PEMBAHASAN
“Going Concern,” dalam akuntansi, adalah sebuah ASUMSI (sekalilagi sebuah asumsi) yang
menganggap bahwa perusahaan akan beroperasi dalam jangka panjang. Going Concern berkaitan
dengan kemampuan suatu entitas dalam mempertahankan kelangsungan usaha. Menurut IAS
(paragraph 7) dalam Internasional Auditing Guideline Juni 1986, going concern didefinisikan
sebagai berikut:
“The enterprise is normally viewed as a going concern, that is as continuing in operasion for
foreseeable future, it is assumed that the enterprise has neither the intention nor the necessary of
Artinya:
“Perusahaan biasanya dipandang sebagai kelangsungan hidup, yaitu melanjutkan operasi untuk
masa yang akan datang, diasumsikan bahwa perusahaan tidak bermaksud atau tidak perlu
Auditor harus melindungi kepentingan para pengguna laporan keuangan. Dalam hal ini
misalnya investor dan kreditor. Apabila klien yang diaudit terdapat kemungkinan akan
mengalami kebangkrutan, maka auditor perlu memberikan informasi sebagai “warning” kepada
investor dan kreditor. Hal tersebut untuk menghindari kerugian investor seperti capital
1
SPAP – PSA No. 30 SA Seksi 341 menjelaskan bahwa auditor bertanggung jawab untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode atau jangka waktu yang wajar, yaitu
tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Evaluasi auditor
berdasarkan atas pengetahuan tentang kondisi dan peristiwa yang ada pada atau yang telah
terjadi sebelum pekerjaan lapangan selesai. Informasi tentang kondisi dan peristiwa diperoleh
auditor dari penerapan prosedur audit yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan audit yang bersangkutan dengan asersi manajemen yang terkandung dalam laporan
SPAP – PSA No. 30 SA Seksi 341.1 memberikan pedoman bagi auditor untuk dapat
mempertahankan kelangsungan usahanya dalam jangka waktu yang wajar (tidak lebih
dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit).
2. Jika auditor benar yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas
auditor harus:
2
4. Menilai apakah terdapat kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat dilaksanakan
Opini audit laporan keuangan adalah salah satu pertimbangan yang penting bagi investor
dalam menentukan keputusan berinvestasi. Oleh karena itu auditor dalam mengeluarkan opini
audit suatu perusahaan perlu memberikan suatu pernyataan mengenai kemampuan perusahaan
kelangsungan hidup suatu perusahaan maka auditor perlu mengungkapkan dalam laporan opini
audit (Going Concern Audit Report) dimana auditor diizinkan untuk memilih apakah akan
mengeluarkan unqualified modified report atau disclaimer opinion. Opini going concern
merupakan istilah yang digunakan Mutchler (1986), Ramadhany (2004) dan Rahayu (2006)
untuk opini audit selain opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).
Terdapat lima kondisi yang menyebabkan adanya penyimpangan dari opini wajar tanpa
mempertimbangkan apakah laporan keuangan yang telah diperiksanya disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang diterima umum di Indonesia, berarti bahwa ruang lingkup auditnya
terbatas. Ada dua penyebab utama, yaitu pembatasan yang dipaksakan oleh klien yang
3
disebabkan oleh keadaan diluar kekuasaan auditor maupun klien. Contoh pembatasan oleh klien
adalah auditor tidak diperbolehkan melakukan konfirmasi utang piutang atau tidak diperbolehkan
memeriksa aset-aset tertentu yang dimiliki oleh klien. Sedangkan contoh pembatasan yang
disebabkan oleh keadaan diluar kekuasaan auditor maupun klien adalah sulit melakukan
pemeriksaan fisik aset karena lokasi tidak bisa dijangkau akibat banjir atau bencana lainnya.
Kondisi 2. Laporan keuangan yang diperiksa tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima
umum di Indonesia.
Contoh kondisi ini adalah jika klien tidak bersedia mengubah kebijakan mencatat nilai aset tetap
berdasarkan harga penggantian (replacement cost) dan bukannya harga historis (historical cost)
yang dipersyaratkan oleh prinsip akuntansi yang umum berlaku di Indonesia. Atau klien menilai
persediaan yang dimilikinya berdasarkan harga jual (selling price) dan bukannya harga historis
atau harga yang terendah antara harga historis dan harga pasar (cost or matket whichever is
lower)
Kondisi 3. Prinsip akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan tidak diterapkan secara
konsisten.
Jika klien mengganti suatu perlakukan prinsip akuntansi dengan prinsip akuntansi yang lain,
misalnya mengganti metode pencatatan persediaan dari First in First Out (FIFO) menjadi Last In
First Out (LIFO), maka perubahan tersebut harus dinyatakan dalam laporan audit. Bahkan jika
penggunaan perubahan tersebut disetujui oleh auditor, pendapat unqualified tetap tidak dapat
dibenarkan.
Kondisi 4. Ada beberapa ketidakpastian yang meterial yang mempengaruhi laporan keuangan
yang tidak dapat diperkirakan kelanjutannya pada saat laporan audit dibuat.
4
Contoh kondisi ini adalah kemungkinan adanya tuntutan hukum kepada klien yang belum
Hal ini sangat jelas tidak diperkenankan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.
Pentingnya laporan audit yang berhubungan dengan going concern perusahaan adalah untuk
memberikan peringatan awal bagi pemegang saham guna menghindari kesalahan dalam
pembuatan keputusan. Hal ini telah diatur dalam PSA 29 paragraf 11 yang menyatakan bahwa
keraguan yang besar tentang kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan
paragraf penjelasan dalam laporan audit walaupun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa
pengecualian.
Akers et al. (2003) menyatakan bahwa auditor tidak diminta untuk melakukan prosedur audit
mempertahankan usahanya. Prosedur audit yang dilakukan sama dengan prosedur audit lainnya,
antara lain seperti prosedur analitik, penelaahan ketaatan perusahaan terhadap perjanjian hutang .
Dalam melaksanakan prosedur audit, auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi adanya
kondisi dan peristiwa yang dapat menimbulkan kesangsian besar terhadap kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan hidupnya (PSA 30) seperti antara lain adanya modal kerja
negatif, rugi operasi , arus kas operasi negatif, buruknya rasio-rasio keuangan penting, adanya
tuntutan pengadilan / litigasi, hilangnya manajemen kunci. Konsisten dengan temuan Mutchler
(1984) yang meneliti persepsi auditor tentang pembuatan keputusan opini going concern,
5
hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar auditor tidak melakukan prosedur audit khusus
Sejak krisis moneter yang terjadi dari tahun 1997 sampai sekarang, membawa dampak yang
sangat signifikan terhadap perkembangan di dunia bisnis khusus di Indonesia. Dampak yang
dirasa kan oleh Indonesia yaitu semakin melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar
meningkatnya harga-harga barang diberbagai sektor ekonomi dan non ekonomi. Hal ini
perusahaan-perusahaan yang gulung tikar karena tidak dapat melanjutkan usahanya akibat
perekonomian yang memburuk. Tidak hanya perusahaan kecil yang mengalami pailit, namun
perusahaan besar juga ada yang akhirnya mengalami kebangkrutan. Opini audit Going Concern
merupakan opini audit menurut pertimbangan auditor, terdapat suatu ketidakpastian material
yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang, baik secara individual maupun kolektif, dapat
kelangsungan hidup usahanya (SPAP SA Seri 570, 2016). Opini audit going concern dikeluarkan
oleh auditor jika menurut auditor terdapat keraguan bagi perusahaan untuk dapat
memepertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu dua belas bulan ke depan.
Apabila terdapat keraguan untuk perusahaan dalam mempertahankan hidupnya maka auditor
berhak mengeluarkan opini audit going concern yang dalam laporan audit akan dicantumkan
pada paragraf penjelas atau pada paragraf pendapat. pertimbangan Auditor Atas Kemampuan
Entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam PSA No. 30 disebutkan bahwa
6
kemampuan entitasdalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas,
tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit.Evaluasi auditor
berdasarkan atas pengetahuan tentang kondisi dan peristiwa yang ada pada atau yang telah
terjadi sebelum pekerjaan lapangan selesai. Informasi tentang kondisi dan peristiwa diperoleh
auditor dari penerapan prosedur audit yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan audit yang bersangkutan dengan asersi manajemen yang terkandung dalam laporan
keuangan yang sedang diaudit. Terjadinya krisis global di akhir tahun 2008 memberikan dampak
terhadap Indonesia, setelah sebelumnya juga mengalami krisis di tahun 1998. Krisis yang
dimulai dengan jatuhnya harga saham di pasar modal Amerika Serikat ini kemudian menjalar ke
seluruh dunia yang ditandai dengan ambruknya pasar modal di seluruh dunia.Akibat krisis
tersebut, melalui London Summit 2008 para pemimpin Negara-negara G20 sepakat untuk
diterbitkan oleh Perusahaan menjadi sangat penting bagi para pemegang saham dan pemangku
kepentingan. Laporan keuangan diharapkan dapat memberikan informasi keuangan yang dapat
Dalam hal ini maka Akuntan Publik dianggap sebagai pihak yang professional, independen
memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan yang diauditnya, auditor harus benar-benar
memperoleh keyakinan yang memadai dalam memberikan opini audit. Ukuran Kantor Akuntan
Publik sebagai proksi kualitas membedakan KAP menjadi KAP besar (Big four accounting
firms) dan KAP kecil (Non big four accounting firms). KAP besar (big four accounting firms)
7
dipersepsikan akan melakukan audit dengan lebih berkualitas, dikarenakan KAP tersebut lebih
banyak memiliki sumber daya dan reputasi yang dianggap baik oleh masyarakat yang tentu
hidupnya selama periode waktu yang pantas, yaitu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal
laporan keuangan auditan (SPAP, 2011 ;341.2). Opini going concern merupakan asumsi dalam
pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang berlawanan
dengan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas tersebut dimungkinkan atau memiliki indikasi
mengalami masalah untuk survive. Opini audit dengan modifikasi mengenai going concern
mengindikasikan bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko perusahaan tidak dapat bertahan
atau mengalami kesulitan keuangan dalam bisnis normal. Opini going concern yang diberikan
oleh auditor tentuakan mempengaruhi minat investor dalam hal penanaman modal dalam
perusahaan dan yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi harga saham Perusahaan yang
bersangkutan. Didalam laporan keuangan yang diterbitkan oleh Perusahaan, laba atau
keuntungan Perusahaan menjadi elemen yang penting bagi investor dan pemangku kepentingan
untuk menilai kinerja perusahaan, yaitu berupareturn yang akan diterima oleh investor.
Pengungkapan informasi laba tersebut dapat dinilai dengan Earnings Response Coefficient
(ERC). Earnings Response Coefficients (ERC) adalah suatu ukuran abnormal return yang
disebabkan oleh adanya komponen laba kejutan (unexpextedearnings) yang dilaporkan oleh
Perusahaan. Perusahaan dengan laporan laba yang tinggi akan meningkatkan minat investor
untuk menanamkan modalnya dan dapat memperoleh dividen atas saham yang dimilikinya.
DeAngelo (1981) menyatakan bahwa kualitas audit dapat dilihat dan dipengaruhi oleh ukuran
KAP yang melakukan audit tersebut. Hasil penelitian DeAngelo (1981)menunjukkan bahwa
8
semakin besar ukuran kantor akuntan publik, semakin baik kualitas audit yang akan dihasilkan.
KAP besar (big 4 accounting firms) yang memiliki nama dan reputasi baik diyakini akan
melakukan audit yang lebih berkualitas dibandingkan denganKAP kecil (non big 4 accounting
firms). Namun dengan skandal yang terjadi pada Enrondan juga beberapa kasus lainnya, telah
memberikan tekanan dan penilaian skeptis dari masyarakat bahwa tidak semua KAP yang
berukuran besar melakukan audit yang berkualitas. Kualitas audit yang diukur dengan pemberian
opini going concern akan berpengaruh terhadap opini audit yang akan dikeluarkan oleh Auditor.
sedangkan tidakterdapat perbedaan ERC perusahaan yang diaudit oleh KAP besar dengan KAP
kecil secara signifikan. Chairunissa ( 2012), menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara ukuran kantor akuntan publik dengan kualitas audit yang diukur dengan opini
going concern. Ukuran KAP yang besar tidak selalu menghasilkan kualitas audit yang tinggi.
Kualitas audit yang diukur dengan pemberian opini going concern KAP berukuran besar dan
kecil dapat dianggap cukup seragam dan tidak terdapat perbedaanyang signifikan.
Menurut Nasrullah Djamil (2011) menyatakan bahwa ukuran kantor akuntan publik merupakan
faktor yang mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan, dimana kualitas audit adalah
probabilitas auditor dapat menemukan dan melaporkan suatu penyelewengan yang terjadi dalam
Perusahaan yang tentunya akan berpengaruh terhadap opini audit yang diberikan oleh auditor
tersebut. Menurut Pratiwi (2010) dan Pardede (2010) menyatakan bahwa ukuran KAP atau tipe
KAP yang dilambangkan oleh Big 4 danNon-Big 4 tidak mempunyai pengaruh dengan kualitas
audit yang dicerminkan dalamopini audit. Di sisi lain, penelitian Komalasari (2004) juga
menyatakan bahwa ukuranKAP besar tidak lebih banyak menerbitkan laporan going concern
dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang
9
menunjukkan beberapa hasil yang berbeda tersebut diatas dan dikarenakan auditor memberikan
opini terhadap laporan keuangan Perusahaan khususnya menyangkut informasi laba, dimana
KAP besar (big 4accounting firms) dianggap memiliki kualitas audit yang lebih tinggi, maka
dapat diduga terdapat hubungan antara kualitas audit, yang diproksikan dengan ukuran KAP
terhadap opini going concern dan informasi laba yang dilihat dari respons pasar terhadap
Coefficient (ERC). Penelitian ini mencoba untuk menganalisis pengaruh ukuran kantor akuntan
publik terhadap opini going concern dan earnings response coefficients, apakah KAP yang
berukuran besar (big 4 accounting firms) memiliki pengaruh positif secarasignifikan terhadap
pemberian opini going concern dan pemberian informasi laba yangdinilai melalui Earnings
Response Coefficients (ERC). Pengujian dilakukan dengan mengambil sampel dari perusahaan-
perusahaan publik manufaktur yang terdapat di BEI tahun 2011-2013 yang diaudit oleh KAP
besar (big 4 accounting firms) dan yang diauditoleh KAP kecil (non big 4 accounting firms).
10
11