Kebijakan perkreditan
Kebijakan perkreditan adalah suatu ketentuan atau prosedur
yang di susun untuk dijadikan suatu pedoman bagi pejabat
kredit atau loan officer melalui proses pemutusan
kredit.Kegunaan kebijakan perkreditan yang disusun secara
tertulis dapat membantu manajemen bank umum untuk:
Melaksanakan standar-standar perkreditan
Memenuhi peraturan-peraturan perkreditan yang telah di
tetapkan baik oleh direksi atau pengurus bank yang
bersangkutan maupun yang etoritas moneter
Menjamin keseragaman pengambilan keputusan kredit
Dapat membandingakn strategi perkreditan dengan keadaan
yang sedang dijalankan bank
Kebijakan Umum Perkreditan (KUP) mencakup:
1. Unsur-unsur kredit, terdiri dari:
Kepercayaan: Kredit diberikan atas dasar kepercayaan
Waktu: Kredit selalu ada jangka waktunya
Risiko: Setiap kredit selalu mengandung unsur risiko
Prestasi: Kredit mengandung prestasi berupa pembayaran
bunga
Walaupun pemberian kredit didasarkan atas kepercayaan,
tetapi penilaian atas kepercayaan tadi harus memenuhi
kriteria Five
C’s (Character, Capacity, Capital,Condition dan Collateral),
serta didokumentasikan, sehingga siapapun yang membaca
dasar penilaian pemberian kredit mempunyai persepsi yang
sama.
Secara garis besar, kebijakan umum perkreditan didasarkan
atas:
Undang undang Perbankan: dimaksudkan untuk menumbuh
kembangkan Bank yang sehat dan kuat, dengan prinsip kehati-
hatian.
Kebijakan Umum Perkreditan (KUP) adalah kebijakan
perkreditan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen,
mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasannya.
Pedoman Pelaksanaan Perkreditan (PPK), atau ada juga yang
menyebut dengan Standar Operasional Perkreditan (SOP),
merupakan pelaksanaan perkreditan yang dapat menjamin
pemberian kredit yang sehat.
Pendelegasikan wewenang
Wewenang pemberian kredit pada prinsipnya dapat
didelegasikan oleh direksi kepada pejabat-pejabat
individu,termasuk kepala cabang,kelompok-kelompok,dan
komite kredit yang ada di bank.Wewenang pemberian kredt
untuk seorang loan officer tergantung pada sifat dan jenis
kredit,misalnya dengan tanpa jaminan, tanggung
jawab,pengalaman serta kemampuan setiap
nasabah.Wewenang jumlah maksimum atau palfond kredit
yang dapat didelegasikan kepada seorang pejabat bank,atau
komite kredit untuk memutuskan suatu permohonan kredit
sangat bervariasi.Semakin senio posisi pejabat maka semakin
besar pula wewenang jumlah kredit yang dapat mereka
putuskan.Oleh karena itu,wewenang pejabat eksekutif jauh
lebih besar palfon kredit yang dapat diputuskan di bandingkan
dengan pejabat yang masih menempati posisi yunior
Wilayah Operasi
Kebijakan perkreditan harus mempertimbangkan batas
wilayah operasi bank.Pemasaran kredit di luar wilayah utama
operasi bank harus benar-benar memperhatikan faktor-faktor
antara lain:
Tersedianya tenaga yang dimiliki
Persaingan
Permintaan kredit
Hambatan peraturan
Dana bank yang tersedia
Penggunaan barang jaminan
Sulitnya melakukan monitoring