Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BAB 12 – LAPORAN DAN KOMUNIKASI AUDIT


DAN BAB 13 - TINJAUAN UMUM DARI AUDIT
KELOMPOK USAHA

Mata Kuliah : Seminar Auditing


Dosen : Anik Agustina Z. M., Dra., Ak., M.M
Disusun Oleh :
- Jibrael Otniel Parlindungan Bengngu
(1914170008)
- Suhaimi Arung Raessang (2114170007)

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
BAB 12
LAPORAN DAN KOMUNIKASI AUDIT

1. Pendahuluan
Laporan audit sangat singkat karena terdiri tidak lebih dari beberapa baris. Oleh karena
laporan tersebut cukup singkat, pihak-pihak yang tidak memiliki pengetahuan dalam
pengauditan dapat menggambarkannya sebagai bentuk laporan yang memerlukan sedikit
lebih banyak formalitas hukum yang mengurangi substansinya.

Tanggung Jawab Manajemen terhadap Laporan Audit


Sampai tahun 2002, para pejabat di perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di Amerika
Serikat tidak bertanggungjawab terhadap salah saji dalam laporan keuangan kecuali jika
kecurangan tersebut dapat dibuktikan. Setelah Sarbanes-Oxley Act of 2002, pimpinan pejabat
eksekutif dan pimpinan pejabat keuangan menerangkan dalam setiap laporan tahunan atau
laporan kuartalannya yang diajukan atau diserahkan ke Securities and Exchange Commission
(SEC) beberapa hal berikut:
- Pejabat yang menandatangani telah mereviu laporan;
- Laporan yang tidak memuat pernyataan apapun yang tidak benar atas fakta-fakta yang
bersifat material atau mengabaikan untuk menyatakan fakta-fakta yang bersifat material;
- Laporan keuangan dan informasi keuangan lainnya disajikan secara wajar dalam seluruh hal
yang bersifat material mengenai kondisi keuangan perusahaan;
- Pejabat yang menandatangani:
- Bertanggung jawab untuk menetapkan dan mempertahankan pengendalian internal;
- Telah mengevaluasi efektivitas pengendalian internal perusahaan;
- Telah memberikan kesimpulannya dalam laporan terkait efektivitas pengendalian internal
berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan;
- Pejabat yang menandatangani telah mengungkapkan kepada auditor perusahaan dan komite
audit terhadap direksi, terkait:
- Seluruh defisiensi penting dalam rancangan atau pelaksanaan pengendalian internal yang
dapat berdampak merugikan terhadap kemampuan perusahaan untuk mencatat,
memproses mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan, dan telah mengidentifikasi
setiap kelemahan dalam pengendalian internal yang bersifat material kepada auditor
perusahaan;
- Setiap kecurangan, baik yang bersifat material maupun tidak material, yang melibatkan
manajemen atau karyawan lainnya yang memiliki peranan penting dalam pengendalian
internal perusahaan;
- Pejabat yang menandatangani telah menyatakan dalam laporannya terkait ada atau tidak
adanya perubahan penting dalam pengendalian internal atau dalam faktor-faktor lainnya yang
dapat berpengaruh signifikan terhadap pengendalian internal berikutnya sampai tanggal
evaluasi yang dilakukannya, termasuk setiap tindakan koreksi yang berkaitan dengan
defisiensi penting dan kelemahan yang bersifat material.

Hal ini juga berlaku untuk para pejabat perusahaan yang kantor pusatnya berada di luar
Amerika Serikat tetapi perusahaannya tercatat di bursa saham Amerika Serikat.

2. Elemen-Elemen Dasar dari Laporan Auditor


ISA 700, “Membentuk Opini dan Melaporkannya atas Laporan Keuangan,” menyatakan
bahwa: “Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan telah disiapkan, dalam
seluruh hal yang bersifat material, berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku. Evaluasi ini harus menyertakan pertimbangan atas aspek-
aspek kualitatif dari praktik akuntansi entitas, termasuk indikator-indikator adanya
kemungkinan bias dalam penilaian manajemen.”

a. Isi dari Laporan Auditor


- Judul
Laporan auditor harus memiliki judul yang tepat yang mana hal ini membantu pembaca
untuk mengidentifikasi dan membedakan dari laporan lainnya.

- Penerima
Laporan harus ditujukan sesuai kebutuhan berdasarkan keadaan dan peraturan yang berlaku.

- Paragraf Pembuka atau Paragraf Pendahuluan


Laporan harus berisi nama entitas, serta tanggal dan periode yang dicakup dalam laporan
keuangan.

- Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan


Bagian ini menjelaskan tanggung jawab dari pihak-pihak dalam organisasi yang
bertanggungjawab terhadap penyusunan laporan keuangan.

- Tanggung Jawab Auditor


Laporan auditor harus menyatakan bahwa tanggung jawab auditor adalah untuk
menyatakan opini atas laporan keuangan berdasarkan audit yang dilakukannya dan harus
berdasarkan International Standards on Auditing.

- Paragraf Opini
Jika laporan keuangan wajar maka frasanya adalah:
- Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam seluruh hal yang bersifat material
berdasarkan (kerangka pelaporan keuangan yang berlaku). Atau
- Laporan keuangan memberikan gambaran secara benar dan wajar berdasarkan (kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku).

- Laporan Sesuai Ketentuan Hukum dan Perundang-Undangan Lainnya


Jika diperlukan, tanggung jawab pelaporan lainnya harus ditangani dalam bagian yang
terpisah di laporan auditor yang diberi judul “Laporan sesuai Ketentuan Hukum dan
Perundang-Undangan Lainnya,” atau sebaliknya sesuai dengan isi laporan tersebut.

- Tanda Tangan Auditor dan Tanggal Laporan


Laporan auditor harus ditandatangani dan diberi tanggal dan tanggalnya tidak lebih awal
dari tanggal saat auditor memperoleh kecukupan bukti audit yang memadai.

- Alamat Auditor
Laporan harus menyebutkan lokasi tertentu yang biasanya merupakan kota tempat kantor
akuntan publik berada, yang mana auditornya memberikan jasa kepada klien yang diaudit.

- Tanda Tangan
Laporan harus ditandatangani sesuai nama kantor akuntan publik, atau nama auditor yang
bertugas, atau kedua-duanya, jika diperlukan.

b. Format-Format Lainnya dari Laporan Auditor


Auditor mungkin diminta untuk melakukan audit berdasarkan standar pengauditan dari
yuridiksi tertentu (“standar pengauditan nasional”), tapi selain itu juga tetap harus tunduk
terhadap ISA yang berlaku saat melakukan audit.

c. Bentuk dari Laporan Auditor


Tipe laporan audit yang paling umum adalah standar laporan audit wajar tanpa pengecualian.
Laporan ini digunakan untuk lebih dari 90 persen dari seluruh laporan audit yang ada.
Laporan audit lainnya disebut “laporan audit selain laporan yang tidak dimodifikasi”.
Laporan audit selain laporan yang tidak dimodifikasi mencakup laporan-laporan yang
menyatakan adanya: opini tidak wajar, opini menolak memberikan opini, dan opini yang
dimodifikasi.

d. Opini yang Dimodifikasi


Laporan audit dipertimbangkan akan dimodifikasi dalam dua situasi yang berbeda:
-. Permasalahan yang tidak memengaruhi opini auditor (yang dapat berarti menambahkan
Penekanan terhadap Paragraf Permasalahan)
-. Permasalahan yang memengaruhi opini auditor (contoh yang dapat disebutkan terkait hal
itu adalah: (a) opini wajar dengan pengecualian, (b) opini menolak memberikan opini,
dan (c) opini tidak wajar.

3. Tipe-Tipe Laporan yang Menyatakan Opini Audit


Opini yang dinyatakan dalam laporan auditor mungkin merupakan salah satu dari keempat
tipe opini berikut: opini yang tidak dimodifikasi, opini wajar tanpa pengecualian, opini tidak
wajar, atau opini menolak memberikan opini.

a. Standar Laporan Auditor dengan Opini yang Tidak Dimodifikasi


Laporan auditor dengan opini yang tidak dimodifikasi harus dinyatakan ketika auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan yang disajikan berdasarkan kerangka pelaporan
keuangan yang diidentifikasi dalam seluruh hal yang bersifat material.

Persyaratan untuk Memberikan Opini yang Tidak Dimodifikasi (Opini Wajar Tanpa
Pengecualian)
Auditor harus secara khusus harus mengevaluasi:
- Apakah laporan keuangan mengungkapkan secara memadai terkait kebijakan-kebijakan
akuntansi penting yang dipilih dan konsisten.
- Kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen.
- Apakah informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut relevan, reliabel, dapat
dibandingkan, dan dapat dipahami.
- Apakah pengungkapan memungkinakan pengguna yang dimaksud dapat memahami
pengaruh dari sejumlah transaksi dan peristiwa yang bersifat material dalam laporan
keuangan.
- Apakah terminologi yang digunakan di dalam laporan keuangan, termasuk judul dari
laporan keuangan sudah tepat.

b. Laporan Auditor yang Memuat Opini yang Dimodifikasi


Auditor akan menyatakan opini wajar dengan pengecualian jika:
- Ada bukti salah saji bersifat material, baik sebagian maupun seluruh salah saji, tetapi tidak
pervasif terhadap laporan keuangan. Atau
- Auditor tidak mampu memperoleh kecukupan bukti audit yang memadai sebagai dasar bagi
opininya, tetapi jika ada salah saji material, tidak bersifat pervasif.

c. Laporan Auditor yang Memuat Opini Tidak Wajar


Auditor harus menyatakan opini tidak wajar ketika auditor menyimpulkan bahwa salah saji
yang telah memperoleh kecukupan bukti audit yang memadai bersifat material dan pervasif
terhadap laporan keuangan, baik untuk masing-masing salah saji maupun salah saji
keseluruhan.

d. Laporan Auditor yang Memuat Opini Menolak Memberikan Opini


Auditor akan menolak memberikan auditor tidak dapat memperoleh kecukupan bukti audit
yang memadai yang menjadi dasar opininya, dan ada kemungkinan salah saji material yang
pervasif terhadap laporan keuangan.

