Anda di halaman 1dari 15

KESEHATAN

PERBANKAN
Di susun oleh

DINDA PUTRI ARGA MILALA


228320042
Definisi Bank

Bank adalah suatu lembaga keuangan intermediasi


yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk
menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan surat sanggup bayar. Kata bank berasal
dari bahasa Italia banca yang berarti tempat
penukaran uang
Kesehatan Bank

Kesehatan bank diartikan sebagai kemampuan


suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional
perbankan secara normal dan mampu memenuhi
semua kewajiban dengan peraturan perbankan
yang berlaku
Kegiatan Perbankan
1. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain dan, dari modal sendiri.

2. Kemampuan mengelola dana

3. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat

4. Kemampuam memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak lain.

5. Pemenuhan peraturan perbanakn yang berlaku.

bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam
menetapkan strategi usaha pada waktu yang akan datang. sedangkan bagi BI digunakan sebagai sarana
penetapan dan implementasi strategi pengawasan bank oleh BI, tingkat kesehatan bank merupakan hasil
penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui
penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap
resiko pasar
Tujuan penilaian kesehatan bank

* Ukuran bagi manajemen untuk menilai apakah pengelolaan


bank dilakukan sejalan dengan azas-azas perbankan yang
sehat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
* Ukuran untuk menetapkan arah pembinaan dan
pengembangan bank baik secara individual maupun
perbankan secara keseluruhan
Aturan Kesehatan Bank
Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas
Undang-undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Pembinaan dan
Pengawasan Bank dilakukan oleh Bank Indonesia. Undang-undang tsb lebih
lanjut menetapkan bahwa :
1. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan
kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas dan
aspek-aspek lain yang berhubungan dengan usaha sesuai dengan prinsip kehati-
hatian.

2. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan


melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak
merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya
kepada bank.
3. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia segala keterangan dan penjelasan
mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
4. Bank atas permintaan Bank Indonesia wajib memberikan kesempatan bagi pemeriksaan
buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya, serta wajib memberikan bantuan yang
diperlukan dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala keterangan, dokumen dan
penjelasan yang dilaporkan oleh bank yang bersangkutan

5. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun
setiap waktu apabila diperlukan

6. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indoesia neraca perhitungan laba rugi tahunan
dan penjelasannya, serta laporan berkas lainnya
7. Bank wajib mengumumkan perhitungan neraca dan perhitungan laba rugi dalam waktu
dan bentuk yang ditetapkan Bank Indonesia
Pelanggaran Kesehatan Bank
Apabila terdapat penyimpangan terhadap aturan tentang kesehatan bank, Bank
Indonesia dapat mengambil tindakan tindakan tertentu dengan tujuan dasar agar
bank yang bersangkutan menjadi sehat dan tidak membahayakan kinerja
perbankan secara umum. Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,
dalam hal suatu bank mengalami kesulitan yang membayakan kelangsungan
usahanya, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar:
a. Pemegang saham menambah modal
b. Pemegang saham mengganti dewan komisaris dan atau direksi bank
c. Bank menghapus bukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang
macet, dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya
d. Bank melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain
e.Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban
f. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak
lain
g. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan atau kewajiban bank kepada bank atau
pihak lain.
Apabila tindakan sebagaimana dimaksud di atas belum cukup untuk mengatasi
kesulitan yang dihadapi bank, dan suatu bank dapat membahayakan sistem perbankan,
maka Pimpinan Bank Indonesia dapat mencabut izin usaha bank dan memerintahkan

direksi bank untuk segera menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS )

guna membubarkan badan hukum bank dan membentuk tim likuidasi.


Penilaian tingkat kesehatan bank
Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS
yang terdiri dari:
1. Aspek Permodalan (Capital): Yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan
kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian ini didasarkan kepada
CAR (Capital Adequaci Ratio) yang telah ditetapkan BI.
2. Aspek Kualitas Aset (Asset quality): Yaitu untuk menilai jenis-jenis aset yang
dimiliki oleh bank. Penilaian aset harus sesuai dengan peraturan oleh BI dengan
memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva
produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva
produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan
secara berskala kepada Bank Indonesia.
3. Aspek kualitas manajemen (Management): Dalam mengelola kegiatan bank sehari-
hari juga dinilai kualitas manajemennya. Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas
manusianya dalam bekerja. Kualitas manajemen juga dilihat dari segi pendidikan dan
pengalaman dari karyawannya dalam menangani berbagai kasus-kasus yang terjadi.
Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen kualitas
aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas, dan manajemen likuiditas.

4. Aspek Rentabilitas (Earning): merupakan ukuran kemampuan bank dalam


meningkatkan labanya. Untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara
rentabilitas yan terus meningkat.penilaian dilakukan dengan:
-rasio laba terhadap Total Aset (ROA)
-dan perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO)
4. Aspek Liakuditas (Likuidity): Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan
dapat membayar semua utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro, dan deposito pada saat
ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio
ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan utang lancar. Yang dianalisis dalam
rasio ini adalah:
-rasio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva
-Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro, tabungan, deposito dan
lain-lain.

5. Aspek Sensitivitas (Sensitivity): Aspek ini mulai diberlakukan oleh Bank Indonesia sejak bulan
Mei 2004. Seperti kita ketahui dalam melepaskan kreditnya perbankan harus memperhatikan 2 unsur,
yaitu tingkat perolehan laba yang harus dicapai dan resiko yang akan dihadapi. Pertimbangan Resiko
yang harus diperhitungkan berkaitan erat dengan sensitivitas perbankan. Sensitivitas terhadap risiko
ini penting agar tujuan memperoleh laba dapat tercapai dan pada akhirnya kesehatan bank juga
terjamin. Risiko yang dihadapi terdiri dari risiko lingkungan, ririko manajemen, risiko penyerahan,
dan risiko keuangan.
Kesimpulan
Kesehatan bank dapat dikatakan merupakan hasil penilaian

tingkat kesehatan bank yang dilakukan untuk mengelola risiko dan


kinerja bank, tau tingkat kesehatan bank dapat dikatakan
mencerminkan kinerja tugas bank. Bank yang sehat adalah bank
yang memelihara dan memelihara kepercayaan
masyarakat, berperan sebagai perantara, berkontribusi terhadap
kelancaran
penyelesaian transaksi, dan tersedia bagi pemerintah untuk
melaksanakan berbagai
- Terima Kasih -

Anda mungkin juga menyukai