Anda di halaman 1dari 4

Perhitungan Kebutuhan Kredit

Perhitungan kebutuhan kredit maksudnya adalah jumlah kredit yang dibutuhkan oleh
seorang nasabah. Jumlah ini memang dihitung dari kebutuhan ajan dana guna membiayai
suatu investasi.
Dalam praktiknya seringkali nasabah yang mengajukan kredit dengan jumlah tertentu
dan tidak sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya. Tidak jarang pula bank menolak
memberikan jumlah yang diinginkan oleh nasabah dengan alasan memang jumlah yang
dibutuhkan melebihi dari yang diminta. Namun terkadang tidak jarang bank juga
menawarkan kepada nasabah untuk menambah jumlah kredit di atas jumlah yang diminta.
Hal ini disebabkan karena memang jumlah yang dibutuhkan masih kurang dari yang diminta.
Oleh karena itu persetujuan suatu kredit termasuk jumlah kredit yang dibutuhkan ditentukan
oleh perbankan. Untuk itu dalam hal memutuskan kredit pihak perbankan memerlukan suatu
perhitungan, sehingga kebutuhan yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan yang
sesungguhnya.
Pertanyaannya, mengapa dibutuhkan perhitungan untuk menilai kebutuhan suatu
kredit? Bukankah makin banyak yang diminta sebanyak itu pula yang disetujui? Toh nasabah
yang akan membayar dan bank akan memperoleh keuntungan dari bunga yang dibebankan ke
nasabah tersebut. Untuk menjawab pertanyaan di atas ada beberapa alasan mengapa
diperlukan penilaian kebutuhan suatu kredit, yaitu:
1. Agar jumlah yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, karena jika berlebihan justru
akan menjadi beban bagi nasabah, karena bank takut kelebihan uang tersebut
digunakan untuk hal-hal yang tidak diiginkan, sehingga menjadi beban nasabah dalam
membayar angsurannya.
2. Jika jumlah diberikan kurang, maka nasabah akan mengalami kesulitan melakukan
kegiatannya, sementara itu untuk pengajuan kredit baru tentunya memerlukan waktu
dan biaya.
3. Kebutuhan kredit disesuaikan dengan kemampuan nasabah untuk membayar angsuran
(prospek usaha), karena jika tidak mampu, maka akan mengakibatkan kredit tersebut
berpotensi untuk macet.
4. Kebutuhan kredit disesuaikan dengan jumlah nilai jaminan yang diberikan, dan
jangan sampai kurang. Karena apabila terjadi sesuatu dengan kredit yang diberikan,
maka jaminan menjadi salah satu cara untuk menutupi kerugian bank.
5. Sesuai kebijakan bank dan kebijakan pemerintah, artinya besarnya penyaluran kredit
disesuaikan dengan kebijakan manajemen bank, untuk sektor tertentu misalnya.
Kemudian juga harus memerhatikan kebijakan pemerintah tersebut.
Yang menjadi pokok persoalan terkadang, nasabah dalam mengajukan kredit memang
sengaja melebihi dari yang diinginkan. Alasannya mereka tahu bahwa pihak bank pasti tidak
akan menyetujui sejumlah yang mereka inginkan. Oleh karena itu, plafon kredit mereka
naikkan di atas dari yang diinginkan. Padahal kalau memang kebutuhan mereka sama dengan
yang diinginkan tentu bank tidak akan mengurangi jumlah tersebut, justru bank merasa
senang apabila ternyata jumlah permohonan hampir sama dengan jumlah kebutuhan kredit
perhitungan bank, sehingga tidak ada yang merasa dikecewakan.
Untuk menentukan jumlah kredit sesungguhnya dapat dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu:
1. Nilai jaminan, artinya jaminan yang diberikan nasabah untuk memperoleh kredit,
misalnya jaminan berupa tanah dan rumah yang ditunjukkan dari sertifikat tanah
tersebut. Pihak dapat menghitung nilai rumah tersebut dari NJOP. Kemudian bank
akan memberikan sekian persen dari harga tanah, misalnya 60% dari nilai jual
rumah. Begitu pula jika yang dijaminkan kendaraan bermotor, tergantung kondisi
motor, tahun pembuatan, atau pemakaian. Bank dapat menghitung dari nilai jual,
baru kemudian ditentukan presentase jumlah kredit yang dibutuhkan, namun
semua ini tergantung dari kebijakan bank yang bersangkutan.
2. Penghasilan nasabah (gaji), artinya khusus bagi para karyawan yang mengajukan
kredit maka kredit yang diberikan dinilai dari angsuran yang menjadi beban
nasabah. Angsuran yang dibebankan tidak boleh lebih dari 30% dari gaji nasabah
per bulan, namun semua ini tergantung dari kebijakan bank yang bersangkutan.
3. Akan menentukan berapa yang akan dibiayai oleh nasabah dan bank. Hal ini
penting, mengapa nasabah juga harus ikut membiayai usaha tersebut, yaitu agar
nasabah juga merasa bertanggung jawab terhadap kegiatan tersebut. Nasabah juga
akan termotivasi untuk mengerjakan secara sungguh-sungguh karena ada uangnya
yang ikut tertanam dalam kegiatan serta untuk mengembalikan modal bank.
4. Studi kelayakan, artinya bank terlebih dahulu menilai jumlah yang dibutuhkan
sesuai dengan kelayakan usahanya (kebutuhan modalnya). Penilaian dilakukan
dari sisi aspek keuangannya. Misalnya, mendirikan pabrik maka dibutuhkan
beberapa kebutuhan lahan, bahan bangunan, tenaga kerja, dan kainnya. Atau
untuk kebutuhan modal kerja dapat dinilai kebutuhan bahan mentah, tenaga kerja,
dan kebutuhan lainnya.
5. Analisis risiko keuangan, artinya persetujuan jumlah kredit diputuskan dengan
mempertimbangkan berdasarkan dengan rasio keuangan nasabah yang terlihat dari
laporan keuangan (neraca dan lapora laba rugi) yang diajukan. Misalnya, rasio
likuiditas, rasio modal kerja yang dimiliki, rasio kas, rasio modal dengan utang,
rasio yang dimiliki akan terlihat kebutuhan, kewajiban dan kemampuan nasabah,
sehingga dapat dijadikan patokan bagi bank untuk memberikan jumlah kredit yang
sesuai dengan kebutuhan.
Berikut ini contoh kasus untuk menilai biaya kebutuhan investasi yang dikeluarkan jika kita
hendak mendirikan Rumah Makan Sea Food di Jalan A. H. Nasution, Medan.
No Kebutuhan Jumlah Total
.
1. Biaya Pra Investasi (biaya izin-izin dan biaya studi) 5.000.000,-
2. Biaya Pembelian Tanah Untuk Lokasi (200 m) 100.000.000,-
3. Biaya Bangunan dan Prasarananya
- Bangunan utama 200.000.000,-
- Bangunan gudang 40.000.000,-
- Musola 1 buah 10.000.000,-
- Toilet 2 buah 5.000.000,-
- Bangunan genset 1 buah 30.000.000,-
- Pagar dan taman 10.000.000,-
- Mobil 1 buah 80.000.000,-
- Motor 1 buah 13.000.000,-
388.000.000,-
4. Biaya Pembelian Peralatan
- Listrik PLN 2.200 watt 3.000.000,-
- Mesin genset 1 buah 3.000.000,-
- Peralatan restoran 65.000.000,-
- Kulkas 2 buah 4.000.000,-
- 2 buah televisi 4.000.000,-
79.000.000,-
5. Inventaris Kantor
- Meja 2 buah 1.000.000,-
- Kursi 4 buah 800.000,-
- Lemari dan rak 1 buah 1.200.000,-
- Komputer 1 buah 4.000.000,-
- Telepon 1 buah 1.500.000,-
- Mesin Fax 1 buah 1.000.000,-
- Mesin tik manual 1 buah 5.000.000,-
- Mesin kasir 3.000.000,-
17.500.000,-
6. Jumlah Kebutuhan Investasi 484.500.000,-
7. Dana yang Tersedia (Modal Sendiri) 250.000.000,-
8. Dana Pinjaman 234.500.000,-

Secara garis besar kebutuhan investasi (belum termasuk modal kerja) digambarkan sebagai
berikut:
No Kebutuhan Investasi Jumlah (rupiah)
.
1. Biaya pra investasi 5.000.000
2. Biaya pembelian tanah untuk lokasi 100.000.000
3. Biaya bangunan dan prasarananya 388.000.000
4. Biaya pembelian peralatan 79.000.000
5. Investasi kantor 17.500.000
Jumlah kebutuhan dana 484.500.000
Dana sendiri 250.000.000
Dana pinjaman bank 234.500.000

Anda mungkin juga menyukai