Anda di halaman 1dari 2

Dalam proses audit, auditor tidak hanya menilai kewajaran penyajian laporan keuangan tahunan,

tetapi juga bertanggung jawab menilai kelangsungan hidup perusahaan. Auditor harus
memutuskan apakah mereka yakin perusahaan akan bertahan di masa depan. Penilaian dapat
dilakukan dengan mengevaluasi konsekuensi dari setiap transaksi yang secara signifikan
mempengaruhi kegiatan operasional masing-masing perusahaan.

Berdasarkan dari SPAP seksi 341 (2011:06), Opini audit going concern merupakan opini audit
yang dikeluarkan oleh auditor untuk menentukan apakah suatu entitas mampu mempertahankan
kelangsungan hidupnya selama jangka waktu tertentu (tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal
laporan keuangan yang diaudit). Auditor mempunyai tanggung jawab dalam mengeluarkan opini
audit going concern yang konsisten dengan keadaan yang sesungguhnya, opini audit going
concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor karena terdapat keraguan yang besar tentang
kemampuan perusahaan untuk terus going concern. Opini audit going concern meliputi pendapat
wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan berkaitan dengan kelangsungan hidup
entitas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan tidak memberikan
pendapat selama terkait penjelasan going concern.

Istilah going concern dapat diinterpretasikan dalam dua hal, yang pertama adalah going concern
sebagai konsep dan yang kedua adalah going concern sebagai opini audit. Sebagai konsep, istilah
going concern dapat diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan mempertahankan
kelangsungan usahanya dalam jangka panjang. Sebagai opini audit, istilah going concern
menunjukkan auditor memiliki kesangsian mengenai kemampuan perusahaan untuk melanjutkan
usahanya dimasa mendatang.

SPAP – PSA No. 30 memberikan pedoman kepada auditor tentang dampak kemampuan satuan
usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap opini auditor, antara lain:

1. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas, auditor harus:

1. Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk


mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut.

2. Menentukan apakah rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan.


2. Jika manajemen tidak memiliki rencana yang mengurangi dampak kondisi dan peristiwa
terhadap kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya,
auditor mempertimbangkan untuk memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat
(disclaimer).

3. Jika manajemen memiliki rencana tersebut, langkah selanjutnya yang harus dilakukan
oleh auditor yaitu menyimpulkan bahwa efektivitas rencana tersebut, diantaranya:

4. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut tidak efektif, auditor menyatakan tidak
memberikan pendapat (disclaimer).

5. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif dan klien mengungkapkan dalam
catatan laporan keuangan, auditor menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian
(unqualified opinion with emphasis of matter paragraph).

6. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif akan tetapi klien tidak
mengungkapkan dalam catatan laporan keuangan, auditor memberikan pendapat tidak
wajar (adverse opinion).

Anda mungkin juga menyukai