PERBANKAN
Di susun oleh
4. Kemampuam memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak lain.
bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam
menetapkan strategi usaha pada waktu yang akan datang. sedangkan bagi BI digunakan sebagai sarana
penetapan dan implementasi strategi pengawasan bank oleh BI, tingkat kesehatan bank merupakan hasil
penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui
penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap
resiko pasar
Tujuan penilaian kesehatan bank
5. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun
setiap waktu apabila diperlukan
6. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indoesia neraca perhitungan laba rugi tahunan
dan penjelasannya, serta laporan berkas lainnya
7. Bank wajib mengumumkan perhitungan neraca dan perhitungan laba rugi dalam waktu
dan bentuk yang ditetapkan Bank Indonesia
Pelanggaran Kesehatan Bank
Apabila terdapat penyimpangan terhadap aturan tentang kesehatan bank, Bank
Indonesia dapat mengambil tindakan tindakan tertentu dengan tujuan dasar agar
bank yang bersangkutan menjadi sehat dan tidak membahayakan kinerja
perbankan secara umum. Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,
dalam hal suatu bank mengalami kesulitan yang membayakan kelangsungan
usahanya, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar:
a. Pemegang saham menambah modal
b. Pemegang saham mengganti dewan komisaris dan atau direksi bank
c. Bank menghapus bukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang
macet, dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya
d. Bank melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain
e.Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban
f. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak
lain
g. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan atau kewajiban bank kepada bank atau
pihak lain.
Apabila tindakan sebagaimana dimaksud di atas belum cukup untuk mengatasi
kesulitan yang dihadapi bank, dan suatu bank dapat membahayakan sistem perbankan,
maka Pimpinan Bank Indonesia dapat mencabut izin usaha bank dan memerintahkan
direksi bank untuk segera menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS )
5. Aspek Sensitivitas (Sensitivity): Aspek ini mulai diberlakukan oleh Bank Indonesia sejak bulan
Mei 2004. Seperti kita ketahui dalam melepaskan kreditnya perbankan harus memperhatikan 2 unsur,
yaitu tingkat perolehan laba yang harus dicapai dan resiko yang akan dihadapi. Pertimbangan Resiko
yang harus diperhitungkan berkaitan erat dengan sensitivitas perbankan. Sensitivitas terhadap risiko
ini penting agar tujuan memperoleh laba dapat tercapai dan pada akhirnya kesehatan bank juga
terjamin. Risiko yang dihadapi terdiri dari risiko lingkungan, ririko manajemen, risiko penyerahan,
dan risiko keuangan.
Kesimpulan
Kesehatan bank dapat dikatakan merupakan hasil penilaian