e. Konsekuensi dari Ketidakmampuan untuk Memperoleh Kecukupan Bukti Audit yang


Memadai karena Batasan yang Diberikan Manajemen setelah Auditor Menerima
Penugasan
Apabila auditor ingin menolak memberikan opini, maka auditor harus meminta manajemen
menghapus batasan-batasan tersebut.
f. Bentuk dan Isi Laporan Auditor Ketika Opininya Dimodifikasi
Auditor memberikan dasar bagi modifikasi tersebut. Paragraf ini ditempatkan sebelum
paragraf opini audit.

g. Paragraf Opini Ketika Opini adalah Opini yang Dimodifikasi


Ketika auditor memodifikasi opini auditnya, maka auditor menggunakan judul “Opini Wajar
dengan Pengecualian”, “Opini Tidak Wajar”, atau “Opini Menolak Memberikan Opini.”

h. Deskripsi Mengenai Tanggung Jawab Auditor terhadap Opini Wajar dengan Pengecualian,
Opini Tidak Wajar, atau Opini Menolak Memberikan Opini
Ketika auditor menyatakan opini wajar dengan pengecualian atau tidak wajar, maka auditor
harus mengubah deskripsi mengenai tanggung jawab auditor untuk menyatakan bahwa
auditor yakin kalau bukti audit yang telah diperolehnya cukup dan tepat untuk memberikan
dasar bagi opini audit yang dimodifikasi.

4. Penekanan terhadap Paragraf Permasalahan


Penekanan terhadap paragraf permasalahan adalah paragraf yang disertakan di dalam laporan
auditor yang merujuk pada permasalahan yang disajikan atau diungkapkan secara tepat di
dalam laporan keuangan, yang mana hal ini cukup penting karena merupakan dasar bagi
pemahaman pengguna atas laporan keuangan sesuai penilaian auditor.

a. Ketidakpastian dalam Paragraf Penekanan terhadap Permasalahan


Contoh ketidakpastian yang mungkin ditekankan termasuk keberadaan dari transaksi-
transaksi pihak yang berelasi, permasalahan akuntansi penting yang terjadi setelah tanggal
laporan posisi keuangan, permasalahan yang memengaruhi perbandingan laporan keuangan
dengan laporan keuangan tahun sebelumnya.

b. Penekanan Keberlanjutan Usaha terhadap Permasalahan


Asumsi keberlanjutan usaha adalah salah satu asumsi fundamental laporan keuangan.
Perusahaan biasanya dianggap sebagai entitas yang dapat terus melanjutkan usahanya yakni
melanjutkan operasinya untuk masa depan yang diberikan sebelumnya.

c. Pengungkapan terkait Keberlanjutan Usaha


Setelah auditor melakukan sejumlah prosedur tambahan yang dianggap perlu, memperoleh
seluruh informasi yang dibutuhkan, dan mempertimbangkan pengaruh dari rencana
manajemen, auditor harus menentukan apakah pertanyaan-pertanyaan yang muncul terkait
keberlanjutan usaha telah diselesaikan dengan baik.

5. Situasi-Situasi yang dapat Menghasilkan Opini Selain dari Opini yang Tidak
Dimodifikasi
Berdasarkan ISA 700, setidaknya terdapat dua situasi yang mana auditor tidak dapat
menyatakan opini yang tidak dimodifikasi (wajar tanpa pengeculian):
- Keterbatasan dalam ruang lingkup
- Pertimbangan auditor terkait pengaruh atau kemungkinan pengaruh yang sifatnya pervasif
dari berbagai hal yang dicantumkan di dalam laporan keuangan.

a. Keterbatasan dalam Ruang Lingkup


Keterbatasan ruang lingkup muncul ketika para auditor dengan alasan apapun tidak dapat
memperoleh informasi dan penjelasan yang dianggap perlu untuk audit.
- Penjelasan Mengenai Keterbatasan
Ketika terdapat keterbatasan dalam ruang lingkup yang menghalanginya untuk
menerbitkan opini yang tidak dimodifikasi, maka keterbatasannya harus dijelaskan.
- Tidak Menerima Penugasan
ISA 210 menyatakan ketika ada keterbatasan syarat penugasan yang harus tidak
memberikan opini, maka biasanya tidak akan menerima penugasan kecuali diharuskan
oleh hukum yang berlaku.

b. Ketidaksepakatan dengan Manajemen


Auditor dapat menyatakan ketidaksepakatannya dengan manajemen terkait:
- Penerimaan terhadap kebijakan akuntansi yang dipilih.
- Metode pelaksanaan kebijakan, termasuk penilaian dan pengungkapan yang memadai dalam
laporan keuangan.
- Kepatuhan laporan keuangan terhadap regulasi dan ketentuan perundang-undangan yang
relevan.

6. Ketidakpastian yang Mengarah ke Kualifikasi Opini


a. Materialitas dan Tidak Adanya Konsistensi
Materialitas merupakan pertimbangan penting dalam menentukan ketepatan tipe laporan atas
serangkaian situasi yang terjadi.
Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip-prinsip akuntansi di periode berjalan
dengan periode sebelumnya mungkin memerlukan adanya modifikasi terhadap opini yang
tidak dimodifikasi berdasarkan beberapa standar di banyak negara.

b. Independensi Auditor
Panduan Etika bagi Akuntan Profesional dari IFAC menekankan betapa pentingnya
independensi auditor, baik dalam tampilan maupun realitanya.

c. Referensi bagi Tenaga Ahli


Ketika menyatakan opini yang tidak dimodifikasi, auditor dalam laporannya umumnya tidak
harus mengacu pada pekerjaan dari tenaga ahli karena referensi semacam ini dapat
disalahartikan sebagai kualifikasi bagi opini auditor atau bagian tanggung jawabnya.

7. Komunikasi dengan Pihak-Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola


Para auditor diwajibkan untuk mengomunikasikan temuan-temuan auditnya kepada
manajemen dan dewan direksi perusahaan.

a. Komunikasi dengan Komite Audit


ISA 260 menyatakan bahwa komunikasi dua arah yang efektif penting dalam membantu
auditor dan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola untuk memahami beberapa
permasalahan yang terkait dalam konteks audit, serta mengembangkan hubungan kerja yang
bersifat konstruktif.

b. Komunikasi terkait Defisiensi Pengendalian Internal


Auditor perlu menyertakan komunikasi secara tertulis terkait defisiensi penting dari
pengendalian internal, yakni:
- Deskripsi mengenai defisiensi dan penjelasan terkait potensi pengaruhnya
- Kecukupan informasi yang memungkinkan pihak-pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola dan manajemen memahami konteks dari komunikasi.

c. Struktur Tata Kelola


Struktur tata kelola yang bervariasi antarnegara merefleksikan latar belakang kultur dan
hukum.
Ketentuan lembaga akuntansi profesional berskala nasional, peraturan perundang-undangan,
atau regulasi memberikan kewajiban bagi auditor untuk menciptakan adanya komunikasi
terkait permasalahan yang menyangkut tata kelola.

d. Permasalahan Audit terkait Kepentingan Tata Kelola


Permasalahan audit terkait kepentingan tata kelola dapat dikomunikasikan oleh auditor
kepada dewan direksi atau komite audit yang mana umumnya mencakup.
- Kelemahan dari pengendalian internal yang bersifat material
- Ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan regulasi
- Kecurangan yang melibatkan manajemen
- Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan integritas manajemen
- Pendekatan umum dan seluruh ruang lingkup audit
- Pemilihan dari, atau perubahan dalam, sejumlah kebijakan dan praktik akuntansi yang
bersifat penting dan material
- Potensi pengaruh dari setiap risiko dan eksposur penting terhadap laporan keuangan\
- Penyesuaian audit terhadap catatan akuntansi yang penting
- Ketidakpastian material terhadap keberlanjutan usaha
- Ketidaksepakatan dengan manajemen terhadap permasalahan laporan keuangan
- Ekspektasi modifikasi terhadap laporan auditor

e. Kondisi-Kondisi yang Dilaporkan


Auditor mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran perusahaan dan karakteristik
pemiliknya, struktur organisasi, serta kompleksitas dan keragaman dari aktivitas-aktivitas
perusahaan untuk kondisi yang dilaporkan.

f. Kecurangan dan Ketidakpatuhan terhadap Undang-Undang


Sebagaimana yang disyaratkan oleh ISA 240, auditor harus mengomunikasikan kepada
manajemen terkait setiap kelemahan pengendalian internal yang bersifat material mengenai
pencegahan atau deteksi kecurangan dan kesalahan, yang mana hal tersebut menarik
perhatian auditor sebagai hasil dari pelaksanaan audit.

8. Laporan Audit Bentuk Panjang


Auditor di banyak negara biasanya menyiapkan laporan bentuk panjang bagi dewan direksi
entitas, selain laporan bentuk pendek yang dipublikasikan ke publik.
Tipe laporan bentuk panjang mencakup:
- Gambaran dari penugasan audit
- Analisis laporan keuangan
- Diskusi mengenai manajemen risisko dan pengendalian internal
- Berbagai topik pilihan sesuai situasi yang ada
- Independensi auditor dan pengendalian kualitas
- Fee

a. Pembahasan Mengenai Permasalahan Keuangan


Beberapa permasalahan dari sisi akuntansi seperti provisi, akrual, dan liabilitas kontingensi
perlu dipertimbangkan juga posisi keuangan dan rasio utang terkait perjanjian utang dan
kemungkinan kegagalan atasnya.

b. Pembahasan Mengenai Risiko


Pembahasan mengenai risiko dalam laporan bentuk panjang dapat mencakup:
- Operasional utama dan risiko keuangan
- Efektivitas dari manajemen risiko klien
- Kualitas dari pelaporan internal dan akuntansi manajemen
- Kecurangan dan penyimpangan
- Kepatuhan terhadap etika dan area-area tertentu, seperti perbendaharaan, bisnis baru, dan
pengendalian kualitas

c. Pembahasan Mengenai Topik Lain


Mungkin ada topik-topik yang tidak secara khusus dibahas, namun auditor merasa perlu
melakukan pembahasan karena situasi-situasi yang terjadi di perusahaan, situasi
perekonomian, maupun audit termasuk pajak, pensiun, fungsi perbendaharaan, dan
ketentuan-ketentuan terkait audit.

