MATERIALITAS
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
Jenny – 43219110234
PENDAHULUAN
Materialitas dalam audit merupakan hal penting yang menimbulkan dan melahirkan
sebuah opini audit sebagai pengambil keputusan sehat tidaknya perusahaan. Tujuan
penulisan untuk mengetahui konsep, tahap dan hubungan materialitas dalam audit. Metode
penulisan yang diambil yaitu metode kepustakaan dan observasi kepustakaan. Hasilnya
bahwa Materialitas sangat mempengaruhi proses audit, dikarenakan seluruh proses audit
tergantung dari berapa besar SALAH SAJI Materialitas sehingga menimbulkan kesimpulan
materialiatas merupakan satu diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan
auditor tentang kecukupan bukti audit sehingga membuat generalisasi hubungan antara
materalitas dengan bukti audit dalam mengambil keputusan audit dan menimbulkan OPINI
AUDIT.
1.2 Landasan Teori
Materialitas mengukur apa yang dianggap signifikan oleh pemakai laporan
keuangan dalam membuat keputusan ekonomis. Konsep materialitas mengakui
bahwa hal–hal tertentu, terpisah atau tergabung, penting untuk pembuat keputusan
ekonomis berdasarkan laporan keuangan tersebut. Contoh keputusan ekonomis : menanam
modal dalam entitas itu, bertransaksi bisnis dengannya meminjamkan
uang kepadanya, dan lain-lain.
Materialitas digunakan untuk membuat dan mengaudit laporan keuangan, materialitas
untuk laporan keuangan secara keseluruhan (materialitas yang menyeluruh) sering kali
dijelaskan, misalnya dalam kerangka pelaporan keuangan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Jenis opini yang satu ini diberikan oleh auditor atas dasar keadaan
tertentu yang tidak memiliki dampak secara langsung terhadap pendapat wajar.
Perbedaan dari kenis opini ini terletak pada paragraph penjelasan yang
diberikan oleh auditor terkait dengan keadaan tertentu yang telah dinyatakan
sebelumnya.
Beberapa jenis keadaan yang dapat memicu modified unqualified opinion
adalah:
- Sebagian dari pendapat auditor ditarik dari pendapat auditor independen
lainnya
- Tidak tersedianya aturan yang jelas terkait dengan laporan keuangan
sehingga berpotensi dianggap menyimpang dari SAK (Standar Akuntansi
Keuangan).
- Adanya pengaruh ketidakpastian peristiwa masa yang akan datang dan
hasilnya tidak dapat diperkirakan.
d. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Audit harus menyatakan opini tidak wajar ketika auditor setelah
melakukan pemeriksaan memperoleh bukti yang cukup dan tepat kemudian
menyimpulkan bahwa ada kesalahan penyajian. Baik secara individual maupun
secara agregasi adalah material dan pervasif terhadap laporan keuangan.
Pervasif sendiri diartikan sebagai kesalahan yang akan membawa dampak
kemana-mana atau mendalam.
e. Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
Opini tidak menyatakan pendapat diberikan auditor ketika auditor tidak
memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk mendasari opini audit, dan
auditor tidak menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian material
yang tidak terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada,
dapat bersifat material dan pervasif.
3. Jelaskan tujuan prosedur analitis?
a. Menjadi Alat Perencanaan : Prosedur analitis dapat membantumu dalam
menentukan nature, timing dan perluasan prosedur audit lainnya. Dengan
demikian, kamu dapat lebih memahami bisnis klien, dan menentukan area yang
mungkin terdapat risiko.
6
b. Pengujian Substantif : Prosedur analitis juga dapat kamu gunakan sebagai uji
substantif. Artinya, melalui prosedur analitis kamu akan mendapatkan bukti
nyata terkait asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis
transaksi.
c. Melakukan Review Menyeluruh : Pada tahap penyelesaian audit, prosedur
analitis juga dapat menjadi review menyeluruh atas sebuah laporan keuangan.
Melalui prosedur analitis, kamu dapat mengidentifikasi kenaikan atau
penurunan tidak biasa yang mungkin tidak terdeteksi pada tahap perencanaan
maupun pengujian audit. Selain itu, prosedur analitis akan memastikan bahwa
laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Setiap audit laporan keuangan
yang dilakukan berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia harus menggunakan prosedur analitis, khususnya pada tahap
perencanaan dan tahap akhir. Sementara itu, prosedur analitik dianggap lebih
efektif dibandingkan pengujian rinci untuk mencapai tujuan pengujian
substantif.
4. Carilah Laporan keuangan perusahaan go public yang ada di Indonesia pada tahun
2018, hitunglah tingkat materialitas pada tingkat akun dan keseluruhan dan hitung
lah rasio keuangan yang terdiri dari:
a. rasio likuiditas,
b. rasio profitabilitas,
c. rasio solvabilitas,
d. rasio rentabilitas dan
e. rasio aktivitas?
Note: tingkat materialitas untuk aset, utang dan equity masing-masing 5% dan
pendapatan serta beban masing-masing 10%
7
8
9
117.303.000.000
=
5%
= 5.865.150.000
Jumlah Equity
d. Pendapatan (10%) =
Tingkat Materialitas
130.784.000.000
=
10%
= 13.078.400.000
Jumlah Equity
e. Beban (10%) =
Tingkat Materialitas
93.759.000.000
=
10%
= 9.375.900.000