3. Tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali tersebut paling sedikit dalam
jangka waktu 2 tahun sesudah perusahaan tempat penanaman dilakukan
berproduksi komersial.
I. Bukan Bangunan
II. Bangunan
Penetapan masa manfaat dan tariff amortisasi diatas dimaksudkan untuk memberikan
keseragaman dalam melakukan amortisasi. Metode yang digunakan sesuai dengan metode yang
dipilih berdasarkan masa manfaat yang sebenarnya. Kemungkinan dapat terjadi masa manfaat
asset tetap tak berwujud tidak tercantum pada kelompok masa manfaat, sehingga wajib pajak
menggunakan masa manfaat terdekat. Sebagai contoh asset tetap tak berwujud masa manfaat
sebenarnya 6 tahun, dapat menggunakan masa manfaat 4 tahun atau 8 tahun. Apabila masa
manfaat sebenarnya 5 tahun maka menggunakan kelompok masa manfaat 4 tahun.
AMORTISASI BERDASAR METODE SATUAN
PRODUKSI
1. Hak atau Pengeluaran di bidang Penambangan minyak dan gas bumi
Amortisasi dengan metode satuan produksi diterapkan pada amortisasi atas pengeluaran
untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1
tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi. Dalam hal ini, metode satuan
produksi dilakukan dengan menerapkan persentase tariff amortisasi yang besarnya
setiap tahun sama dengan persentase perbandingan antara realisasi penambangan
minyak dan gas bumi pada tahun yang bersangkutan dengan taksiran jumlah seluruh
kandungan minyak dan gas bumi dilokasi tersebut yang dapat diproduksi.
2. Hak penambangan selain minyak dan gas bumi, hak pengusahaan hutan, hak
pengusahaan sumber, dan hasil alam lainnya
a) Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain minyak dan gas bumi
b) Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan hutan
c) Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan sumber dan hasil alam lainnya,
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
REVALUASI (PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP)
Perbedaan nilai buku dengan nilai riil aktiva perusahaan dapat
mengakibatkan kurang serasinya perbandingan antara penghasilan
dengan beban, dan nilai buku dengan nilai intrinsik perusahaan.
Untuk mengurangi perbedaan tersebut, kepada Wajib Pajak perlu
diberikan kesempatan untuk melakukan penilaian kembali aktiva
tetap. Yang dapat melakukan penilaian kembali aktiva tetap adalah
Wajib Pajak badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT)