Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 9 : Ni Made Ayu Ningsih Wardani (18106017)

Ni Nyoman Adri Aryaningsih (18106018)

Kelas : MAH A/5

Mata Kuliah : Pemeriksaan Keuangan

LAPORAN AKUNTAN DAN PENDAPAT AUDITOR

A. PENGERTIAN

- Laporan Akuntan

Laporan merupakan hal yang esensial dalam penugasan audit dan

assurance karena laporan berfungsi mengkomunikasikan temuan-temuan

auditor. Para pengguna laporan keuangan menyandarkan diri pada laporan

auditor untuk memperoleh keandalan dari laporan keuangan perusahaan. Agar

para pengguna laporan dapat memahami laporan audit, maka profesi auditor

telah menyediakan standar kalimat yang digunakan dalam laporan auditor.

Laporan audit adalah tahap akhir dari keseluruhan proses audit.

Pengertian laporan keuangan menurut SAK (Standar Akuntansi

Keuangan) adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap

biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan

yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya: sebagai laporan
arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi

penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

- Pendapat Auditor

Opini audit menurut kamus standar akuntansi (Ardiyos, 2007) adalah

laporan yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil

penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan.

Sedangkan menurut kamus istilah akuntansi (Tobing, 2004)  opini audit

merupakan suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar yang

menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan norma atau

aturan pemeriksanaan akuntan disertai dengan pendapat mengenai kewajaran

laporan keuangan yang diperiksa.

Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit

sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus

diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya.

B. JENIS-JENIS PENDAPAT AKUNTAN

Menurut SA 700 (IAPI, 700) dan SA 705 (IAPI, 705) yang berlaku

untuk audit laporan keuangan tahun 2013, opini auditor dibagi menjadi dua

yaitu:

1. Opini Tanpa Modifikasi (Unmodified Opinion)

Diberikan jika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan

telah disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku

(SAK ETAP/SAK berbasis IFRS).


2. Opini Dengan Modifikasian (Modified Opinion)

a. Opini dengan modifikasian diberikan jika auditor menyimpulkan

bahwa laporan keuangan tidak bebas dari (mengandung) salah saji

material.

b. Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup (sufficient) dan

tepat (appropriate) untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan

secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material (hal ini

diatur dalam SA 705).

Terdapat tiga jenis modifikasi terhadap opini auditor yaitu:

a. Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian

ketika :

 Auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat,

menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara

individual maupun secara agregasi, adalah material, tetapi tidak

pervasif, terhadap laporan keuangan; atau

 Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan

tepat yang mendasari opini, tetapi auditor menyimpulkan

bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak

terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat

material, tetapi tidak pervasif.


b. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika

auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat,

menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual

maupun secara agregasi, adalah material dan pervasif terhadap

laporan keuangan.

c. Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer Opinion)

Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika auditor

tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang

mendasari opini, dan auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan

dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan

keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan pervasif.

Tabel berikut mengilustrasikan pertimbangan auditor tentang hal-

hal yang menimbulkan modifikasi.

Pertimbangan auditor tentang seberapa

Sifat hal-hal yang pervasif dampak atau kemungkinan dampak

menyebabkan modifikasi terhadap laporan keuangan


Material tetapi tidak Material dan pervasif

pervasif
Laporan keuangan Opini wajar dengan Opini tidak wajar

mengandung kesalahan pengecualian

penyajian material
Ketidakmampuan untuk Opini wajar dengan Opini tidak

memperoleh bukti audit pengecualian menyatakan pendapat


yang cukup dan tepat

C. KESIMPULAN AUDIT DAN PELAPORAN

Pelaporan adalah bagian akhir dari proses audit manajemen. Pelaporan

merupakan pengomunikasian temuan dan rekomendasi auditor untuk

meyakinkan manajemen mengenai keabsahan hasil audit melalui suatu laporan

komprehensif yang memuat temuan penting yang mendukung kesimpulan dan

disajikan dalam bahasa operasioan yang mudah dimengerti. Ada dua cara

penyajian laporan audit manajemen, yaitu:

a. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh dalam

setiap tahapan audit.

Sesuai dengan tahapan-tahapan audit, auditor mengorganisasikan

laporan hasil auditnya berdasarkan apa saja yang dilakukan dan yang

ditemukan selama melaksanakan tahapan-tahapan audit.Seorang auditor

memperoleh informasi melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

 Pengumpulan Informasi latar belakang pada tahap audit pendahuluan.

