0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
46 tayangan14 halaman
Birokrasi merupakan alat pemerintah untuk melayani masyarakat secara netral dan profesional. Birokrasi ideal memiliki karakteristik seperti pembagian kerja, sistem peraturan, dan hierarki jabatan. Untuk menjadi lebih profesional, birokrasi perlu melakukan reformasi struktur, sistem, dan budaya serta meningkatkan kualitas SDM-nya.
Birokrasi merupakan alat pemerintah untuk melayani masyarakat secara netral dan profesional. Birokrasi ideal memiliki karakteristik seperti pembagian kerja, sistem peraturan, dan hierarki jabatan. Untuk menjadi lebih profesional, birokrasi perlu melakukan reformasi struktur, sistem, dan budaya serta meningkatkan kualitas SDM-nya.
Birokrasi merupakan alat pemerintah untuk melayani masyarakat secara netral dan profesional. Birokrasi ideal memiliki karakteristik seperti pembagian kerja, sistem peraturan, dan hierarki jabatan. Untuk menjadi lebih profesional, birokrasi perlu melakukan reformasi struktur, sistem, dan budaya serta meningkatkan kualitas SDM-nya.
PROFESIONAL A P R I YA N D I , S E . , M . S I BIROKRASI
• Secara etimologi istilah birokrasi berasal dari kata bureau
(bahasa Perancis) yang berarti “meja tulis” dan Kratos (bahasa Yunani) yang berarti “pemerintahan”. • Dalam kamus bahasa jerman arti kata birokrasi adalah kekuasaan dari berbagai departemen pemerintahan dalam menentukan kebijakan system administrasi sipil dalam kewarganegaraan. Dalam kamus besar bahasa Italia adalah kekuasaan pejabat dalam administrasi pemerintah FUNGSI BIROKRASI
• Adapun fungsi dan peran birokrasi pemerintah yakni:
1. Melaksanakan pelayanan public 2. Pelaksana pembangunan yang profesional 3. Perencana, pelaksanaan, dan pengawas kebijakan (manajemen pemerintah) 4. Alat pemerintah untuk melayani kepentingan (abdi) masyarakat dan negara yang netral dan bukan merupakan bagian dari kekuatan atau mesin politik (netral) TUJUAN BIROKRASI
• Adapun tujuan birokrasi yakni:
1. Sejalan dengan tujuan pemerintahan 2. Melaksanakan kegiatan dan program demi tercapainya visi dan misi pemerintah dan negara 3. Melayani masyarakat dan melaksanakan pembangunan dengan netral dan prof 4. Menjalankan manajemen pemerintahan, mulai dari perencanaan, pengawasan, evaluasi, koordinasi, sinkronisasi dll.esional PROFESIONAL
• Menurut Johnson (1991:16) istilah professional dan
professionalisasi, Pertama, dipergunakan untuk menunjuk pada perubahan besar dalam struktur pekerjaan, dengan jumlah pekerjaan-pekerjaan professional, atau bahkan pekerjaan-pekerjaan halus (white collar jobs) yang meningkat secara relative dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya, baik sebagai akibat perluasan kelompok pekerjaan yang sudah ada ataupun sebagai akibat munculnya pekerjaan- pekerjaan baru di bidang jasa. KARAKTERISTIK IDEAL BIROKRASI
• Pembagian Kerja/ Spesialisasi (division of labor)
• Sistem peraturan (system of rules) • Adanya bidang kecekapan khusus • Susunan jabatan berdasarkan prinsip hierarki (the principle of hierarchi) • Organisasi perulah bebas dari setiap pengendalian luaran • Rasionalitas dan Predictability dalam aktivitas organisasi dan pencapaian tujuan organisasi membantu meningkatkan stabilitas perusahaan • Mampu tukar personil dalam peran organisasi yang bertanggung jawab memungkinkan aktivitas organisasi dapat diselesaikan oleh individu yang berbeda PERILAKU BIROKRASI
• Perilaku birokrasi timbul sebagai akibat interaksi antara
karakteristik individu dengan karakteristik birokrasi. Karakteristik individual mencakup persepsi, pengambilan keputusan pribadi, pembelajaran dan motivasi
• Salah satu fungsi birokrasi pemerintah yang utama adalah
menyelenggarakan pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. PELAYANAN BIROKRASI YANG PROFESIONAL • Dalam etika pelayanan publik ada seperangkat nilai yang dapat digunakan sebagai acuan, referensi, dan penuntun bagi birokrasi publik dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, yakni: 1. Efisiensi : Nilai efisiensi artinya tidak boros. Sikap, perilaku dan perbuatan birokrasi publik dikatakan baik jika mereka efisien (tidak boros). 2. Efektifitas : Apakah tujuan dan didirikannya organisasi pelayanan publik tersebut tercapai? Hal tersebut erat kaitannya dengan rasionalitas teknis, nilai, misi, tujuan organisasi, serta fungsi agen pembangunan 3. Membedakan milik pribadi dengan milik kantor : Nilai ini dimaksudkan supaya birokrasi yang baik dapat membedakan mana milik kantor dan mana milik pribadi. Artinya milik kantor tidak digunakan untuk kepentingan pribadi. 4. Impersonal : Maksudnya hubungan impersonal perlu ditegakkan untuk menghindari unsur perasaan dari pada unsur rasio dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab berdasarkan peraturan yang ada dalam organisasi. Siapa yang salah harus diberi tindakan, dan yang berprestasi selayaknya mendapat penghargaan. 5. Merytal system : Nilai ini berkaitan dengan rekrutmen atau promosi pegawai, artinya dalam penerimaan pegawai atau promosi pegawai tidak didasarkan atas kekerabatan, namun berdasarkan pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), kemampuan (capable), dan pengalaman (experience), sehingga dengan sistem ini akan menjadikan yang bersangkutan cakap dan profesional dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. 6. Responsible : Nilai ini berkaitan dengan pertanggungjawaban birokrasi publik dalam menjalankan tugas dan kewenangannya. 7. Accountable : Nilai ini diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggungjawabannya 8. Responsiveness : Kemampuan birokrasi untuk rnengenal kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta mengembangkan program-progrm pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. 9. Netralistas birokrasi : mencerminkan profesionalitas birokrasi. Karena birokrasi senantiasa terlibat dalam kegiatan sistem politik PERANAN BIROKRASI DALAM PELAYANAN PUBLIK • birokrasi di Indonesia perlu melakukan beberapa perubahan sikap dan perilakunya antara lain : • (a) birokrasi harus lebih mengutamakan sifat pendekatan tugas yang diarahkan pada hal pengayoman dan pelayanan masyarakat; dan menghindarkan kesan pendekatan kekuasaan dan kewenangan; • (b) birokrasi perlu melakukan penyempurnaan organisasi yang bercirikan organisasi modern, ramping, efektif dan efesien yang mampu membedakan antara tugas-tugas yang perlu ditangani dan yang tidak perlu ditangani (termasuk membagi tugas-tugas yang dapat diserahkan kepada masyarakat); • (c) birokrasi harus mampu dan mau melakukan perubahan system dan prosedur kerjanya yang lebih berorientasi pada ciri-ciri organisasi modern yakni : pelayanan cepat, tepat, akurat, terbuka dengan tetap mempertahankan kualitas, efesiensi biaya dan ketepatan waktu; • (d) birokrasi harus memposisikan diri sebagai fasilitator pelayan publik dari pada sebagai agen pembaharu pembangunan; • (e) birokrasi harus mampu dan mau melakukan transformasi diri dari birokrasi yang kinerjanya kaku (rigid) menjadi organisasi birokrasi yang strukturnya lebih desentralistis, inovatif, fleksibel dan responsif LANGKAH MENUJU REFORMASI BIROKRASI • langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk menuju reformasi birokrasi yaitu : • 1.Meluruskan orientasi, Reformasi birokrasi harus berorientasi pada demokratisasi dan bukan pada kekuasaan. Perubahan birokrasi harus mengarah pada amanah rakyat karena reformasi birokrasi harus bermuara pada pelayanan masyarakat. • 2. Memperkuat komitmen, Tekad birokrat untuk berubah harus ditumbuhkan. Ini persyaratan penting, karena tanpa disertai tekad yang kuat dari birokrat untuk berubah maka reformasi birokrasi akan menghadapi banyak kendala. Untuk memperkuat tekad perubahan di kalangan birokrat perlu ada peningkatan kesejahteraan, tetapi pada saat yang sama tidak memberikan ampun bagi mereka yang membuat kesalahan atau bekerja tidak benar. • 3. Membangun kultur baru, sebagai gantinya, dilakukan pembenahan kultur dan etika birokrasi dengan konsep transparansi, melayani secara terbuka, serta jelas kode etiknya. • 4. Rasionalisasi, Struktur kelembagaan birokrasi cenderung gemuk dan tidak efisien. Rasionalisasi kelembagaan dan personalia menjadi penting dilakukan agar birokrasi menjadi ramping dan lincah dalam menyelesaikan permasalahan serta dalam menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat, termasuk kemajuan teknologi informasi. • 5. Memperkuat payung hukum, Upaya reformasi birokrasi perlu dilandasi dengan aturan hukum yang jelas. Aturan hukum yang jelas bisa menjadi koridor dalam menjalankan perubahan- perubahan • 6. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, Semua upaya reformasi birokrasi tidak akan memberikan hasil yang optimal tanpa disertai sumber daya manusia yang handal dan profesional. Oleh karena itu untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang memadai diperlukan penataan dan sistem rekrutmen kepegawaian, sistem penggajian, pelaksanaan pelatihan, dan peningkatan kesejahteraan. • 7. Reformasi birokrasi dalam konteks pelaksanaan otonomi daerah perlu dilakukan: SEKIAN DAN TERIMA KASIH