PEMERIKSAAN AKUNTANSI II
BAB 31 PROSES AUDIT SELANJUTNYA & BAB 32 SAMPLING
Dosen Pengampu:
Dr. Rida Perwita Sari, SE, M.Aks., Ak., CA, CPA
Disusun oleh :
Kelompok 2 Kelas A-Akuntansi
Ahmad Luqmanul Hakim (17013010061)
Excelino Seisa Muhammad (17013010196)
Imam Zhafirullah P. K. (17013010219)
Arya Pratama Putra (17013010295)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SURABAYA
2020
BAB 33
REPRESENTASI TERTULIS
Selayang Pandang
Selama berlangsungnya proses audit, manajemen membuat sejumlah representasi
lisan kepada auditor, yang digunakan sebagai bukti audit yang menguatkan
prosedur audit lainnya. Pada akhir penugasan, repsentasi lisan tersebut harus
dimasukkan dalam surat pernyataan tertulis yang diperoleh dari manajemen, dan
jika perlu dari TCWG.
Surat representasi berisi pernyataan tertentu, dan keyakinan manajemen bahwa:
1. Manajemen memenuhi tanggung jawab atas pembuatan laporan keuangan;
dan
2. Informasi yang diberikan kepada auditor sudah lengkap
Surat representasi diperoleh menjelang akhir atau mendekati, tetapi tidak sesudah
tanggal laporan auditor atas laporan keuangan. Pernyataan ini mencakup seluruh
laporan keuangan dan seluruh periode yang disebutkan dalam laporan auditor.
Representasi tertulis dari manajemen tidak boleh digunakan sebagai:
1. Pengganti pelaksanaan prosedur audit lainnya
2. Satu-satunya sumber bukti untuk masalah audit yang signifikan
Representasi Manajemen
Representasi manajemen bisa dalam bentuk lisan maupun tertulis. Representasi
manajemen dalam bentuk lisan bisa diberikan atas permintaan auditor, maupun
tidak diminta auditor. Representasi ini diperoleh selama berlangsungnya audit.
Pada akhir penugasan, auditor wajib meminta pernyataan tertulis dari manajemen
yang menegaskan hal-hal tertentu seperti :
1. Representasi lisan yang disebutkan diatas
2. Manajemen sudah memenuhi tanggung jawabnya atas pembuatan laporan
keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
3. Semua transaksi sudah dicatat dan dicerminkan dalam laporan keuangan.
4. Representasi lainnya yang diperlukan untuk mendukung bukti audit yang
diperoleh
Bentuk-bentuk representasi manajemen, antara lain:
1. Hal-hal yang dikomunikasikan dalam diskusi
2. Hal-hal yang dikomunikasikan secara elektronis
3. Skedul, analisis, dan laporan yang dibuat entitas, serta notasi/disposisi dan
komentar yang dibuat manajemen atas skedul/analisis/laporan tersebut.
4. Memo dan korespondensi internal dan eksternal.
5. Risalah rapat TCGW.
6. Laporan keuangan yang ditandatangani
7. Surat representasi manajemen
Representasi Tertulis
Representasi tertulis merupakan sumber bukti audit yang penting, karena :
1. Jika manajemen mengubah representasi tertulisnya atau tidak memberikan
representasi tertulis yang diminta, hal ini memicu perhatian auditor tentang
kemungkinan adanya satu atau lebih masalah; dan
2. Permintaan akan representasi tertulis (dan bukan lisan) mungkin akan
mendorong manajemen mempertimbangkan masalah itu dengan lebih
saksama, dan dengan demíkian, meningkatkan mutu dari representasi itu.
Auditor harus meminta kepada manajemen untuk memberikan representasi tertulis
bahwa:
1. Manajemen sudah memenuhi tanggung jawabnya atas pembuatan laporan
keuangan sesuai kerangka pelaporan keuangan yang berlaku;
2. Manajemen sudah memberikan kepada auditor semua informasi yang relevan
dan akses sebagai disepakati dalam persyaratan penugasan audit;
3. Semua transaksi sudah dicatat dan dicerminkan dalam laporan keuangan; dan
4. representasi manajemen mendukung bukti audit lainnya yang relevan untuk
laporan keuangan (sebagaimana diharuskan oleh ISAs lainnya) atau satu/lebih
asersi tertentu dalam laporan keuangan.
Representasi tertulis juga bisa menyangkut hal-hal khusus seperti representasi
manajemen tentang berikut ini :
1. Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi sudah tepat dan sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
2. Hal-hal berikut, di mana ada relevansinya dalam kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku, telah diakui, diukur, disajikan, atau diungkapkan
sesuai kerangka pelaporan keuangan tersebut.
a. Rencana atau niat/intensi yang bisa berdampak terhadap nilai (carrying
value) atau klasifikasi aset dan kewajiban/utang.
b. Kewajiban, yang sebenarnya (actual) maupun yang kontinjen
(contingent).
c. Hak atas (title to) atau pengendalian terhadap (control over) aset tersebut.
d. Beban hukum (liens or encumbrances) atas aset dan aset yang dijadikan
agunan (collateral)
e. Aspek-aspek hukum, ketentuan perundangan lain, dan perikatan
(contractual orements) yang dapat berdampak atas laporan keuangan,
termasuk masalah ketidakpatuhan.
3. Komunikasi tentang semua kelemahan dan kekurangan dalam pengendalian
internal yang manajemen tahu.
4. Semua alasan mengapa entitas memilih tindakan tertentu, telah
dikomunikasikan.
5. Intensi/niat/rencana mengenai [sebutkan masalahnya] adalah sebagai berikut.
[jelaskan intensi/niat/rencana entitas tersebut].
Pertimbangan-Pertimbangan Lainnya
a. Penggunaan Qualifying Language
Pada suatu ketika , manajemen memungkinkan menggunakan bahasa yang
tidak lugas ketika mengungkapkan representasinya sepanjang kami ketahui
dan memahami.
Redaksi semacam itu akan diterima jika auditor puas atas pertanyaan
representasi dibuat oleh orang yang bertanggung jawab dan tepat dan
mengetahui hal –hal pada saat representasi
b. Salah Saji yang Sepele
Ketika para auditor menginginkan pertanyaan representasi tentang adanya
salah saji material pada perusahaan tersebut maka jumlah ambang batasnya
harus bisa ditentukan , Jumlah ambang batasnya ini malah dianggap sepele
c. Manajemen Bertanya ke Pihak Lain
Ketika manajemen tidak memiliki cukup pengetahuan mengenai hal – hal
yang dicakup dalam representasi tertulis maka manajemen akan dapat
memutuskan akan bertanya kepada orang-orang yang ikut membuat atau
menyajikan laporan keuangan serta berbagai macam hal yang berkaitan
dengan laporan keuangan tersebut . Maka hal tersebut dapat melibatkan orang
– orang yang mempunyai keahlian khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, D. (2018, Oktober 18). Audit Siklus Pendanaan. Diakses pada 26 April
2020 melalui http://auliadep.blogspot.com/2018/12/audit-siklus-
pendanaan.html.
Riski, A. Kiki. (2017, April 02). Audit = Audit Terhadap Siklus Pendanaan.
Diakses pada 26 April 2020 melalui http://kikimaylan.blogspot.com/2017/
04/audit-audit-terhadap-siklus-pendanaan.html
Tuanakotta, Theodorus M. 2015. Audit Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.