NAMA KELOMPOK :
1. Novika Andriani (007)
2. Indah Rahmawati (009)
3. Nabila Khoirunnisa A (029)
4. Nur Fitriya (057)
5. Suryo Nugroho (077)
6. Nuhanda Dyah S. C (081)
7. Bagus Arif Budiman Yunas (099)
S1 Ak 15 A
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018
REPRESENTASI TERTULIS
Selayang Pandang
Selama berlangsungnya proses audit, manajemen membuat sejumlah representasi lisan kepada
auditor, yang digunakan sebagai bukti audit yang menguatkan prosedur audit lainnya. Pada akhir
penugasan, repsentasi lisan tersebut harus dimasukkan dalam surat pernyataan tertulis yang
diperoleh dari manajemen, dan jika perlu dari TCWG.
Surat representasi berisi pernyataan tertentu, dan keyakinan manajemen bahwa:
1. Manajemen memenuhi tanggung jawab atas pembuatan laporan keuangan; dan
2. Informasi yang diberikan kepada auditor sudah lengkap
Surat representasi diperoleh menjelang akhir atau mendekati, tetapi tidak sesudah tanggal
laporan auditor atas laporan keuangan. Pernyataan ini mencakup seluruh laporan keuangan dan
seluruh periode yang disebutkan dalam laporan auditor.
Representasi tertulis dari manajemen tidak boleh digunakan sebagai:
1. Pengganti pelaksanaan prosedur audit lainnya
2. Satu-satunya sumber bukti untuk masalah audit yang signifikan
Representasi Manajemen
Representasi manajemen bisa dalam bentuk lisan maupun tertulis. Representasi manajemen dalam
bentuk lisan bisa diberikan atas permintaan auditor, maupun tidak diminta auditor. Representasi
ini diperoleh selama berlangsungnya audit.
Pada akhir penugasan, auditor wajib meminta pernyataan tertulis dari manajemen yang
menegaskan hal-hal tertentu seperti :
1. Representasi lisan yang disebutkan diatas
2. Manajemen sudah memenuhi tanggung jawabnya atas pembuatan laporan keuangan sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
3. Semua transaksi sudah dicatat dan dicerminkan dalam laporan keuangan.
4. Representasi lainnya yang diperlukan untuk mendukung bukti audit yang diperoleh
Bentuk-bentuk representasi manajemen, antara lain:
1. Hal-hal yang dikomunikasikan dalam diskusi
2. Hal-hal yang dikomunikasikan secara elektronis
3. Skedul, analisis, dan laporan yang dibuat entitas, serta notasi/disposisi dan komentar yang
dibuat manajemen atas skedul/analisis/laporan tersebut.
4. Memo dan korespondensi internal dan eksternal.
5. Risalah rapat TCGW.
6. Laporan keuangan yang ditandatangani
7. Surat representasi manajemen
Representasi Tertulis
Representasi tertulis merupakan sumber bukti audit yang penting, karena :
1. Jika manajemen mengubah representasi tertulisnya atau tidak memberikan representasi
tertulis yang diminta, hal ini memicu perhatian auditor tentang kemungkinan adanya satu
atau lebih masalah; dan
2. Permintaan akan representasi tertulis (dan bukan lisan) mungkin akan mendorong
manajemen mempertimbangkan masalah itu dengan lebih saksama, dan dengan demíkian,
meningkatkan mutu dari representasi itu.
Auditor harus meminta kepada manajemen untuk memberikan representasi tertulis bahwa:
1. Manajemen sudah memenuhi tanggung jawabnya atas pembuatan laporan keuangan sesuai
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku;
2. Manajemen sudah memberikan kepada auditor semua informasi yang relevan dan akses
sebagai disepakati dalam persyaratan penugasan audit;
3. Semua transaksi sudah dicatat dan dicerminkan dalam laporan keuangan; dan
4. representasi manajemen mendukung bukti audit lainnya yang relevan untuk laporan
keuangan (sebagaimana diharuskan oleh ISAs lainnya) atau satu/lebih asersi tertentu dalam
laporan keuangan.
Representasi tertulis juga bisa menyangkut hal-hal khusus seperti representasi manajemen tentang
berikut ini :
1. Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi sudah tepat dan sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.
2. Hal-hal berikut, di mana ada relevansinya dalam kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku, telah diakui, diukur, disajikan, atau diungkapkan sesuai kerangka pelaporan
keuangan tersebut.
a. Rencana atau niat/intensi yang bisa berdampak terhadap nilai (carrying value) atau
klasifikasi aset dan kewajiban/utang.
b. Kewajiban, yang sebenarnya (actual) maupun yang kontinjen (contingent).
c. Hak atas (title to) atau pengendalian terhadap (control over) aset tersebut.
d. Beban hukum (liens or encumbrances) atas aset dan aset yang dijadikan agunan
(collateral)
e. Aspek-aspek hukum, ketentuan perundangan lain, dan perikatan (contractual orements)
yang dapat berdampak atas laporan keuangan, termasuk masalah ketidakpatuhan.
3. Komunikasi tentang semua kelemahan dan kekurangan dalam pengendalian internal yang
manajemen tahu.
4. Semua alasan mengapa entitas memilih tindakan tertentu, telah dikomunikasikan.
5. Intensi/niat/rencana mengenai [sebutkan masalahnya] adalah sebagai berikut. [jelaskan
intensi/niat/rencana entitas tersebut].
Pertimbangan-Pertimbangan Lainnya
a. Penggunaan Qualifying Language
Pada suatu ketika , manajemen memungkinkan menggunakan bahasa yang tidak lugas ketika
mengungkapkan representasinya sepanjang kami ketahui dan memahami.
Redaksi semacam itu akan diterima jika auditor puas atas pertanyaan representasi dibuat oleh
orang yang bertanggung jawab dan tepat dan mengetahui hal –hal pada saat representasi
b. Salah Saji yang Sepele
Ketika para auditor menginginkan pertanyaan representasi tentang adanya salah saji material
pada perusahaan tersebut maka jumlah ambang batasnya harus bisa ditentukan , Jumlah
ambang batasnya ini malah dianggap sepele
c. Manajemen Bertanya ke Pihak Lain
Ketika manajemen tidak memiliki cukup pengetahuan mengenai hal – hal yang dicakup
dalam representasi tertulis maka manajemen akan dapat memutuskan akan bertanya kepada
orang-orang yang ikut membuat atau menyajikan laporan keuangan serta berbagai macam
hal yang berkaitan dengan laporan keuangan tersebut . Maka hal tersebut dapat melibatkan
orang – orang yang mempunyai keahlian khusus.