Pengertian Penduduk
Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang
mendiami atau menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada
benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan manusia,
maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya.
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia
selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan
tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu:
fertilitas, mortalitas dan migrasi
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari
seorang wanita atau sekelompok wanita. Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di
antara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Informasi
tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang
terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Mati adalah keadaan
menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup.Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk. Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah
secara khusus mengingatadanya densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak
merata. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara atau pun batasadministratif/batas
bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahanyang relatif
permanen dari suatu daerah ke daerah lain.
A. Variabel-Variabel Kependudukan Indonesia
Menurut catatan, penaksiran yang pertama kali tentang jumlah penduduk di Indonesia
dilakukan pada tahun 1815. Itupun hanya sebatas pulau jawa, yang kala itu ditaksir berjumlah
4,5 juta jiwa. Pada pertengahan tahun 1993 jumlah penduduk indonesia ditaksir sudah
mencapai angka sekitar 187 juta jiwa ( World Development Report, 1995). Dengan jumlah ini
indonesia menempati urutan keempat negara berpenduduk terbesar didunia sesudah RRC,
Cina, India dan Amerika Serikat.
Untuk jaman globalisasi seperti sekarang, dimana migrasi internasional semakin sangat
mudah berlangsung, gagasan tentang batas maksimum atau jumlah ideal penduduk menjadi
tidak relevan. Tekanan masalah kependudukan atas pembangunan sesungguhnya tidak terlalu
berhubungan dengan aspek jumlah, melainkan lebih terkait dengan variabel-variabel lain
kependudukan dan karakteristik penduduk yang bersangkutan. Variabel-variabel lain itu
misalnya
Keterbatasan kemampuan dukungan alam dan SDA serta dukungan lainnya yang diperlukan.
2. Pengertian Tenaga kerja
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar
penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja.
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia,
karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karenanya, setiap upaya pembangunan
selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan lapangan usaha, dengan harapan
penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja.
Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun 64 tahun. Menurut
pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak
pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun
ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun
karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.
A. Analisis ketenagakerjaan
Untuk keperluan analisis ketenagakerjaan, penduduk suatu Negara dipilah-pilah dalam
berbagai kelompok. Konsep pemilahan penduduk dibagi menjadi dua yaitu pemilahan
penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerja dan berdasarkan pendekatan pemanfaatan
tenaga kerja.
Pekerja yaitu orang-orang yang mempunyai pekerjaan dan (saat disensus atau
disurvai) memang sedang bekerja , serta orang yang mempunyai pekerjaan
namun untuk sementara waktu kebetulan sedang tidak bekerja.
3. Bukan angkatan kerja yaitu tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak
bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan. Bukan
angkatan kerja dibagi menjadi tiga yaitu :
B. Masalah ketenagakerjaan
1.Pengangguran
Semasa pemerintahan Orde Baru, pembangunan ekonomi mampu menambahkan banyak
pekerjaan baru di Indonesia, yang dengan demikian mampu mengurangi angka pengangguran
nasional. Sektor-sektor yang terutama mengalami peningkatan tenaga kerja (sebagai pangsa
dari jumlah total tenaga kerja di Indonesia) adalah sektor industri dan jasa sementara sektor
pertanian berkurang. Pada tahun 1980-an sekitar 55 persen populasi tenaga kerja Indonesia
bekerja di bidang pertanian, tetapi belakangan ini angka tersebut berkurang menjadi sekitar
40 persen.
beberapa produk Indonesia yang tidak mampu bersaing dengan produk luar terutama barangbarang yang dihasilkan negara-negara maju. Bukan karena sedikitnya modal yang disediakan
dalam proses produksi, justeru sebaliknya biaya produksi tinggi tapi hasil produksi rendah.
Pemecahan masalahnya:
Jumlah angkatan kerja yang besar disebabkan karena tingginya tingkat kelahiran
atau pertubuhan penduduk. Maka solusi yang harus dilakukan pemerintah dalam
menekan atau mengurangi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk yaitu
dengan memaksimalkan pelaksanaan program keluarga berencana.
Jika program KB berjalan baik, maka jumlah angka pertumbuhan atau kelahiran
akan menurun, demikian pula angkatan kerja semakin berkurang. Apabila
penurunan
peningkatan
jumlah
jumlah
angkatan
lapangan
kerja
kerja,
yang
berkurang
maka
jumlah
ini,
diikuti
dengan
penggangguran
juga
berkurang.
pendidikan,
kurikulum
pendidikan
yang
tidak
sesuai
dengan
Pemecahan masalahnya:
pelatihan
kerja.
Pelatihan
kerja
ini
merupakan
kegiatan
dapat
meningkatkan
profesionalitas
Pelatihan kerja ini dapat dilakukan dengan mendirikan Balai Latihan Kerja di
berbagai daerah.
2. Pemagangan. Pemagangan ini sebenarnya merupakan bagian dari pelatihan
kerja, namun pemagangan ini langsung dilakukan di tempat kerja. Tujuan
pemagangan adalah untuk memantapkan profesionalitas tenaga kerja. Hal ini
dapat diterapkan di sekolah-sekolah khususnya sekolah kejuruan (SMK) seperti
yang dilakukan saat ini. Pemagangan harus dilakukan sesuai dengan jurusan
atau jenis pekerjaan yang digelutinya. Salah satu contoh: SMK bidang keuangan
hendaknya melakukan pemagangan di perusahaan-perusahaan yang berkaitan
dengan keuangan.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat melalui pendidikan formal
maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, ini dapat dilakukan melalui
program wajib belajar 9 tahun seperti saat ini di lakukan, membenahi kurikulum
pendidikan untuk mendapatkan sistem pendidikan yang sesuai dengan bursa
tenaga kerja, seperti membuka sekolah menengah kejuruan (SMK) di seluruh
daerah. Sedangkan melalui pendidikan norformal dapat dilakukan dengan
memberikan
kursus-kursus
atau
pelatihan-pelatihan
kerja,
pelatihan
5. Peningkatan Gizi dan Kesehatan. Selain apa yang telah kita sebutkan tadi,
kualitas atau mutu tenaga kerja dapat juga dilakukan dengan program
peningkatan gizi dan kesehatan. Dengan gizi yang baik, maka kesehatan tenaga
kerja juga akan baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Pemecahan Masalahnya:
Untuk pemecahan masalah tersebut, pemerintah juga telah mengeluarkan
beberapa kebijakan dalam rangka pemerataan pesebaran tenaga kerja. Berikut
ini beberapa kebijakan yang dilakukan pemerintah.
1. Mengadakan transmigrasi, yaitu usaha memeratakan penduduk dari daerah
padat ke daerah yang masih sedikit penduduknya. Contoh, memindahkan
penduduk Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan dengan membuka lapangan kerja
baru.
2. Pemberdayaan tenaga kerja. Hal ini dilakukan dengan cara mengirim angkatan
kerja dari daerah yang kelebihan tenaga kerja ke daerah yang kekurangan
tenaga kerja atau pun ke negara lain yang kekurangan tenaga kerja.
3.
Pengembangan
usaha
sektor
informal
di
daerah-daerah,
seperti
masalah
terbatasnya
lapangan
kerja
ini
adalah
dengan
menabung lebih banyak pada usia 40 65 tahun dimana pada kondisi tersebut tidak
terbebani oleh pembiayaan pengurusan anak.
Peningkatan jumlah penduduk usia kerja akan meningkatkan tersedianya modal manusia
(human capital) dalam jumlah yang banyak. Penurunan angka kematian dan meningkatnya
harapan hidup manusia akan meningkatkan propensitas (bagian kekayaan yang
diinvestasikan) orang tua untuk menanamkan investasi modal manusia dalam diri anak-anak.
Perbaikan kesehatan dan penurunan kematian akan memicu akumulasi modal (human capital
accumulation).
Peningkatan harapan hidup manusia sampai 45-55 tahun diperkirakan menjadi pemicu terkuat
investasi modal manusia karena ini merupakan usia yang menentukan dimana investasi
sumber daya manusia terbayar kembali. Peningkatan harapan hidup ini telah mengubah gaya
hidup masyarakat di segala aspek kehidupan. Sikap dan prilaku masyarakat tentang
pendidikan, keluarga, masa pensiun peranan perempuan dalam pekerjaan mengalami
pergeseran hal ini menyangkut perubahan sosial dan budaya yang pada akhirnya pandangan
terhadap manusia meningkat dan dihargai sebagai aset bukan hanya faktor produksi.
Korelasi dua komponen tersebut mengkondisikan meningkatnya kesejateraan penduduk
dengan semakin sejahtera, kualitas sumber daya manusia meningkat seiring membaiknya
tingkat penghasilan masyarakat yang tercermin dari pengeluaran riil per kapita penduduk.
Ketidak berhasilan dalam mengendalikan kelahiran dan menjadikan penduduk yang
berkualitas akan menjadikan pertumbuhan ekonomi tidak dapat memberi manfaat kepada
kemakmuran masyarakat.Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi harus diupayakan setinggi
mungkin, pertumbuhan penduduk harus dikendalikan, kualitas SDM dan produktifitas harus
ditingkatkan sehingga memperkokoh kondisi ketahanan nasional.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan konsep pembangunan berwawasan
kependudukan (people center development) akan mendorong peningkatan kualitas SDM
dengan meningkatnya kualitas SDM akan mendorong produktifitas sehingga akan semakin
berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional yang akan
memperkuat ketahanan nasional, sebaliknya kokohnya ketahanan nasional akan mendorong
lajunya pembangunan nasional.