Kesehatan bank merupakan salah satu factor yang menentukan kepercayaan nasabah pada
bank. Sebagai lembaga depository, kepercayaan nasabah hal yang utama. Jelaskan pokok-
pokok penilaian Kesehatan bank menurut POJK No. 4 Tahhun 2016!
Izin Menjawab
Suatu bank dikatakan sehat apabila mampu menjalankan fungsinya dengan optimal, baik dalam
hal intermediasi dana (menghimpun dan menyalurkan dana) maupun dalam hal pemberian jasa
layanan perbankan.
Kemampuan bank untuk melakukan kegiatan operasional secara normal dan mampu memenuhi
semua kewajiban dengan baik, dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang
berlaku. Kegiatan usaha perbankan yang meliputi:
1. kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari modal sendiri;
2. kemampuan mengelola dana;
3. kemampuan menyalurkan dana ke masyarakat;
4. kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak
lain;
5. pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Kesehatan Bank mencakup beberapa
aspek, antara lain: kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas,
solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank.
Menurut konsep Bank Indonesia ada dua kepentingan mengapa kesehatan bank di Indonesia
perlu dijaga, yaitu:
Dasar pengaturan kesehatan bank adalah UU No. 7 tahun 1992 yang diperbaharui dengan UU
no. 10 tahun 1998 tentang perbankan. Pengaturan tentang kesehatan perbankan dalam UU ini
tertuang dalam pasal 29 ayat 2 yang berbunyi: Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank
sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib
melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
1. Bank (termasuk kantor cabang bank asing) wajib melakukan penilaian tingkat Kesehatan
bank baik secara individu maupun konsolidasi dengan menggunakan pendekatan risiko.
Penilaian tingkat kesehatan bank secara konsolidasi dilakukan bagi bank yang melakukan
pengendalian terhadap perusahaan anak.
2. Faktor-factor penilaian tingkat Kesehatan bank terdiri dari profit risiko, good corporate
governance, rentabilitas dan permodalan.
3. Bank wajib melakukan penilaian sendiri (self assesment) tingkat kesehatan bank dan hasil
self assesment tingkat kesehatan bank yang telah mendapat persetujuan dari direksi wajib
disampaikan kepada dewan komisaris. Selanjutnya, hasil self assesment dimaksud wajib
disampaikan kepada Bank Indonesia
4. Periode penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan paling kurang setiap semester (untuk
posisi akhir bulan Juni dan Desember) serta dilakukan pengkinian sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
5. Apa bila dari hasil identifikasi dan penilaian Bank Indonesia ditemukan permasalahan atau
pelanggaran yang secara signifikan mempengaruhi atau akan mempengaruhi operasional
dan/atau kelangsungan usaha bank, maka Bank Indonesia berwenang menurunkan peringkat
komposit tingkat kesehatan bank.
Sumber: