Anda di halaman 1dari 3

Mata Kuliah : Bank & Lembaga Keuangan Lainnya

Hari/Tanggal : Selasa/ 17-11-2020


Jurusan/Program Studi : Akuntansi
Dosen : Yayan Suryadipraja
Nama : Andreas RJ Saragih
NIM : 181127060

Penyelesaian

1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk –
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, secara singkat,
bank berfungsi sebagai lembaga penyimpanan serta peminjaman dana bagi masyarakat.

2. Jenis Bank :
a. Jenis Bank berdasarkan fungsi
 Bank Sentral
 Bank Umum
 Bank Perkreditan Rakyat

b. Jenis Bank berdasarkan cara menentukan harga:


 Bank Konvensional
 Bank Syariah

c. Jenis Bank berdasarkan kepemilikan:


 Bank Milik Pemerintah
 Bank Milik Swasta Nasional
 Bank Milik Asing
 Bank Milik Campuran

d. Jenis Bank berdasarkan status


 Bank Devisa
 Bank Non Devisa

3. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional :


a. Sistem Operasional dan Sumber Hukum : Bank syariah menjalankan setiap
kegiatannya berdasarkan prinsip syariah yang bersumber dari Al-Qur’an, Hadist, dan
fatwa ulama (MUI). Sementara itu, bank konvensional memiliki sistem operasional
yang bebas nilai. Maksudnya, bank konvensional berdiri sendiri dan bebas dari nilai-
nilai agama seperti yang dianut bank syariah. Bank konvensional dapat menjalankan
peranannya dan bebas melakukan kegiatan apa saja selama mendatangkan
keuntungana dan tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh BI/OJK saja.
b. Bunga dan Keuntungan : Bank konvensional melakukan berbagai kegiatan dengan
berbasis bunga, sedangkan bank syariah tidak mengenal bunga, tetapi menerapkan
prinsip untung dan rugi. Jadi, keuntungan dan kerugian yang didapatkan akan
ditanggung secara bersama atau kolektif. Dalam menjalankan kegiatan pembiayaan,
bank syariah juga menerapkan prinsip jual beli aset atau murabahah. Dari kegiatan jual
beli ini, keuntungan bisa didapatkan. Apabila pembayaran dilakukan dengan sistem
cicilan, maka harga jual barang atau aset tetap sama dan tidak mengalami perubahan
sampai akhir. Berbeda dengan sistem bank konvensional, dimana dalam kegiatan
pembiayaan, bank konvensional menerapkan sistem kredit. Dalam sistem kredit, harga
barang bisa mengalami perubahan berdasarkan tingkat suku bunga sehingga setiap
cicilan yang dibayarkan selalu mengalami kenaikan.
c. Akad Transaksi : Pada bank konvensional, perjanjian transaksi mengikuti aturan
hukum yang berlaku secara umum. Sedangkan pada bank syariah terdapat syarat-
syarat yang mengikuti hukum Islam, seperti barang dan jasa yang harus jelas dan
halal, tempat penyerahan yang jelas, serta status kepemilikan barang yang harus
sepenuhnya dimiliki penjual, dan lainnya. Transaksi juga bergantung pada akad yang
dipilih saat awal transaksi. Dalam akad ini harus jelas dan transparan sehingga kedua
belah pihak tahu hak dan kewajiban masing-masing.
d. Cara Mengelola Dana : Dalam bank syariah, dana nasabah yang diterima dalam
bentuk titipan ataupun investasi tidak bisa dikelola pada semua lini bisnis secara
sembarangan. Pengelolaan dan investasi yang dilakukan bank syariah harus memenuhi
aturan syariat Islam sedangkan bank konvensional, pengelolaan dana ini bisa
dilakukan pada berbagai lini bisnis yang dianggap aman dan menguntungkan, Selama
pengelolaan dana ini tidak menyalahi aturan dan hukum yang berlaku.

4. Sumber Pendapatan dari Bank:


 Pendapatan Bunga : Pendapatan bunga diperoleh dari nasabah (debitur) yang
meminjam dana dalam bentuk kredit. Besarnya pendapatan bunga bergantung dari
besarnya kredit yang dikucurkan dan tingkat suku bunga yang ditetapkan. 
 Fee based income  (FBI) :  pendapatan yang diperoleh dari pembebanan biaya atas
jasa yang diberikan bank. Contoh yang paling sederhana dari FBI adalah biaya
administrasi bulanan yang dibebankan kepada rekening tabungan dan kartu debit serta
biaya tahunan (annual fee) kartu kredit.
 Dividen : pendapatan bank yang diperoleh dari setoran dividen perusahaan yang
sebagian sahamnya dimiliki oleh bank, namun laporan keuangannya tidak
terkonsolidasi.
 Pendapatan Lain :  pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan aset tetap, sewa
gedung, atau eksekusi agunan nasabah yang telah dikuasai bank.

5. Kredit adalah penyediaan uang/ tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan/ kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.”

6. Perbedaan Cek dan Giro :


 Tanggal Jatuh Tempo : Cek tidak mengenal tanggal jatuh tempo, Sementara giro
memiliki tanggal jatuh tempo
 Tanggal Efektif & Tanggal Terbit :  Cek tidak memiliki perbedaan antara tanggal
terbit dan tanggal efektif. Dengan begitu, sejumlah dana yang terdapat di dalam cek
bisa saja langsung dicairkan sesaat setelah cek tersebut diterbitkan, sementara untuk
giro tanggal efektif dan tanggal terbitnya bisa saja berbeda. Yang dimaksud dengan
tanggal efektif pada bilyet giro adalah tanggal sejumlah dana tersebut dapat
dipindahtangankan kepada orang yang dituju. Sementara tanggal terbit di dalam bilyet
giro adalah tanggal pada saat giro tersebut diterbitkan pemiliknya. 
 Pencairan Dana : Cek setara dengan dana tunai. Yang berarti sejumlah dana di
dalamnya bisa langsung dicairkan/diuangkan ke bank yang tertera di dalam cek
tersebut. Sementara pencairan giro harus melalui proses pemindahbukuan.

7. Sumber Dana Bank :


 Dana Pihak Pertama : Yang dimaksud dengan dana pihak pertama adalah modal
awal yang dikumpulkan dari pemegang saham untuk mendirikan sebuah bank. Untuk
bank pemerintah, maka modal terbanyak didapatkan dari pemerintah sebagai
pemegang saham terbesar, sedangkan untuk bank swasta modal bisa didapatkan dari
perseorangan atau kelompok. contoh : Modal awal dari pemegang saham, dana
cadangan bank, laba yang masih tersimpan, agio saham.
 Dana Pihak Kedua : sumber-sumber dana tambahan yang dapat dicairkan apabila
bank mengalami kesulitan dalam mendapatkan dana pihak kedua dan ketiga. Dana ini
biasanya memiliki bunga yang lebih mahal dan hanya bisa digunakan untuk
perputaran uang sementara waktu. Bank biasanya mengambil keputusan ini untuk
membiayai transaksi tertentu dan mendesak. Sumber dana ini terdiri dari : Pinjaman
Bank Indonesia, Interbank call money, Pinjaman antar bank, Pinjaman dari lembaga
bukan bank
 Dana Pihak Ketiga : dana yang didapat dari masyarakat yang memakai jasa
perbankan dari bank tersebut sebagai nasabah. Bank bisa menawarkan berbagai
pilihan simpanan dengan bunga atau fasilitas yang menarik agar masyarakat percaya
dan akhirnya mau menggunakan produk-produk dari bank tersebut. Contohnya :
simpanan giro, simpanan tabungan, simpanan deposito, dll.

Anda mungkin juga menyukai