Anda di halaman 1dari 20

KARAKTERISTIK AKUNTANSI SEKTOR

PUBLIK

Di susun oleh :
Hasna Aulia Rahma (142150203)
Siti Hajar Pratiwi (142150205)
Annisa Yustika (142150206)
Fahrizal Kholil (142150212)
Mengapa Perlu Sektor Publik
Terdapat beberapa alasan mengapa sektor publik diperlukan, yaitu:
■ Sektor publik menyediakan barang publik yang sangat dibutuhkan
masyarakat dan tidak disediakan oleh sektor privat maupun sektor
social. Barang publik yang dibutuhkan masyarakat misalnya
keamanan, kepolisian, dan pengadilan.
■ Sektorpublik diperlukan sebagai regulator. Sektor bisnis perlu regulasi
agar terjadi kompetisi yang sehat dan terhindar dari kegagalan
pasar(market failure). Masyarakat perlu dilindungi dari perilaku
merugikan para pelaku pasar.Oleh karena itu sektor publik perlu
dilakukan sebagai regulator untuk membuat aturan main dalam
kehidupan berbisnis, berbangsa, dan bermasyarakat.Bersamaan
dengan fungsinya sebagai regulator, sektor publik juga berwenang
untuk memberikan sanksi hukum bagi para pelanggar pertaruan
perundangan yang diterapkan.
■ Sektor publik diperlukan sebagai pengelola negara dan pengemban amanah konstitusi
melalui fungsi birokrasi pemerintahan. Sektor publik juga diperlukan sebagai pelaksana
birokrasi pemerintahan.Beberapa tugas dan fungsi sektor publik memang dapat juga
dilakukan oleh sektor privat terutama yang terkait dengan penyediaan barang campuran
yaitu barang semi privat dan semi publik, seperti layanan transportasi umum, pos dan
telekomunikasi, pendidikan, dll.Tetapi untuk pelaksanaan fungsi birokrasi pemerintah
keberadaan sektor publik tidak dapat digantikan oleh sektor privat.Peran pemerintah untuk
melakukan alokasi sumber daya publik, distribusi sumber daya secara adil dan merata,
serta stabilisasi ekonomi dan politik tidak dapat digantikan oleh sektor bisnis.
Lingkup Organisasi Sektor Publik
Suatu organisasi dapat dikategorikan sebagai organisasi sektor publik jika
memenuhi karakteristik berikut:
a) Organisasi bergerak dalam penyediaan barang dan pelayanan publik
b) Organisasi berasosiasi dengan pemerintah atau terkait dengan
penyelenggaraan negara
c) Organisasi bukan milik prbadi atau sekelompok orang tetapi menjadi milik
publik atau negara.
Penyediaan Barang Publik
Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang core business-nya berupa
penyediaan barang dan pelayan publik. Barang publik adalah barang-barang yang
mempunyai dua karakteristik(Rosen dan Gayer,2008), yaitu:
■ Tidak bersaing (nonrival) - artinya penggunaannya tidak bersaing. Meskipun semua
orang mengkonsumsinya tetapi tidak akan saling mengurangi atau mengganggu.
■ Tidak dapat dikecualikan (nonexcludedable) - artinya penggunaannya tidak ada
pengecualian. Barang tersebut bisa dikonsumsi oleh semua orang dan tidak
mungkin dibatasi konsumsinya untuk orang tertentu saja.
Barang publik (public goods) dikelompokkan menjadi dua yaitu barang publik
murni(pure public goods) dan barang semi publik (quasi public goods).
■ Contoh barang publik murni adalah pertahanan, kepolisian peradilan, dan
lingkungan bersih
■ Contoh barang semi publik antara lain taman nasional, taman kota, hutan lindung,
jalan tol, dan pengumpulan sampah.
Penyediaan Pelayanan Publik
Disamping berkecimpung dalam penyediaan barang publik, organisasi sektor publik juga terkait
dengan penyediaan pelayanan publik (public services). Pelayanan publik adalah segala kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal ini, organisasi sektor publik berfungsi sebagai penyelenggara pelayanan publik.
Pelayanan publik dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama, yaitu: pelayanan
kebutuhan dasar dan pelayanan umum.
■ Pelayanan kebutuhan dasar meliputi :
- Kesehatan
- Pendidikan dasar
- Bahan kebutuhan pokok berupa sandang, pangan, papan
■ Pelayanan Umum meliputi :
- Pelayanan Administratif
- Pelayanan Barang
- Pelayanan Jasa
Penyelenggaraan Negara
Organisasi dapat dikategorikan dalam sektor publik apabila organisasi tersebut berasosiasi
dengan pemerintah, terkait dengan penyelenggaraan negara atau keuangan negara.Organisasi
sektor publik merupakan bagian dari alat negara untuk melaksanakan konstitusi dan peraturan
perundangan yang ditetapkan.Setiap negara didirikan diatas konstitusi atau undang-undang
dasar. Organisasi sektor publik adalah organisasi-organisasi yang berada atau berafiliasi baik
pada lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Dengan demikian organisasi sektor publik
identik dengan pemerintahan karena domai terbesar sektor publik adalah pemerintah.Namun
perlu dipahami bahwa tidak semua organisasi sektor publik harus merupakan organisasi
pemerintahan.Yayasan milik negara, lembaga-lembaga pemerintahan nonkementerian (LPNK)
atau disebut quasi-autonomusz non-govermental organizations (quangos), dan unit usaha milik
negara juga merupakan organisasi sektor publik.
PERBANDINGAN SEKTOR PUBLIK,SEKTOR BISNIS DAN SEKTOR
SOSIAL

ORGANISASI

Organisasi bisnis Organisasi sosial


Organisasi sektor publik

Organisasi Organisasi
Pperusahaan Perusahaan amal, sosial,
perseroan persekutuan kkeagamaan
kemanusiaan

Organisasi
masa dan
politik
Perusahaan Perusahaan Pemerintah
perseirangan negara

Persero Perum Pemerintah Pemerintah


pusat daerah

Lembaga nonprofit
milik pemerintah
Perbedaan Sektor Publik , Sektor Bisnis,
dan Sektor Sosial
a. Tujuan organisasi

Pada organisasi bisnis tujuannya mencari laba (profit motive). Organisasi bisnis beroperasi untuk menyediakan roduk
berupa barang dan jasa komersial. Maksimalisasi perolehan laba merupakan target perusahaan bisnis. Hal ini berbeda
dengan sektor publik yang tidak berorientasi laba. Tujuan utama sektor public memberikan pelayanan publik yang
maksimal kepada masyarakat. Sementara itu, organisasi sektor sosial juga tidak berorientasi laba tetapi bertujuan
untuk memberikan pelayanan sosial dan kemanusiaan kepada masyarakat yang membutuhkan.

b. Sumber pendanaan

Sumber pendanaan di setiap organisasi adalah berbeda-beda. Untuk organisasi bisnis sumber keuangannya berasal
dari setoran modal pemilik, bagian laba yag ditahan, hasil penjualan barang dan jasa, utang pada pihak ketiga, dan
penerbitan saham. Sumber pendananna organisasi sektor publik berasal dari penerimaan pajak, penerimaan negara
bukan pajak, penarikan retribusi, penerimaan bagian laba perusahaan negara, penjualan aset negara, hibah dan utang.
Sementara itu, untuk organisasi sektor sosial sumber pendanaan sosial terutama berasal dari sumbangan atau donasi ,
pendapatan hasil usaha dan utang.
c. Kepemilikan
Organisasi bisnis dimiliki oleh para pemegang saham (stockholder/shareholder) yang memberi
modal organisasi. Pemegang saham organisasi bisnis perseorangan, keluarga, atau kelompok
masyarakat. Organisasi sektor publik dimiliki oleh negara dan seluruh rakyatnya, tidak dimiliki oleh
perorangan, keluarga atau kelompok tertentu saja. Sementara itu, organisasi sektor sosial bukan
merupakan milik negara tetapi dimiliki oleh masyarakat luas atau kelompok masyarakat.
d. Pertanggungjawaban
Pada organisasi sektor bisnis, manajemen mempertangungjawabkan kinerja organisasi kepada para
pemegang saham dan investor melalui RUPS. Pada organisasi sektor publik, manajemen dalam hal
ini pemerintah mempertanggungjawabkan kinerjanya pada seluruh rakyat dan perlemen sebagai
wakil rakyat. Pertanggungjawaban organisasi sektor publik meliputi pertanggungjawaban vertikal
maupun horizontal. Pertanggung jawaban vertikal merupakan pertanggungjawaban kepada otoritas
yang lebih tinggi. Sedangkan pertanggungjawaban horizontal adalah pertanggungjawaban kepada
masyarakat luas
e. Struktur organisasi
Pada organisasi sektor bisnis struktur sosial lebih fleksibel, bisa berbentuk struktur organissi
fungsional, divisional (unit bisnis), matriks, atau kombinasi. Pilihan bentuk struktur bisa berubah
menyesuaikan strategi organisasi. Pada organisasi sektor publik struktur organisasi cenderung
kurang fleksibel, pada umumnya merupakan struktur organisasi birokrasi model weberian.
Pembentukan struktur organisasi di batasi oleh perundang undangan sehingga tidak bisa sefleksibel
sektor bisnis. Sementara itu untuk organisasi sektor sosial struktur organisasi fleksibel, bisa megikuti
pola sektor publik maupun sektor bisnis dengan modifikasi.
f. Karakteristik anggaran
Anggaran pada organisasi bisnis bersifat tertutup bagi pihak luar organisasi. Sedangkan anggaran
sektor public bersifat terbuka karena keuangannya merupakan uang publik, bersumber dari
masyarakat dari pembayaran pajak dan pungutan pungutan pemerintah, serta dari hasil pengelolaan
sumber daya publik. Bahkan penyusunan anggaran sektor public harus melibatkan masyarakat
melalui model anggaran partispatif. Sektor sosial juga memiliki kemiripan dengan sektor publik,
karena mereka menghimpun dana dari masyarakat, maka keuangannya pun harus terbuka untuk
masyarakat.
g. Sistem akuntansi
Pada organisasi sektor bisnis pada umumnya system pencatatan akuntansinya
menggunakan basis akrual dengan system pembukuan berpasangan (double entry
bookkeeping).Sedangkan pada organisasi sektor public terdapat variasi dalam
penggunaan system pencatatan akuntansi. Terapat lima system pencatatan akuntansi
yag biasa diunakan oleh organisasi sektor publik: Akuntansi kas, Akuntansi akrual ,
Akuntansi dana, Akuntansi anggaran, Akuntansi komitmen
h. Standar akuntansi
Pada organisasi sektor bisnis digunakan standar akuntansi bisnis berupa standar
akuntansi keuangan (SAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia.Sedangkan pada sektor public digunakan standar akuntansi pemerintah
(KSAP).Sementara itu, untuk organisasi sektor sosial pada prinsipnya menggunakan
standar tersendiri, untuk di Indonesia saat ini masih mengacu pada PSAK No.45
tentang organisai nirlaba.
Persamaan Sektor Bisnis, Sektor Publik, dan
Sektor Sosial
Persamaannya adalah antara lain (Mardiasmo, 2009):
■ Ketiga sektor merupakan bagian integral dari sistem ekonomi suatu negara,
menggunakan sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan organisasi.
■ Ketiga sektor menghadapi permaalahan yang sama, yaitu keterbatasan sumber
daya sehingga ketiganya dituntut untuk melaksanakan prinsip ekonomi, efisiensi
dan efektifitas.
■ Prinsio prinsip manajemen pada dasarnya sama untuk ketiga sektor hanya saja
mungkin terdapat beberapa variasi dan modifikasi.
■ Dalam beberapa hal, ketiga sektor menghasilkan produk yang sama, misalnya sama
sama mengelola pendidikan, kesehatan, trasportasi dan sebagainya.
■ Ketiga sektor terikat pada peraturan perundang undangan dan ketentuan yang di
syaratkan.
PERAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Peran akuntansi dalam organisasi sektor publik antara lain :
1. Pengelolaan keuangan Negara
Peran akuntansi dalam pengelolan keuangan negara meliputi manajemen keuaangan sektor publik dan manajemen
sektor public. Manajemen keuangan sektor pubik terkait dengan :
■ Manajeen pendapatan negara
■ Manajemen belanja negara
■ Manajemen utang negara
■ Manajemen asset negara
■ Manajemen investasi Negara
Sementara itu peran akuntansi manajemen sektor publik dalam pengelolaan keuangan Negara meliputi :
■ Perencanaan strategik sektor publik
■ Pemberian informasi biaya sektor publik
■ Penilaian investasi publik
■ Penganggaran sektor publik
■ Pengendalian pusat pertaggungjawaban
■ Penentuan harga atau tarif pelayanan
■ Pengukuran kinerja
2. Pelaporan keuangan
Akuntansi sektor publik memiliki peran penting dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan sektor
publik. Laporan keuangan sektor publik meliputi :
■ Laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP)
■ Laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD)
■ Laporan keuangan kementrian/ lembaga (LK-K/L)
■ Laporan keuangan satuan kerjaa perangkat desa (LK-SKPD)
Laporan keuangan yang disusun oleh pemerintah meliputi :
■ Laporan posisi keuangan (neraca)
■ Laporan realisasi anggaran (LRA)
■ Laporan perubahan saldo anggaran lebih (SAL)
■ Laporan operasional
■ Laporan perubahan ekuitas ( LPE)
■ Laporan arus kas
■ Catatan atas laporan keuangan
3. Pemeriksaan
Akuntansi sektor publik juga memainkan peran penting dalam pemeriksaan
(audit) sektor publik. Auditing dalam organisasi sektor publik meliputi audit
keuangan negara, reviu laporan keuangan, audit kepatuhan, audit kinerja dan
audit investigasi. Pelaksanaan audit sektor publik membutuhkan tenaga ahli di
bidang akuntansi dan auditing. Kebutuhan terhadap auditing sektor
publiksangat tinggi untuk memberikan jasa atestasi dan audit assurance
4. Akuntansi untuk Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Pada berbagai sektor, baik sektor bisnis, sektor publik, maupun sektor social dituntut untuk menerapkan prinsip
tata kelola organisasi yang baik atau dikenal dengan istilah “good governance”. Di sektor bisnis dikenal prinsip
Good Public Governance atau clean government and good governance, pada organisasi sektor publik, prinsip
good public goverance hampir sama dengan prinsip GCG pada sektor bisnis bahkan lebih luas lagi, prinsip good
governance menurut UNDP terdiri atas (Mardiasmo, 2002):
■ Transparansi (Transparency)
■ Akuntabilitas (Accountability)
■ Responsivitas (Responsiveness)
■ Keadilan (Equity)
■ Partisipasi (Participation)
■ Aturan hukum (Rule of Law)
■ Konsensus (Consensus Orientation)
■ Efisiensi dan Efektivitas (Effeciency & Effectiveness)
■ Visi Strategik (Strategic Vision)
Akuntansi sektor publik memiliki peran strategik dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
(accounting for governance) yaitu melalui perwujudan transparansi, akuntanbilitas, dan upaya efisiensi dan
efektivitas pengelola keuangan publik.

