Anda di halaman 1dari 4

TMK 2 EKSI4205/Bank & Lembaga Keuangan Non Bank

1. Pada umumnya, masyarakat awam hanya mengetahui bahwa produk dan layanan bank terbatas
pada simpanan dan pinjaman konvensional saja, padahal masih banyak lagi. Ada banyak produk
menarik perbankan yang bisa dimanfaatkan, termasuk produk bank syariah atau produk perbankan
syariah yang selama ini belum banyak diketahui masyarakat secara luas. Saat ini, ada beberapa jenis
produk bank syariah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Perlu diketahui
bahwa bank syariah tidak hanya melayani tabungan haji atau tabungan umroh saja, melainkan juga
ada beberapa produk lain, termasuk pinjaman modal usaha. Jelaskan yang anda ketahui tentang
produk syariah !

2. Untuk mendukung peningkatan ekonomi pemerintah Indonesia tengah berkomitmen menjadikan


ekonomi syariah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi nasional, salah satunya melalui perbankan
syariah. Secara umum bentuk usaha bank syariah terdiri atas Bank Umum dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS), dengan sejumlah perbedaan pokok. Bank pada dasarnya adalah entitas
yang melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau dengan kata
lain melaksanakan fungsi intermediasi keuangan. Terdapat sejumlah perbedaan antara Bank Umum
Syariah dan BPRS. Jelaskan yang anda ketahui perbedaan pada bank tersebut !

3. Kesehatan bank adalah Kemampuan bank dalam melaksanakan kegiatan operasional perbankan
secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan
peraturan perbankan yang berlaku. Kegiatan kegiatan perbankan terdiri atas:
1. Kemampuan mengelola dana
2. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat
3. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada pihak lain
4. Pemenuhan peraturan yang berlaku.
Sedangkan pengertian tingkat kesehatan bank adalah suatu bentuk penilaian kualitatif terhadap
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian
kuantitatif dan atau penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, manajemen,
rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap risiko pasar.
Jelaskan yang anda ketahui tentang faktor penilaian tingkat kesehatan suatu Bank!

4. Prinsip kerahasiaan bank bermula timbul dari tujuan untuk melindungi kepentingan nasabah bank
agar terlindungi kerahasiaan yang menyangkut keadaan keuangannya dan data pribadi nasabah.
Disamping itu, kerahasiaan bank juga diperuntukan untuk kepentingan bank itu sendiri, karena bank
dapat dipercaya oleh nasabah untuk mengelola uangnya. Oleh karenanya prinsip kerahasiaan bank
merupakan jiwa dari sistem perbankan. Menurut anda apakah prinsip kerahasiaan bank sudah
dilakukan dengan baik di Indonesia ? Berikan argumen anda!

5. Suatu bisnis atau perusahaan dapat terbentuk jika memiliki modal. Perusahaan menggunakan
modal untuk mendukung operasional dan kinerja bisnis. Tanpa modal yang memadai, suatu
perusahaan tidak akan berkembang menjadi lebih baik. Ada banyak jenis modal yang bisa digunakan
oleh pebisnis salah satunya adalah modal ventura. Jelaskan secara singkat yang anda ketahui
tentang Modal Ventura !

Jawab

1. Secara garis besar produk bank Syariah dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, meliputi produk
penghimpunan dana, produk penyaluran dana, dan produk jasa (Siamat, 2005; Mohammad, 2011).

1. Produk Penghimpunan Dana


Bentuk-bentuk simpanan berdasarkan prinsip Syariah dapat berupa:
a. giro berdasarkan prinsip al-wadi’ah;
b. tabungan berdasarkan prinsip al-wadi’ah dan Al-Mudharabah;
c. deposito berjangka dengan prinsip Al-Mudharabah.
2. Produk Penyaluran Dana
Produk penyaluran dana bank Syariah, secara garis besar diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu:
a. prinsip jual beli;
b. prinsip sewa;
c. prinsip bagi hasil;
d. prinsip pinjam berdasarkan akad al-qard.

