Anda di halaman 1dari 11

MODUL DELAPAN

PERU,USAN LAPORAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Seperti telah disinggung dalam modul modul terdahulu, puncak proses


audit atas laporan keuangan keuangan adalah penerbitan laporan audit
yang sering disebut juga sebagai opini audit. Berikut ini adalah standar
standar auditi yang terkait dengan pelaporan audit atas laporang
keuangan beserta pokok penting yang diatur di dalamnya.

PERUMUSAN SUATU OPINI DAN PELAPORAN ATAS LAPORAN


KEUANGAN (STANDAR AUDIT SA 700)
Standar Audit (SA) ini mengatur tanggung jawab auditor dalam merumuskan suatu
opini atas laporan keuangan, bentuk dan isi laporan auditor yang diterbitkan sebagai hasil
audit atas laporan keuangan. SA ini ditulis dalam konteks laporan keuangan bertujuan umum
yang lengkap. SA ini mendorong konsistensi dalam laporan auditor, ketika audit telah
dilaksanakan berdasarkan SA, mendukung kredibilitas dalam pasar globaldengan membuat
audit tersebut lebih siap dapat teridentifikasi. SA ini juga membantu peningkatan pemahaman
pengguna laporan keuangan dan pengidentifikasian kondisi – kondisi yang tidak biasa ketika
terjadi.
Tujuan auditor adalah :
a. Untuk merumuskan satu opini atas laporan keuangan berdasarkan suatu evaluasi atas
kesimpulan yang ditarik dari bukti audit yang diperoleh
b. Untuk menyatakan suatu opini secara jelas melalui suatu laporan tertulis yang
menjelaskan basis untuk opini tersebut
Definisi
a. Laporan keuangan bertjuan umum : Laporan keuangan yang disusun berdasarkan suatu
kerangka bertujuan umum
b. Kerangka bertujuan umum : Suatu kerangka pelaporan keuangan yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi keuangan umum dari banyak pengguna laporan
keuangan.
c. Opini tanpa modifikasian: opini yang dinyatakan oleh auditor ketika auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
d. Pengacuan pada “laporan keuangan” dalam SA ini berarti “ suatu laporan keuangan
bertujuan umum yang lengkap, termasuk catatan atas laporan keangan terkait”
e. Pengacuan pada SAK di Indonesia dalam SA ini berati SAK yang ditetapkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI dan pengacuan pada SAP berati SAP yang
ditetapkan oleh Komite SAP Kementrian Keuangan RI.

MODIFIKASI TERHADAP OPINI DALAM LAPORAN AUDITOR


INDEPENDEN (STANDAR AUDIT SA 705)

SA ini mengatur tanggung jawab auditor untuk menerbitkan suatu laporan yang tepat dalam
kondisi ketika, dalam merumuskan suatu opini berdasarkan SA 700, auditor menyimpulkan
bahwa modifikasi terhadap opini auditor atas laporan keuangan diperlukan
Tipe Opini Modifikasian
SA ini menetapkan 3 tipe opini modifikasian : Opini wajar dengan pengecualian, opini tidak
wajar, dan opini tidak menyatakan pendapat, yang bergantung pada:
a. Sifat dari hal – hal yang menyebabkan dilakukannya modifikasi
b. Pertimbangan auditor tentang seberapa pervasifnya dampak atau kemungkinan hal – hal
tersebut terhadap laporan keuangan
Tujuan
- Tujuan auditor adalah untuk menyatakan dengan jelas suatu opini yang dimodifikasi dengan
tepat atas laporan keuangan yang dipelukan ketika :
a. Auditor menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh laporan keuangan secara
keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material; atau
b. Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup tepat untuk menyimpulkan bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material
Definsi
- Untuk tujuan SA ini, istilah – istilah dibawah in memiliki makna sebagai berikut:
a. Pervasif : suatu istilah yang digunakan dalam konteks kesalahan penyajian untuk
menggambarkan dampak kesalahan penyajian terhadap laporan keuangan atau kemungkinan
dampak kesalahan penyajian terhadap laporan keuangan, jika ada, yang tidak dapat terdeteksi
karena ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang tidak cukup dan tepat. Dampak
yang pervasif terhadap laporan keuangan adalah dampak yang menurut pertimbangan auditor
:
(i) Tidak terbatas pada unsure, akun, atau pos tertentu laporan keuangan;
(ii) Jika dibatasi, merupakan atau dapat merupakan suatu proporsi yang substansial terhadap
laporan keuangan; atau
(iii) Dalam hubungannya dengan pengngkapam, bersifat fundamental bagi pemahaman
pengguna laporan keuangan.
b. Opini modifikasian : suatu opini wajar dengan pengecualian suatu opini tidak wajar, atau
suatu opini tidak menyatakan pendapat
 Ketentuan
1. Perumusan Suatu Opini atas Laporan Keuangan
- Auditor harus merumuskan satu opini tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam
semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Untuk
merumuskan opini tersebut, auditor harus menyimpulkan apakah auditor telah mendapat
keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari
kesalahan material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan
- Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan ketentuan dalam kerangka pelaporan yang berlaku.
Bentuk Opini
- Auditor harus menyatakan opini tanpa modifikasi bila auditor menyimpulkan bahwa
laporan keuangan disusun dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku
- Jika auditor menyimpulkan bahwa berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan
keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material atau tidak dapat
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor harus memodifikasi opininya dalam
laporan auditor berdasarkan SA 705
Laporan Auditor
- Laporan auditor harus dalam bentuk tertulis.
- Laporan Auditor untuk Audit yang Dilaksanakan Berdasarkan Standar Audit:
a. Judul
b. Pihak yang dituju
c. Paragraph pendahulan
d. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
e. Tanggung jawab auditor
f. Opini Auditor
g. Tanggung jawab Pelaporan Lainnya
h. Tandatangan Auditor
i. Tanggal LAporan Audit
j. Alamat auditor
k. Bentuk buku laporan auditor tanpa modifikasi

PARAGRAF PENEKANAN SUATU HAL DAN PARAGRAF HAL LAIN


DALAM LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (SA 706)

Standar Audit (“SA”) ini mengatur komunikasi tambahan dalam laporan auditor ketika
auditor menganggap perlu untuk:
 Menarik perhatian pengguna laporan keuangan pada suatu hal atau beberapa hal yang
disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang sedemikian penting bahwa
hal atau hal-hal tersebut adalah fundamental bagi pemahaman pengguna laporan
keuangan; atau
 Menarik perhatian pengguna laporan keuangan pada suatu hal atau beberapa hal
selain yang disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang relevan bagi
pemahaman pengguna laporan keuangan atas audit, tanggung jawab auditor, atau
laporan auditor.
Tujuan
Tujuan auditor, setelah merumuskan suatu opini atas laporan keuangan, adalah untuk menarik
perhatian pengguna laporan keuangan, ketika menurut auditor hal tersebut perlu dilakukan,
melalui komunikasi tambahan yang jelas dalam laporan auditor, atas:
 Suatu hal, meskipun telah disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan
dengan tepat, yang sedemikian penting bahwa hal tersebut adalah fundamental bagi
pemahaman pengguna laporan keuangan atas laporan keuangan; atau
 Jika relevan, hal-hal lain yang relevan bagi pemahaman pengguna laporan keuangan
atas audit, tanggung jawab auditor, atau laporan auditor.
Definisi
Paragraf Penekanan Suatu Hal: Suatu paragraf yang tercantum dalam laporan auditor yang
mengacu pada suatu hal yang telah disajikan atau diungkapkan dengan tepat dalam laporan
keuangan yang, menurut pertimbangan auditor, sedemikian penting bahwa hal tersebut adalah
fundamental bagi pemahaman pengguna laporan keuangan atas laporan keuangan.
Paragraf Hal Lain: Suatu paragraf yang tercantum dalam laporan auditor yang mengacu pada
suatu hal selain yang telah disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang,
menurut pertimbangan auditor, relevan bagipemahaman pengguna laporan keuangan atas
audit, tanggung jawab auditor, atau laporan auditor.
Paragraf Penekanan Suatu Hal dalam Laporan Auditor
Jika suatu hal menurut auditor adalah fundamental bagi pengguna laporan keuangan, maka
auditor harus mencantumkan paragraf Penekanan Suatu Hal dalam laporan auditor selama
auditor telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
Paragraf penekanan dapat berisi hal-hal:
 Suatu ketidakpastian yang berhubungan dengan hasil di masa depan atas perkara
litigasi yang tidak biasa atau tindakan yang akan dilakukan oleh regulator.
 Penerapan dini (jika diizinkan) atas suatu standar akuntansi baru (sebagai contoh,
suatu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan baru) yang berdampak pervasif
terhadap laporan keuangan sebelum tanggal efektif berlakunya.
 Suatu bencana alam besar yang telah atau masih berlanjut yang mempunyai dampak
signifikan terhadap posisi keuangan entitas.
Ketika auditor mencantumkan paragraf Penekanan Suatu Hal dalam laporannya, auditor
harus:
 Meletakkan paragraf tersebut segera setelah paragraf opini dalam laporan auditor;
 Menggunakan judul “Penekanan Suatu Hal” atau judul lain yang tepat;
 Mencantumkan dalam paragraf tersebut suatu pengacuan yang jelas tentang hal yang
ditekankan dan acuan pada catatan atas laporan keuangan yang relevan tempat hal
tersebut diungkapkan dalam laporan keuangan; dan
 Mengindikasikan bahwa opini auditor tidak dimodifikasi sehubungan dengan hal yang
ditekankan tersebut
Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor
 Jika menurut auditor perlu untuk mengomunikasikan suatu hal lain selain yang telah
disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang menurut pertimbangan
auditor, relevan dan tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku,
maka auditor harus mencantumkan suatu paragraf dalam laporan auditor dengan judul
“Hal Lain” atau judul lain yang tepat.
 Auditor harus mencantumkan paragraf tersebut segera setelah paragraf Opini dan
paragraf Penekanan Suatu Hal, atau di tempat lain dalam laporan auditor jika isi
paragraf Hal Lain tersebut relevan dengan paragraf Tanggung Jawab Pelaporan Lain
Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
Jika auditor akan mencantumkan suatu paragraf Penekanan Suatu Hal atau suatu paragraf Hal
Lain dalam laporannya, maka auditor harus mengomunikasikan ekspektasi tersebut beserta
susunan kata-kata terkait dalam laporan auditor dengan pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola.
Ilustrasi suatu Laporan Auditor yang Mencantumkan Paragraf Penekanan Suatu Hal
Asumsi yang digunakan:
 Audit atas satu set lengkap laporan keuangan.
 Laporan keuangan tersebut disusun untuk suatu tujuan umum oleh manajemen entitas
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
 Ketentuan perikatan audit mencerminkan tanggung jawab manajemen atas laporan
keuangan dalam SA 210.
 Terdapat ketidakpastian yang berkaitan dengan suatu litigasi yang luar biasa yang
belum terselesaikan.
 Terdapat suatu penyimpangan dari Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang
menyebabkan suatu opini wajar dengan pengecualian.
 Sebagai tambahan terhadap audit atas laporan keuangan tersebut, auditor memiliki
tanggung jawab lain yang diharuskan berdasarkan peraturan perundangan-undangan
yang berlaku.
 Laporan auditor independen menggunakan pendekatan koresponding; laporan
keuangan periode lalu diaudit oleh KAP yang sama.
 Ketentuan rotasi (jika relevan) diabaikan.

