Definisi Hal Audit Utama: Hal audit utama adalah masalah atau peristiwa yang dalam
penilaian auditor memiliki risiko signifikan atau dampak material terhadap laporan
keuangan. Hal ini dapat mencakup kebijakan akuntansi yang kompleks, ketidakpastian
yang signifikan, peristiwa pasca-tanggal neraca yang penting, pelanggaran terhadap
peraturan, atau penyesuaian akuntansi material.
Tanggung Jawab Auditor: Auditor memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi hal
audit utama selama proses audit. Auditor harus memperoleh pemahaman yang memadai
tentang entitas yang diaudit dan lingkungan bisnisnya untuk mengidentifikasi hal-hal
tersebut.
Isi Laporan: Laporan auditor independen harus mencakup pengungkapan yang cukup
mengenai hal audit utama. Auditor harus memberikan deskripsi singkat tentang hal-hal
tersebut, implikasi yang relevan, serta tindakan yang diambil atau direkomendasikan oleh
auditor.
Tanggal Laporan Auditor Independen: Auditor harus mempertimbangkan apakah ada hal-
hal audit utama yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan yang perlu
dikomunikasikan dalam laporan auditor independen. Jika hal-hal tersebut mempengaruhi
penilaian auditor, auditor harus mengkomunikasikannya dengan tepat.
Bentuk Opini
Auditor harus menyatakan opini tanpa modifikasi bila auditor menyimpulkan bahwa laporan
keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku
Jika Auditor :
a. Menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara
keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material atau
b. Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material : auditor harus
memodifikasi opininya dalam laporan auditor berdasarkan SA 705
SA 700 mengenai Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan dalam paragraf
12 mengatur bahwa auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan disusun, dalam semua
hal yang material, sesuai dengan ketentuan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Pengevaluasian tersebut, harus mencakup pertimbangan atas aspek kualitatif praktik akuntansi
entitas, termasuk indikator kemungkinan penyimpangan dalam pertimbangan manajemen.
Tanggung Jawab Manajemen terhadap Laporan Keuangan
Bagian dari laporan ini menjelaskan tanggung jawab pihak-pihak dalam organisasi yang
bertanggung jawab atas laporan keuangan.
Laporan auditor tidak perlu menunjuk secara khusus pada “manajemen”, tetapi harus
menggunakan istilah yang tepat dalam konteks kerangka hukum dalam yurisdiksi tertentu.
Laporan auditor harus mencangkup suatu bagian dengan judul “ Tanggung Jawab Manajemen
atas Laporan Keuangan”.
Laporan auditor harus menjalankan tanggung jawab manajemen atas
penyusunan laporan keuangan , yang harus mencangkup penjelasan bahwa
manajemen bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku,
Ketika Laporan keuangan disusun sesuai dengan suatu kerangka penyajian
wajar, penjelasan tentang tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
dalam laporan auditor harus menunjuk pada “ penyusunan wajar laporan
keuangan tersebut”
Tanggung Jawab Auditor
Laporan Auditor harus mencangkup suatu bagian dengan judul “Tanggung Jawab
Auditor”.
Laporan auditor harus menyatakan bahwa tanggung jawab auditor adalah untuk
menyatakan suatu pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit
Laporan auditor harus menyatakan bahwa audit berdasarkan Standar Audit yang
ditetapkan oleh IAPI. Laporan auditor juga harus menjelaskan bahwa standar
tersebut mengharuskan auditor untuk memenuhi ketentuan etika dan bahwa auditor
merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai
tentang apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material.
Laporan auditor harus menggambarkan suatu audit dengan menyatakan bahwa :
a. Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit
atas angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
b. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk
penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan,
baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakuan
penilaian tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang
relevan dengan penyusunan laporan keuangan entitas untuk merancang
prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya.
c. Suatu audit juga mencangkup mengevaluasi atas ketetapan kebijakan
akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat
manajemen, serta penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Opini Auditor
Laporan auditor harus mencangkup suatu bagian dengan judul “Opini”
Ketika menyatakan suatu opini tanpa memodifikasi atas laporan keuangan
yang disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, laporan audit harus
(kecuali jika diharuskan lain oleh peraturan perundang-undangan)
menggunakan frasa dibawah ini: Laporan keuangan menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material…. sesuai dengan STandar Akuntansi Keuangan
di Indonesia. (Ref: ParaA27-A33
Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan
yang disusun berdasarkan suatu kerangka kepatuhan, opini auditor harus
menyatakan bahwa laporan keuangan disusun dalam semua hal yang material,
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (Ref: Para. A25,
A29-A33)
Jika rujukan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam opini audit
bukan pada Standar Akuntansi keuangan di Indonesia maka opini auditor harus
mengidentifikasi yuridis atas kerangka tersebut.
Tanggung Jawab dan Pelaporan Lainnya
Jika auditor menyatakan tanggung jawab pelaporannya dalam laporan auditor
atas laporan keuangan yang merupakan tambahan terhadap tanggung jawab
auditor berdasarkan SA untuk melaporkan laporan keuangan, maka tanggung
jawab pelaporan lain tersebut harus dinyatakan didalam suatu bagian terpisah
dalam laporan auditor.
Jika laporan auditor mengandung suatu bagian terpisah atas tanggung jawab
pelaporan lainnya, maka judul pernyataan, pernyataan dan penjelasan, diberi
judul “Pelaporan atas Laporan Keuangan” Bagian “Pelaporan Lain atas
Ketentuan Hukum dan Reguler harus disajikan setelah bagian “ Pelaporan atas
Laporan Keuangan.
Selanjutnya, paragraf 13 menjelaskan bahwa SECARA KHUSUS, auditor harus
mengevaluasi apakah, dari sudut pandang ketentuan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku :
1. Laporan keuangan mengungkapkan kebijakan akuntansi signifikan yang
dipilih dan diterapkan secara memadai;
2. Kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan konsisten dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku dan sudah tepat;
3. Estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen adalah wajar;
4. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, dapat
diandalkan, dapat diperbandingkan, dan dapat dipahami;
5. Laporan keuangan menyediakan pengungkapan yang memadai untuk
memungkinkan pengguna laporan keuangan yang dituju memahami pengaruh
transaksi dan peristiwa material terhadap informasi yang disampaikan dalam
laporan keuangan; dan
6. Terminologi yang digunakan dalam laporan keuangan, termasuk judul setiap
laporan keuangan, sudah tepat.
Paragraf 14 menjelaskan bahwa ketika laporan keuangan disusun berdasarkan suatu
kerangka penyajian wajar, pengevaluasian yang diharuskan oleh paragraf 12-13 juga
harus mencakup apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar. Pengevaluasian
auditor tentang apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar harus mencakup
pertimbangan-pertimbangan berikut :
1. Penyajian, struktur, dan isi laporan keuangan secara keseluruhan; dan
2. Apakah laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan terkait,
mencerminkan transaksi dan peristiwa yang mendasarinya dengan suatu cara
yang mencapai penyajian wajar.
Terakhir, dalam paragraf 15 dijelaskan bahwa jenis evaluasi lainnya yang harus
dilakukan adalah auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan merujuk
secara memadai pada, atau menjelaskan, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
(HRD).
Rangkuman SA 720
Standar audit (SA) ini mengatur tanggung jawab auditor atas informasi lain dalam dokumen
yang berisi laporan keuangan auditan dan laporan auditor terkait. Dalam hal tidak terdapat
ketentuan khusus dalam perikatan, opini auditor tidak mencakup informasi lain dan auditor tidak
memiliki tanggung jawab khusus untuk menentukan apakah informasi lain tersebut disajikan
dengan tepat. Namun auditor tetap harus membaca informasi lain tersebut karena kredibilitas
laporan keuangan auditan dapat terganggu oleh ketidak konsistenan material antara laporan
keuangan auditan dan informasi lain tersebut. Tujuan auditor adalah merespons dengan tepat
ketika dokumen yang berisi laporan keuangan auditan dan laporan auditor terkait mencakup
informasi lain yang dapat mengganggu kredibilitas. Dalam SA 720 ini memiliki beberapa makna,
yaitu :
a.Informasi keuangan dan non keuangan (selain laporan keuangan dan laporan auditor terkait)
yang tercantum, baik yang dipersyaratkan oleh peraturan perundang – undangan atau kebiasaan,
dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan auditan dan laporan auditor terkait.
c. Kesalahan penyajian atas fakta mengenai informasi lain yang tidak berhubungan dengan hal-
hal yang tercantum dalam laporan keuangan auditan yang tidak disajikan dengan benar.
Suatu kesalahan penyajian material atas fakta dapat mengganggu kredibilitas dokumen yang
berisi laporan keuangan auditan. Auditor harus membaca informasi lain untuk mengidentifikasi
adanya ketidakkonsistenan material, jika ada dengan laporan keuangan auditan. Auditor harus
melakukan pengaturan yang tepat dengan manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola untuk memperoleh informasi lain sebelum tanggal laporan auditor jika tidak
memungkinkan untuk memperoleh seluruh informasi lain sebelum tanggal auditor, maka auditor
harus membaca informasi lain tersebut sesegera mungkin.