Anda di halaman 1dari 6

Ujian Akhir Semester (UAS) – Audit, Assurans dan Etika Profesi

Rieswandha Dio Primasatya – NIM 042114253007 – Kelas A1M

SOAL:
Dalam sebuah perikatan audit, anda bertindak sebagai ketua tim audit. Klien anda kali ini adalah
sebuah perusahaan yang mengembangkan sebuah aplikasi. Aplikasi ini bisa digunakan sebagai
sebuah sistem pelayanan kepada pelanggan mulai dari pendaftaran sampai dengan pelanggan
tersebut selesai dan melakukan pembayaran. Aplikasi ini bisa digunakan untuk sebuah Rumah
Sakit, Bengkel, Hotel, dan Restoran.

Total aset dari perusahaan ini adalah 10 milyar, dimana 9 milyar adalah aset tidak berwujud berupa
biaya yang telah dikeluarkan dalam rangka mengembangkan aplikasi ini. Sisanya sebesar 1 milyar
adalah aset tetap sebesar nilai buku 950 juta, dan 50juta berupa kas di bank.

Modal disetor perusahaan adalah 5 milyar dan telah disetor penuh. Sementara hutang kepada
pemegang saham adalah sebesar 3 milyar, sisanya sebesar 2 milyar adalah beban yang masih harus
dibayar, terbesar berupa beban gaji.

Selama 2 tahun terakhir, perusahaan tidak mempunyai aktivitas karena tidak adanya order atas
penggunaan aplikasi serta pengembangannya. Sebagai akibatnya selama 2 tahun terakhir
perusahaan merumahkan sebagian besar karyawannya. Meskipun begitu, apabila ada order atas
aplikasi yang telah dikembangkan, maka perusahaan akan dengan cepat bisa melakukan persiapan
dan pengerjaan order ini, sesuai dengan keinginan calon pelanggan.

Setelah selesai proses tahapan audit, tahap selanjutnya adalah penyelesaian, penelaahan, dan
pelaporan audit. Sebagai ketua tim audit, apa yang akan anda lakukan dan laporkan ke penanggung
jawab pekerjaan terkait dengan Laporan Auditor Independen (Opini) yang akan diberikan, apabila:
a. Auditor kesulitan untuk berkomunikasi dengan komisaris yang jumlahnya hanya 1 orang,
terkait dengan kewajiban untuk berkomunikasi denggan TCWG?
b. Melihat profil laporan keuangan, Auditor sanksi dengan kelangsungan usaha perusahaan
dan auditor tidak mendapatkan rencana bisnis yang disusun oleh manajemen dalam rangka
menyikapi situasi kelangsungan usaha perusahaan?
c. Apabila ternyata manajemen juga tidak memberikan Surat Representasi Manajemen
sebagai syarat auditor untuk memberikan opini atas laporan keuangan?
d. Karena manajemen tidak setuju dengan opini yang mungkin akan diberikan terkait dengan
situasi diatas, manajemen juga tidak bersedia menandatangani Surat Pertanggunjawaban
Manajemen atas Laporan Keuangan, sebagai ketua tim apa yang anda sarankan kepada
partner penanggung jawab perikatan?

JAWABAN:
A. Sesuai dengan SA 260 tentang Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab
atas Tata Kelola, menyatakan apabila komunikasi dua arah antara auditor dengan pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola (TCWG) dirasakan tidak memadai serta tidak
dapat diselesaikan maka alternatif aktivitas yang dapat dilakukan oleh auditor adalah:
1. Memodifikasi pendapat auditor atas dasar pembatasan ruang lingkup
2. Memperoleh pendapat hukum mengenai konsekuensi pengambilan tindakan yang
berbeda
3. Berkomunikasi dengan pihak ketiga, diantaranya badan pengatur maupun pihak yang
memiliki otoritas lebih tinggi dalam struktur tata Kelola namun berada diluar entitas
seperti pemilik bisnis (dapat dikomunikasikan melalui Rapat Umum Pemegang Saham
/ RUPS) ataupun instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam sektor publik.
4. Mengundurkan diri dari perikatan, jika pengunduran diri dimungkinkan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku
Selain itu, apabila terdapat kesulitan dalam antara auditor dengan komisaris sebagai pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan maka terdapat kemungkinan yang
perlu diwaspadai oleh auditor seperti adanya lingkungan pengendalian perusahaan yang
kurang baik. Hal tersebut membuat auditor menjadi tidak bisa untuk melakukan penilaian
atas risiko salah saji dalam laporan keuangan klien atau bisa dikatakan bahwa auditor masih
belum mendapatkan bukti yang cukup untuk memberikan opininya terhadap laporan
keuangan klien tersebut.

B. Sesuai dengan SA 570 tentang Kelangsungan Usaha, menjelaskan beberapa kondisi


sebagai berikut:
1. Jika auditor menyimpulkan asumsi usaha berkesinambungan memang tepat dalam
situasi tersebut, namun ketidakpastian material, auditor wajib menentukan apakah
laporan keuangan:
a. Menjelaskan dengan cukup peristiwa atau kondisi yang menimbulkan keraguan
besar mengenal kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya secara
berkesinambungan dan rencana manajemen untuk menyelesaikan peristiwa atau
kondisi tersebut, dan
b. Mengungkapkan dengan jelas adanya ketidakpastian material berkaitan dengan
peristiwa atau kondisi yang menimbulkan keraguan besar mengenai kemampuan
entitas untuk melanjutkan usahanya secara berkesinambungan dan karenanya
entitas entitas mungkin tidak mampu merealisasi aset dan menuyelesaikan
kewajibannya dalam kegiatan bisnisnya yang normal (sesuai dengan alinea A20)
2. Jika pengungkapan yang cukup sudah dibuat dalam laporan keuangan, auditor wajib
memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi (pendapat wajar tanpa pengecualian)
dan mencantumkan alinea Penekanan Mengenai Suatu Hal (Emphasis of Matter
paragraph) dalam laporan auditor untuk:
a. Menekankan adanya ketidakpastian material berkaitan dengan peristiwa atau
kondisi yang menimbulkan keraguan besar mengenai kemampuan entitas untuk
melanjutkan usahannya secara berkesinambungan, dan
b. Menarik perhatian (pembaca) pada catatan atas laporan keuangan yang
mengungkapkan hal – hal yang disyaratkan dalam alinea 18. (sesuai dengan
alinea A21 sampai dengan A22 dan ISA 706)
3. Jika pengungkapan tidak cukup dibuat dalam laporan keuangan, auditor wajib
memberikan pendapat Wajar Dengan pengecualian (WDP) atau pendapat Tidak Wajar
(TW), tergantung mana yang tepat, sesuai dengan ISA 705. Auditor wajib menyatakan
dalam laporan auditor adanya ketidakpastian material berkaitan dengan peristiwa atua
kondisi yang menimbulkan keraguan besar mengenai kemampuan entitas untuk
melanjutkan usahanya secara berkesinambungan. (sesuai dengan alinea A23 sampai
dengan A24)
4. Jika laporan keuangan dibuat dengan dasar usaha berkesinambungan, yang menurut
auditor, penggunaan asumsi usaha berkesinambungan oleh manajemen adalah tidak
tepat, wajib memberikan pendapat Tidak Wajar (TW). (sesuai dengan alinea A25
sampai dengan A26)
5. Jika manajemen tidak bersedia membuat atau memperluas penilaiannya ketika diminta
oleh auditor, auditor wajib mempertimbangkan implikasinya terhadap laporan
keuangan auditor. (sesuai dengan alinea A27)
6. Kecuali jika semua TCWG (Those Charged With Governance) terlibat dalam
pengelolaan entitas, auditor wajib mengomunikasikan dengan TCWG peristiwa atau
kondisi yang diidentifikasi menimbulkan keraguan besar mengenai kemampuan
entitas untuk melanjutkan usahanya secara berkesinambungan. Komunikasi dengan
TCWG itu akan meliputi:
a. Apakah peristiwa atau kondisi tersebut merupakan ketidakpastian material;
b. Apakah asumsi usaha berkesinambungan sudah tepat dalam membuat dan
menyajikan laporan keuangan; dan
c. Kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan.

C. Sesuai dengan SA 580 tentang Representasi Tertulis, menjelaskan beberapa kondisi


sebagai berikut:
1. Pada paragraph 19 dijelaskan bahwa apabila manajemen tidak memberikan satu atau
lebih representasi tertulis yang diminta, maka auditor harus:
a. Mendiskusikan masalah ini dengan manajemen
b. Mengevaluasi ulang integritas manajemen dan mengevaluasi dampak yang
mungkin timbul terhadap keandalan representasi (baik lisan maupun tertulis) dan
bukti audit secara umum
c. Mengambil Langkah tepat, termasuk menentukan dampak yang mungkin timbul
terhadap opini dalam laporan auditor sesuai dengan SA 705, dengan tidak
mengabaikan ketentuan dalam paragraph 20 SA 580.
2. Pada paragraph 20 terkait representasi tertulis mengenal tanggung jawab manajemen
dijelaskan bahwa auditor tidak memberikan opini atas laporan keuangan sesuai dengan
SA 705 jika:
a. Auditor menyimpulkan bahwa terdapat keraguan mengenai integritas
manajemen sehingga representasi tertulis seperti yang ditentukan dalam
paragraph 10 dan 11 tidak dapat diandalkan
b. Manajemen tidak memberikan representasi tertulis seperti yang ditentukan
dalam paragraf 10 dan 11
3. Paragraf 10 terkait penyusunan laporan keuangan, menjelaskan bahwa auditor harus
meminta manajemen untuk menyediakan representasi tertulis bahwa mereka telah
memenuhi tanggung jawab mereka dalam Menyusun laporan keuangan sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, termasuk apabila relevan, penyajian yang
wajar, seperti yang ditetapkan dalam ketentuan perikatan audit.
4. Paragraf 11 tentang informasi yang disediakan dan kelengkapan transaksi menjelaskan
bahwa auditor harus meminta manajemen untuk menyediakan representasi tertulis
bahwa:
a. Mereka telah menyediakan bagi auditor semua informasi relevan dan akses
sesuai dengan yang disetujui dalam ketentuan perikatan audit
b. Semua transaksi telah dicatat dan dicerminkan dalam laporan keuangan.

D. Sesuai dengan SA 700 tentang Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan
Keuangan, pada paragraph 26 disebutkan bahwa Laporan auditor harus menjelaskan
tanggung jawab manajemen atas penyusunan laporan keuangan. Deskripsi tersebut harus
mencangkup suatu penjelasan bahwa manajemen bertanggung jawab untuk Menyusun
laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, dan atas
pengendalian internal yang dipandang perlu oleh manajemen untuk memungkinkan
penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang
disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

Dari penjelasan tersebut terlihat apabila manajemen tidak menyetujui dengan opini yang
mungkin akan diberikan terkait dengan situasi diatas, manajemen juga tidak bersedia
menandatangani Surat Pertanggunjawaban Manajemen atas Laporan Keuangan maka
terdapat indikasi bahwa Laporan Keuangan yang disusun oleh perusahaan dibawah
tanggung jawab manajemen tersebut terdapat kecurangan maupun kesalahan yang bersifat
material dan dapat dipastikan bahwa pengendalian internal yang ada pada perusahaan
tersebut tidak dapat diandalkan. Atas kondisi tersebut maka sebagai ketua tim yang bisa
diusulkan kepada partner penanggung jawab perikatan Sesuai dengan SA 260 tentang
Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola, adalah:
1. Memodifikasi pendapat auditor atas dasar pembatasan ruang lingkup
2. Memperoleh pendapat hukum mengenai konsekuensi pengambilan tindakan yang
berbeda
3. Berkomunikasi dengan pihak ketiga, diantaranya badan pengatur maupun pihak yang
memiliki otoritas lebih tinggi dalam struktur tata Kelola namun berada diluar entitas
seperti pemilik bisnis (dapat dikomunikasikan melalui Rapat Umum Pemegang Saham
/ RUPS) ataupun instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam sektor public
4. Mengundurkan diri dari perikatan, jika pengunduran diri dimungkinkan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai