Laporan auditor yang tidak dimodifikasi harus diungkapkan ketika auditor menyimpulkan bahwa laporan

keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
diidentifikasi. Laporan auditor yang berisi opini tanpa modifikasian juga menunjukkan secara implisit bahwa
setiap perubahan dalam prinsip akuntansi atau metode penerapannya, serta dampaknya, telah ditentukan
dan diungkapkan dengan tepat dalam laporan keuangan. Ilustrasi 12.2, sebelumnya, menunjukkan contoh
kata-kata untuk laporan auditor yang tidak dimodifikasi.

Persyaratan untuk Memberikan Pendapat Tanpa Modifikasi

Untuk membentuk opini tersebut, auditor harus menyimpulkan apakah ia telah memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan
oleh kecurangan maupun kesalahan. Kesimpulan tersebut harus mempertimbangkan apakah bukti audit
yang cukup dan tepat telah diperoleh, apakah kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi bersifat material,
secara individual atau agregat; dan evaluasi tertentu mengenai kesesuaian laporan keuangan dengan
persyaratan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Evaluasi kepatuhan terhadap kerangka pelaporan
mencakup pertimbangan aspek kualitatif praktik akuntansi entitas, termasuk indikator kemungkinan bias
dalam pertimbangan manajemen. Secara khusus, auditor harus mengevaluasi:

■ apakah laporan keuangan cukup mengungkapkan kebijakan akuntansi penting yang dipilih dan apakah
kebijakan tersebut konsisten dan tepat;

■ estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen adalah wajar;

■ informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, dapat diandalkan, dapat dibandingkan
dan dapat dimengerti;

■ pengungkapan untuk memungkinkan pengguna yang dituju memahami dampak transaksi dan peristiwa
material terhadap informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan; Dan

■ terminologi yang digunakan dalam laporan keuangan, termasuk judul setiap laporan keuangan, sudah
tepat.

Apabila laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka penyajian wajar, evaluasi di atas juga mencakup
apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar. Evaluasi auditor mengenai apakah laporan keuangan
mencapai penyajian wajar mencakup pertimbangan atas penyajian keseluruhan, struktur dan isi laporan
keuangan; dan apakah laporan keuangan dan catatan terkait mewakili transaksi dan peristiwa yang
mendasarinya dan mencapai penyajian wajar.

Jika auditor menyimpulkan, berdasarkan bukti audit, bahwa laporan keuangan secara keseluruhan tidak
bebas dari salah saji material, atau ia tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, ia harus
mengubah opini dalam laporan auditor dengan menyatakan: memenuhi syarat, merugikan atau menafikan
pendapat.

Auditor akan menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian apabila:16

■ setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor menyimpulkan bahwa salah saji, baik
secara individual maupun keseluruhan, bersifat material, namun tidak bersifat pervasif, terhadap laporan
keuangan; atau
■ auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang menjadi dasar opininya, namun
auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap
laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material namun tidak pervasif.

Konsep kunci yang perlu dipertimbangkan adalah materialitas dan pervasif. Informasi bersifat material jika
penghilangan atau salah sajinya dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil pengguna
berdasarkan laporan keuangan. Materialitas bergantung pada besar kecilnya pos atau kesalahan yang dinilai
berdasarkan kondisi tertentu yang menyebabkan kelalaian atau salah saji. Oleh karena itu, materialitas
memberikan ambang batas atau titik batas dan bukan merupakan karakteristik kualitatif utama yang harus
dimiliki suatu informasi agar berguna. Pervasif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan dampak
salah saji pada laporan keuangan atau kemungkinan dampaknya terhadap laporan keuangan

pernyataan salah saji yang tidak terdeteksi karena ketidakmampuan memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat. Dampak pervasif terhadap laporan keuangan adalah dampak yang, menurut pertimbangan auditor:

■ tidak terbatas pada elemen, akun, atau pos tertentu dalam laporan keuangan;

■ jika dibatasi, mewakili atau dapat mewakili sebagian besar laporan keuangan; atau

■ sehubungan dengan pengungkapan, merupakan hal mendasar bagi pemahaman pengguna laporan
keuangan.

Contoh kata-kata dalam laporan yang memenuhi syarat diberikan pada Ilustrasi 12.4. Ilustrasi ini
merupakan laporan opini wajar dengan pengecualian yang didasarkan pada ketidakmampuan memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat. Perlu dicatat bahwa di beberapa negara auditor tidak diperbolehkan
menerima suatu perikatan jika terdapat batasan ruang lingkup yang diketahui.

■ Laporan Auditor yang Mengandung Adverse Opinion

Auditor harus menyatakan opini tidak wajar ketika auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat, menyimpulkan bahwa salah saji, baik secara individual maupun agregat, bersifat material dan
meresap dalam laporan keuangan.

Opini tidak wajar dikeluarkan jika dampak ketidaksepakatan begitu material dan meresap terhadap laporan
keuangan sehingga auditor menyimpulkan bahwa kualifikasi laporannya tidak cukup untuk mengungkapkan
sifat laporan keuangan yang menyesatkan atau tidak lengkap.

Contoh kata-kata dalam laporan auditor yang berisi opini tidak wajar untuk laporan keuangan yang salah saji
secara material akibat tidak dikonsolidasinya anak perusahaan diberikan pada Ilustrasi 12.5 .

Perhatikan bahwa laporan opini tidak wajar mempunyai sebuah paragraf, sebelum paragraf opini tidak
wajar, yaitu paragraf yang membahas ketidaksepakatan. Misalnya, dalam Ilustrasi 12.5, auditor mempunyai
perselisihan dengan manajemen mengenai konsolidasi anak perusahaan.

Jelas dari pembacaan paragraf opini bahwa laporan opini tidak wajar kemungkinan besar akan mempunyai
dampak yang sangat negatif terhadap pembaca laporan dan laporan keuangan terkait; oleh karena itu,
laporan tersebut diterbitkan hanya setelah semua upaya untuk membujuk klien agar menyesuaikan laporan
keuangan telah gagal. Satu-satunya pilihan lain yang tersedia bagi auditor dalam situasi ini adalah penarikan
diri dari perikatan.
 Laporan Auditor yang Mengandung Opini Disclaimer

Auditor akan tidak menyatakan pendapat jika ia tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
sebagai dasar opininya, dan ia menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak
terdeteksi terhadap laporan keuangan dapat bersifat material dan pervasif. Auditor juga akan menolak opini
jika, dalam kondisi yang sangat jarang terjadi dan melibatkan banyak ketidakpastian, auditor menyimpulkan
bahwa, meskipun telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai setiap ketidakpastian
individual, tidak mungkin untuk menyatakan opini atas laporan keuangan. karena potensi interaksi
ketidakpastian dan kemungkinan dampak kumulatifnya terhadap laporan keuangan.

Laporan auditor yang berisi pernyataan tidak memberikan pendapat harus diungkapkan jika dampak yang
mungkin timbul dari pembatasan ruang lingkup begitu material dan pervasif sehingga auditor tidak dapat
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat sehingga tidak dapat menyatakan pendapat atas laporan
keuangan. .

Contoh kata-kata dalam laporan tidak memberikan opini karena pembatasan ruang lingkup (karena
ketidakmampuan auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang suatu elemen
laporan keuangan) diberikan dalam Ilustrasi 12.6.

Ketika seorang auditor mengeluarkan opini tidak menyatakan pendapat, sering kali terdapat temuan
mengenai pengendalian internal (pengendalian atau tidak efektif atau hilang/tidak pada tempatnya, atau
kombinasinya). Oleh karena itu, memahami SA 265 ‘Mengkomunikasikan Defisiensi dalam Pengendalian
Internal kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola dan Manajemen’ akan sangat membantu.

Setiap kali auditor mengeluarkan laporan yang tidak dimodifikasi, ia harus menyertakan uraian yang jelas
tentang seluruh alasan substantif yang harus dimasukkan dalam laporan dan kualifikasi dampak yang
mungkin terjadi terhadap laporan keuangan. Informasi ini harus dituangkan dalam paragraf tersendiri,
sebelum opini atau penolakan berpendapat

dan dapat menyertakan referensi ke pembahasan yang lebih luas, jika ada, dalam catatan atas laporan
keuangan.

Jika setelah menerima penugasan, auditor mengetahui bahwa manajemen memberlakukan pembatasan
pada ruang lingkup audit yang kemungkinan akan mengakibatkan perlu adanya opini terbatas atau
penolakan opini atas laporan keuangan, auditor harus meminta agar manajemen menghapus pembatasan
tersebut. Jika manajemen menolak untuk menghapus pembatasan tersebut, auditor harus berkomunikasi
dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan menentukan apakah mungkin untuk melakukan
prosedur alternatif guna memperoleh bukti audit yang memadai.

Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang memadai, auditor harus menentukan potensi dampak
kesalahan yang tidak terdeteksi pada laporan keuangan. Jika dampaknya dapat signifikan tetapi tidak
merata, auditor akan memberikan opini terbatas. Jika auditor menyimpulkan bahwa dampak potensial
kesalahan yang tidak terdeteksi dapat bersifat signifikan dan merata, auditor harus menarik diri dari audit.
Jika penarikan diri dari audit sebelum penerbitan laporan tidak dapat dilakukan, auditor harus menolak
memberikan opini atas laporan keuangan. Sebelum menarik diri, auditor akan berkomunikasi kepada pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola mengenai masalah yang teridentifikasi.
Ketika auditor menganggap perlu memberikan opini merugikan atau menolak memberikan opini atas
laporan keuangan secara keseluruhan, laporan auditor tidak boleh mencakup opini tidak dimodifikasi terkait
kerangka pelaporan keuangan yang sama pada satu laporan keuangan atau satu atau lebih elemen,
rekening, atau item tertentu dari laporan keuangan. Memasukkan opini tidak dimodifikasi dalam laporan
yang sama dalam keadaan ini akan bertentangan dengan opini merugikan atau penolakan opini atas laporan
keuangan secara keseluruhan.