang naik cukup tinggi, yang
mengakibatkan masyrakat kesulitan mendapat barang-barang kebutuhan
pokoknya. Utang luar negeri melonjak. Harga BBM naik.
Kemiskinan juga termasuk dampak krisis moneter. Meningkatnya jumlah
penduduk yang miskin tidak terlepas dari jatuhnya nilai mata uang yang tajam,
yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antara penghasilan yang berkurang
akibat PHK atau naik sedikit dengan pengeluaran yang meningkat tajam karena
tingkat inflasi yang tinggi.
Disaat krisis itu terjadi banyak pejabat yang melakukan korupsi. Sehingga
mengurangi pendapatan para pekerja yang lain. Banyak perusahaan yang
meminjam uang pada perusahaan Negara asing dengan tingkat bunga yang
lumayan tinggi, hal itu menambah beban utang Negara. Pada sisi lain
merosotnya nilai tukar mata uang juga membawa hikmah. Secara umum impor
barang menurun tajam. Sebaliknya arus masuk turis asing akan lebih besar, daya
saing produk dalam negeri dengan tingkat kandungan impor rendah meningkat
sehingga bisa menahan impor dan merangsang ekspor khususnya yang berbasis
pertanian.
Dampak dari krisis moneter lebih banyak yang negative dibandingkan dampak
positifnya. Itu di karenakan krisis ini mengganggu kesejahteraan masyarakat.

D. CIRI NEGARA YANG MENGALAMI KRISIS MONETER

Ciri ciri suatu negara yang rentan terhadap krisis moneter

 memiliki jumlah hutang luar negeri yang cukup besar


 mengalami inflasi yang tidak terkontrol
 defisit neraca pembayaran yang besar
 kurs pertukaran mata uang yang tidak seimbang
 tingkat suku bunga yang diatas kewajaran

Jika ciri ciri di atas dimiliki oleh sebuah negara,maka dapat dipastikan Negara
tersebut hanya menunggu waktu mengalami krisis ekonomi.

E. KEBIJAKAN MONETER DALAM MENANGANI KRISIS MONETER

Macam-macam kebijakan moneter dalam rangka mengatasi krisis moneter

1. Operasi pasar terbuka (Open market operation)


Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan
menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government security). Jika
ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintahan akan membeli surat
berharga pemerintah. Namaun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang,
maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat.
Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan
dari Sertifikat Bank Indonesia dan SPBU atau singkatan atas Surat Berharga
Pasar Uang.

2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)


Fasilitas diskonto (Discount Rate) adalah pengaturan jumlah uang beredar
dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum
kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank
sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan
tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikan tingkat bunga demi
membuat uang yang beredar berkurang.

3. Rasio cadangan wajib (Reserve Requirement Ratio)


Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan oleh
pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio
cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikan
rasio.

4. Himbauan moral (moral persuasion)


Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan member himbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya
seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau
agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah
uang beredar pada perekonomian.
F. LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENGATASI KRISIS MONETER

Langkah kebijakan yang diambil selama krisis ini terfokus kepada


mengembalikan kestabilan makroekonomi dan membangun kembali
infrastruktur ekonomi, khususnya di sektor perbankan dan dunia usaha.
Mengingat kompleksnya masalah yang dihadapi, strategi umum dari program
program ekonomi yang diterapkan di negara-negara yang mengalami krisis
serupa bertumpu pada empat bidang pokok:

• Di bidang moneter, ditempuh kebijakan moneter ketat untuk mengurangi laju


inflasi dan penurunan atau depresiasi nilai mata uang lokal secara berlebihan.

• Di bidang fiskal, ditempuh kebijakan yang lebih terfokus kepada upaya


relokasi pengeluaran untuk kegiatan-kegiatan tidak produktif kepada kegiatan-
kegiatan yang diharapkan dapat mengurangi social cost yang ditimbulkan oleh
krisis ekonomi. Salah satu bentuknya adalah dengan program Jaring Pengaman
Sosial.

• Di bidang pengelolaan (governance), ditempuh kebijakan untuk memperbaiki


kemampuan pengelolaan baik di sektor publik maupun swasta. Termasuk di
dalamnya upaya mengurangi intervensi pemerintah, monopoli, dan
kegiatankegiatan yang kurang produktif lainnya.

• Di bidang perbankan, ditempuh kebijakan yang akan memperbaiki


kelemahankelemahan sistem perbankan berupa program restrukturisasi
perbankan yang bertujuan untuk mencapai dua hal, yaitu: mengatasi dampak
krisis dan menghindari terjadinya krisis serupa di masa datang.

Anda mungkin juga menyukai