INFORMASI KOMPARATIF – ANGKA KORESPONDING DAN LAPORAN


KEUANGAN KOMPARATIF (SA 710)
Standar Audit (”SA”) ini mengatur tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan informasi
komparatif dalam audit atas laporan keuangan. Ketika laporan keuangan periode lalu telah
diaudit oleh auditor pendahulu atau tidak diaudit, ketentuan dan panduan dalam SA 510
tentang saldo awal juga berlaku
Tujuan :
 Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah informasi
komparatif yang tercantum dalam laporan keuangan telah disajikan, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan ketentuan untuk informasi komparatif dalam kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku; dan
 Untuk melaporkan sesuai dengan tanggung jawab pelaporan auditor.
Definisi
Informasi komparatif: Angka-angka dan pengungkapan yang tercantum dalam laporan
keuangan yang berkaitan dengan satu atau lebih periode lalu sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku
Angka koresponding: Informasi komparatif yang angka-angka dan pengungkapan lainnya
untuk periode lalu dicantumkan sebagai suatu bagian integral dari periode kini, dan
dimaksudkan untuk dibaca hanya dalam hubungannya dengan angka-angka dan
pengungkapan lainnya yang berkaitan dengan periode kini (“angka-angka periode kini”).
Laporan keuangan komparatif: Informasi komparatif yang jumlah dan pengungkapan lainnya
untuk periode lalu dicantumkan untuk perbandingan dengan laporan keuangan periode kini
SIfat Informasi Komparatif
Sifat informasi komparatif yang disajikan dalam laporan keuangan suatu entitas bergantung
pada ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Terdapat dua pendekatan yang
berbeda terhadap tanggung jawab auditor atas pelaporan sehubungan dengan informasi
komparatif
 pendekatan angka koresponding, opini auditor atas laporan keuangan hanya mengacu
pada periode kini; sedangkan
 pendekatan laporan keuangan komparatif, opini auditor atas laporan keuangan
mengacu pada setiap periode yang tercantum dalam laporan keuangan.
Prosedur audit
Auditor harus menentukan apakah laporan keuangan mencakup informasi komparatif yang
diharuskan menurut kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan apakah informasi
tersebut telah diklasifikasikan dengan tepat. Untuk tujuan ini, auditor harus mengevaluasi
apakah:
 Informasi komparatif tersebut cocok dengan jumlah dan pengungkapan lain yang
disajikan dalam periode sebelumnya atau, jika relavan, telah disajikan kembali; dan
 Kebijakan akuntansi yang tercermin dalam informasi komparatif adalah konsisten
dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam periode kini atau, jika telah terjadi
perubahan dalam kebijakan akuntansi, apakah perubahan tersebut sudah dicatat
dengan tepat dan disajikan dan diungkapkan secara cukup.
Sebagaimana yang diharuskan oleh SA 580, auditor harus meminta representasi tertulis untuk
semua periode yang diacu dalam opini auditor. Auditor juga harus memperoleh representasi
tertulis yang spesifik berkaitan dengan penyajian kembali yang dibuat untuk mengoreksi
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan periode lalu yang berdampak terhadap
informasi komparatif.
Pendekatan angka Korespondensi
Opini auditor yang diterbitkan untuk laporan keuangan periode kini yang di dalamnya
terdapat informasi komparatif yang disajikan dengan menggunakan pendekatan angka
koresponding disebut pendekatan opini audit koresponding
