Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Penjelasan Judul
Pada akhir pemeriksaanya, dalam suatu pemeriksaan umum general audit KAP
akan memberikan suatu laporan yang terdiri atas:
a. Lembaran opini, yang merupakan tanggungjawab akuntan publik, dimana
akuntan publik merika pendapatnya terhadap kewajaran laporan keuangan
yang disusun oleh manajemen dan merupakan tanggung jawab manajemen.
b. Laporan keuangan yang terdiri atas:
- Laporan Posisi Keuangan ( Neraca)
- Laporan Laba-Rugi Komprehensif
- Laporan Perubahan Ekuitas
- Laporan Arus kas
- Catatan atas Laporan Keuangan
- Informasi tambahan berupa lampiran mengenai perincian pos-pos yang
penting seperti perincian piutang, aset tetap , liabilities, beban umum dan
administrasi serta beban penjualan
Tanggal laporan akuntan harus sama dengan tanggal pekerjaan lapangan dan
tanggal surat pernyataan langganan ,karena menunjukkan sampai tanggal berapa
akuntan bertanggungjawab menjelaskan hal-hal yang penting terjadi dan saat itu
laporan audit belum dikeluarkan , auditor harus menjelaskan kejadian penting tersebut
dalam catatan atas laporan keuangan dan lembaran opini.
Dan untuk mencapai laporan akuntan yang baik harusa ada pengendalian
intern yaitu sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen
dan personel lain entitas-entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu keandalan pelaporan keuangan ,
efektifitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peratuan yang
berlaku.
1.2 Manfaat topik yang dibahas
Laporan akuntansi dan pengendalian intern menarik untuk dipelajari karena
merupakan tugas dari auditor untuk melaksanakan auditing untuk melaporkan
pendapatnya mengenai pemeriksaan laporan keuangan perusahaan dan pengendalian
intern , dan untuk mempelajari bagiamana pendapat auditor dalam laporan akuntannya
supaya kita bisa menjelaskan bagaimana laporan akuntan dibuat, dan bagaimana kita
bisa memahami tentang pengendalian intern
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 JENIS-JENIS PENDAPAT AKUNTAN
2.1.1 Pendapat Wajar Tanpa pengecualian
Jika auditor telah melaksanakan pemeritah mengsaan sesuai dengan standar
auditing yang ditentukan oleh IAI, seperti yang terdapat dalam standar profesional
akuntan publik , dan telah menggumpukan bahan bahan pembuktian yang cukup
mendukung opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material atas
penyimpangan dari SAK/ETAP/IFRS , maka auditor dapat memberikan pendapat wajar
tanpa pengecualian.
2.1.2 Pendapat Wajar Tanpa pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang
ditambahkan dalam laporan audit Bentuk Baku
Pendapat ini memberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengahsuesakn
auditor menambahkan paragraf penjelasan dalam laporan audit.Keadaan tersebut
meliputi:
a. Pendapat wajar sebagaian didasarkan atas laporan auditor indpenden lain
b. Untuk mencegah agar laporan keunagan tidak menyesatkan karena keadaan
yang luar biasa.
c. Jika terdapat kondisi yang semula menyebabkan auditor yakin tentanga adanya
kesangsian mengenai kelangsungan hidup rntitas namun setelah
mempertimbangkan auditor bekesimpulan bahwa rencana manajemen dapat
secara efektif dilakukan .
d. Diantara dua periodeakuntansi terdapat suatu perubahan material dalam
penggunaan standar akuntansi.
e. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan
keuangan komparatif.
f. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Bapepam namun tidak
disajikan
g. Informasi tambahan yang diharuskan oleh IAI Dewan Standar akuntan
Keuangan telah dihilangkan
h. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan yang berisi laporan
keuangan yang diudit secara material tidak konsisten.
2.1.3 Pendapat Wajar dengan Pengecualian
Pendapat Wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar , dalam semua hal material ,posisi keuangan,hasil perubahan
ekuitas dan laporan arus kas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS, kecuali untuk dampak
yang berkaitan dengan yang dikecualikan, Yaitu:
a. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap
lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat
menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian
b. Auditor yakin atas dasar auditnya , bahwa laporan keuangan berisi
penyimpangan dari SAK/ETAP/IFRS ,dan ia tidak menyatakan pendapat tidak
wajar
c. Jika audior menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, harus
menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf
yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat.Pendapat wajar dengan
pengecualian harus berisi kata kecuali dalam suatu frasa seperti pengecualian
untuk.
2.1.4 Pendapat tidak wajar
Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar posisi keunangan,hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus
kas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS . Apabila auditor menyatakan pendapat tidak
wajar ,ia harus menjelaskan dalam paragraf terpisah seblum paragraf pendapat atas
laporanya (a) semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar (b) dampat utam a
menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar.
2.1.5 Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat
Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak
menyatakan pendapat atas laporan keuangan . Auditor tidak menyatakan suatu
pendapat bila mana ia tidak dapat merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran
laporan keuangan sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS. Jika auditor menyatakan tidak
memberikan pendapat ,laporan audit harus memberikan semua alasan subtantif yang
mendukung pernyataan tersebut.
2.2 JENIS-JENIS LAORAN AKUNTAN
2.2.1 Laporan Auditor Bentuk Baku
Laporan Auditor Bentuk Baku harus menyebutkan laporan keuangan yang
diaudit dalam paragrf pengatar, menggambarkan sifat audit dalam paragraf lingkup
audit, dan menyatakan pendapat auditor dalam paragraf pendapat adalah sebagai
berikut:
a. Suatu judul yang memuat kata indpenden.
b. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam laporan
auditor telah diaudit.
c. Suatu pernyataan bahwa laporan kuangan adalah tanggungjawab manajemen
prusahaan dan tanggung jawab auditor terletak dengan pernyataan pendapat
atas laporan keuangan berdasarkan auditnya.
d. Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar
auditing/PABK yang ditetapkan IAI
e. Suatu penyataan bahwa standar auditing tersebut mengharuskan auditor
merencanakan dan melaksanakan auditnya agar memeroleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
f. Suatu pernyataan bahwa audit meliputi : Pemeriksaan, Penentuan standar
akuntansi,dan Penilaian penyajian laporan Keuangan.
g. Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit yang dilaksanakan
memberikan dasar-dasar memadai.
h. Suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan menyajiakn secara wajar
semua yang material.
i. Tanda tangan ,nama rekan,nomor izin akuntan publik,nomor izin usaha kantor
akuntan publik
j. Tanggal laporan auditor
2.2.2 Laporan Auditor Independen tentang Dampak Memburuknya Kondisi
Ekonomi Indonesia terhadap Kelangsungan Hidup Entitas.
Komite Standar Profesional Akuntan Publik , dibulan maret Maret 1988 telah
interprestasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA) No.03.01 yang berjudul 2 Laporan
Auditor Independen tentang Dampak Memburuknya Kondisi Ekonomi Indonesia
terhadap Kelangsungan Hidup Entitas yang berlaku efektif untuk laporan audit yang
diterbitkan setelah tanggal 2 Maret 1998.
Dalam hal ini auditor perlu mempertimabangkan tiga hal
1. Kewajiaban auditor untuk memberikan saran bagi kliennya dalam
mengungkapkan dampak kondisi ekonomi terhapa kemampuan entitas didalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya
2. Pengungkapan peristiwa kemudian yang mungkin timbul sebagai akibat dari
kondisi ekonomi tersebut.
3. Modifikasi laporan auditor bentuk baku jika memburuknya kondisi ekonomi
tersebut berdampak terhadap kemampuan entitas untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
Informasi yang perlu diungkapkan oleh manajemen terdiri atas :
1. Gambaran umum memberuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah
regional Asia Pasifik pada umumnya
2. Uraian tentang tindakan manajemen dalam memberikan respon atas
memburuknya kondisi ekonomi tersebut
3. Uraian tentang rencana tindakan manajemen yang belum
diimplementasikan
4. Pernyataan manajemen bahwa penyelesaian memburuknya kondisi
ekonomi tersebut tergantung atas kebijakan ekonomi dan moneter yang
akan diambil oleh pemerintah Indonesia yang berada diluar kendal
perusahaan.
2.3 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM
MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA
Dalam PSA No.30 (IAPI),2011:341.1-342.7) antara lain menyatakan:
- Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat
kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsunan hidupnya periode waktu pantas.
- Auditor mengevaluasi apakah terdapat kesangian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
jangka waktu pantas .
- Auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi tau peristiwa
yang akan datang..
- Audit tidak perlu merancangkan proedur audit dengan tujuan tunggal untuk
mengindentifikasi kondisi dan peristiwa yang,jika dipertimbangkan secara
keseluruhan, menunjukkan bahwa terdapat kesangsia besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
- mempertahankan kelangsungkan hidupnya dalam jangka waktu pantas
auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.
PENGENDALIAN INTERN
3.1 PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN
IAPI (2011:319.2) Mendifinisikan pengendalian intern intern sebagai suatu
proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajmen dan personel lain entitas-
entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga
golongan tujuan yaitu keandalan pelaporan keuangan , efektifitas dan efisiensi operasi
dan kepatuhan terhadap hukum dan peratuan yang berlaku.
a. Lingkungan Pengedalian menetapkan corak suatu organisasi dan
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengedalian intern
yang lain, menyediakan disiplin dan stuktur , Lingkunagn pengendalian
mencakup Intregritas dan nilai etika, Komitmen terhadap kompetisi, Partisipasi
dwean komisaris atau komite audit, Struktur organisasi , Pemberian wewenang
dan tanggungjawab , kebijakan dan praktik sumber daya manusia.
b. Penaksiran Risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yng
relevan untuk mencapai tujuannya , Risiko yang relevan dengan pelaporan
keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat
terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat,
mengolah , meringkas , dan melaporkan data keuangan konsisten dengan
asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko yang timbul antara lain:
Perubahan dalam lingkunagn operasi, personel baru, Sistem informasi ynag
baru, Tekonologi baru, Lini produk, produk, atau aktivitas baru, Restrukturisasi
korporasi, Operasi luar negeri, Standar akuntansi baru.
c. Aktivitas Pengendalian adalah Kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan . Aktivitas pengendali
mempunyai berbagai tujuan dan diterapkan diberbagai tingkat organisasi dan
fungsi. Kebijakan dan prosedur yang berkaitan yaitu: Review terhadap kinerja,
Pengolahan informasi, Pengendalian phisik, Pemisahan tugas.
d. Informasi dan Komunikasi adalah pengidentifikasian , penangkapan, dan
pertukaran infomasi dalam bentuk dan waktu yang memungkinkan orang
melaksanakan tanggung jawab mereka .Auditor harus memperoleh
pengetahuan memadai tentang istem informasi ynag relevan dengan pelaporan
keuangan untuk memahami :Golongan transaksi dalam operasi entitas yang
signifikan bagi laporan keuangan, bagaimana transaksi tersebut dimula,
Catatan akuntansi , informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan
keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi,
Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai
dengan dimasukkan kedalam laporan laporan keuangan.
e. Pemantauan adalah proses pemantauan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu . Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi
pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini
dilaksabakn melalui kegitan yang berlangsung secara terus menerus ,
evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari
keduanya.Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dan
komunikas dengan pihak luar seperti keluahan Customers dan komentar dari
badab penagtur yang dapat memberikan petunuk terhadap masalah atau
bidang yang memerlukan perbaikan.
3.2 HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENAG RUANG LINGKUP (SCOPE)
PEMERIKSAAN
Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah ,maka kemungkinan
terjadinya kesalahan,ketikdaakuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan
sangat besar,jika hasil dari hasil peahaman dan evaluasi atas pengendalian intern
perusahaan, auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern tidak berjalan
efektif, maka auditor harus memperluas scope pemeriksaanya pada waktu
melakukan subtantive test.
3.3 BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN EVALUASI ATAS
PENGENDALIAN INTERN
Gambaran mengenai cara melakukan pemahaman dan evaluasi pengendalian
intern bisa dilihat di Exhibit 5-1 . Ada tiga cara yang bisa digunakan akuntan
publik,yaitu: 1.Internal Control Questionnaries,Pertanyaan pentanyaan dalam ICQ
diminta untuk menjawab Ya(Y),Tidak(T),atau Tidak Relevan (TR).apabila
jawabaYa akan menunjukkan ciri internal control yang baik, Tidak akan
menunjukkan ciri internal control yang lemah, Tidak Relavan berati pertanyaan
tersebut tidak relevan untuk perusahan tersebut.(2) Bagan Arus (Flow Chart)
menggambarkan arus dokumen dalam sistem dan prosedur disuatu usaha,
misalnya dalam flow chart untuk sistem dan prosedur pemebelian , utang dan
pengeluaran kas, digambarkan arus dokumen mulai dari permintaan pembelian ,
order pembelian sampai dengan pelunasan utang yang berasal dari pembelian
tersebut.(3) Narrative,Dalam hali ini auditor menceritakan dalam bentuk memo ,
sistem dan prosedur akuntansi yang berlaku diperusahaan.
3.4 KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS
Pengendalian intern hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi
manajemen dan dewan komisaris berkaitan berkaitan dengan mencapai tujuan
pengendalian intern entitas.Kemungkinan pencapaian tersebut dipengaruhi oleh
keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern.

BAB III
KESIMPULAN
Pada akhir pemeriksaanya, dalam suatu pemeriksaan umum general audit KAP
akan memberikan suatu laporan yang terdiri atas Lembaran opini, yang merupakan
tanggungjawab akuntan publik, dimana akuntan publik merika pendapatnya terhadap
kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dan merupakan tanggung
jawab manajemen.

Tanggal laporan akuntan harus sama dengan tanggal pekerjaan lapangan dan
tanggal surat pernyataan langganan ,karena menunjukkan sampai tanggal berapa
akuntan bertanggungjawab menjelaskan hal-hal yang penting terjadi.Jika sesudah
tanggal selesainya pekerjaan lapangan , terjadi peristiwa penting yang jumlahnya
material mempuyai pengaruh terhadap laporan keungan yang diperiksa ,dan saat itu
laporan audit belum dikeluarkan , auditor harus menjelaskan kejadian penting tersebut
dalam catatan atas laporan keuangan dan lembaran opini.

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik per 31 Maret 2011 (PSA 29 SA


seksi 508) ada lima jenis pendapat akuntan yaitu; Pendapat Wajar Tanpa
pengecualian, Pendapat Wajar Tanpa pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang
ditambahkan dalam laporan audit Bentuk Baku, Pendapat Wajar dengan
Pengecualian, Pendapat tidak wajar, Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat.

Jenis laporan akuntan terdiri atas Laporan Auditor Bentuk Baku, dan Laporan
Auditor Independen tentang Dampak Memburuknya Kondisi Ekonomi Indonesia
terhadap Kelangsungan Hidup Entitas.

Pengendalian intern intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajmen dan personel lain entitas-entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu
keandalan pelaporan keuangan , efektifitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan
terhadap hukum dan peratuan yang berlaku.
Pengendalian intern terdiri atas lima komponen yang saling terkait yaitu :
Lingkunagna Pengendalian, Penaksiran Risiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi dan
Komunikasi, dan Pemantauan.

REFERENSI
Agoes,Sukrisno.2016.Auditing:Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor
Akuntan Publik.Edisi4.Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai