Anda di halaman 1dari 57

Peraturan dan pengawasan perbankan

Bank indonesia/ bank sentral sebagai otoritas perbankan


berdasarkan ketentuan perundangan memiliki kewenangan untuk
membuat dan menetapkan ketentuan perundangan yang berkaitan
dengan kegiatan operasional sebuah bank.
Bank indonesia mewajibkan seluruh perbankan untuk
menjalankan, sebagai berikut :
 Menyampaikan pedoman penyusunan kebijakan perkreditan bank, yang mengatur mengenai :
1. Prinsip kehati-hatian dalam perkreditan
2. Organisasi dan manajemen perkreditan
3. Kebijakan persetujuan perkreditan
4. Dokumentasi dan administrasi kredit
5. Pengawasan kredit dan penyelesaian kredit bermasalah
 Menyusun standar pelaksanaan fungsi audit internal bank (SPFAIB)
1. Menyusun internal (audit charter) : pedoman bagiAuditor/Internal Controller agar dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional, memperoleh hasil Audit yang sesuai dengan
standar mutu, dan dapat diterima oleh berbagai pihak baik internal maupun external.
2. Membentuk dewan audit
3. Membentuk satuan kerja audit internal
4. Menyusun panduan sudit internal
Bank indonesia mewajibkan seluruh perbankan untuk menjalankan,
sebagai berikut :
 Menyusun rencana kerja tahunan
1. Rencana penghimpunan dana, penyaluran dana, pemberian jasa lain.
2. Rencana pengembangan produk perbankan
3. Rencana perluasan jaringan kantor
4. Rencana pengembangan SDM
 Penggunaan teknologi informasi
 Kegiatan transaksi derivatif :  transaksi yang didasari oleh suatu kontak atau
perjanjian pembayaran yang nilainya merupakan turunan dari nilai instrumen yang
mendasari, sepeti suku bunga, nilai tukar, komoditas, ekuiti dan indeks
1. Bank wajib memiliki pedoman pelaksanaan transaksi derivatif secara tertulis
2. Bank dilarang memelihara posisi atas transaksi derivatif yang dilakukan oleh
nasabah grup dari bank, direksi, komisaris, pegawai atau pemilik bank.
3. Bank hanya dapat melakukan transaksi derivatif yang berkaitan dengan valuta
asing dan suku bunga
Bank indonesia melaksanakan peraturan untuk perbankan
dengan prinsip kehati-hatian dalam menetapkan ketentuan,
yaitu :
Pengawasan bank
Bank indonesia memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk
menetapkan perizinan, pembinaan, pembinaan, dan pengawasan
bank serta pengenaan sanksi terhadap bank yang tidak mematuhi
peraturan perbankan yang berlaku.
Pengawasan yang dilakukan bank indonesia dilakukan melalui
penelitian, analisis, evaluasi laporan bank, dan pengawasan
langsung dalam bentuk pemeriksaan yang disusul dengan tindakan
perbaikan.
Yang harus dilakukan bank dalam prinsip kehati-hatian
dan memelihara tingkat kesehatannya, yaitu :
 Rasio Kecukupan modal : suatu cara dalam mengukur modal yang dimiliki bank
 Kualitas aset : tingkat kemampuan dari aktiva yang dimiliki bank baik aktiva produktif
maupun aktiva non produktif untuk memberikan manfaat bagi bank. Kualitas aktiva
berpengaruh besar terhadap laba yang diterima dimana kegiatan operasional bank 
 Kualitas manajemen : sekumpulan kegiatan manajerial  seperti merencanakan kualitas,
mengorganisasi kualitas, mengkoordinasi kualitas, mengendalikan dan mengevaluasi
kualitas yang dilakukan oleh setiap fungsi manajemen yang ada dalam organisasi untuk
meningkatkan kinerja dalam artian kualitas kerja.
 Likuiditas : posisi uang ataupun kas suatu perusahaan dan kemampuannya untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo tepat pada waktunya; kemampuan untuk
memenuhi kewajiban membayar hutang tepat waktu.
 Rentabilitas : kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu.
 Solvabilitas : kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua
kewajibannya. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh
utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya.
Ada tujuh prinsip dalam pengawasan bank yang disusun
oleh komite basle/komite pengawas perbankan pada tahun
1997, yaitu :
 Prinsip prekondisi bagi pengawasan bank yang efektif
 Prinsip perizinan dan struktur
 Prinsip ketentuan kehati-hatian dan persyaratan
 Prinsip metode pengawasan perbankan yang sedang berjalan
 Prinsip persyaratan informasi
 Prinsip kewenangan pengawas
 Prinsip lintas batas perbankan
Prinsip prekondisi bagi pengawasan bank yang efektif