9. Surat Manajemen
Surat manajemen mengidentifikasi sejumlah permasalahan yang tidak perlu diungkapkan di
dalam laporan keuangan tahunan, tetapi merepresentasikan perhatian yang diberikan dan
sejumlah saran yang dicatat auditor selama audit.
10. Ikhtisar
Laporan audit sangat singkat karena tidak terdiri dari beberapa baris. Hal ini merupakan
paradoks karena laporan audit, meskipun hanya memuat beberapa kata, memerlukan banyak
perhatian dan merupakan penyempurnaan dari proses audit yang panjang.
Tipe laporan audit yang paling umum adalah standar laporan audit yang tidak dimodifikasi
(secara historis disebut sebagai laporan audit wajar tanpa pengecualian).
Dalam upaya membentuk opini tersebut, auditor harus menyimpulkan terkait apakah auditor
telah memperoleh asurans yang memadai mengenai apakah laporan keuangan secara
keseluruhan bebas dari salah saji material, baik karena kecurangan maupun kesalahan.
Auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor (dengan menyatakan opini tidak
wajar, opini wajar dengan pengecualian, atau opini menolak memberikan opini) ketika
auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari salah
saji material, atau auditor tidak mampu memperoleh kecukupan bukti audit yang memadai
untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji
material berdasarkan bukti-bukti audit yang diperoleh.
BAB 13
TINJAUAN UMUM DARI AUDIT KELOMPOK USAHA

1. Penerimaan dan Keberlanjutan


Rekan penugasan kelompok usaha harus menentukan apakah kecukupan bukti audit yang
memadai telah diperoleh terkait proses konsolidasian dan informasi keuangan dari
komponen-komponen. Untuk melakukan hal ini, tim penugasan kelompok usaha harus
memahami kelompok usaha, komponennya dan lingkungannya untuk mengidentifikasi
komponen-komponen yang mungkin penting.
Pada kasus penugasan yang baru, pemahaman terhadap kelompok usaha yang akan diaudit
mungkin diperoleh dari kelompok manajemen dan dari auditor, manajemen komponen, atau
auditor komponen sebelumnya. Persoalan penting yang menjadi pertimbangan adalah sebagai
berikut :
- Struktur dari kelompok usaha (perusahaan konsolidasian)
- Komponen-komponen penting (dari perusahaan konsolidasian)
- Penggunaan organisasi jasa
- Penjelasan dari luasnya pengendalian kelompok usaha
- Kompleksitas dari proses konsolidasi
- Auditor komponen tidak menjadi bagian dari jaringan auditor kelompok usaha
- Mempunya akses yang tidak terbatas atau individu-individu dan informasi relevan
- Memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan atas informasi keuangan komponen.
Ketika sepakat untuk melanjutkan penugasan, maka focus akan tertuju pada perubahan hal-
hal tersebut.

2. Seluruh Strategi Audit dan Rencana Audit


a) Pemahaman atas kelompok Usaha yang akan diaudit, komponen-komponennya, dan
lingkungannya

Auditor diminta untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material dengan
memperoleh pemahaman atas entitas dan lingkungan entitas. Tim penugasan kelompok usaha
harus meningkatkan pemahamannya terhadap kelompok usaha diaudit (group auditee),
komponen - komponennya , dan lingkungannya , termasuk luasnya pengendalian atas
kelompok usaha yang diperoleh selama tahapan penerimaan atau keberlanjutan . Tim juga
harus memperoleh pemahaman terkait proses konsolidasi, termasuk sejumlah instruksi yang
dikeluarkan oleh manajemen kelompok usaha untuk komponen.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut :


- Industri, regulator, dan faktor-faktor eksternal lainnya
- Kerangka kerja pelaporan keuangan yang berlaku
- Sifat dasar dari entitas
- Objektivitas dan strategi, serta resiko bisnis yang terkait
- Sejumlah instruksi yang dikeluarkan oleh manajemen kelompok usaha untuk komponen

Proses konsolidasi sebagai berikut :


- Luasnya pengendalian kelompok usaha : Pertemuan rutin di antara manajemen kelompok
keuangannya, proses penilaian risiko manajemen kelompok usaha, transaksi antar kelompok
usaha, proses terkait informasi keuangan yang diterima dari komponen, aktivitas
pengendalian dalam lingkungan TI, audit internal, panduan perilaku dan pengaturan untuk
memberikan otoritas dan tanggung jawab kepada manajemen komponen.

- Proses konsolidasi : hal-hal yang berkaitan dengan kerangka kerja pelaporan yang berlaku,
hal-hal yang berkaitan dengan proses konsolidasi, dan hal-hal yang berkaitan dengan
penyesuaian konsolidasi.
Tim penugasan kelompok usaha harus memperoleh pemahaman yang cukup untuk
mengonfirmasi atau meninjau kembali identifikasi awal atas komponen-komponen penting
dan penilaian risiko dari salah saji material dari laporan keuangan kelompok usaha. Contoh
kondisi atau kejadian yang dapat menunjukkan risiko salah saji material dari laporan
keuangan kelompok usaha adalah :
- Struktur kelompok usaha yang kompleks
- Tata kelola perusahaan yang buruk
- Luasnya pengendalian kelompok usaha yang tidak efektif
- Komponen-komponen yang beroperasi di wilayah yurisdiksi asing dengan, misalnya,
intervensi tata kelola yang tidak biasa
- Aktivitas bisnis yang melibatkan risiko yang tinggi
- Komponen konsolidasi tertentu
- Hubungan dan transaksi pihak-pihak yang berelasi yang tidak biasa
- Masalah rekonsiliasi, Transaksi yang kompleks
- Kebijakan akuntansi komponen berbeda dari kebijakan kelompok usaha
- Komponen dengan akhir tahun keuangan yang berbeda
- Penyesuaian konsolidasi yang tidak diotorisasi atau tidak lengkap
- Perencanaan aggressive tax
- Sering terjadinya perubahan auditor

b) Identifikasi Komponen-komponen
Komponen dapat berupa kantor pusat, perusahaan induk, divisi, lokasi, unit bisnis, cabang,
anak perusahaan, aktivitas pusat jasa Bersama, usaha Bersama (joint venture), perusahaan
yang terkait atau entitas lainnya.
Tim penugasan kelompok usaha harus memperoleh pemahaman mengenai kelompok usaha,
komponen-komponennya, dan lingkungannya yang cukup untuk mengidentifikasi komponen-
komponen penting. Tim penugasan kelompok usaha dapat menggunakan persentase untuk
alasan memilih tolok ukur dengan tujuan mengidentifikasi komponen - komponen penting.
Kearifan profesional disertakan saat mengidentifikasi tolok ukur dan menentukan persentase
tersebut. Sebagai contoh, komponen - komponen yang lebih dari 15 persen atas tolak ukur
yang dipilih mungkin dipertimbangkan penting. Tim penugasan kelompok usaha juga dapat
mengidentifikasi komponen - komponen yang kemungkinan besar menyertakan risiko salah
saji material yang penting atas laporan keuangan kelompok usaha karena sifat dasar atau
situasi-situasi tertentu, yakni : risiko yang memerlukan pertimbangan audit secara khusus .
Dengan kata lain, komponen dapat menjadi penting berdasarkan ukuran (pertimbangan
kuantitatif) atau berdasarkan risiko (pertimbangan kualitatif).

c) Pemahaman terhadap Auditor Komponen


Jika tim penugasan kelompok usaha berencana untuk meminta auditor komponen untuk
melakukan pekerjaan atas informasi keuangan dari komponen, tim penugasan kelompok
usaha harus memperoleh pemahaman berikut.
- Apakah auditor komponen memahami dan akan patuh terhadap ketentuan etika yang
relevan untuk audit kelompok usaha dan, terutama auditor komponen yang independent. Jika
auditor komponen tidak memenuhi persyaratan terkait independensi atau tim penugasan
kelompok usaha memiliki masalah serius terkait ketentuan etika auditor komponen, tim tanpa
keterlibatan auditor komponen.

- Kompetensi profesional auditor komponen. Hal ini dapat mencakup apakah auditor
memiliki pemahaman terhadap standar - standar pengauditan dan standar-standar lainnya
yang berlaku untuk audit kelompok usaha , kemampuan khusus (misalnya, pengetahuan
mengenai industri), dan pemahaman terkait kerangka pelaporan keuangan yang berlaku .

- Apakah tim penugasan kelompok usaha akan mampu dilibatkan di dalam pekerjaan audit
yang memadai. auditor komponen terkait cakupan yang diperlukan untuk memperoleh
kecukupan bukti secara aktif mengawasi auditor.

- Apakah auditor komponen beroperasi di lingkungan lembaga pembuat regulasi yang dapat
secara aktif mengawasi auditor.

d) Materialitas
Dalam konteks terkait tingkatan-tingkatan materialitas audit kelompok usaha, tingkatan-
tingkatan materialitas dapat ditentukan dengan laporan keuangan kelompok usaha secara
keseluruhan dan informasi keuangan dari komponen-komponen.

e) Penentuan Tipe Pekerjaan yang berkaitan dengan komponen


Auditor kelompok usaha atau auditor komponen melakukan salah satu dari tipe pekerjaan
berikut:
- Audit atas informasi keuangan dari komponen menggunakan materialitas komponen.
- Audit atas satu atau lebih saldo akun, kelompok transaksi, atau pengungkapan.
- Prosedur-prosedur tertentu yang terkait dengan risiko-risiko salah saji material yang penting
terhadap laporan keuangan kelompok usaha.
- Reviu atas informasi keuangan dari komponen yang tidak penting menggunakan
materialitas komponen.

Tujuan dari audit atas kelompok usaha adalah untuk memperoleh kecukupan bukti atas
laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. Pekerjaan terkait komponen-komponen
penting adalah bagian utama dari pekerjaan yang harus dilakukan. Ketika terdapat komponen
komponen yang tidak penting secara individual, tetapi dianggap memiliki proporsi penting
untuk kelompok usaha, maka perlu untuk memperoleh kecukupan bukti terkait beberapa dari
apa yang disebut “bukan komponen-komponen penting” tersebut agar memiliki bukti yang
cukup atas kelompok usaha secara keseluruhan.

3. Komunikasi
Komunikasi pertama dengan auditor komponen akan dipertimbangkan, kemudian komunikasi
dengan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dari kelompok usaha yang
diaudit.
a) Komunikasi Auditor Kelompok Usaha dengan Auditor Komponen
Sesuai dengan standar ISA 600, auditor komponen harus mengomunikasikan hal - hal yang
relevan bagi kesimpulan tim penugasan kelompok usaha yang berkaitan dengan audit
kelompok usaha . Komunikasi tersebut harus menyertakan informasi yang diberikan di
Ilustrasi 13.3.⁹mod Berdasarkan informasi yang diterima , auditor kelompok usaha harus
mengevaluasi komunikasi yang dilakukan auditor komponen dan ketepatan dari pekerjaan
mereka . Tim penugasan kelompok usaha harus mendiskusikan hal-hal penting yang muncul
dari evaluasi dengan auditor komponen, manajemen komponen, atau manajemen kelompok
usaha . Mereka menentukan apakah perlu untuk mereviu bagian - bagian lainnya yang
relevan dari dokumentasi auditor komponen. Jika tim penugasan kelompok usaha
menyimpulkan bahwa Trepekerjaan auditor komponen tidak memadai, mereka harus
menentukan prosedur - prosedur tambahan yang akan dilakukan dan apakah prosedur-
prosedur tambahan ini akan dilakukan oleh auditor komponen atau tim penugasan kelompok
usaha. Tim penugasan kelompok usaha harus mengevaluasi apakah kecukupan bukti audit
yang memadai yang telah diperoleh dari prosedur audit yang dilakukan mengenai proses
konsolidasi dan pekerjaan yang dilakukan oleh tim penugasan kelompok usaha dan auditor
komponen merupakan dasar bagi opini audit kelompok usaha.
b) Komunikasi auditor kelompok usaha dengan manajemen dan pihak-pihak yang
bertanggung jawab atas tata Kelola

Elemen-elemen penting lainnya dalam audit kelompok usaha adalah komunikasi dengan
manajemen kelompok usaha dan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

4. Konsolidasi
Auditor kelompok usaha diminta untuk memperoleh pemahaman terkait proses konsolidasi,
mencakup sejumlah instruksi yang dikeluarkan oleh manajemen kelompok usaha kepada
komponen. Tim penugasan kelompok usaha memperoleh pemahaman terhadap luasnya
pengendalian kelompok usaha dan proses konsolidasi, mencakup instruksi yang dikeluarkan
oleh manajemen kelompok usaha kepada komponen.

5. Program Audit (rencana audit)


Menggunakan perangkat lunak audit BIG dealer milik BIG, Anda menulis program audit.
Anda menggunakan prosedur audit terstandarisasi yang direkomendasikan oleh perangkat
lunak, yang pada hakikatnya memerlukan pengujian akun saldo dan transaksi yang telah
diuraikan dalam memorandum perencanaan audit.

a) Investasi
Terdapat tiga tujuan prosedur audit investasi, yaitu sebagai berikut
1) Seluruh dividen, bunga, dan pendapatan lainnya telah dicatat; untung dan rugi atas
penjualan dan pengaturan lainnya telah diakui; premium dan diskon serta amortisasi terkait
telah dicatat (Asersi laporan keuangan manajemen adalah kelengkapan dan keakuratan)

2) Investasi ada dan dimiliki oleh entitas. (Asersi laporan keuangan manajemen adalah
keberadaan dan kepemilikan)

3) Metode valuasi yang berlaku sesuai dengan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku
secara konsisten, dan write-down atau provisi untuk write-down telah dicatat Ketika sesuai.
(Asersi laporan keuangan manajemen adalah valuasi, penyajian, dan pengungkapan).

b) Beban dan Utang


Audit beban dan utang mempunyai tiga tujuan audit. Untuk prosedur nomor 3 yang akan kita
diskusikan, tujuan audit adalah seluruh jumlah yang tidak dibayar karena pemasok atau
lainnya atas barang dan jasa yang diterima sebelumnya hingga tahun akhir yang tercakup atau
sebaliknya akrual. (Asersi laporan keuangan adalah kelengkapan, keberadaan, keakuratan,
dan kepemilikan).

c) Pendapatan dan Akun Piutang (Konfirmasi)


Pengauditan penjualan dan piutang mempunyai tujuh tujuan audit. Ini adalah tiga
diantaranya, nomor IV, V, VII :
IV Akun piutang dagang menggambarkan penjualan yang tidak tertagih atau beban lainnya
untuk pelanggan terpercaya dan pemilik entitas. (Asersi laporan keuangan adalah :
keberadaan dan kepemilikan.)
V Seluruh kas yang tertagih tercatat secara akurat. (Asersi laporan keuangan adalah :
kelengkapan dan keakuratan.)
VII Valuasi piutang dagang telah tepat (contohnya, provinsi dibuat untuk jumlah yang tidak
tertagih.) (Asersi laporan keuangan adalah: valuasi, penyajian, dan pengungkapan.)

d) Persediaan dan Biaya Penjualan


Audit persediaan mempunyai tiga tujuan audit. Kita akan mendiskusikan prosedur yang
menyangkut tujuan I : Persediaan telah terkumpul secara akurat dan harganya sesuai dengan
metode yang diterima berlaku secara konsisten. (Asersi laporan keuangan yang terkait dengan
hal ini adalah keakuratan.)

e) Saldo Aset/Beban
Pengauditan asset hanya satu tujuan audit : jumlah dibayar dimuka, ditunda, atau
dikapitalisasi telah diekspektasikan untuk memberikan manfaat nantinya sesuai dengan
ekspektasi pendapatan nantinya; jumlah dan terkait amortisasi telah dihitung secara benar;
write-down atau kerugian provisi telah tercatat. Asersi laporan keuangan adalah: keberadaan,
keakuratan, valuasi, kepemilikan, penyajian, dan pengungkapan.

6. Memorandum Penyelesaian
a) Hal Umum
Komponen pertama pada memorandum penyelesaian adalah pernyataan bahwa penugasan
manajer dan rekan telah mereviu kertas audit yang berkaitan dengan area kritis. Ini
merupakan sebuah prosedur yang diperlukan, karena pemeriksaan oleh manajer dan rekan
dapat menemukan kelemahan atau area yang tidak lengkap dari audit yang staf audit.
Auditor mungkin melupakan atau tidak mempunyai pengalaman yang cukup untuk
mengenalinya sebagai masalah. Elemen penting lainnya untuk didiskusikan segera adalah
jadwal audit, pertimbangan going concern dan opini keseluruhan atas kerja Anda. Anda
menyatakannya dalam memo penyelesaian bahwa jadwal MaasTec dan FINE telah diaudit
sesuai dengan pedoman BIG. Going concern Maas Tec, memberikan penyesuaian yang
dibuat berhubungan dengan perolehan aset. Opini audit Anda akan menjadi dasar tindak
lanjut dari subjek persoalan seperti biaya reorganisasi, perpajakan dan persediaan serta tindak
lanjut persoalan yang beredar. Anda mengetahui fakta bahwa opini audit Anda sangat penting
untuk kelompok audit agar dia menandatangani laporan keuangan konsolidasian. Kelompok
auditor bertanggung jawab untuk menyatakan opini audit atas apakah laporan keuangan
kelompok usaha disajikan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. dengan
benar dan dianggap wajar (atau disajikan secara wajar, dalam seluruh aspek material) sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

b) Area Audit yang Kritis


Area yang Anda pertimbangkan kritis telah didiskusikan pada memorandum penyelesaian.
Kritis berarti dengan risiko dan area signifikan. Persediaan dan akun piutang telah diperiksa.
Persediaan sepenuhnya telah selesai diambil dan tim audit yakin pada dasar pengujian bahwa
persediaan telah dihitung secara benar. Tim setuju lembar perhitungan persediaan buku besar
pembantu dan direkonsiliasi dengan buku besar. Tim menggunakan surat konfirmasi untuk
menguji piutang. Untuk faktur non korespondensi yang beredar, mereka menggunakan
metode alternatif. Terkumpulnya akun antar - perusahaan tidak diuji untuk tujuan audit
konsolidasi. Tidak terdapat konfirmasi dengan pihak terkait. Opini Anda untuk keyakinan
selanjutnya dari BIG cabang AS dibutuhkan. Akun utang telah diuji dengan proses
konfirmasi untuk pemasok lokal utama. Prosedur akun utang lainnya yang dilaksanakan
adalah uji kerja cut - off, mencari untuk liabilitas yang tidak tercatat pada faktur dan
pembiayaan di akhir tahun, uji kerja atas beban akrual, dan pemeriksaan analisis atas beban.
Opini Anda atas akun utang adalah jumlahnya kurang dari jumlah yang sebenarnya sebesar €
300.000.

c) Isu Akuntansi
Isu akuntasi secara luas didefinisikan sebagai akuntansi untuk Newco, untuk DIPPER dari
MaasTec, untuk Financial Investment National Enterprise (FINE) dari MaasTec, dan untuk
ZAP. Topik lainnya yang dideskripsikan dalam memorandum penyelesaian adalah valuta
asing, rencana pensiun , dan manfaat post - retirement. Sister Information System (SIS)
termasuk dalam pembelian saham dan penetapan perjanjian dengan Newco untuk membeli
seluruh saham yang ada dari Newco. Harga pembelian Newco adalah utang € 6.000.000
dalam dua setengah tahun pembiayaan. Penundaan pembiayaan untuk pembelian sebesar €
550.000. Untuk akrual MaasTec, baik harga pembelian tertunda atau berkaitan dengan utang
yang tercatat. Pembiayaan tertunda adalah kapitalisasi sebagai investasi daripada pinjaman
atau piutang dari SIS. Rencana pensiun MaasTec adalah menjelaskan rencana konstribusi.
Laporan terlampir mengungkapkan cakupan karyawan sebagai dasar untuk konstribusi dan
jumlah biaya yang diakui. Tim telah memeriksa jadwal pensiun.

d) Masalah Audit Khusus: Financial Investment National Enterprises (FINE)


Dalam laporan ini, bagian khususnya adalah penambahan pada Financial Investment National
Enterprises (FINE) karena masalah audit dengan kas dan yang setara kas, beban dibayar di
muka, dan perpajakan. Berdasarkan janji perjanjian dengan bank Oneandonly, USATec harus
berjanji dengan Oneandonly sebesar € 3.530.000 dalam kas dan sekuritas. Forward Rate
Notes (FRNs) dari € 1.700.000 dengan tanggal jatuh tempo lebih tiga bulan diklasifikasikan
sebagai investasi jangka pendek. Pengungkapannya menurut GAAP yang berlaku untuk
USATec.

Anda mungkin juga menyukai