Anda di halaman 1dari 3

DISKUSI 4

Kesehatan bank merupakan salah satu factor yang menentukan kepercayaan nasabah pada
bank. Sebagai lembaga depository, kepercayaan nasabah hal yang utama. Jelaskan pokok-
pokok penilaian Kesehatan bank menurut POJK No. 4 Tahhun 2016!

Izin Menjawab

Suatu bank dikatakan sehat apabila mampu menjalankan fungsinya dengan optimal, baik dalam
hal intermediasi dana (menghimpun dan menyalurkan dana) maupun dalam hal pemberian jasa
layanan perbankan.

Kesehatan Bank (Budisusanto dan Triandaru (2006)

Kemampuan bank untuk melakukan kegiatan operasional secara normal dan mampu memenuhi
semua kewajiban dengan baik, dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang
berlaku. Kegiatan usaha perbankan yang meliputi:

1. kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari modal sendiri;
2. kemampuan mengelola dana;
3. kemampuan menyalurkan dana ke masyarakat;
4. kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak
lain;
5. pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.

Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Kesehatan Bank mencakup beberapa
aspek, antara lain: kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas,
solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank.

Menurut konsep Bank Indonesia ada dua kepentingan mengapa kesehatan bank di Indonesia
perlu dijaga, yaitu:

1. Menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank;


2. Sebagai indikator bagi Bank Indonesia sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia
untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi dan permasalahan yang dihadapi bank serta
menentukan tindak lanjut untuk mengatasi kelemahan atau permasalahan bank, baik berupa
corrective action oleh bank maupun supervisory action.

Dasar pengaturan kesehatan bank adalah UU No. 7 tahun 1992 yang diperbaharui dengan UU
no. 10 tahun 1998 tentang perbankan. Pengaturan tentang kesehatan perbankan dalam UU ini
tertuang dalam pasal 29 ayat 2 yang berbunyi: Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank
sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib
melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

Penilaian Kesehatan Bank Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.4/POJK.03/2016


• Tingkat Kesehatan Bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan terhadap risiko
dan kinerja Bank.
• Penilaian Kesehatan bank menyangkut aspek kuatitatif dan kualitatif.

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2016 tentang Penilaian


Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank
secara individu dengan menggunakan pendekatan risiko (Riskbased Bank Rating), dengan
cakupan penilaian terhadap faktor-faktor:

1. Profil Risiko (risk profile);


2. Good Corporate Governance (GCG);
3. Rentabilitas (earnings); dan
4. Permodalan (capital).
Cakupan penilaian Kesehatan Bank menurut POJK
1. Penilaian Profil Risiko
Merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam
operasional bank dan OJK akan menilai kebijakan manajemen risiko, proses pengukuran
risiko, dan upaya bank dalam mengelola risiko yang dilakukan terhadap 8 risiko yaitu risiko
kredit, risiko pasar, risiko operasional risiko hukum, risiko strategik, risiko kepatuhan dan
risioko regulasi serta
2. Good Corporate Governance
merupakan penilaian terhadap manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.
dilihat dari sejauh mana bank memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Faktor-faktor yang
diperhatikan antara lain struktur organisasi, transparansi, akuntabilitas, dan pengelolaan
konflik kepentingan. Prinsip-prinsip GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-
prinsip GCG berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG bagi
Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank
3. Rentabilitas
meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan
(sustainability) rentabilitas, dan manajemen rentabilitas. Penilaian dilakukan dengan
mempertimbangkan tingkat, trend, struktur, stabilitas rentabilitas bank, dan perbandingan
kinerja bank dengan kinerja peer group¸ baik melalui analisis aspek kuantitatif maupun
kualitatif
4. Permodalan
meliputi evaluasi terhadap kecukupan Permodalan dan kecukupan pengelolaan Permodalan.
Dalam melakukan perhitungan Permodalan, Bank wajib mengacu pada ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi Bank
Umum. Selain itu, dalam melakukan penilaian kecukupan Permodalan, Bank juga harus
mengaitkan kecukupan modal dengan Profil Risiko Bank. Semakin tinggi Risiko Bank,
semakin besar modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi Risiko tersebut.
5. Kualitas Aset
Penilaian ini meliputi kualitas portofolio kredit dan investasi bank. OJK akan menilai rasio
kualitas aset, kebijakan manajemen kredit, dan upaya bank dalam mengelola risiko kredit.
6. Pendapatan dan Efisiensi
Penilaian ini meliputi kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan dan mengelola
biaya operasionalnya. OJK akan menilai rasio profitabilitas, efisiensi operasional, dan upaya
bank dalam meningkatkan pendapatan dan mengelola biaya.
7. Likuiditas
Penilaian ini meliputi kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban pembayaran yang jatuh
tempo. OJK akan menilai rasio likuiditas, kebijakan manajemen likuiditas, dan upaya bank
dalam mengelola risiko likuiditas.
8. Sistem Informasi
Penilaian ini meliputi kehandalan dan keamanan sistem informasi yang digunakan oleh bank.
OJK akan menilai kebijakan, prosedur, dan infrastruktur teknologi informasi yang diterapkan
oleh bank.
9. Pemenuhan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
Penilaian ini melihat sejauh mana bank mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Faktor-faktor yang diperhatikan antara lain kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan kegiatan bank.

Pokok-Pokok Penilaian Kesehatan Bank Menurut POJK No.4 Tahun 2016

1. Bank (termasuk kantor cabang bank asing) wajib melakukan penilaian tingkat Kesehatan
bank baik secara individu maupun konsolidasi dengan menggunakan pendekatan risiko.
Penilaian tingkat kesehatan bank secara konsolidasi dilakukan bagi bank yang melakukan
pengendalian terhadap perusahaan anak.
2. Faktor-factor penilaian tingkat Kesehatan bank terdiri dari profit risiko, good corporate
governance, rentabilitas dan permodalan.
3. Bank wajib melakukan penilaian sendiri (self assesment) tingkat kesehatan bank dan hasil
self assesment tingkat kesehatan bank yang telah mendapat persetujuan dari direksi wajib
disampaikan kepada dewan komisaris. Selanjutnya, hasil self assesment dimaksud wajib
disampaikan kepada Bank Indonesia
4. Periode penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan paling kurang setiap semester (untuk
posisi akhir bulan Juni dan Desember) serta dilakukan pengkinian sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
5. Apa bila dari hasil identifikasi dan penilaian Bank Indonesia ditemukan permasalahan atau
pelanggaran yang secara signifikan mempengaruhi atau akan mempengaruhi operasional
dan/atau kelangsungan usaha bank, maka Bank Indonesia berwenang menurunkan peringkat
komposit tingkat kesehatan bank.

Sumber:

1. POJK No. 4 Tahun 2016 tentang Penilaian Kesehatan Bank


2. BMP Bank Dan Lembaga Keuangan Non Bank EKSI4205 (hal 5.2 – 5.42)
3. Materi Inisiasi 4 Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank (slide 3-9)

Anda mungkin juga menyukai