Anda di halaman 1dari 8

PENELAAHAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tugas ini dikerjakan untuk memenuhi tugas Dosen Mata Kuliah Auditing dan Assurans

Oleh :

Dwita Ninzi Maiviza

NPM : 51622220013

MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2023
PENYELESAIAN, PENELAAHAN, DAN PELAPORAN AUDIT

1. Penelaahan auditor atas laporan keuangana.


a. Peristiwa setelah periode pelaporan
Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir periode
pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, baik peristiwa yang
menguntungkan maupun yang tidak. Peristiwa-peristiwa tersebutdapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu:
• Peristiwa yang memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode
pelaporan (peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan)
• Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya kondisi setelah periode pelaporan
(peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan)
b. Kelangsungan usaha
Istilah kelangsungan usaha/ going concern merupakan asumsi akuntansi
yangmengharapkan sebuah usaha dapat berlanjut terus dalam waktu yang tak terbatas,
juga disebut continuity. Kelangsungan usaha/ going concern adalah
kelangsunganhidup suatu entitas bisnis, dimana suatu entitas dianggap
mampumempertahankan usahanya dalam jangka waktu yang panjang, dengan
pengertian bahwa entitas tersebut tidak akan mengalami kebangkrutan dalam jangka
waktuyang pendek. Indikasi dari terjadinya kebangkrutan merupakan indikasi yang
nyata dari keraguan atau kesangsian terhadap kelangsungan hidup suatu entitas.
Dalam proses audit, auditor tidak hanya menilai kewajaran penyajian laporankeuangan,
tetapi juga bertanggung jawab untuk mengevaluasi kelangsunganhidup perusahaan.
Auditor harus memutuskan apakah mereka yakin bahwa perusahaan akan mampu
bertahan dimasa yang akan datang. Penilaian ini dapatdilakukan dengan mengevaluasi
akibat setiap transaksi yang berpengaruhsignifikan terhadap kegiatan operasional
perusahaan.
Suatu asumsi yang mendasari proses akuntansi adalah bahwa perusahaan melaporkan
akan melanjutkan sebagai suatu kelangsungan usaha/ going concern.Artinya suatu
entitas dianggap mampu mempertahankan usahanya dalam jangka panjang dan tidak
akan dilikuidasi. Laporan keuangan mengukur mengenaiinformasi posisi keuangan
suatu entitas dan hasil dari operasi. Laporan auditor menambah dimensi kualitatif
terhadap suatu informasi. Auditor merupakan perantara antara penyedia laporan
keuangan dan pengguna laporan tersebut.
Istilah kelangsungan usaha/ going concern dapat diinterpretasikan dalam dua hal,yang
pertama adalah kelangsungan usaha/ going concern sebagai konsep danyang kedua
adalah kelangsungan usaha/ going concern sebagai opini audit.
Sebagai konsep, istilah kelangsungan usaha/ going concern dapat diinterpretasikan
sebagai kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsunganusahanya dalam
jangka panjang. Sebagai opini audit, istilah kelangsungan usaha/going concern
menunjukkan auditor memiliki kesangsian mengenai kemampuan perusahaan untuk
melanjutkan usahanya dimasa mendatang.
c. Perbandingan (comparability and corresponding figures)
Sifat informasi komparatif yang disajikan dalam laporan keuangan entitas diatur oleh
ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang relevan. Dua pendekatanuntuk tanggung
jawab pelaporan auditor sehubungan dengan informasikomparatif meliputi:
• Angka yang sesuai
• Laporan keuangan komparatif

Pendekatan yang perlu diadopsi oleh auditor sering diatur oleh peraturan atauundang-
undang, namun mungkin juga ditentukan dalam ketentuan perikatan.Perbedaan utama
pelaporan audit antara pendekatan-pendekatan tersebut adalah:

• Dalam hal angka yang sesuai, hanya periode berjalan yang dirujuk untuk
opiniauditor atas laporan keuangan; sedangkan.
• Dalam hal laporan keuangan komparatif, setiap periode penyajian laporan
keuangan tersebut dirujuk untuk tujuan opini auditor.

Ketika angka korespondensi disajikan, opini auditor tidak boleh mengacu


padaangka korespondensi kecuali keadaan berikut:

• Dalam hal laporan auditor atas laporan keuangan periode lalu, seperti
yangditerbitkan sebelumnya, termasuk pernyataan tidak memberikan pendapat,
pendapat dengan pengecualian, atau pendapat tidak wajar dan hal-hal
yangmemerlukan modifikasi yang belum terselesaikan.
• Dalam hal auditor mengumpulkan bukti audit bahwa ada salah saji
materialdalam laporan keuangan periode lalu yang sebelumnya telah
diterbitkan opinitanpa modifikasian.
• Dalam hal laporan keuangan periode sebelumnya tidak diaudit.

Untuk keadaan yang disebutkan dalam poin (1) di atas, auditor harusmemodifikasi
opini auditnya atas laporan keuangan periode berjalan. Dalam paragraf Dasar untuk
Modifikasi dalam laporan auditnya, auditor harus:

a) Mengacu pada periode saat ini serta angka-angka yang sesuai dalamdeskripsi
masalah yang memerlukan modifikasi ketika dampak ataukemungkinan
dampak dari hal tersebut pada angka-angka periode berjalanadalah material.
ATAU
b) Auditor dalam kasus lain harus menjelaskan bahwa opini auditnya
telahdimodifikasi karena dampak atau kemungkinan dampak dari suatu
masalahyang belum terselesaikan terhadap komparabilitas angka-angka pada
periode yang ada dan angka-angka korespondensi tersebut.
2. Komunikasi dengan penanggung jawab tata kelola: dewan komisaris dan komite
audit.
Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola suatu Perusahaan adalah individu
atauorganisasi (atau organisasi-organisasi, seperti wali amanat) yang memiliki tanggung
jawab untuk mengawasi arah strategis entitas dan pemenuhan kewajiban yang berkaitan
dengan akuntabilitas entitas. Seperti anggota eksklusif suatu dewan tatakelola entitas
swasta atau sektor publik, atau seorang pemilik-manajer. Pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola Perusahaan melakukan pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan.
Mengapa harus berkomunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelolaPerusahaan? Pentingnya berkomunikasi dua-arah antara auditor dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola Perusahaan memiliki peran untuk membantu:
1) Auditor dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam memahami
halyang terkait dengan konteks audit; dan dalam mengembangkan hubungan
kerjayang saling mendukung. Hubungan ini dibangun bersamaan
denganmempertahankan independensi dan obyektivitas auditor.
2) Auditor dalam memperoleh informasi audit yang relevan dari pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola. Sebagai contoh, pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola mungkin dapat membantu auditor dalam memahami entitasdan
lingkungannya, dalam mengidentifikasi sumber bukti audit yang tepat, dandalam
menyediakan informasi tentang transaksi atau peristiwa spesifik.
3) Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam memenuhi tanggung
jawabmereka untuk mengawasi proses pelaporan keuangan, dengan demikian
dapatmengurangi risiko kesalahan penyajian yang material atas laporan keuangan.

3. Surat Representasi Manajemen


Surat representasi manajemen (management representation letter ) adalah surat
yangditujukan kepada auditor, ditandatangani oleh direksi dan kepala keuangan
klien.Selama audit, manajemen membuat banyak surat representasi kepada
auditor.Representasi tertulis dari manajemen merupakan penegasan atas pernyataan
lisanyang diberikan kepada auditor dan mengurangi kemungkinan kesalahpahaman.

4. Laporan Auditor Independen


Laporan audit independen adalah opini resmi sebagai hasil akhir atas proses pemeriksaan
yang dilakukan oleh auditor.
Dengan kata lain, laporan audit independen adalah opini resmi yang dikeluarkan
olehauditor eksternal atau internal tentang kualitas dan akurasi laporan keuangan
yangdisusun oleh suatu perusahaan.
Laporan merupakan sumber komunikasi utama antara auditor dan pengguna
laporankeuangan. Pengguna termasuk pemegang ekuitas, pemberi pinjaman, kreditor, dan
investor potensial lainnya di perusahaan.
a. Perumusan opini auditor:
1) Laporan auditor tanpa modifikasian.
Opini ini dikeluarkan jika berdasarkan hasil audit laporan keuangantelahdisajikan
secara wajar serta dalam semua hal yang material telah sesuaidenganprinsip
akuntansi berlaku umum.
2) Laporan auditor dengan modifikasiana.
a) Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion) yang
dapatdiberikanketika:
- Auditor meyakini atas dasar auditnya bahwa laporan
keuanganterdapatkesalahan dalam penyajian laporan keuangan yang
bersifatmaterial namuntidak pervasive
- Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian,
iamenjelaskansemua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih
paragraf terpisah yangdicantumkan sebelum paragraf pendapat. Ia juga
harus mencantumkan bahasa pengecualian yang sesuai danmenunjuk ke
paragraf penjelasan di dalamparagraf pendapat.
b) Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
- Dimana pendapat ini dinyatakan bila menurut pertimbangan
auditor,laporankeuangan secara keseluruhan disajikan tidak secara wajar
dan terdapat kesalahan yang material serta pervasivec.
c) Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion)
Auditor tidak mampu untuk memperoleh bukti audit yang cukup sebagai dasar
untuk opini audit.

5. Laporan Lain (Seperti Surat Kepada Manajemen/ Management Letter)


Management Letter adalah Surat yang dibuat KAP untuk manajemen perusahaanyangdi
audit, mengenai pemberitahuan kelemahan pengendalian internal perusahaan(material atau
immaterial weaknesses) yang ditemukan selama pengauditan, disertaisaran
perbaikan.Management Letter juga merupakan Laporan tambahan selain
laporanaudit.Untuk mengetahui ada/tidaknya kelemahan pengendalian internal perusahaan
auditor harus memahaminya dengan mempelajari dan mengevaluasi
pengendalianinternalperusahaan, melalui :
a. Internal Control Questionnaire (ICQ)
b. Flowchart (bagan alur dokumen) yang menggambarkan alur dokumen
dalammemproses suatu transaksi, dari awal sampai akhir dengan menggunakan
symbol
c. Narrative Memo (penjelasan/uraian tertulis dari system dan prosedur akuntansi)
d. Langkah berikutnya melakukan pembuktian/pengujian melalui Compliance
Test/Test Ketaatan (untuk memastikan bahwa transaksi perusahaan diproses
sesuaidengan sistem danprosedur akuntansi)

DAFTAR PUSTAKA

IAI. (2020). Audit & Asurans. https://web.iaiglobal.or.id/assets/materi/Sertifikasi/CA/modul/aa/

Anda mungkin juga menyukai