a. Akuntansi Untuk Transaparansi

Transaparansi memiliki arti keterbukaan organisasi dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas
pengelolaan sumber daya public kepada publik kepada pihak-pihak yang pemangku kepentingan. Transparansi
pengelolaan keuangan publik merupakan prinsip good governance yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor
publik. Dengan dilakukannya transaparansi tersebut publik akan memperoleh informasi yang aktual dan faktual,
sehingga mereka dapat menggunakan informasi tersebut (Mahmudi, 2010):

■ Membandingkan kinerja keuangan yang dicapai dengan yang dirncanakan (ralisasi v.s. anggaran),

■ Menilai ada tidaknya unsur korupsi dan manipulasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
penanggungjawaban anggaran,

■ Menentukkan tingkatan kepatuha terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait,

■ Mengetahui hak dan kewajiba masing-masing pihak, yaitu antara manajemen organisasi publik dengan
masyarakat dan dengan pihak lain yang terkait.
b. Akuntansi Untuk Akuntabilitas Publik
Akuntabilitas publik adalah kewajiban pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,
melaporkan, dan mengungkap segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi
amanah (principal) yang memilki hak dan kewenangan untuk meminta penananggungjawaban tersebut. Mulgan (1997)
mengidentifikasi terdapat empat tahapan dalam proses akuntabilitas publik, yaitu:
■ Proses akuntansi dan pelaporan
■ Proses pencarian infromasi dan investigasi
■ Proses penilaian dan verifikasi informasi
■ Proses pengendalian dan pengawasan
Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor publik terdiri atas beberapa aspek. Dimensi
akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh lembaga-lembaga publik tersebut antara lain (Hopwood dan Tomkins, 1984;
Elwood, 1993):
■ Akuntabilitas hukum dan kejujuran (accountability for probity and legality)
■ Akuntabilitas manajerial (manajerial accountability)
■ Akuntabilitas program (program accountability)
■ Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)
■ Akuntabilitas finansial (financial accountability)
c. Akuntabilitas Untuk Ekonomi, Efesiensi, dan Efektivitas
Akuntabilitas sektor publik dapat berperan untuk mewujudkan pelaksanaan prinsip ekonomi,
efisiensi, dan efektivitas atau yang dikenal dengan value for money (VFM).Value for money
merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang menekankan pentingnya
penghargaan atas setiap Rupiah uang publik dengan cara ekonomis, efesiensi, dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai