KAJIAN PUSTAKA
2.1.1. Audit
Auditing merupakan proses sistematis untuk mendapatkan dan
mengevaluasi bukti secara objektif, yang berkaitan dengan asersi tentang
tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk mengukur tingkat
kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, kemudian
mengkonsumsikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Dr Junaidi
dan Nurdiono 2016). Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia auditing adalah
pemeriksaan yang dilakukan secara objektif terhadap laporan keuangan suatu
perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan
keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi
keuangan dan hasil usaha atau orang tersebut. Dapat disimpulkan ada 3 elemen
dalam auditing, yaitu:
9
10
diberikan maka alasannya harus dikemukakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan
dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang
jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan jika ada dan tingkat
tanggung jawab yang dipikul oleh auditor”. Tujuan standar pelaporan ini adalah
mencegah agar tidak terjadi penafsiran keliru mengenai tingkat tanggung jawab
auditor, apabila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan.
a. Trend negative
Kerugian operasi yang berulang kali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kerja
negative dari kegitan usaha, rasio keuangan penting yang buruk.
menghadapi dampak yang merugikan dari kondisi ini. auditor harus memperoleh
informasi tentang rencana manajemen tersebut, dan mempertimbangkan apakah
ada kemungkinan bila rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan, mampu
mengurangi dampak negatif merugikan.
PSA No.32 dan SA seksi 341 tentang dampak kemampuan satuan usaha
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap opini auditor sebagai
berikut:
melalui bisnis biasa, restrukturasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari
luar dan kegiatan serupa yang lain.
1. Kerugian usaha yang secara besar dan terus berulang kali terjadi atau
kekurangan modal kerja secara terus menerus.
Kedua hal ini dapat menyebabkan perusahaan mengalami kerugian yang cukup
besar sehingga perusahaan dinyatakan tidak dapat melanjutkan kegiatan usahanya.
2) Mengembangkan ekspektasi
Sumber data yang digunakan terdiri dari sumber internal dan eksternal. dalam
menetapkan data yang berisi nilai pembanding, auditor perlu mempertimbangkan
rentabilitas data. Laporan keuangan auditan tahun lalu tentu memiliki nilai
rentabilitas lebih tinggi daripada laporan keuangan yang tidak diaudit.
4) Menganalisis data
Hal ini meliput juga pertimbangan kembali metode dan faktor yang dipakai
dalam mengembangkan ekspektasi dan pengujian pertanyaan kepada manajemen.
Bila terdapat perbedaan atau penyimpangan yang tidak dapat dijelaskan, auditor
harus menentukan impaknya atas laporan keuangan.
Adanya perbedaan signifikan yang tidak dapat dijelaskan secara rasional maka
akan meninggalkan risiko salah saji dalam akun yang terkait dalam perhitungan
dan perbandingan. Risiko salah saji yang meningkat menuntut perlunya pengujian
yang lebih intensif dan lebih mendetail pada akun-akun tertentu tersebut.
2.1.6. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan
modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui
berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan
diperbandingkan satu dengan lainya. Pengaruh profitabilitas terhadap opini audit
going concern analisa profitabilitas. Analisa profitabilitas adalah untuk mengukur
tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan. Analisis ini juga untuk mengetahui hubungan timbal balik antara
pos-pos yang ada pada neraca perusahaan yang bersangkutan guna mendapatkan
berbagai indikasi yang berguna untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas
perusahaan yang bersangkutan. Return on asset (ROA) adalah rasio yang
diperoleh dengan membagi laba atau rugi bersih dengan total aset. Rasio ini
digunakan untuk menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan dalam
memperoleh laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Semakin tinggi
nilai ROA semakin efektif pula pengelolaan aset perusahaan. Dengan demikian
semakin besar rasio profitabilitas menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
semakin baik, sehingga auditor tidak memberikan opini audit going concern pada
perusahaan yang memiliki laba tinggi. Profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan Yulianto, et al., (2020).
19
juga pengembalian efektif atas modal yang diinvestasikan dari berbagai sumber
pandangan dari kontributor pendanaan yang berbeda.
Pengaruh kualitas audit terhadap opini audit going concern yaitu auditor.
auditor mempunyai tugas bertanggung jawab dalam menyediakan informasi yang
berkualitas sebagai landasan pengambilan keputusan dari para pengguna laporan
keuangan. Hal ini auditor bertanggung jawab dalam memberikan opini audit
berdasarkan kelangsungan hidup suatu perusahaan, Minerva, et al., (2020). auditor
dengan skala besar memiliki insentif untuk mendeteksi dan melaporkan masalah
going concern kliennya. Auditor skala besar dapat menyediakan kualitas audit
yang lebih baik dibanding auditor skala kecil, termasuk dalam mengungkapkan
masalah going concern. Maka, kualitas audit yang tinggi akan membuat
perusahaan lebih menerima opini audit going concern, Effendi (2019). Menurut
Endrian, Yunus dkk (2022) Kualitas audit menyatakan bahwa pemeriksaan yang
dilakukan oleh pemeriksa memenuhi syarat apabila memenuhi standar
pemeriksaan dan pengendalian mutu.
22
concern. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap opini audit going concern yaitu
besar kecilnya ukuran perusahaan didasarkan pada total nilai aset, penjualan,
kapitulasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item,
maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.
a. Perusahaan Besar
b. Perusahaan Menengah
c. Perusahaan Kecil
Dalam perusahaan kecil memiliki dengan kekayaan bersih lebih besar dari Rp.
50.000.000 sampai Rp. 500.000.000. Tidak termasuk bangunan tempat bisnis atau
perusahaan yang penjualan tahunannya mencapai kisaran Rp. 300.000.000 sampai
Rp. 2.500.000.000.
24
a. Aset Lancar
Meliputi kas serta aset maupun sumber lainnya yang dipakai selama jangka waktu
yang pendek atau yang dapat di tukar menjadi uang.
Dana yang dikhususkan selain pembayaran utang jangka panjang dan dapat
berupa aset yang tidak dipakai dalam operasi rutin perusahaan.
c. Aset Tetap
Aset berwujud serta bersifat cenderung permanen, yang dipakai dalam operasi
perusahaan, memiliki umur ekonomi lebih dari satu tahun dan aset yang dibeli
bertujuan tidak di jual kembali.
e. Biaya Organisasi
Biaya uang timbul pada saat mendirikan perusahaan, contohnya pajak, ongkos
cetak saham, formulir, serta izin.
Sebagai biaya usaha yang berlangsung selama beberapa periode atau pengeluaran
yang memiliki manfaat jangka panjang.
25
Maka dapat disimpulkan bahwa besarnya total aset pada suatu perusahaan
tidak bisa dijadikan satu-satunya dasar pertimbangan bagi auditor. Ukuran
perusahaan diukur dengan besarnya aset dari perusahaan tersebut. Perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan aset positif dan diikuti peningkatan hasil operasi
akan menambah kepercayaan terhadap perusahaan dan memberikan suatu tanda
bahwa perusahaan tersebut jauh dari kemungkinan mengalami kebangkrutan.
Auditor mengungkapkan lebih sering mengeluarkan opini audit going concern
pada perusahaan kecil dibandingkan pada perusahaan besar. Perusahaan dengan
ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan
atau bertahan dalam industri. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan auditor
dalam memberikan opini audit going concern pada perusahaan besar. Minerva, et
al., (2020).
Zandra & Rahmaita (2021) ukuran perusahaan memiliki efek negatif dan
signifikan terhadap opini akan keprihatinan. Umumnya perusahaan dengan skala
besar dapat menyelesaikan kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada
perusahaan kecil. Namun, kelangsungan hidup suatu perusahaan biasanya
dihubungkan dengan kemampuan kinerja manajemen dalam mengelola
perusahaan agar dapat bertahan hidup. Oleh karena itu, walaupun perusahaan
tersebut tergolong kecil, jika perusahaan tersebut mampu menjalankan usahanya
dengan baik dan mampu bertahan dalam jangka waktu yang panjang dengan
manajemen dan kinerja yang baik, maka semakin kecil potensi perusahaan
tersebut untuk mendapat opini audit going concern.
26
Sari (2020) peneliti ini berjudul “Pengaruh Audit Lag, Profitabilitas Dan
Likuiditas Terhadap Opini Audit Going Concern (Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018). Dari Hasil penelitian
dapat disimpulakan bahwa Audit Lag dan Quick Ratio berpengaruh negatif
terhadap opini audit going concern. sedangkan Return on Asset, Net Profit
Margin, Current ratio tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.
Persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan variabel dependen
opini audit going concern, sedangkan perbedaan terletak di variabel independen
untuk penelitian sekarang menggunakan kualitas audit dan ukuran perusahaan.
Sektor perusahaan dan perusahaan yang diteliti sama, sedangkan tahun yang
diteliti berbeda.
28
PROFITABILITAS
H1
(X1)
H2
OPINI AUDIT GOING
KUALITAS AUDIT
CONCERN
(X2)
(Y)
H3
UKURAN
PERUSAHAAN
(X3)