a. Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi
kewajiban kepada Perseroan sesuai dengan perjanjian yang disepakati, termasuk
risiko kredit akibat kegagalan debitur, risiko konsentrasi kredit, counterpary credit
risk, dan settlement risk. Perseroan telah menyusun kerangka kerja dan menjalankan
upaya mitigasi risiko atas seluruh aspek bisnis dengan eksposur risiko kredit di
dalamnya, baik berupa bisnis pembiayaan mikro, UMKM, komersial maupun
konsumer, penempatan antar perseroan maupun pembelian surat berharga.
b. Risiko Pasar Mengingat produk-produk Perseroan sebagai Bank Buku 1 masih sangat
terbatas pada produk-produk perbankan syariah pada umumnya, maka Perseroan
belum terekspos risiko pasar yang signifikan.
c. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Perseroan.
Permasalahan likuiditas tersebut dapat timbul akibat adanya ketidakcocokan sumber
dana saat jatuh tempo (maturity mismatch) antara aset dan kewajiban
d. Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh
proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi
operasional Perseroan. Di dalam mengelola risiko operasional, risk taking unit
bertanggung jawab atas risiko yang terjadi pada unitnya masing-masing. Adapun tata
cara pengendalian risiko tersebut diatur dalam kebijakan Perseroan secara menyeluruh
dan prosedur pada setiap unit.
e. Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan
stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Perseroan. Untuk mitigasi
risiko dari pemberitaan dan persepsi negatif, Perseroan secara rutin memantau berita
di berbagai media massa. Untuk memastikan pengendalian risiko reputasi, telah
dilakukan langkah antisipasi antara lain: Adanya Unit Kerja Pelayanan; Penggunaan
Complain Tracking System untuk memonitor penyelesaian keluhan nasabah;
Penerapan Service Level Agreement (SLA) di tiap unit kerja untuk memastikan
standar waktu layanan; Kerja sama dengan pihak independen dalam melakukan survei
pelayanan dibandingkan dengan pesaing; dan pelaksanaan pelatihan karyawan untuk
dapat meningkatkan kualitas pelayanan.
f. Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan
aspek yuridis. Risiko ini dapat disebabkan karena adanya gugatan hukum, ketiadaan
hukum yang jelas dan mendukung, atau adanya kelemahan dalam kontrak, klaim, atau
agunan.
g. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan adalah risiko akibat Perseroan tidak mematuhi
dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku serta prinsip syariah. Risiko ini dapat dimitigasi dengan upaya preventif, yaitu
dengan penerapan budaya kepatuhan bagi seluruh karyawan dan setiap bagian di
Perseroan yang merupakan nilai, perilaku dan tindakan yang mendukung terciptanya
kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengelolaan terhadap Risiko Kepatuhan dilakukan oleh Divisi Kepatuhan melalui
evaluasi yang mendalam terhadap aspek kepatuhan.
h. Risiko Stratejik Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam
pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
i. Risiko Imbal Hasil Risiko Imbal Hasil adalah Risiko akibat perubahan tingkat imbal
hasil yang dibayarkan Perseroan kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat
imbal hasil yang diterima Bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi
prilaku nasabah dana pihak ketiga.
j. Risiko Investasi Risiko Investasi adalah risiko akibat Perseroan ikut menanggung
kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan berbasis bagi hasil baik
menggunakan metode net revenue sharing maupun yang menggunakan metode profit
and loss sharing.
MATERIALITAS
Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi, yang bergantung pada ukuran dan sifatnya
serta apabila terjadi kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos
laporan keuangan, bai secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan.
Materialitas untuk tujuan agregasi dlam peraturan ini adalah sebagai berikut:
a. 5% dari jumlah seluruh aset untuk pos-pos aset.
b. 5% dari jumlah seluruh liabilitas untuk pos-pos liabilitas.
c. 5% dari jumlah seluruh ekuitas untuk pos-pos ekuitas.
d. 10% dari penadapatan untuk pos-pos laba rugi komprehensif.
e. 10% dari laba operasi yang dilanjutkan sebelum pajak, untuk pengaruh suatu
peristiwa atau transaksi.
Kinerja Keuangan Perusahaan
Untuk pembahasan dan analisis mengenai kinerja keuangan dan operasional Perseroan untuk
tahun buku 2016 disusun berdasarkan Laporan Keuangan Bank yang disajikan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia (PSAK) untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. Laporan keuangan telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) Aidil Yuzar, SE.Ak., CPA dengan izin usaha No. 288/KM.1/2012 dan
Registrasi Akuntan Publik No. AP0608.
Terkait kondisi dan kinerja keuangan ini disajikan dalam 6 (enam) bagian, sebagai berikut:
1. Aset;
2. Liabilitas;
3. Ekuitas;
4. Laporan Laba (Rugi) dan Penghasilan Komprehensif Lain;
5. Laporan Arus kas;
6. Rasio Keuangan Utama.
Aset
Pada tahun 2016, total aset yang berhasil dibukukan sebesar Rp7,02 triliun, atau mengalami
peningkatan sebesar 20,46% jika dibandingkan dengan tahun 2015.
Risiko Salah Saji Material
Bukti Audit