Anda di halaman 1dari 13

Manusia dan Peradaban

Disusun Oleh :

1. Siti Hajar Pratiwi (142150205)


2. Anisa Yustika (142150206)
3. Rengga Giri Gantara P. (142150213)
4. Dwi Arisa Yulianingtyas (142150220)

EA-E

UPN “Veteran” Yogyakarta


Tahun Ajaran Gasal
2016/2017
Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmat-Nya maka kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Manusia dan
Peradaban”. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan mengenai
Manusia dan Kebudayaan.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami menyadari bahwa


makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari penyusunan maupun materinya. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikian manfaat bagi
kita semua.

Yogyakarta, November 2016

Penyusun
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kebudayaan dan peradaban tidak mepunyai perbedaan, sebuah keyakinan yang mendasar
bahwa visi bagi manusia hidup adalah untuk membentuk peradaban, membuat dunia menjadi
lebih baik, menjadi seorang pemimpin. Seharusnya manusia hidup tidak hanya untuk dirinya
sendiri, tapi bergerak lincah sedemikian rupa untuk menjadikan alam beserta isinya sebagai
objek yang menjadi ladang bagi gerak dalam membangun peradaban.Oleh sebab itu lah
penulis menyusun makalah ini agar kita dapat lebih memahami kembali mengenai pengertian
manusia dan peradaban.Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat
erat karena diantara keuanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang
sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya
ada faktor manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.
Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi / berubah sesuai
dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan
pada kehidupan sosial. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang
terjadi di masyarakat.
Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan
santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian
sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi
yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa
manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang
sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan
oleh perangkat mesin-mesin otomatis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian peradaban?


2. Apa hakikat hidup manusia?
3. Bagaimana peradaban dan perubahan sosial saat ini?
4. Bagimana teori mengenai pembangunan, keterbelakangan dan ketergantungan?
5. Bagaimana modernisasi di Indonesia?
6. Bagaimana peradaban Indonesia di tengah modernisasi dan globalisasi?

1.3 Tujuan

Untuk memberikan suatu wawasan dan pengetahuan mengenai manusia dan peradabannya,
dan agar dapat memahami apa hakikat hidup manusia serta mengetahui peradaban Indonesia
di tengah modernisasi dan globalisasi Selain itu, makalah ini dibuat sebagai bahan
penyelesaian tugas makalah mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.
BAB I
Pembahasan
A. Pengertian Peradaban
Masyarakat telah mencapai tahap kebudayaan tertentu dan telah maju berarti
masyarakat tersebut telah mencapai tingkat peradaban yang tinggi yang bercirikan
penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan lain-lain.

Peradaban merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian


atauunsur kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju. Misalnya perkembangan
kesenian, IPTEK, kepandaian manusia, dan sebagainya di mana tiap bangsa di dunia
memiliki karakter kebudyaan yang khas maka tak heran bila sebuah negara hanya unggul
IPTEK-nya saja atau keseniannya saja.

Konsep peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat


tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi dan spiritual yang
terlihat pada masyarakatnya.

Kebudayaan merupakan kelanjutan yang bertahap kearah yang semakin komplek. Di


mana unsur-unsur kebudayaan terintegrasi menjadi satu sistem budaya dan memiliki
keterkaitan anatara ketujuh unsur kebudayaan universal yaitu sistem teknologi, peralatan,
sistem mata pencaharian, organisme, sosial, religi, dan bahasa.

Pengertian peradaban menurut para ahli :

 Fairchild, dkk., (1980:41) dalam Nursyid (1996: 67)


Peradaban adlah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu
yang dicirikan oleh taraf intelektual, keindahan, teknologi dan spiritual tertentu yang
diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat
tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai
peradaban yang tinggi.

 Koentjaningrat (1990: 182) dalam Nursyid (1996: 67)


Peradaban adalah merupakan tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu
pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju.

B. Hakikat Hidup Manusia


Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi ,yaitu:
1. Makhluk Tuhan : memiliki kewajiban mengabdi kepada Tuhan
2. Makhluk individu : individu harus memenuhi kebutuhan pribadinya
3. Makhluk sosial-budaya : hidup berdampingan dengan orang lain dalam kehidupan
yang selaras dan saling membantu.
Kebudyaan dapat diterima dengan tiga bentuk, yaitu :
1. Melalui pengalaman hidup saat menghadapi lingkungan.
2. Melalui pengalaman hidup sebagai makhluk sosial.
3. Melalui komunikasi simbolis (benda, tubuh, gerak tubuh, peristiwa, dan lain-lain
yang sejenis).

Karena tiap kebudayaan berbeda namun pada dasarnya memiliki hakikat yang sama,
yaitu :

1. Terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.


2. Sudah ada sejak lahirnya generasi dan tetap ada setelah pengganti mati.
3. Diperlukan manusian yang diwujudkan lewat tingkah laku.
4. Berisi aturan yang berisi kewajiban, tindakan yang diterima atau tidak, larangan,
dan pantangan.

C. Peradaban dan Perubahan Sosial


1. Pengertian dan Cakupan Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan
ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada di dalam masyarakat, sehingga
menghailkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang
bersangkutan. Perubahan sosial berbeda dengan perubahan kebudayaan. Perubahan
kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur kebudayaan yang ada. Contoh
perubahan sosial adalah perubahan peranan seorang istri dalam keluarga modern.
Perubahan kebudayaan adalah penemuan baru seperti radio, televisi, dan komputer
yang dapat memengaruhi lembaga-lembaga sosial.
Perubahan sosial tidak dapat dilepaskan dari perubahan kebudayaan. Hal ini
disebabkan kebudayaan merupakan hasil dari aanya masyarakat, sehingga tidak akan
ada kebudayaan apabila tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan.

2. Teori dan Bentuk Perubahan sosial


a. Teori sebab-akibat (Causation Problem)
1) Analisis Dialektis
Analisis perubahan sosial yang menelaah syarat-syarat dan keadaan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam suatu sistem masyarakat.
Perubahan yang terjadi pada suatu bagian sistem masyarakat dan membawa
pula perubahan pada bagian lain, seing menimbulkan akibat-akibat yang tidak
diharapkan sebelumnya bahkan sampai menimbulkan konflik. Konflik ini
dapat mendorong terjadinya perubahan sosial yang lebih lanjut, meluas, dan
mendalam. Hal ini dirumuskan oleh Hegell Marx sebagai dialektika artinya
thesis antisynthesis.
2) Teori Tunggal Mengenai Perubahan sosial
Teori tunggal menerangkan sebab-sebab perubahan sosial, atau pola
kebudayaan dengan menunjukkan kepada satu faktor penyebab.
b. Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial
1) Teori Evolusi Unilinier (Garis Lurus Tunggal)
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami
perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu, semula dari bentuk sederhana
kemudian yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna. Pelopor teori ini
adalah August Comte dan Herbert Spenser. Teori garis lurus menggambarkan
ke arah perubahan yang mungkin saja akurat, apabila ditetapkan pada jangka
waktu yang relatif lebih pendek dan bagi tipe gejala-gejala sosial tertentu, dari
suatu sistem ekeonomi tertentu.
2) Teori Multiliniear
Teori ini menggambarkan suatu metodologi didasarkan pada suatu asumsi
yang menyatakan bahwa perubahan sosial atau kebudayaan didapatkan gejala
keturunan yang nyata dan signifikan. Teori ini tidak mengenal hukum atau
skema apriori, tetapi teori ini lebih memerhatikan tradisi dalam kebudayaan
dan dari berbagai daerah menyeluruh meliputi bagian-bagian tertentu.

D. Teori-teori mengenai Pembangunan, Keterbelakangan, dan Ketergantungan


1. Teori Depedensi (Ketergantungan)
Teori ini menjadi titik tolak penyesuaian ekonomi terbelakang pada sistem dunia,
sedemikian rupa sehingga menyebabkan terjadinya penyerahan sumber
penghasilan daerah ke pusat, sehingga mengakibatkan perekonomian daerah
menjadi terbelakang.
2. Penyebab Perubahan
Prof. Dr, Soerjono Soekamto (1986) menyebutkan adanya faktor intern dan faktor
ekstern yang menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat, yaitu :
a. Faktor Intern
 Bertambahnya dan berkurangnya penduduk
Bertambah dan berkurangnya penduduk yang sangat cepat di Pulau
Jawa menyebabkan terjadinya perubahan dalam strukur masyarakat.
Berkurangnya penduduk mungkin karena perpindahan penduduk dari
desa ke kota, atau dari satu daerah ke daerah lain, misalnya
transmigrasi.
 Adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses,
dibawah ini :
1) Discovery, penemuan unsur kebudayaan.
2) Invention, pengembangan dari discovery.
3) Innovation, proses pembaruan.
b. Faktor Ekstern
 Faktor alam yang ada di sekitar masyarakat yang berubah.
 Pengaruh kebudayaan lain dengan melalui adanya kontak kebudayaan
antara dua masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan yang
berbeda.
3. Keseimbangan
Kesimbangan sosial adalah syarat yang harus dipenuhi agar masyarakat berfungsi
sebgaimana mestinya. Keseimbangan sosial merupakan situasi di mana segenap
lembaga sosial befungsi dan saling menunjang.
Robert Mclver (1980) perubahan-perubahan sosial merupakan perubahan dalam
hubungan-hubungan sosial atau perubahan terhadap kesinambungan hubungan
sosial. Pengertian ini ditegaskan bahwa perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat dapat menimbulkan ketidakseimbangan hubungan-hubungan sosial.
Ketidakseimbangan ini terjadi misalnya, karena ada unsur-unsur dalam masyrakat
yang berubah cepat, tetapi ada juga unsur-unsur dalam masyarakat yang terkait
dengan unsur yang berubah jadi cepat namun tetapi berubah jadi lambat. Keadaan
demikian disebut cultural lag.

E. Modernisasi di Indonesia
1. Konsep Modernisasi
Modernisasi masyarakat adalah suatu proses transformasi yang mengubah :
a. Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang
besar, di mana produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara massal.
b. Di bidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada
masyarakat nasional dengan integrasi yang baik.

Modernisasi menimbulkan pembaruan dalam kehidupan. Modernisasi sangat


diharapkan berlangsungya oleh masyarakt. Bahkan bagi pemerintah merupakan
suatu proses yang sedang diusahakan secara terarah.

2. Syarat-syarat Modernisasi
Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu :
1) Cara berpikir ilmiah yang instituonalized dalam kelas penguasa maupun
masyarakat. Hal ini menghendaki sistem pendidikan dana pengajaran yang
terencana dengan baik.
2) Sitem administrasi negara yang baik yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
3) Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada
suatu atau lembaga tertentu.
4) Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari mayarakat terhadap modernisasi
dengan cara penggunaan alat komunikasi massa. Hal ini harus dilakukan tahap
demi tahap, karena banyak sangkut pautnya dengan sistem kepercayaan.
5) Tingkat organisasi yang tinggi, di satu pihak disiplin tinggi bagi pihak lain di
pihak pengurangan kepercayaan.
6) Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya.

3. Ciri-ciri Modernisasi
1) Kebutuhan materi dan ajang persaingan kebutuhan manusia.
2) Kemajuan teknologi dan insutrialisasi, individualisasi, sekluarisasi,
diferensiasi, dan akulturasi.
3) Modernisasi banyak memberikan kemudahan bagi manusia.
4) Berkat jasanya, hampir semua keinginan manusia terpenuhi.
5) Modernisasi juga memberikan melahirkan teori baru.
6) Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta
orientasi kebendaan yang berlebihan.
7) Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan
menumpuk kekayaan.

F. Peradaban Indonesia di Tengah Modernisasi dan Globalisasi


Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit
dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke seluruh
belahan dunia. Hal ini membawa pengaruh bagi seluruh bangsa di dunia, termasuk
dalamnya bangsa Indonesia. Dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi, maka dunia menjadi sempit, ruang, dan waktu menjadi sangat relatif, dan
dalam banyak hal batas-batas negara sering menjadi kabur bahkan mulai tidak relevan
Dinding pembatas antarbangsa menjadi semakin terbuka bahkan mulai hanyut oleh
arus perusahaan. Oleh karena itu, Indonesia menghadapi kewajiban ganda, di satu
pihak melestarikan warisan budaya bangsa dan di pihak lain membangun kebudayaan
nasional yang modern.

Tujuan akhir dari kedua usaha atau kewajiban ini adalah masyarakat modern
yang tipikal Indonesia, masyarakat yang tidak hanya mampu membangun dirinya
sederajat dengan bangsa lain, tetapi juga tangguh menghadapi tantangan kemerosotan
mutu lingkungan hidup akibat arus ilmu dan tekonologi modern maupun menghadapi
tren global yang membawa daya tarik kuat ke arah pola hidup yang bertentangan
dengan nilai-nilai luhur bangsa (Indra Siswarini, 2006: 16).

Jika mampu membangun bangsa di tengah-tengah modernisasi dan globalisasi


dalam arus yang semakin kuat, maka akan mampu menjadi negara maju yang masih
berjati diri Indonesia. Jika tidak mampu maka selamanya akan menjadi bangsa
terjajah. Salah satu yang bisa menjawab mampu adalah peranan lembaga pendidikan
untuk terus menggali ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi tanpa
menghilangkan jati diri Indonesia melalui pelestarian nilai-nilai dan moral bangsa
Indonesia.
BAB III
Contoh Kasus

Seperti yang telah ditayangkan di video, telah dipaparkan bahwa ada dampak positif
dan negatif dalam perkembangan teknologi. Dalam hal ini juga memberikan dampak yang
begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat
dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia. Saat ini, di Indonesia dapat kita
saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang di
anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan (modernisasi).

Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon dan telepon genggam (HP), bahkan
internet bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh
masyarakat di pelosok-pelosok desa. Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif
maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh masyarakat. Dampak positif misalnya,
kemudahan dalam berkomunikasi lewat telepon seluler atau internet, mudahnya mendapatkan
informasi dari internet, sekarang masyrakat tidak hanya bisa berkomunikasi lewat telepon
seluler sedangkan hal negatifnya ialah, banyaknya kasus penipuan lewat sms, akun facebook
yang dibobol, dan yang lebih parah lagi sandi atau password ATM yang mudah dibobol oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dan di akui atau tidak, perlahan-lahan mulai
mengubah pola hidup dan pola pemikiran masyarakat dengan segala image yang menjadi ciri
khas mereka.

Untuk itu, Adapun solusi yang dapat di dikembangkan dalam meminimalisir dampak
negatif dari perkembangan teknologi informasi adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat harus diberikan pemahaman tentang cara menggunakan teknologi


informasi dengan baik dan tidak melanggar etika. Sehingga teknologi informasi dapat
dimanfaatkan dengan semestinya.
2. Pemerintah harus membuat suatu peraturan yang tegas terhadap setiap pelanggaran
penggunaa teknologi informasi yang merugikan orang lain dan negara.
3. Masyarakat juga harus di beri penyuluhan untuk menggunakan teknologi yang di
kuasai untuk menjalin hubungan yang lebih intents dengan teman atau orang-orang
yang sebelumnya telah di kenal didunia nyata. Jangan terobsesi untuk mencari teman-
teman baru di Facebook, twitter , atau social media yang lain karena kecenderungan
yang terjadi, mereka yang hanya anda kenal didunia maya tidak akan memberikan
nilai persahabatan yang mutualisme atau saling mensupport antara satu dan yang lain
didunia nyata.

Globalisasi merupakan kondisi terjadinya perubahan di berbagai aspek kehidupan


manusia yang terjadi secara cepat dan mendunia. Globalisasi tersebut dipicu dan dipercepat
dengan adanya keterbukaan informasi dan perkembangan IPTEK. Globalisasi ini memiliki
dampak dengan meningkatnya tuntutan standar kompetensi yang harus dimiliki setiap orang.
Oleh karena itu, dalam menghadapi globalisasi yang lebih berperan untuk mencapai
kesuksesan yaitu kekuatan daya pikir, seperti kecerdasan, kreativitas, dan inovasi.
GLOBALISASI adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan
ketertarikan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk bentuk interaksi yang lain
sehingga batas batas suatu negara menjadi bias. Dengan adanya globalisasi juga terjadinya
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana merupakan sebuah kesepakatan dari negara-
negara yang masuk dalam anggota ASEA yang bertujuan untuk meningkatkan kemajuan dan
perkembangan dalam bidang perekonomian seperti bidang perdagangan dan jasa.

Kita sebagai masyarakat luas dalam menghadapi globalisasi adalah dengan


mempersiapkan diri sebaik-baiknya melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang optimal,
bangsa Indonesia dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dapat bersaing
di kancah dunia Internasional. Globalisasi membuat budaya antar bangsa saling
mempengaruhi. Karenanya keberadaan nilai-nilai keimanan dan moralitas menjadi sangat
penting. Sebab nilai keimanan dan moralitas menjadi sangat penting. Sebab nilai-nilai
keimanan dan moralitas itulah yang mampu mengatasi dampak negatif dari globalisasi.
Moralitas bangsa juga harus ditingkatkan. Di dalam era globalalisasi ini, moralitas bangsa
cenderung menurun kualitasnya. Ini tidak lepas dari tanggung jawab orang tua, guru, dan
pemerintah. Salah satu solusinya adalah melaksanakan pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan. Adanya globalisasi menjadi suatu tantangan yang berat bagi negara
berkembang yang belum maju dan kuat. Negara yang masyarakatnya tidak mempunyai jiwa
dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme yang kuat akan dengan mudah
dipermainkan oleh negara-negara maju. Oleh karna itu, semangat dan jiwa persatuan,
kesatuan dan nasionalisme harus terus ditingkatkan oleh seluruh rakyat Indonesia..Bila jiwa
dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme telah tertanam dengan kuat pada setiap
warga negara Indonesia tidak akan mudah dipermainkan oleh negara-negara yang kuat dan
maju.

Globalisasi membuat budaya luar dapat dengan mudah kita ketahui. Pengetahuan
akan budaya luar terkadang membuat masyarakat lebih menyukainya daripada budaya daerah
sendiri..Menyukai kebudayaan luar adalah hal yang wajar. Namun kita harus tetap
melestarikan kebudayaan kita sendiri. Jangan sampai kebudayaan kita punah begitu saja
seiring dengan waktu. Apalagi kebudayaan itu seenaknya saja diambil oleh bangsa
lain.Walaupun zaman kini telah serba modern, kita harus tetap berpegang teguh kepada adat
istiadat.

Beberapa strategi yang bisa dilakukan dalam menghadapi MEA adalah Melakukan
Sinkronisasi (Penyatuan) Kebijakan Pemerintah Pusat Dan Pemerintaha Daerah. Seperti yang
kita tahu kebijakan dan peraturan masih terkesan amburadul, di daerah tertentu sudah sangat
baik, namun di daerah yang lain masih tidak adanya keadilan. Pemerintahan harus lebih
tertata rapi dalam memberlakukan kebijakan. Tentu untuk kebijakan yang merata harus di
buat dengan semaksimal mungkin, jangan asal asalan, harus melibatkan para ahli di
bidangnya masing-masing untuk mendapatkan kebijakan terbaik dan segera di sinkronkan ke
setiap daerah.
Lalu pemerintah bisa melakukan membantu dan melatih sumber daya manusia agar
lebih baik..Sebenarnya Indonesia tidak terlalu kekurangan sumber daya manusia yang ahli.
Sebagian dari mereka memiliki daya kreatifitas tinggi, dari membuat mobil listrik hingga
membuat bahan bakar yang mudah di dapat. Hanya saja keberadaan mereka kurang terbantu.
Seandainya saja mereka para generasi kreatif di bantu oleh pemerintah untuk
mengembangkan produk nya tentu Indonesia akan memiliki produk-produk kreatif yang akan
sangat laku di pasar Internasional. Sistem pendidikan yang menurut kami kurang efektif juga
menjadi salah satu faktor sumber daya manusia yang kurang bisa bersaing dengan negara
berkembang lainya. Mungkin harus ada gebrakan khusus dalam bidang pendidikan, formil
maupun nonformil.

Lalu membangun infrastruktur di setiap daerah. Kembali ke masalah infrastruktur.


Infrastruktur sangat berdampak dengan ekonomi. Bayangkan saja jika setiap daerah memiliki
infrastrktur yang memadai, memiliki paling tidak bangunan yang bisa di jadikan sebagai
potensi wisata, atau infrastruktur jalan yang baik untuk bisa mengembangkan bisnis generasi
muda kreatif. Tentu perekonomian setiap daerah akan lebih mudah untuk maju. dan siap
untuk bersaing dengan negara negara ASEAN lainya. Namun apa jadinya kalau masih
banyak daerah yang tertinggal? untuk jalan sepeda motor saja susah, Tidak ada jalan yang
bisa d tempuh kecuali dengan berjalan kaki, atau menyeberangi sungai yang besar dengan
perahu seadanya. bagaimana mereka akan bisa membangun bisnis bagaimana mereka akan
menawakan produk usaha maupun jasa mereka.

Memberikan bantuan kepada pengusaha kecil yang ingin berkembang. Banyak


pengusaha UKM yang sangat menginginkan bantuan dana untuk di jadikan sebagai modal
untuk mengenbangkan bisnis UKM mereka. Informasi dan pengetahuan yang minim
membuat mereka bingung dan terkatung-katung. Banyak UKM yang hingga akhirnya gulung
tikar karena ketidak mampuan bersaing untuk pasar lokal. Dan mereka tentu saja akan susah
untuk berkembang bila untuk pasar lokal saja mereka tidak mampu untuk bersaing.
BAB IV
Penutup

A. Kesimpulan
Manusia seutuhnya adalah sebuah matriks yang mempunyai akal, jasmani dan rohani.
Manusia dalam kehidupannya mempunyai tiga fungsi, yaitu : Sebagai makhluk tuhan,
Sebagai makhluk individu dan Sebagai makhluk sosial budaya Peradaban merupakan bagian
dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah. Masyarakat yang beradab dapat
didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti.
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya
yang tunduk kepada aturan-aturan Tuhan. Peradaban berasal dari kata adab yang berarti
kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket. Lawannya adalah biadab, kasar, kurang ajar
dan tak tahu pergaulan. Peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan
ilmu teknik untuk kegunaan praktis. Peradaban sebagai suatu perwujudan budaya yang
didasarkan pada akal (rasio) semata-mata dengan mengabaikan nurani akan berlainan dengan
perwujudan budaya yang didasarkan pada akal, nurani, dan kehendak sebagai kesatuan yang
utuh.
Perkembangan peradaban akan selalu seiring dengan timbulnya benturan-benturan
seperti peradaban barat dan peradaban timur. Manusia dan peradaban adalah hal yang tidak
bisa terpisahkan karena manusia itu memiliki cipta, rasa dan karsa. Cipta, rasa dan karsa itu
akan menimbulkan perkembangan pengetahuan yang berasal dari suatu budaya. wujud-wujud
peradaban: Nilai berarti mempertimbangkan untuk menentukan apakah sesuatu itu
bermanfaat atau tidak, hasil penilaian disebut nilai (value).

B. Saran
Saran saya dalam makalah ini adalah hakikat seorang Manusia beradab karena dalam
jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan kehendak. Jadi sudah jelas bahwasanya manusia
adalah makluk yang berakal jadi dalam hal ini kita sebagai mahasiswa perfikir harus secara
profesional dan memiliki hati nurani dalam menuntut ilmu dan menerapkan kepada
lingkungan masyarakat.
Kita telah ketahui teknologi adalah suatu wadah untuk memenuhi kebuthan manusia
dalam bantuan akal dan alat jadi dalam hal ini mahasiswa di tuntut untuk memanfaatkan
perkembangan teknologi itu sendiri sesuai dengan kaidaya masing-masing.
Daftar Pustaka

Setiadi, Elly M., Kama A. Hakam dan Ridwan Effendi. 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Bandung: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai