LAPORAN AKUNTAN
Pada akhir pemeriksaan, dalam suatu pemeriksaan umum (general audit), KAP akan
memberikan suatu laporan akuntan yang terdiri dari :
a. Lembaran opini, yang merupakan tanggung jawab akuntan publik, dimana akuntan
publik memberikan pendapatnya terhadap kewajaran laporan keuangan yang disusun
oleh manajemen dan merupakan tanggung jawab manajemen.
Judul
Laporan auditor harus memiliki sebuah judul yang mengindikasikan secara jelas bahwa
laporan tersebut adalah laporan auditor independen.
Paragraph pendahuluan
Paragraph pendahuluan dalam laporan auditor harus :
a. Mengidentifikasi entitas yang laporan keuangannya diaudit
b. Menyatakan bahwa laporan keuangan telah diaudit
c. Mengidentifikasi judul setiap laporan yang menjadi bagian dari laporan keuangan
d. Merujuk pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan
lainnya, dan
e. Menyebutkan tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan yang menjadi
bagian dari laporan keuangan.
Opini auditor
Laporan auditor harus mencakup suatu bagian dengan judul “Opini”.
Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan yang disusun
berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, laporan auditor harus menggunakan frasa
dibawah ini :
Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,…. Sesuai
dengan Standar Akuntansi keuangan di Indonesia.
Alamat auditor
Opini modifikasan : suatu opini wajar dengan pengecualian, suatu opini tidak wajar,
atau suatu opini tidak menyatakan pendapat.
Paragraph ini dicantumkan setelah paragraph opini dalam laporan auditor. Auditor
harus mencantumkan paragraph opini atau paragraph penekanan suatu hal, atau ditempat lain
dalam laporan auditor jika isi paragraph hal lain tersebut relevan dengan paragraph tanggung
jawab pelaporan lain.
Standar Audit (SA) 570 tentang Kelangsungan Usaha
SA 570 ini mengatur tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan keuangan yang
berkaitan dengan penggunaan asumsi kelangsungan usaha untu masa depan yang dapat
diprediksi manajemen bertanggung jawab melakukan penilaian atas kemampuan entitas
untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor harus menyimpulkan apakah, menurut
pertimbangan auditor, terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait denganperistiwa
atau kondisi yang baik secara individual maupun kolektif dapat menyebabkan keraguan
signifikan atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Suatu
ketidak pastian material terjadi ketika signifikansi dampak potensialnya dan kemungkinan
terjadinya adalah sedemikian rupa yang menurut pertimbangan auditor, pengungkapan yang
tepat atas difat dan implikasi ketidakpastian tersebut diperlukan untuk :
a. Dalam hal kerangka penyajian laporan keuangan wajar: penyajian yang wajar atas
laporan keuangan, atau
b. Dalam hal kerangka kepatuhan, laporan keuangan tidak menyesatkan.
Jika auditor meyimpulkan bahwa penggunaan asumsi kelangsungan usaha sudah tepat sesuai
dengan kondisinya, tetapi terdapat suatu ketidakpastian material, maka auditor harus
menentukan apakah laporan keuangan :
a. Menjelaskan secara memadai peristiwa atau kondisi utama yang dapat menyebabkan
keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
usahanya dan rencana manajemen untuk menghadapi peristiwa atau kondisi tersebut;
dan
b. Mengungkapkan secara jelas bahwa terdapat ketidakpastian material yang terkait
dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan, oleh karena
itu, entitas tersebut kemungkinan tidak mampu unutk merealisasikan asetnya dan
melunasi liabilitasnya dalam kegiatan bisnis normal.
Jika pengungkapan yang memadai dicantumkan dalam laporan keuangan, maka auditor
harus menyatakan suatu opini tanpa modifikasian dan mencantumkan suatu paragraf
Penekanan Suatu Hal dalam laporan auditor untuk :
a. Menekankan keberadaan suatu ketidakpastian material yang berkaitan dengan
peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan
entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya; dan
b. Mengarahkan perhatian pada catatan atas laporan keuangan yang mengungkapkan
hal-hal yang dirujuk
Jika pengungkapan yang memadai tidak dicantumkan dalam laporan keuangan, maka
auditor harus menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak wajar,
sesuai dengan kondisinya, berdasarkan SA 705.6Auditor harus menyatakan dalam laporan
auditor bahwa terdapat suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan
signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Jika laporan keuangan telah disusun berdasarkan suatu basis kelangsungan usaha, tetapi
menurut pertimbangan auditor, penggunaan asumsi kelangsungan usaha dalam laporan
keuangan oleh manajemen adalah tidak tepat, maka auditor harus menyatakan suatu opini
tidak wajar.
Jika manajemen tidak mau membuat atau memperluas penilaiannya bila diminta untuk
melakukan hal itu oleh auditor, maka auditor harus mempertimbangkan implikasinya
terhadap laporan auditor.
Jika terjadi penundaan signifikan dalam persetujuan atas laporan keuangan oleh
manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola setelah tanggal laporan
keuangan, maka auditor harus menanyakan alasan penundaan tersebut. Jika auditor meyakini
bahwa penundaan tersebut mungkin terkait dengan peristiwa atau kondisi yang berkaitan
dengan penilaian kelangsungan usaha, maka auditor harus melakukan prosedur audit
tambahan, serta mempertimbangkan pengaruhnya terhadap kesimpulan auditor tentang
keberadaan suatu ketidakpastian material.
Berikut ini beberapa contoh yang dapat menyebabkan keraguan signifikan tentang
asumsi kelangsungan usaha :
- Posisi liabilitas bersih atau liabilitas jangka pendek bersih
- Pinjaman yang telah mendekati jatuh tempo tanpa prospek yang realistis atas
perpanjangan waktu jatuh tempo atau pelunasan, atau ketergantungan yang berlebihan
atas pinjaman jangka pendek untuk pembiayaan aset jangka panjang.
- Indikasi penarikan dukungan keuangan oleh kreditur
- Arus kas operasi yang negative, yang diindikasikan oleh laporan keuangan historis
atau prospektif
- Rasio keuangan utama yang buruk
- Kerugian operasi yang substansial atau penurunan signifikan dalam nilai asset yang
digunakan untuk menghasilkan arus kas
- Dividen yang sudah lama terutang atau tidak berkelanjutan
- Ketidakmampuan untuk melunasi kreditur pada tanggal jatuh tempo
- Ketidakmampuan untuk mematuhi persyaratan perjanjian pinjaman
- Perubahan transaksi dengan pemasok, yaitu dari transaksi kredit menjadi transaksi
tunai
- Ketidakmampuan untuk memperoleh pendanaan untuk pengembangan produk baru
yang esensial atau investasi esensial lainnya.
Operasi
- Intensi manajemen untuk melikuidasi entitas atau untuk menghentikan operasinya
- Hilangnya manajemen kunci tanpa penggantian
- Hilangnya pasar utam, pelanggan utama, waralaba, lisensi atau pemasok utama
- Kesulitan tenaga kerja
- Kekurangan penyediaan bahan/bahan baku
- Munculnya competitor yang sangat berhasil
Lain-lain :
- Ketidakpatuhan terhadap ketentuan permodalan atau ketentuan statutory lainnya.
- Perkara hukum yang dihadapi entitas, yang jika berhasil, dapat mengakibatkan
tuntutan kepada entitas yang kemungkinan kecil dapat dipenuhi oleh entitas.
- Perubahan dalam peraturan perundangan atau kebijakan pemerintah yang
diperkirakan akan berdampak buruk terhadap entitas.
- Kerusakan aset yang disebabkan oleh bencana alam yang tidak atau kurang
diasuransikan.
Prosedur audit tambahan ketika peristiwa atau kondisi teridentifikasi yang mencakup :
- Menganalisis dan membahas arus kas, laba dan prakiraan relevan lainnya dengan
manajemen
- Menganalisis dan membahas laporan keuangan interim terakhir entitas yang tersedia
- Membaca persyaratan perjanjian pinjaman dan menentukan apakah terdapat
pelanggaran persyaratan tersebut
- Membaca risalah rapat pemegang saham, pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola, dan komite-komite yang relevan untuk mengetahui adanya kesulitan
pendanaan
- Menanyakan penasihat hukum entitas tentang keberadaan litigasi dan klaim serta
kewajaran penilaian oleh manajemen tentang hasil dan estimasi dampak keuangan
dari litigasi dan klaim tersebut
- Mengornfirmasi keberadaan, legalitas dan keberlakuan pengaturan untuk
menyediakan atau memelihara dukungan keuangan dari pihak berelasi dan pihak
ketiga dan menilai kemampuan keuangan dari pihak-pihak tersebut dalam
menyediakan dana tambahan
- Mengevaluasi rencana entitas untuk menangani pesanan pelanggan yang belum
terpenuhi
- Melakukan prosedur audit atas peristiwa yang terjadi setelah tanggal pelaporan untuk
mengidentifikasi peristiwa yang memitigasi atau memengaruhi kemampuan entitas
untuk mempertahankan kelangsungan usahanya
- Mengonfirmasi eksistensi, persyaratan dan kecukupan fasilitas pinjaman
- Memperoleh dan menelaah laporan-laporan tentang tindakan badan pengatur
- Menentukan kecukupan bukti pendukung atas penghapusan aset yang direncanakan