AKUNTANSI SYARIAH
“SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN AKUNTANSI SYARIAH”
Dosen Pengampu :
Rochmawati, S.Pd., M.Ak.
A. Latar Belakang
Praktik akuntansi di sebuah negara dikembangkan secara sengaja untuk mencapai
tujuan sosial tertentu. Di Indonesia, perkembangan praktik akuntansi diwarnai oleh
praktik akuntansi yang berdasarkan pada nilai islam, yang dikenal sebagai akuntansi
syariah. Konsep syariah dalam akuntansi merupakan refleksi dari ajaran islam yang
menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dalam konsep ekonomi, dan
akuntansi. Perkembangan akuntansi syariah merupakan bagian dari dinamika
perkembangan teori akuntansi sesuai dengan kondisi sosial masyarakat indonesia yang
sebagian besar adalah penduduk yang beragama islam. Konsekuensi logis dari kondisi
sosial ini adalah kesediaan pemerintah untuk mengakomodir konsep akuntansi yang
sesuai dengan kondisi masyarakat islam, yaitu konsep akuntansi dilihat dari sudut
pandang islami.
Praktik akuntansi syariah di Indonesia telah berkembang pesat, dan mendapat
respon yang positif dari masyarakat dan pemerintah. Salah satu respon dari pemerintah
adalah adanya standar yang menjadi guidance bagi lembaga keuangan syariah.
Banyak sekali bermunculan lembaga keuangan yang menggunakan praktik syariah
dalam menjalankan bisnisnya saat ini. Konsep syariah sendiri mulai digunakan untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat mayoritas di Indonesia yang beragama
Islam. Perkembangan tersebut membuat lembaga keuangan syariah mulai menerapkan
metode pencatatan akuntansi syariah dalam praktiknya saat. Konsep Akuntansi
syariah pun mulai berkembang dan diadopsi oleh lembaga-lembaga keuangan lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kronologi perkembangan akuntansi dalam Islam ?
2. Bagaimana faktor-faktor perkembangan akuntansi dalam Islam ?
3. Bagaimana perkembangan konsep akuntansi syariah ?
C. Tujuan
1. Mengetahui kronologi perkembangan akuntansi dalam Islam.
2. Mengetahui faktor-faktor perkembangan akuntansi dalam Islam.
3. Mengetahui perkembangan konsep akuntansi syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
6. Tidak díberikan jarak penulisan di sisi sebelah kini, dan harus diberi garis
penutup Garis ini disebut sebagai Attarkeen.
7. Koreksi atas transaksi yang telah dicatat tidak boleh dengan cara
menghapus atau menulis ulang Jika AlKateb melakukan kesalahan maka
harus mengganti.
8. Jika akun telah ditutup, maka akan diberi tanda tentang hal tersebut.
12. Laporan harus disusun setiap bulan dan setiap tahun. Laporan harus
cukup detail dan memutat informasi yang penting.
13. Pada setiap akhir tahun, laporan yang disampaikan oleh Al Kateb harus
menjelaskan seluruh informasi yang penting informasi secara detail
barang dan dana yang berada di bawah wewenangnya.
14. Laporan tahunan yang disusun Al Kateb akan diperiksa dan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya dan akan disimpan di Diwan Pusat.
Bismillahirrahmaanirahiim
Laporan Keuangan per 1 Muharam sampai 30 Dzulhijjah tahun.. H
Sumber – sumber keuangan:
a) Pajak – pajak dari… tanggal… 000
b) Pemasukan dari… tanggal… 000
Penggunaan Dana
a) Wesel – wesel ke kantor lain 000
b) Pembelian – pembelian kantor 000
c) Pengeluaran – pengeluaran lain 000
Saldo