 Menetapkan tujuan audit sesungguhnya (definitive audit objective)

berdasarkan hassil review dan pengujian terhadap sistem pengendalian

manajemen.

 Pengumpulan bukti-bukti audit dan pengembangan temaun berkaitan

dengan tujuan audit, pada tahap audit lanjutan.

 Menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti (temuan) audit yang

berhasil dikumpulkan.
 Merusmuskan rekomendasi.

 Menyatakan ruang lingkup audit yang telah dilakukan.

b. Cara penyajian yang arus informasi yang menitikberatkan penyajian

kepada kepentingan para pembaca (pengguna) laporan.

Umumnya para pengguna laporan lebih berkepentingan terhadap

temuan auditnya daripada bagaimana auditor melakukan audit. Dengan

demikian dibutuhkan penyajian laporan yang dapat menjawab pertanyaan

pengguna laporan dengan cepat, biasanya berupa berupa kesimpulan atas

audit. Dalam penyajian ini, auditor mengikuti format sebagai berikut:

 Informasi latar belakang.

Informasi latar belakang merupakan informasi umum

tentang perusahaan dan program/aktivitas yang diaudit. Pada bagian

ini auditor harus mampu memberikan gambaran umum tentang tujuan

dan karakteristik perusahaan serta program/aktivitas yang diaudit,

sifat, ukuran program, serta organisasi manajemennya. Pada bagian ini

juga disajikan apa alasan yang mendasari dilakukannya audit

manajemen.

 Kesimpulan audit disertai dengan bukti-bukti yang cukup untuk

mendukung kesimpulan audit.

Untuk meyakinkan pengguna laporan audit, auditor harus

menyajikan temuan-temuan yang diperoleh sebagai pendukung setiap

kesimpulan yang dibuat. Kesimpulan dalam audit manajemen selalu

dibuat berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh saat melakukan


audit, baik itu temuan yang berkaitan dengan kriteria, penyebab,

maupun akibat. Dalam menyajikan temuan audit, auditor harus

memerhatikan hal-hal sebagai berikut:

- Judul bab harus mengidentifikasi pokok persoalan dan sedapat

mungkin juga arah dari temuan.

- Pokok-pokok setiap temuan harus diikhtisarkan secara singkat

dan harus mengungkapkan kepada pengguna akan adanya

uraian yang mendukung dan menjelaskan pokok-pokok

temuan tersebut.

- Auditor harus menggambarkan kepada pengguna laporan

tentang hal-hal yang ditemukan baik bersifat negatif maupun

positif, apa penyebab dan akibat dari temuan tersebut.

- Dalam penyajian temuan ini auditor juga harus

mempertimbangkan dan mengevaluasi komentar para pihak

yang berkaitan dengan progam/aktivitas yang diaudit.

- Semua penyajian temuan harus diakhiri dengan suatu

pernyataan yang menjelaskan sikap akhir auditor atas dasar

pertimbangan yang matang terhadap informasi yang diperoleh.

 Rumusan rekomendasi.

Rekomendasi merupakan saran perbaikan yang diberikan

auditor atas berbagai kekurangan/kelemahan yang terjadi pada

program/aktivitas yang diaudit. Auditor harus memberikan

rekomendasi kepada atasan dari pengelola program/aktivitas yang


diaudit. Rekomendasi harus disertakan dalam laporan hasil audit.

Setiap rekomendasi yang diajukan oleh auditor harus dilengkapi

dengan analisis yang menyangkut adanya peningkatan ekonomisasi,

efisiensi, atau efektivitas yang akan dicapai pada pelaksanaan

program/aktivitas serupa di masa depan atau juga termasuk berbagai

kemungkinan kerugian yang akan terjadi pada perusahaan jika

rekomendasi tersebut tidak dilaksanakan. Agar mudah dipahami oleh

pengguna laporan, rekomendasi seharusnya disusun dengan kalimat

yang operasional dan tidak teoritis. Walaupun pelaksanaan

rekomendasi tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan manajemen

perusahaan, sebenarnya auditor juga berkepentingan terhadap

dilaksanakannya rekomendasi tersebut. Oleh karena itu, dalam proses

audit komunikasi yang konstruktif harus dilakukan oleh auditor

dengan berbagai pihak yang ada dalam perusahaan terutama yang

berkaitan dengan program/aktivitas yang diaudit. Pengomunikasian

hasil temuan mutlak harus dilakukan di mana auditor harus

mendapatkan komentar yang seimbang berkaitan dengan berbagai

temuan dari berbagai pihak yang berhubungan dengan permasalahan-

permasalahan tersebut. Sebelum mengajukan rekomendasi final di

dalam laporannya, auditor terlebih dahulu mendiskusikannya dengan

pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan demikian diharapkan

rekomendasi tersebut diterima dan dilaksanakan dengan penuh

komitmen dan tanpa keterpaksaan.


 Ruang lingkup audit.

Ruang lingkup audit menunjukkan berbagai aspek dari

program/aktivitas yang diaudit dan periode waktu dari

program/aktivitas yang diaudit oleh auditor. Pada bagian ini juga harus

disajikan seberapa mendalam audit tersebut dilakukan. Untuk hal-hal

yang tidak masuk dalam ruang lingkup audit ini, sebaiknya tidak

disajikan di dalam laporan yang dibuat supaya tidak mengaburkan

pemahaman pengguna laporan terhadap hasil audit yang disajikan

auditor.

Tujuan audit manajemen adalah untuk menemukan

kekurangan/kelemahan dalam pengelolaan berbagai program/aktivitas dalam

perusahaan, biasanya pengguna laporan lebih berkepentingan pada hasil audit

(temuan audit) yang merupakan indikasi terjadinya berbagai

kekurangan/kelemahan dalam pengelolaan program/aktivitas dalam

perusahaan.

D. PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS

DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

Dalam PSA No. 30 (IAPI, 2011: 341.1 – 342.7) antara lain

dinyatakan :

1. Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat

kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu
tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (selanjutnya

periode tersebut disebut dengan jangka waktu pantas). Evaluasi auditor

berdasarkan atas pengetahuan tentang kondisi dan peristiwa yang ada pada

atau yang telah terjadi sebelum pekerjaan lapangan selesai. Informasi

tentang kondisi dan peristiwa diperoleh auditor dari penerapan prosedur

audit yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit

yang bersangkutan dengan asersi manajemen yang terkandung dalam

laporan keuangan yang sedang diaudit.

2. Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar mengenai

kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam

jangka waktu pantas dengan cara sebagai berikut:

a) Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan

dalam perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan

audit, dan penyelesaian auditnya, dapat mengidentifikasi keadaan atau

peristiwa yang secara keseluruhan, untuk menunjukkan adanya

kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Mungkin

diperlukan untuk memperoleh informasi tambahan mengenai kondisi

dan peristiwa beserta bukti-bukti yang mendukung informasi yang

mengurangi kesangsian auditor.

b) Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai

kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya

dalam jangka waktu yang pantas, ia harus :


 Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang

ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut,

dan

 Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat

secara efektif dilaksanakan.

c) Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, ia mengambil

kesimpulan apakah ia masih memiliki kesangsian besar megenai

kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya

dalam jangka waktu pantas.

3. Auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi atau perisiwa

yang akan datang. Fakta bahwa entitas kemungkinan akan berakhir

kelangsungan hidupnya setelah menerima laporan dari auditor yang tidak

memperlihatkan kesangsian besar, dalam jangka waktu satu tahun setelah

tanggal laporan keuangan, tidak berarti dengan sendirinya menunjukkan

kinerja audit yang tidak memadai. Oleh karena itu, tidak dicantumkannya

kesangsian besar dalam laporan auditor tidak seharusnya dipandang

sebagai jaminan mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya.

4. Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk

mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang, jika dipertimbangkan secara

keseluruhan, menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai

kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam


jangka waktu pantas. Hasil prosedur audit yang dirancang dan dilaksankan

untuk mencapai tujuan audit yang lain harus cukup untuk tujuan tersebut.

5. Jika, setelah mempertimbangkan kondisi atau peristiwa yang telah

diidentifikasi secara keseluruhan, auditor yakin bahwa terdapat kesangsian

besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan

hidupnya dalam jangka waktu yang pantas, ia harus mempertimbangkan

rencana manajemen dalam menghadapi dampak merugikan dari kondisi

atau peristiwa tersebut. Auditor harus memperoleh informasi tentang

rencana manajemen tersebut, dan mempertimbangkan apakah ada

kemungkinan bila rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan,

mampu mengurangi dampak negatif merugikan kondisi dan peristiwa

tersebut dalam jangka waktu pantas. Pertimbangan auditor yang

berhubungan dengan rencana manajemen meliputi :

a) Rencana untuk menjual aset

 Pembatasan terhadap penjualan aset, seperti adanya pasal yang

membatasi transaksi tersebut dalam perjanjian penarikan utang atau

perjanjian yang serupa.

 Kenyataan dapat dipasarkannya aset yang direncanakan akan dijual

oleh manajemen.

 Dampak langsung dan tidak langsung yang kemungkinan timbul

dari penjualan aset.

b. Rencana penarikan utang atau restrukturisasi utang


 Tersedia pembelanjaan melalui utang, termasuk perjanjian kredit

yang telah ada atau yang telah disanggupi, perjanjian penjualan

piutang atau jual-kemudian-sewa aset (sale-leaseback of assets).

 Perjanjian untuk merestrukturisasi atau menyerahkan utang yang

ada maupun yang telah disanggupi atau untuk meminta jaminan

utang dari entitas.

 Dampak yang mungkin timbul terhadap rencana manajemen untuk

penarikan utang dengan adanya batasan yang ada sekarang dalam

menambah pinjaman atau cukup atau tidaknya jaminan yang

dimiliki oleh entitas.

c. Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran

 Kelayakan rencana untuk mengurangi biaya overhead atau biaya

administrasi, untuk menunda biaya penelitian dan pengembangan,

untuk menyewa sebagai alternatif membeli.

 Dampak langsung dan tidak langsung yang kemungkinan timbul

dari pengurangan atau penundaan pengeluaran.

d. Rencana untuk menaikkan modal pemilik

 Kelayakan rencana untuk menaikkan modal pemilik, termasuk

perjanjian yang ada atau yang disanggupi untuk menaikkan

tambahan modal.

 Perjanjian yang ada atau yang disanggupi untuk mengurangi

dividen atau untuk mempercepat distribusi kas dari perusahaan

afiliasi atau investor.


Dalam mengevaluasi rencana manajemen, auditor harus

mengidentifikasi unsur-unsur terutama yang signifikan untuk mengatasi

dampak negatif kondisi atau peristiwa dan harus merencanakan dan

melaksanakan prosedur audit untuk memperoleh bukti audit tentang tentang

hal tersebut. Sebagai contoh, auditor harus mempertimbangkan cukup atau

tidaknya dukungan tentang kemampuan perusahaan untuk mendapatkan

tambahan pembelanjaan atau penjualan aset yang telah direncanakan.

Jika informasi keuangan prospektif sangat signifikan bagi rencana

manajemen, auditor harus meminta kepada manajemen untuk menyediakan

informasi tersebut dan harus mempertimbangkan cukup atau tidaknya

dukungan terhadap asumsi signifikan yang melandasi informasi tersebut.

Auditor harus menaruh perhatian khusus atas asumsi yang :

a. Material bagi informasi keuangan prospektif

b. Rentan atau mudah sekali berubah

c. Tidak konsisten dengan trend masa lalu

Pertimbangan auditor harus didasarkan atas pengetahuannya mengenai

entitas, bisnis, dan manajemennya harus meliputi (a) membaca informasi dan

asumsi yang melandasinya, (b) membandingkan informasi keuangan

prospektif periode lalu dengan dengan hasil sesungguhnya yang dicapai

sampai saat ini. Jika auditor mulai menyadari faktor-faktor yang dampaknya

tidak tercermin dalam informasi keuangan prospektif tersebut, ia harus


membahas faktor-faktor tersebut dengan manajemen dan, jika perlu, meminta

perbaikan atas informasi keuangan prospektif tersebut.

6. Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa tertentu

auditor menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas maka auditor wajib

mengevaluasi rencana manajemen. Dalam hal satuan usaha tidak memiliki

rencana manajemen atau auditor berkesimpulan bahwa rencana

manajemen entitas tidak dapat secara efektif mengurangi dampak negatif

kondisi atau peristiwa tersebut maka auditor menyatakan tidak

memberikan pendapat.

Anda mungkin juga menyukai