Anda di halaman 1dari 5

NAMA : RISKA AMELIA

NIM : 042471155

MATKUL : EKSI4205-BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

KELAS : CSR S1 MANAJEMEN

TUGAS TUTORIAL 2

MERANGKUM MODUL 4,5 dan 6

Manajemen Bank Umum, Manajemen Bank Syariah, dan Bank Perkreditan Rakyat

Manajemen Bank Umum

A. PENGERTTIAN BANK UMUM

Sesuai Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dalam
Undang-Undang No.10 Tahun 1998, pengertian Bank Umum adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

B. PENGHIMPUNAN DANA BANK UMUM

Secara teori sumber-sumber penghimpunan dana meliputi :

a. Giro
b. Tabungan
c. Deposito berjangka
d. Sertifikat deposito
e. Surat berharga yang diterbitkan
f. Pinjaman
g. Modal sendiri

Sementara sesuai peraturan Bank Indonesia, sumber-sumber penghimpunan dana bank umum
di Indonesia :

a. Giro
b. Tabungan
c. Simpangan berjangka
d. Dana investasi revenue sharing
e. Pinjaman dari Bank Indonesia
f. Pinjaman dari bank lain
g. Utang atas surat berharga
h. Utang akseptasi
i. Surat berharga yang diterbitkan
j. Pinjaman yang diterima
k. Modal sendiri
l. Modal pinjaman
Untuk mengoptimalkan penghimpunan dana diperlukan beberapa strategi, antara lain:

1. Pengembangan produk
2. Penempatan kantor untuk mudah menjangkau nasabah
3. Segmentasi pasar
4. Harga kompetitif
5. Promosi
C. PENGGUNAAN DANA BANK UMUM
- Cadangan (reserve), ditujukan untuk memenuhi cadangan minimum yang diwajibkan
oleh bank sentral.
- Kredit yang disalurkan (loan), untuk mengefektifkan fungsi bank dalam intermediasi
dana.
- Investasi (investment), untuk investasi adalah berupa penanaman dana dalam bentuk
surat berharga yang bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan.
D. JASA-JASA BANK UMUM
1. Kliring
2. Inkaso
3. Letter of Credit (L/C)
4. Bank garansi
5. Transfer
Untuk mengoptimalkan pendapatan bank diperlukan manajemen aktiva pasiva atau asset-
liability management (ALM) yang merupakan koordinasi hubungan timbal balik yang
dilakukan secara terpadu antara kedua sisi neraca bank berdasarkan keputusan dan rencana
jangka pendek.
Salah satu aspek untuk menjaga kepercayaan nasabah deposan adalah tingkat likuidasi bank.
Oleh karena itu, manajemen likuiditas bank merupakan faktor penting dalam operasional
bank. Selain likuiditas kegiatan penting dalam operasional bank adalah menyalurkan kredit.
Beberapa faktor yang menentukan bunga kredit, meliputi : cost of loanable funds, spread,
biaya overhead, premi risiko, dan base landing rate. Selain itu, dalam manajemen kredit
terdapat konsep 5C, yaitu characte, capacity, capital, collateral, dan condition of economy.

Manajemen Bank Syariah

Sesuai dengan UU Perbankan di Indonesia, prinsip syariah adalah aturan perjanjian


berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana/atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah,
antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan
memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip
sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas
barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah
dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sementara, pengertian Bank Syariah adalah bank
yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya
terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum
Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank
yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit
syariah. Bentuk-bentuk simpanan berdasarkan prinsip syariah dapat berupa :
1. Giro berdasarkan prinsip al – wadi’ah
2. Tabungan berdasarkan prinsip al – wadi’ah dan al – mudharabah
3. Deposito berjangka dengan prinsip al – mudharabah
Produk penyaluran dana bank syariah secara garis besar diklasifikasikan dalam
empat kelompok, yaitu :
1. Prinsip jual beli
2. Prinsip sewa
3. Prinsip bagi hasil
4. Prinsip pinjam berdasrkan akad al – qard

Selain menyalurkan dana, bank syariah juga memberikan jasa-jasa yang miripdengan
bank konvensional. Jasa-jsa yang ditawarkan bank syariah sebaga berikut.

1. Al-Wakalah adalah nasabah memberi kuasa pada bank untuk mewakili dirinya untuk
melakukan jasa tertentu, misalnya pembukaan L/C, inkaso dan transfer dana.
2. Al-Hawalah adalah jasa pengalihan utang piutang.
3. Al-Kafalah pada prinsipnya adalah bank garansi.
4. Al-Rahn adalah jasa gadai yaitu utang dengan jaminan harta atau aset.

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK

Suatu bank dikatakan sehat apabila mampu menjalankan fungsinya dengan optimal,baik
dalam hal intermediasi dana (menghimpun dan menyalurkan dana) maupun dalam hal
pemberian jasa layanan perbankan. Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No.4/POJK.03/2016 tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum. Tingkat kesehatan bank
adalah hasil penilaian kondisi bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja bank.
Penilaian tersebut menyangkut empat aspek utama, yaitu: 1.) profil risiko (risk profile); 2.)
good corporate governance (GCG); 3.) rentabilitas (earnings); 4.) permodalan (capital).

Menurut konsep Bank Indonesia ada dua kepentingan mengapa kesehatan bank di
Indonesia perlu dijaga, yaitu sebagai berikut.

1. Menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank.

2. Sebagai indikator bagi Bank Indonesia sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia
untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi dan permasalahan yang dihadapi bank serta
menentukan tindak lanjut untuk mengatasi kelemahan atau permasalahan bank, baik berupa
corrective action oleh bank maupun supervisory action.

Dasar pengaturan kesehatan bank adalah UU No.7 Tahun 1992 yang diperbaharui
dengan UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Pengaturan tentang kesehatan perbankan
dalam UU ini tertuang dalam Pasal 29 ayat 2.
Selain kesehatan bank, kepercayaan nasabah deposan terhadap bank juga ditentukan
oleh rahasia bank. Dalam hal ini kepentingan nasabah atas rahasia bank dimaksudkan adalah
agar bank melindungi informasi atas kondisi finansial mereka dari pihak-pihak lain diluar
bank. Menurut peraturan OJK No.22/POJK.01/2015 tentang Penyidikan Tindak Pidana di
Sektor Jasa Keuangan, rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan degan
keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya atau serta nasabah investor
dan investasinya.

Salah satu hal penting dalam pengaturan rahasia bank adalah diizinkannya tukar
menukar informasi antar bank tentang kondisi keuangan nasabah yang ditujukan untuk
mendukung kelancaran usaha bank, khusunya untuk menghindari adanya kredit rangkap.

Dalam pengaturan rahasia bank ditetapkan beberapa pengecualian, diantaranya:

1. Kepentingan Perpajakan.
2. Penyelesaian piutang bank yang sudah diserahkan kepada Badan Urusan Piutang dan
Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang Negara.
3. Untuk kepentingan peradilan.
4. Perkara perdata antara bank dengan nasabahnya.
5. Atas permintaan, persetujuan, atau kuasa dari nasabah penyimpan.
6. Nasabah penyimpan meninggal dunia.

LEMBAGA PEMBIAYAAN

Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan


untuk pengadaan dan/atau jasa. Pengadaan barang dan jasa ini bisa bersifat pembiayaan
barang modal maupun pembiayaan barang konsumsi. Kegiatan usaha perusahaan
pembiayaan meliputi pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan
multiguna, pembiayaan lain berdasarkan persetujuan OJK. Fungsi utama dari perusahaan
pembiayaan adalah memberikan pinjaman baik pada sektor perorangan (individu) maupun
non perorangan (korporasi).

Pembiayaan investasi tersebut harus dilakukan dengan cara khusus, seperti :

1. Sewa pembiayaan (finance lease)


2. Jual dan sewa balik (sale and leaseback)
3. Anjak piutang dengan pemberian jaminan dari penjual piutang (factoring with
recourse)
4. Pembelian dengan pembayaran secara angsuran
5. Pembiayaan proyek
6. Pembiayaan infrastruktur

Sedangkan untuk pembiayaan modal kerja harus dilakukan dengan cara:

1. Jual dan sewa balik (sale and leaseback)


2. Anjak piutang dengan pemberian jaminan (factoring with recourse) dan/atau anjak
piutang tanpa pemberian jaminan (factoring without recourse) dari penjual piutang
3. Fasilitas modal usaha
Pembiayaan multiguna wajib ilakukan dengan cara:
1. sewa pembiayaan (finance lease)
2. Pembelian dengan pembayaran secara angsuran

Anda mungkin juga menyukai