Dalam sistem pengawasan bank yang efektif memiliki tanggung


jawab dan tujuan yang jelas dalam melaksanakan pengawasan bank,
jadi yang terlibat dalam pengawasan perbankan harus memiliki
independensi operasional dan kecukupan sumber daya, kondisi
tersebut didukung oleh kerangka hukum yang memadai termasuk
kewenangan pengawasan organisasi, kekuatan untuk mengatur
kepatuhan terhadap ketentuan, dan perlindungan hukum bagi
pengawas.
Prinsip perizinan dan struktur
 Otoritas perizinan harus memiliki kewenangan untuk menetapkan
kriteria perizinan dan kewenangan untuk menolak permohonan
pendirian yang tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan.
 Pengawas harus memiliki kewenangan untuk menetapkan kriteria
dalam melakukan review terhadap akuisisi atau investasi yang
dilakukan oleh bank
Prinsip ketentuan kehati-hatian dan persyaratan

 Pengawas wajib menetapkan ketentuan dalam kehati-hatian dan


persyaratan kecukupan modal minimum bagi seluruh bank,
persyaratan kecukupan modal harus mencerminkan tingkat risiko
yang ditanggung oleh bank.
 Bagian terpenting dalam sistem pengawasan yaitu evaluasi
terhadap kebijakan, praktik dan prosedur perbankan yang terkait
dengan pemberian kredit dan investasi
 Pengawas harus yakin bahwa bank memiliki kebijakan dan
prosedur yang memadai untuk mengidentifikasi, memonitor, dan
melakukan kontrol terhadap country risk dan transfer risk dari
aktivitas pemberian kredit dan investasi yang dilakukan
Prinsip metode pengawasan perbankan yang sedang berjalan
 Pengawas harus secara teratur melakukan kontak dengan
manajemen bank untuk memahami aktifitas operasional bank
secara menyeluruh
 Pengawas harus memiliki perangkat untuk mengumpulkan,
menelaah, dan menganalisa laporan dan kinerja statistik bank.
 Dalam pengawasan bank yang paling penting yaitu kemampuan
pengawasan untuk melakukan pengawasan terhadap kelompok
usaha bank.
Prinsip persyaratan informasi
Pengawas harus yakin bahwa bank telah melakukan dokumentasi
yang sesuai dengan penerapan kebijakan dan praktik-praktik
akuntasi secara konsisten. Pengawas dimungkinkan mendapatkan
informasi kondisi keuangan bank dan profitabilitas bisnisnya dari
dokumen yang sudah dilaksanakan.
Prinsip kewenangan pengawas
Pengawas harus memiliki ukuran pengaturan pengawasan yang
memadai untuk melakukan tindakan perbaikan secara cepat pada
saat bank gagal memenuhi kebutuhan kehati-hatian (misalnya
ketentuan kecukupan modal), pasa saat terjadi pelanggaran
peraturan atau pada saat deposan dalam posisi terancam.
Prinsip lintas batas perbankan
Pengawas harus mempraktikkan pengawasan global secara
konsolidasi, melakukan pemantauan yang memadai dan menerapkan
norma kehati-hatian yang tepat disegala aspek kegiatan usaha
terhadap bank yang beroperasi secara internaional, khususnya
terhadap kantor cabang di luar negeri.
Pengawas wajib meneraapkan persyaratan yang sama terhadap
kegiatan usaha lokal dari bank asing dengan persyaratan yang
diberlakukan bagi institusi domestik.
Tindakan bank indonesia terhadap bank bermasalah
 Bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan
usahanya
 Keadaan suatu bank dapat membahayakan sistem perbankan
 Kondisi perbankan membahayakan perekonomian
Bank mengalami kesulitan yang membahayakan
kelangsungan usahanya
Apabila kondisi bank semakin memburuk dan membahayakan keberlangsungan
usahanya, maka bank indonesia dapat melakukan tindakan agar :
 Pemegang saham menambah modal
 Pemegang saham mengganti dewan komisaris atau direksi bank
 Bank melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain
 Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh
kewajiban
 Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada
pihak lain
 Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan kewajiban bank kepada bank
atau pihak lain
Keadaan suatu bank dapat membahayakan sistem perbankan
Apabila tingkat kesulitan yang dialami dalam melakukan kegiatan
usaha bank tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada bank lain
sehingga akan menimbulkan dampak kepada bank lain, maka bank
indonesia dapat melakukan tindakan dengan melakukan
penyelamatan dan mempertahankan bank sebagai lembaga
kepercayaan.
Kondisi perbankan membahayakan perekonomian
kondisi sistem perbankan yang menurut bank indonesia dapat menyebabkan
krisis kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan berdampak kepada
hajat hidup orang banyak. Dengan terjadinya kondisi tersebut maka bank
indonesia meminta pemerintah untuk menanggulanginya melalui kebijakan
dan tindakan yang berdampak pada APBN.
Pemerintah membentuk badan khusus yang bersifat sementara dan
berkonsultasi dengan DPR, dalam rangka penyehatan perbankan. Jadi badan
khusus tersebut dapat menjalankan tugasnya yang diberikan pemerintah,
dengan cara :
 Penyehatan bank yang diserahkan oleh bank indonesia
 Penyelesaian aset bank, baik aset fisik maupun kewajiban debitur melalui
unit pengelola aset
 Pengupayaan pengembalian uang negara yang telah tersalur kepada bank-
bank
Likuidasi bank
Likuidasi merupakan tindakan penyelesaian seluruh hak dan
kewajiban bank sebagai akibat pembubaran badan hukum bank.
Likuidasi bank dilakukan dengan cara pencairan harta dan
penagihan piutang kepada debitur, diikuti dengan pembayaran
kewajiban bank kepada pada kreditur dari hasil pencairan dan
penagihan.
Proses tata cara likuidasi bank dapat dilakukan dengan cara :
Tugas dan wewenang tim likuidasi
 Melakukan pendaftaran dan pengumuman mengenai pembubaran badan hukum bank
 Melakukan inventarisasi kekayaan dan kewajiban bank dalam likuidasi
 Menyusun rencana kerja dan anggaran biaya
 Menusun rencana dan cara pencairan harta kekayaan bank dalam likuidasi
 Melakukan perundingan dengan para kreditor dan pembayaran kewajiban
 Mewakili bank dalam likuidasi di luar dan di dalam pengadilan
 Memutuskan hubungan kerja terhadap para pegawai bank
 Mempekerjakan pegawai dan meminta bantuan konsultan
 Melakukan pemanggilan kepada para kreditor
 Mengumumkan dan mendaftarkan berakhirnya likuidasi
 Menyusun neraca akhir likuidasi dan mempertanggung jawabkannya kepada RUPS
Ketentuan giro wajib minimum (GWM)
Giro wajib minimum menurut peraturan bank indonesia nomor
6/15/PBI/2004 adalah simpanan minimum yang harus dipelihara
oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada bank indonesia.
Seluruh bank yang ada di indonesia diwajibkan untuk memelihara
saldo giro minimum (GWM) pada bank indonesia dalam bentuk
rupiah, sedangkan bank devisa selain wajib memenuhi GWM rupiah
namun diwajibkan juga untuk memelihara GWM dalam valuta asing
sebesar 3% dari dana pihak ketiga (DPK)
Contoh presentase giro wajib minimum
Penilaian tingkat kesehatan bank
Kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional
perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan peraturan perbankan
yang berlaku.
Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia sampai saat ini secara
garis besar didasarkan pada faktor CAMELS (Capital, Assets
Quality, Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity to Market
Risk).
Dalam penilaian tingkat kesehatan bank, terdapat faktor-faktor yang
disebut dengan CAMELS
 Permodalan (Capital)
 Kualitas aset (Asset quality)
 Manajemen (Management)
 Rentabilitas (Earning)
 Likuiditas (Liquidity)
 Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk)
Permodalan (Capital)
Permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada
kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut
didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah
ditetapkan BI. Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal terhadap
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (AMTR). Sesuai ketentuan yang
telah ditetapkan pemerintah, maka CAR perbankan untuk tahun
2002 minimal harus 8%. Bagi bank yang memiliki CAR di bawah
8% harus segera memperoleh perhatian dan penanganan yang serius
untuk segera diperbaiki. Penambahan CAR untuk mencapai seperti
yang ditetapkan memerlukan waktu, sehingga pemerintahpun
memberikan waktu sesuai dengan ketentuan. 
Kualitas aset (Asset quality)
Penilaian aset harus sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia dengan
memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan
terhadap aktiva produktif. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang
telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.
Kualitas aset (Asset quality)
Manajemen (Management)
Dalam penilaian manajemen (Management) terdapat faktor penilaian
terhadap komponen-komponen, yaitu :
 Manajemen umum : manajemen diwajibkan menjalankan
kualitasnya, menjaga transparansi dan informasi nasabah, mampu
menangani apabila terjadi konflik dalam internal perusahaan.
 Penerapan sistem manajemen resiko dinilai berdasarkan pengawasan
dewan komisaris dan direksi, serta kecukupan kebijakan, prosedur
dan penetapan limit.
 Kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen
kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya, antara lain :
ketentuan kualitas aktiva produktif, penyisihan penghapusan aktiva
produktif serta komitmen bank dalam action plan.
Manajemen (Management)
Rentabilitas (Earning)
Penilaian didasarkan kepada rentabilitas atau earning suatu bank yaitu
melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian
dalam unsur ini dapat didasarkan pada :
Likuiditas (Liquidity)
Aspek kelima adalah penilaian terhadap aspek likuiditas bank. Suatu
bank dapat diikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan
mampu membayar semua hutangnya terutama hutang-hutang jangka
pendek. Dikatakan likuid jika pada saat ditagih bank mampu
membayar. 
Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk)
Sensitivity to market risk yaitu merupakan penilaian pendekatan
kuantitatif dan kualitatif, faktor sensitivitas terhadap resiko pasar
yang antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen
modal atau cadangan yang dibentuk untuk mencover fluktuasi suku
bunga dibandingkan dengan potensial loss/kerugian sebagai akibat
fluktuasi suku bunga, Komponen modal atau cadangan yang
dibentuk untuk mencover fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan
potensial loss sebagai akibat fluktuasi nilai tukar dan kecukupan
penerapan system menejemen resiko pasar.
Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk)

Potensial loss suku bunga adalah (gap position dari eksposure trading book + banking book) x
fluktuasi suku bunga
Ekses modal adalah kelebihan modal dari modal minimum yang ditetapkan yang khusus digunakan
untuk antisipasi risiko suku bunga
Trading book adalah seluruh posisi perdagangan bank pada instrumen keuangan dalam neraca dan
rekening administrasi serta transaksi yang dimaksudkan untuk dimiliki dan dijual kembali dalam
jangka pendek
Diambil untuk kegiatan lindung nilai (hedging) komponen trading book lain
Timbul dari kegiatan perantaraan (brokering) dan kegiatan pembentukan pasar (market making)
Dimiliki untuk tujuan memperoleh keuntungan jangka pendek
Dari perbedaan secara aktual atau potensial atas nilai jual dan nilai beli atau dari harga lain atau dari
perbedaan suku bunga
Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk)
Penerapan prinsip mengenal nasabah
Dalam penerapan prinsip mengenal nasabah bank wajib menetapkan
kebijakan dan prosedur mengenai :
 Penerimaan nasabah
 Pengidentifikasian nasabah
 Pemantauan terhadap rekening dan transaksi nasabah
 Manajemen risiko
Kebijakan penerimaan dan pengidentifikasi nasabah
Sebelum melakukan usaha dengan nasabah, bank wajib meminta
informasi, yaitu :
 Identitas calon nasabah
 Memiliki tujuan hubungan usaha yang akan dilakukan calon
nasabah dengan baik
 Informasi lain yang memungkinkan bank untuk dapat mengetahui
profil calon nasabah
 Identitas pihak lain, dalam hal calon nasabah bertindak untuk dan
atas nama pihak lain
Pemantauan rekening dan transaksi nasabah
Bank diwajibkan memelihara profil nasabah dengan memuat
beberapa informasi, yaitu :
 Pekerjaan atau bidang usaha
 Jumlah penghasilan
 Rekening lain yang dimiliki
 Aktivitas transaksi normal
 Tujuan pembukaan rekening
Manajemen risiko
 Pengawasan oleh pengurus bank
 Pendelegasian wewenang
 Pemisahan tugas
 Sistem pengawasan internal termasuk audit internal
 Program pelatihan karyawan mengenai penerapan prinsip
mengenal nasabah
Ruang lingkup manajemen risiko bank
Jenis-jenis risiko bank

Risiko yang potensial dihadapi bank dalam menjalankan aktivitas


usahanya :
Jenis-jenis risiko bank
Pengawasan terhadap penerapan manajemen risiko bank
Dewan komisaris dan direksi bank berwenang dan bertanggung jawab
terhadap penerapan manajemen risiko pada bank yang dipimpinnya :
Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan
pengendalian manajemen risiko bank

Dalam pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan,


pengendalian risiko wajib didukung oleh :
 Sistem informasi manajemen yang tepat waktu
 Laporan yang akurat dan informatif mengenai kondisi keuangan
bank, kinerja aktivitas fungsional dan risiko internal bank
Identifikasi risiko
Pelaksanaan identifikasi risiko dilakukan dengan melakukan analisis
terhadap :
 Karakteristik risiko yang melekat pada bank
 Risiko dari produk dan kegiatan usaha bank
Pengukuran risiko

Pelaksanaan pengukuran risiko, bank wajib melakukan :


 Evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data
dan prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko
 Penyempurnaan terhadap sistem pengukuran risiko apabila
terdapat perubahan kegiatan usaha bank, produk, transaksi, dan
faktor risiko yang bersifat material
Pemantauan risiko
Dalam melaksanakan pemantauan risiko, bank wajib melakukan :
 Evaluasi terhadap risiko sumber daya internal yang diakibatkan
dari sumber daya eksternal
 Penyempurnaan proses pelaporan apabila terdapat perubahan
kegiatan usaha bank, produk, transaksi, faktor risiko, teknologi
informasi dan sistem informasi manajemen risiko yang bersifat
material
Pengendalian risiko

Pelaksanaan pengendalian risiko wajib digunakan bank untuk


mengelola risiko tertentu yang dapat membahayakan kelangsungan
usaha bank
Jenis kualitas bank umum

Terdiri dari :
 Aktiva produktif
 Aktiva non produktif
Aktiva produktif
Aktiva non produktif
Pinjaman luar negeri bank

Pinjaman luar negeri (PLN) menurut peraturan bank indonesia


nomor:7/1/PBI/2005 tanggal 20 januari 2005 merupakan suatu bentuk
pinjaman atau kewajiban bank kepada bukan penduduk dalam valuta asing
maupun rupiah dan surat berharga dalam valuta asing yang diterbitkan oleh
bank.
(bukan penduduk) adalah bukan orang, badan hukum, atau badan
lainnyayang tidak berdomisili di indonesia atau berdomisili kurang dari satu
tahun dan kegiatan utamanya tidak di indonesia.
Pinjaman luar negeri bank memiliki peran penting dalam pertumbuhan
usaha perbankan dan perekonomian nasional. Namun arus dana pinjaman
yang terlalu besar dan tidak terpelihara dengan baik terutama pinjaman
dengan waktu jangka pendek, hal ini dapat mempengaruhi fluktuasi nilai
tukar.
Pinjaman luar negeri (PLN) dapat berupa :
Sertifikat bank indonesia
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yaitu
dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang
berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga.
SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakanBank
Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah.
Kharakteristik sertifikat bank indonesia (SBI)
Prinsip dan persyaratan penerbitan SBI
Prinsip dan persyaratan penerbitan SBI (lanjutan)

Anda mungkin juga menyukai