Opini audit adalah pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari
entitas yang telah diaudit. Kewajaran ini menyangkut materialitas, posisi keuangan, dan
arus kas. Opini audit ini lah yang menjadi “terjemahan” laporan keuangan yang
digunakan oleh pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan untuk
kelangsungan hidup perusahaan.
Opini dapat bermanfaat untuk keberlangsungan perusahaan atau instansi pemerintah.
Opini merupakan pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai
tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Dalam perumusan
opini, pemeriksa mengacu kepada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) yang memberlakukan empat standar pelaporan SPAP yang ditetapkan IAPI,
disamping menambahkan enam standar tambahan.
Opini merupakan pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai
tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam LK yang didasarkan pada (i)
kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, (ii) kecukupan pengungkapan, (iii)
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan (iv) efektivitas sistem
pengendalian intern. Singkatnya, opini merupakan informasi utama yang dapat
diinformasikan kepada pemakai informasi (user) tentang apa yang dilakukan auditor
dan kesimpulan yang diperolehnya.
Salah satu laporan yang paling sering diaudit untuk mendapatkan kebenarannya adalah
laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan adalah dokumen yang
menyajikan keuangan perusahaan pada periode yang sudah berlalu. Namun, tidak
semua pengguna laporan keuangan adalah orang-orang yang mengerti tentang laporan
keuangan. Oleh karena itu, perlu adanya seorang ahli/perwakilan yang dapat
memberikan opini dan “penerjemahan” atas laporan keuangan yang telah dibuat
perusahaan. Ahli tersebut adalah seorang akuntan publik atau auditor.
Tugas seorang auditor adalah memeriksa laporan keuangan sebuah perusahaan apakah sudah sesuai
dalam pengerjaannya yaitu menggunakan standar akuntansi yang berlaku atau pun sesuai dengan
kebijakan yang dibuat perusahaan dan apakah laporan keuangan tersebut dikerjakan sesuai dengan
format yang berlaku juga. Di akhir pekerjaannya dalam memeriksa laporan keuangan, seorang auditor
akan mengeluarkan sebuah opini tentang laporan keuangan tersebut yang dinamakan opini audit
laporan keuangan.
5 opini/pendapat audit
Menurut SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik), opini audit ada 5
macam, yaitu :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) --WTP
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara
wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Suatu laporan yang diterbitkan mendapat opini tidak wajar apabila auditor yakin bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji yang meterial atau
menyesatkan sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan perusahaan atau
hasil operasi dan arus kas sesuai dengan GAAP.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)
--TMP
Opini audit menurut kamus standar akuntansi (Ardiyos, 2007) adalah laporan yang diberikan seorang
akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan
perusahaan.
Sedangkan menurut kamus istilah akuntansi (Tobing, 2004) opini audit merupakan suatu laporan yang
diberikan oleh auditor terdaftar yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan
norma atau aturan pemeriksanaan akuntan disertai dengan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan yang diperiksa.
Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan
kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya.
Baca Juga
Teori Perdagangan Internasional
Pengertian, Jenis, Karakteristik dan Landasan Hukum Waralaba
Menurut Standar Profesional Akuntan (PSA 29), opini audit terdiri dari lima jenis yaitu:
1. Bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara mencukupi dan auditor telah menjalankan
tugasnya sedemikian rupa, sehingga ia dapaty memastikan kerja lapangan telah ditaati.
2. Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan kerja.
3. Laporan keuangan yang di audit disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim yang
berlaku di Indonesia yang ditetapkan pula secara konsisten pada laporan-laporan sebelumnya.
Demikian pula penjelasan yang mencukupi telah disertakan pada catatan kaki dan bagian-bagian
lain dari laporan keuangan.
4. Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti (no material uncertainties) mengenai
perkembangan di masa mendatang yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya atau dipecahkan
secara memuaskan.
3. Laporan dipengaruhi oleh ketidak[pastian peristiwa masa yang akan datang hasilnya belum
dapat diperkirakan pada tanggal laporan audit.
4. Tersapat keraguan yang besar terhadap kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
5. Diantara dua periode akuntansi terdapat perubahan yang material dalam penerapan prinsip
akuntansi.
6. Data keuangan tertentu yang diharuskan ada oleh BAPEPAM namun tidak disajikan.
3. Terdapat penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).
Menurut SA 508 paragraf 20 (IAI, 2002:508.11), jenis pendapat ini diberikan apabila:
1. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material
tetapi tidak m,empengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
2. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku
umum yang berdampak material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara
keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun
perubahan dalam prinsip akuntansi.
Sebelum auditor memberikan pendapat (opininya), seseorang auditor harus melaksanakan tahap-tahap
audit. Adapun tahap-tahapnya menurut Arens etal (2008:132) yaitu sebagai berikut:
Daftar Pustaka
Riduan Tobing dan Nirwana. 2004. Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta: Atalya Rileni Sucedo.