3. Produk Jasa
a. Al-Wakalah
Prinsip dari Al-Wakalah adalah nasabah memberi kuasa pada bank untuk mewakili dirinya untuk melakukan
jasa tertentu, misalnya pembukaan L/C, inkaso, dan transfer dana. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini bank
berhak mengenakan imbalan atau fee.

b. Al-Hawalah
Jasa Al-Hawalah adalah jasa pengalihan utang piutang. Transaksi ini lazim digunakan untuk membantu
pengusaha untuk mendapatkan dana tunai guna melanjutkan usahanya. Transaksi ini dalam praktek
perbankan bisa diterapkan dalam rangka anjak piutang atau factoring

c. Al-Kafalah
Jasa Al-Kafalah pada prinsipnya adalah bank garansi. Sebagaimana bank konvensional, bank Syariah juga dapat
memberikan jasa bank garansi, yaitu garansi bank kepada nasabahnya misalnya jaminan untuk melaksanakan
proyek, jaminan untuk mengikuti tender, dan lain-lain

d. Al-Rahn
Jasa Al-Rahn pada prinsipnya adalah jasa gadai yaitu utang dengan jaminan harta atau aset. Barang yang
diserahkan sebagai jaminan harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu milik nasabah sendiri; jelas ukuran,
sifat, dan jumlahnya; nilai barang ditentukan berdasarkan nilai pasar; dapat dikuasai namun tidak dapat
dimanfaatkan oleh bank.

Sumber : modul hal 4.29 – 4.43

2. Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Unit Usaha Syariah (UUS), adalah unit kerja dari kantor pusat
Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang
berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai
kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah.

Sumber: modul hal 4.43

3. Faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank terdiri dari: profil risiko (risk profile), good corporate
governance (GCG), rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital).

a. Penilaian profil risiko (risk profile)


Profil risiko diukur dengan 8 jenis risiko, meliputi:
1) Risiko kredit, yaitu risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada
bank.
2) Risiko pasar, adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat
perubahan darikondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Risiko Pasar meliputi antara lain risiko
suku bunga, risiko nilai tukar, risiko ekuitas, dan risiko komoditas.
3) Risiko operasional, yaitu risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional
Bank. Sumber risiko operasional dapat disebabkan antara lain oleh sumber daya manusia, proses, sistem, dan
kejadian eksternal.
4) Risiko likuiditas, merupakan risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh
tempo dari sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan,
tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Risiko ini disebut juga risiko likuiditas pendanaan
(funding liquidity risk). Risiko likuiditas juga dapat disebabkan oleh ketidakmampuan bank
melikuidasi aset tanpa terkena diskon yang material karena tidak adanya pasar aktif atau adanya gangguan
pasar (market disruption) yang parah. Risiko ini disebut sebagai risiko likuiditas pasar (market
liquidity risk).
5) Risiko hukum, adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini
dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendasari atau
kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai.
6) Risiko stratejik, adalah risiko akibat ketidaktepatan bank dalam mengambil keputusan dan/atau pelaksanaan
suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Sumber risiko
stratejik antara lain ditimbulkan dari kelemahan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam
perumusan strategi, ketidaktepatan dalam implementasi strategi, dan kegagalan mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis.
7) Risiko kepatuhan, merupakan risiko yang timbul akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber risiko kepatuhan antara lain timbul
karena kurangnya pemahaman atau kesadaran hukum terhadap ketentuan maupun standar bisnis yang
berlaku umum.
8) Risiko reputasi, adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari
persepsi negatif terhadap bank.

b. Good corporate governance (GCG), Penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas
manajemen Bank atas pelaksanaan prinsipprinsip GCG. Prinsip-prinsip GCG dan fokus penilaian terhadap
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG
bagi Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank. Adapun
parameter indikator penilaian dijelaskan pada bagian selanjutnya.
c. Rentabilitas (earnings), meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas,
kesinambungan (sustainability) rentabilitas, dan manajemen rentabilitas. Penilaian dilakukan dengan
mempertimbangkan tingkat, trend, struktur, stabilitas rentabilitas bank, dan perbandingan kinerja bank
dengan kinerja peer group¸ baik melalui analisis aspek kuantitatif maupun kualitatif. Parameter indikator
penilaian dijelaskan pada bagian selanjutnya.
d. Permodalan (capital), meliputi evaluasi terhadap kecukupan Permodalan dan kecukupan pengelolaan
Permodalan. Dalam melakukan perhitungan Permodalan, Bank wajib mengacu pada ketentuan Bank Indonesia
yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi Bank Umum. Selain itu, dalam
melakukan penilaian kecukupan Permodalan, Bank juga harus mengaitkan kecukupan modal dengan Profil
Risiko Bank. Semakin tinggi Risiko Bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi
Risiko tersebut.

Sumber : hal 5.6 -5.9

4. Dalam pasal 40 diungkapkan bahwa: (1) Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai Nasabah
Penyimpan dan simpanannya, kecuali dalam hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41A, Pasal 42,
Pasal 43, Pasal 44, dan Pasal 44A. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
berlaku pula bagi Pihak Terafiliasi. Dari pasal 40 terkandung makna bahwa bank dan pihak terafiliasi wajib
merahasiakan keterangan mengenai identitas nasabah khusus untuk nasabah deposan. Selain itu bank dan
pihak terafiliasi wajib merahasiakan simpanan nasabah tersebut. Ini berarti kewajiban rahasia bank tidak
menyeluruh pada semua nasabah, tetapi hanya yang menyangkut nasabah penyimpan atau deposan. Pada
masa sebelumnya pengaturan rahasia bank bersifat menyeluruh. Adanya perkembangan sosial ekonomi dan
kemasyarakatan, maka selanjutnya kerahasiaan bank hanya dibatasi pada nasabah penyimpan dan
simpanannya. Dalam penjelasan pasal 40 diungkapkan bahwa: Apabila nasabah bank adalah Nasabah
Penyimpan yang sekaligus juga sebagai Nasabah Debitur, bank wajib tetap merahasiakan keterangan tentang
nasabah dalam kedudukannya sebagai Nasabah Penyimpan. Keterangan mengenai nasabah selain sebagai
Nasabah Penyimpan, bukan merupakan keterangan yang wajib dirahasiakan bank. Bagi bank yang melakukan
kegiatan sebagai lembaga penunjang pasar modal, misalnya bank selaku kustodian dan atau Wali Amanat,
tunduk pada ketentuan perundang-undangan di bidang pasar modal. Dari ketentuan ini maka semakin jelas
bahwa yang mutlak dijamin rahasianya hanyalah nasabah penyimpan. Ini berarti bagi nasabah debitur
(nasabah kredit) atau nasabah peminjam tidak lagi dijamin rahasia secara mutlak.
Tukar menukar informasi nasabah antar bank tersebut diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998 pada pasal 44.
Pasal 44 tersebut mengungkapkan bahwa:
(1) Dalam rangka tukar menukar informasi antar bank, direksi bank dapat memberitahukan keadaan
keuangan nasabahnya kepada bank lain. (2) Ketentuan mengenai tukar menukar informasi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Bank Indonesia. Latar belakang dari diijinkannya tukar-
menukar informasi atas kondisi keuangan nasabah adalah untuk mendukung kelancaran usaha bank,
khususnya guna menghindari adanya kredit rangkap. Penjelasan pasal 44 mengungkapkan bahwa: Tukar
menukar informasi antar bank dimaksudkan untuk memperlancar dan mengamankan kegiatan usaha bank,
antara lain guna mencegah kredit rangkap serta mengetahui keadaan dan status dari suatu bank yang lain.
Dengan demikian bank dapat menilai tingkat risiko yang dihadapi, sebelum melakukan suatu transaksi dengan
nasabah atau dengan bank lain. Selanjutnya tukar menukar informasi ini secara teknis diatur dengan
Peraturan Bank Indonesia, yaitu PBI no. 2/19/PBI/2000. Dalam PBI tersebut pasal 2 ayat 2 menyatakan bahwa:
Keterangan mengenai Nasabah selain Nasabah Penyimpan bukan merupakan keterangan yang wajib
dirahasiakan oleh Bank. Dalam pasal 3 bahkan dinyatakan bahwa dalam rangka tukar menukar informasi antar
bank terkait nasabah selain nasabah simpanan, pengelola bank bahkan tidak perlu meminta
ijin pada Bank Indonesia.

Sumber : hal 5.50

5. Beberapa pengertian tentang venture capital atau modal ventura adalah sebagai berikut.
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan
Modal ventura adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke
dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (investee company) untuk jangka waktu
tertentu.
2. International Finance Corporation World Bank Group
Modal ventura adalah modal yang disediakan oleh investor luar untuk membiayai perusahaan baru,
perusahaan yang sedang tumbuh, atau perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan.

Sumber: 6.27

Anda mungkin juga menyukai