Ketika angka koresponding disajikan, opini auditor tidak boleh mengacu ke angka-angka
koresponding kecuali Jika laporan auditor atas periode lalu, sebagaimana yang diterbitkan
sebelumnya, berisi opini wajar dengan pengecualian, opini tidak menyatakan pendapat, atau
opini tidak wajar serta hal yang menyebabkan modifikasi tersebut tidak dapat diselesaikan,
auditor harus memodifikasi opini auditor atas laporan keuangan periode kini. Dalam paragraf
Basis untuk Modifikasi dalam laporan auditor, auditor harus melakukan hal-hal sebagai
berikut:
 Mengacu baik ke angka-angka periode kini dan angka koresponding dalam penjelasan
tentang hal yang menimbulkan modifikasi ketika dampak atau kemungkinan dampak
hal tersebut terhadap angka-angka periode kini adalah material; atau
 Dalam kasus lain, menjelaskan bahwa opini auditor telah dimodifikasi karena dampak
atau kemungkinan dampak atas hal yang tidak dapat diselesaikan tersebut terhadap
daya banding angka-angka periode kini dan angka koresponding
Jika auditor memperoleh bukti audit bahwa terdapat kesalahan penyajian material dalam
laporan keuangan periode lalu yang terhadap laporan keuangan tersebut telah diterbitkan
suatu opini tanpa modifikasian, dan angka koresponding belum dinyatakan kembali dengan
semestinya atau pengungkapan yang tepat belum dilakukan, auditor harus menyatakan suatu
opini wajar dengan pengecualian atau suatu opini tidak wajar dalam laporan auditor atas
laporan keuangan periode kini, yang dimodifikasi berkaitan dengan angka koresponding yang
terdapat di dalamnya
Laporan Keuangan Diaudit oleh Auditor Pendahulu
Jika laporan keuangan periode sebelumnya diaudit oleh auditor pendahulu dan auditor tidak
dilarang oleh peraturan perundang-undangan untuk mengacu ke laporan auditor pendahulu
atas angka koresponding dan memutuskan untuk melakukan hal demikian, auditor harus
menyatakan dalam suatu Paragraf Hal Lain dalam laporan auditor:
 Laporan keuangan periode sebelumnya diaudit oleh auditor pendahulu;
 Jenis opini yang dinyatakan oleh auditor pendahulu dan, jika opini tersebut
dimodifikasi, alasan modifikasi tersebut; dan
 Tanggal laporan tersebut
Laporan keuangan Tidak Diaudit
Jika laporan keuangan periode sebelumnya tidak diaudit, auditor harus menyatakan dalam
suatu paragraf Hal Lain dalam laporan auditor bahwa angka koresponding tidak diaudit.
Namun pernyataan tersebut tidak membebaskan auditor dari ketentuan untuk memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat bahwa saldo awal tidak mengandung kesalahan penyajian
yang berdampak material terhadap laporan keuangan periode kini
2. Pendekatan Laporan Keuangan Komparatif
Ketika laporan keuangan komparatif disajikan, opini auditor harus mengacu ke setiap periode
laporan keuangan yang disajikan dan atas laporan-laporan keuangan tersebut opini auditor
dinyatakan.
Opini auditor yang diterbitkan untuk laporan keuangan periode kini dan informasi komparatif
yang disajikan dengan menggunakan pendekatan laporan keuangan komparatif disebut
pendekatan opini audit komparatif
Laporan Keuangan Diaudit oleh Auditor Pendahulu
Jika laporan keuangan periode lalu diaudit oleh auditor pendahulu, selain menyatakan opini
atas laporan keuangan periode kini, auditor harus menyatakan dalam suatu paragraf Hal Lain:
 Bahwa laporan keuangan periode lalu diaudit oleh auditor pendahulu;
 Jenis opini yang dinyatakan oleh auditor pendahulu dan, jika opini tersebut
dimodifikasi, alasan modifikasi tersebut, dan;
 Tanggal laporan tersebut

TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS INFORMASI LAIN DALAM DOKUMEN


YANG BERISI LAPORAN KEUANGAN AUDITAN (SA 720)

Standar Audit (“SA”) ini mengatur tanggung jawab auditor atas informasi lain dalam
dokumen yang berisi laporan keuangan auditan dan laporan auditor terkait. Dalam hal tidak
terdapat ketentuan khusus dalam perikatan, opini auditor tidak mencakup informasi lain dan
auditor tidak memiliki tanggung jawab khusus untuk menentukan apakah informasi lain
tersebut telah disajikan dengan tepat. Namun, auditor tetap harus membaca informasi lain
tersebut karena kredibilitas laporan keuangan auditan dapat terganggu oleh
ketidakkonsistensian material antara laporan keuangan auditan dan informasi lain tersebut
Tujuan
Tujuan auditor adalah untuk merespons dengan tepat ketika dokumen yang berisi laporan
keuangan auditan dan laporan auditor terkait mencakup informasi lain yang dapat
mengganggu kredibilitas laporan keuangan tersebut dan laporan auditor terkait.
Definisi
 Informasi lain: Informasi keuangan dan non-keuangan (selain laporan keuangan dan
laporan auditor terkait) yang tercantum, baik yang dipersyaratkan oleh peraturan
perundang-undangan atau kebiasaan, dalam suatu dokumen yang berisi laporan
keuangan auditan dan laporan auditor terkait.
 Ketidakkonsistensian: Informasi lain yang bertentangan dengan informasi yang
terdapat dalam laporan keuangan auditan. Suatu ketidakkonsistensian material dapat
menimbulkan keraguan tentang kesimpulan audit yang ditarik dari bukti audit yang
diperoleh sebelumnya dan, kemungkinan, tentang basis untuk opini auditor atas
laporan keuangan.
 Kesalahan penyajian atas fakta: Informasi lain yang tidak berhubungan dengan hal-hal
yang tercantum dalam laporan keuangan auditan yang tidak disajikan dengan benar.
Suatu kesalahan penyajian material atas fakta dapat mengganggu kredibilitas
dokumen yang berisi laporan keuangan auditan.
Membaca Informasi Lain
Auditor harus melakukan pengaturan yang tepat dengan manajemen atau pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola untuk memperoleh informasi lain sebelum tanggal laporan
auditor. Jika tidak memungkinkan untuk memperoleh seluruh informasi lain sebelum tanggal
laporan auditor, maka auditor harus membaca informasi lain tersebut sesegera mungkin
Ketidakkonsistensian Material
Diperoleh Sebelum Tanggal Laporan Auditor
Jika dari membaca informasi lain, auditor mengidentifikasi adanya suatu
ketidakkonsistensian material, maka auditor harus menentukan apakah laporan keuangan
auditan atau informasi lain perlu direvisi.
Jika revisi terhadap laporan keuangan auditan diperlukan dan manajemen menolak untuk
melakukan revisi tersebut, maka auditor harus memodifikasi opininya dalam laporan auditor
sesuai dengan SA 705 dan
auditor harus mengomunikasikan hal tersebut kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola, kecuali seluruh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat dalam
pengelolaan entitas dan:
 Mencantumkan dalam laporan auditor suatu paragraf Hal Lain yang menjelaskan
tentang ketidakkonsistensian material sesuai dengan SA 706;4
 Menangguhkan penerbitan laporan auditor; atau
 Menarik diri dari perikatan, jika penarikan diri dimungkinkan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Ketidakkonsistensian Material yang Teridentifikasi dalam Informasi Lain yang Diperoleh
Setelah Tanggal Laporan Auditor
 Jika revisi terhadap laporan keuangan auditan diperlukan, maka auditor harus
mengikuti ketentuan yang relevan dalam SA 560
 Apabila manajemen bersedia untuk melakukan revisi tersebut, maka auditor harus
melakukan prosedur yang diperlukan dalam kondisi tersebut
 Jika manajemen menolak untuk melakukan revisi tersebut, maka auditor harus
memberitahu pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola (kecuali seluruh pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat dalam pengelolaan entitas) mengenai
perhatian auditor atas informasi lain, dan melakukan tindakan lebih lanjut yang tepat
Kesalahan Penyajian Material atas Fakta
Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat suatu kesalahan penyajian material atas fakta
dalam informasi lain dan manajemen menolak untuk mengoreksinya, maka auditor harus
memberitahu pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang perhatian auditor atas
informasi lain tersebut dan melakukan tindakan lebih lanjut yang tepat

-----------------------------------

Anda mungkin juga menyukai