Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT, DAN

SOLVABILITAS TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA


PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA

DESAIN SKRIPSI

Anastasia Triana
NPM: 17612161

Novi Yanna
NPM : 17612245

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA PONTIANAK
PONTIANAK
2020
ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT, DAN
SOLVABILITAS TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA

A. Latar Belakang Penelitian

Di era globalisasi ini, perusahaan wajib menerbitkan laporan keuangan yang

andal dan relevan. Laporan keuangan yang diterbitkan menjadi pandangan bagi

pihak-pihak yang membutuhkan dan dijadikan dasar dalam proses pengambilan

keputusan. Pengambilan keputusan berguna untuk meminimalisir permasalahan

yang akan terjadi dan agar manajemen mampu memilih berbagai alternatif supaya

tujuan perusahaan dapat tercapai. Oleh karena itu, agar laporan keuangan dapat

memberikan manfaat bagi para penggunanya dan berguna dalam pengambilan

keputusan, pihak perusahaan wajib melakukan proses audit.

Audit merupakan sebuah proses yang di tempuh oleh seseorang yang

kompeten dan independen agar dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti

mengenai informasi dari suatu entitas usaha untuk mempertimbangkan dan

melaporkan tingkat kesesuaian dan informasi tersebut dengan kriteria yang telah

ditetapkan. Pelaporan keuangan hasil audit memiliki batas 120 hari berdasarkan

salinan Peraturan Otorisasi Jasa Keuangan No.29/POJK.04/2016 tentang laporan

tahunan emiten atau perusahaan publik. Dengan adanya pembatasan dalam

pelaporan hasil audit, maka di harapkan tidak terjadi keterlambatan dalam

penyampaian laporan keuangan hasil audit.

1
2

Rentang waktu dari pengauditan laporan keuangan disebut audit report lag.

Semakin lama audit report lag, akan meningkatkan ketidak pastian dari laporan

keuangan suatu perusahaan dan dapat menimbulkan keraguan bagi para pemakai

laporan tersebut. Audit Report Lag dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain

yaitu ukuran perusahaan, opini audit dan solvabilitas.

Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukan besar atau kecil

perusahaan. Salah satu cara mengukur ukuran perusahaan adalah dengan melihat

total aset yang di miliki. Semakin besar jumlah aset perusahaan, semakin besar

ukuran perusahaan tersebut. Perusahaan besar cenderung lebih cepat dalam

menerbitkan laporan keuangan hasil audit karena di dukung oleh total aset yang

tersedia di perusahaan.

Opini auditor ada lima yaitu wajar tanpa pengecualian, wajar tanpa

pengecualian dengan Bahasa penjelasan, wajar dengan pengecualian, tidak wajar

dan tidak memberikan pendapat. Perusahaan yang baik akan mendapatkan opini

wajar tanpa pengecualian. Akan tetapi jika ada yang kurang dari laporan keuangan

perusahaan, maka perusahaan akan mendapatkan di antara tiga opini yang tersisa

tergantung seberapa besar kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan. Jika

perusahaan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian, maka waktu audit yang

diperlukan akan lebih sedikit. Tetapi sebaliknya, jika perusahaan mendapatkan

empat opini tersisa maka waktu pengauditan akan lebih lama karena auditor akan

lebih jeli untuk melihat kesalahan dalam laporan keuangan yang ada.
3

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua

utangnya baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek dari harta

perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat solvabilitas tinggi akan memiliki

waktu penyelesaian audit yang panjang karena jika utang perusahaan tinggi, maka

tingkat resiko bisnis perusahaan pun semakin tinggi. Hal ini membuat auditor

cenderung bekerja secara hati-hati dan berakibat rentang waktu penyelesaian audit

semakin lama dan ketepatan waktu sulit tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, maka Penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Analisis pengaruh ukuran perusahaan, opini audit, dan

solvabilitas terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia”.

B. Permasalahan

Dari latar belakang yang telah diuraikan, penulis merumuskan permasalahan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap Audit Report Lag pada

Perusahaan manufaktur?

2. Apakah terdapat pengaruh opini audit terhadap Audit Report Lag pada

Perusahaan manufaktur?

3. Apakah terdapat pengaruh debt to total asset ratio terhadap Audit Report Lag

pada Perusahaan manufaktur?


4

C. Pembatasan Masalah

Dalam memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang

lingkup dan arah yang jelas, maka penulis membatasi permasalahan dalam

penelitian dengan:

1. Menggunakan perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2015 sampai tahun 2019.

2. Variabel penelitian yang digunakan adalah ukuran perusahaan dengan

menggunakan logaritma natural asset, opini audit yang diukur dengan Dummy,

dan solvabilitas yang diproksi dengan menggunakan debt to total asset ratio,

dan Audit Report Lag yang diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari dan

lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai

dengan tanggal ditandatangani laporan auditor independen.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka tujuan dari penelitian ini

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui ukuran perusahaan terhadap Audit Report Lag pada

perusahaan manufaktur?

2. Untuk mengetahui pengaruh opini audit terhadap Audit Report Lag pada

perusahaan manufaktur?
5

3. Untuk mengetahui pengaruh debt to total asset ratio terhadap Audit Report

Lag pada perusahaan manufaktur?

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat bagi penulis dalam menerapkan ilmu

pengetahuan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diterima

selama perkuliahan, serta sebagai sarana untuk menerapkan hasil pembelajaran

dalam bentuk penulisan analisis permasalahan secara ilmiah.

2. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat menjadi referensi bagi

para pembaca untuk melakukan penelitian selanjutnya. Serta dapat menambah

wawasan mengenai pengaruh ukuran perusahaan, opini audit dan solvabilitas

terhadap audit report lag.

F. Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan menunjukkan pertanggungjawaban dari manajemen atas

dana yang sudah dipercaya

pada perusahaan. Menurut Kasmir (2018: 7): “laporan keuangan adalah

laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam

suatu periode tertentu”. Informasi dari laporan keuangan memberikan manfaat

sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan kepada pihak internal untuk

melihat bagian-bagian dalam perusahaan yang memerlukan perhatian khusus agar


6

dapat dilakukan evaluasi dan tidak menghambat pencapaian tujuan perusahaan.

Fungsi laporan keuangan bagi pihak eksternal adalah memberikan gambaran

bagaimana kondisi perusahaan kepada pemegang saham atau investor, serikat

karyawan, banker dan kreditur, dan pemerintah.

Perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan

yang sudah di audit. Hal ini menjadi suatu keharusan, agar laporan keuangan yang

telah di susun perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi dan memenuhi syarat

sebagai laporan keuangan yang relevan serta hasil publikasi laporan tersebut dapat

dipertanggungjawabkan.

Menurut Tandiontong (2016: 67):

“Audit yang bersifat komprehensif adalah suatu proses sistematik untuk


memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-
pernyataan kegiatan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan serta mengkomunikasikan hasil-hasilnya pada pihak
berkepentingan”.

Berdasarkan uraian diatas, laporan keuangan hasil audit memberikan

jaminan atas keandalan laporan keuangan. Menurut Tandiontong (2016: 74):

“Audit adalah meningkatkan kredibilitas laporan keuangan yang disajikan oleh

manajemen entitas atau auditee atau auditan”. Laporan keuangan hasil audit

penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan karena laporan tersebut dapat

berguna dalam pengambilan keputusan dan bagi investot untuk melihat prospek

usaha dimasa yang akan dating. Oleh karena itu, ketepatan waktu dalam peleporan

hasil audit sangat penting bagi perusahaan.


7

Menurut Suginam (2016):

“Audit Report Lag adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit


laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang
dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan
keuangan tahunan perusahaan, sejak tahun tutup buku perusahaan yaitu 31
Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen”.

Auditor mengaudit laporan keuangan berdasarkan informasi yang ada pada

laporan keuangan. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan laporan keuangan hasil

audit sangat di butuhkan oleh perusahaan, agar lebih cepat dalam

mempublikasikan laporan keuangan tersebut kepada publik. Perusahaan dalam

menyampaikan laporan hasil audit memiliki batasan waktu yaitu selambat-

lambatnya 120 hari yang berdasarkan salinan Peraturan Otorisasi Jasa Keuangan

No.29/POJK.04/2016 tentang laporan tahunan emiten atau perusahaan publik.

Perusahaan yang semakin lama menyampaikan laporan keuangan akan

mengurangi keandalan dan relevansi dari laporan keuangan tersebut.

Menurut Suginam (2016) Ukuran perusahaan dapat dilihat dari seberapa

banyak perusahaan tersebut mempunyai sejumlah informasi mengenai

kompleksitas operasional dan intensitas transaksi perusahaan sehingga akan lebih

banyak disorot oleh public dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil.

Perusahaan besar cenderung memiliki tenaga kerja yang kompeten dan informasi

yang relevan sehingga laporan keuangan yang dihasilkan menjadi lebih akurat.

Oleh karena itu, auditor lebih mudah dalam mengaudit laporan keuangan tersebut.

Menurut Suginam (2016) dapat diukur dengan Logaritma Natural Total

Aset. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan.


8

Perusahaan besar cenderung memiliki dorongan untuk mengurangi penundaan

audit dan penundaan laporan keuangan, yang di sebabkan karena perusahaan besar

senantiasa diawasi secara ketat oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

laporan keuangan tersebut. Hal tersebut didukung oleh penelitian Dura yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report

lag.

Opini audit adalah suatu laporan yang diberikan oleh auditor yang

menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan norma atau aturan

pemeriksaan akuntansi disertai dengan pendapat mengenai kewajaran laporan

keuangan yang diperiksa. Opini audit sangatlah penting bagi perusahaan dan

pihak-pihak lain yang membutuhkan hasil laporan keuangan auditan.

Opini audit yang dikeluarkan oleh auditor kepada perusahaan memiliki

pengaruh terhadap cepat lambatnya waktu penyelesaian audit. Perusahaan yang

menerima pendapat wajar tanpa pengecualian dapat mengurangi terjadinya audit

report lag sehingga dapat melaporkan laporan keuangan perusahaannya dengan

tepat waktu. Sedangkan, perusahaan yang menerima opini selain pendapat wajar

tanpa pengecualian akan mengalami audit report lag yang lebih lama. Proses

pemberian pendapat selain wajar tanpa pengecualian melibatkan negosiasi dengan

klien dan berkonsultasi dengan auditor senior. Hal ini akan berdampak negatif bagi

perusahaan karena opini yang diberikan auditor menjadi salah satu faktor

pertimbangan bagi para investor, apabila laporan keuangan tidak dipublikasikan

tepat waktu maka perusahaan tersebut menggambarkan ketidak patuhannya


9

terhadap peraturan yang ada. Hal tersebut didukung oleh penelitian Hapsari, Putri

dan Arofah (2016) yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh negatif

terhadap audit report lag.

Solvabilitas seringkali disebut leverage ratio. Fahmi (2015: 174): “Rasio

solvabilitas merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi

dan menjaga kemampuannya untuk selalu mampu memenuhi kewajibannya dalam

membayar utang secara tepat waktu”. Perusahaan yang memiliki tingkat

solvabilitas tinggi akan memiliki waktu penyelesaian audit yang panjang karena

jika perusahaan tinggi, maka tingkat resiko bisnis perusahaan pun semakin tinggi.

Hal ini membuat auditor cenderung bekerja secara hati-hati dan berakibat rentang

waktu penyelesaian audit semakin lama dan ketepatan waktu sulit tercapai.

Analisis solvabilitas difokuskan terutama pada neraca yang menunjukkan

kemampuan untuk melunasi utang lancar dan utang tidak lancar.

Menurut Kasmir (2015: 151): “Rasio solvabilitas merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.

Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka

pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi)”.

Perusahaan yang memiliki utang yang besar dapat mengakibatkan

berkurangnya kerja sama antar pihak manajemen perusahaan yang menyebabkan

informasi yang akan disediakan oleh perusahaan akan sedikit terlambat. Menurut
10

Suginam (2016): “Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total

utangnya lebih besar dibandingkan dengan total asetnya”.

Solvabilitas diukur dengan menggunakan Debt to Total Asset Ratio (DAR)

dengan membandingkan antara jumlah aktiva dengan utang (baik utang jangka

panjang maupun utang jangka pendek). Rasio ini digunakan untuk mengetahui

sejauh mana utang perusahaan dapat ditutupi oleh aktiva. Menurut penelitian

Arthaningrum, Budiartha, dan Wirakusuma (2017) bahwa solvabilitas berpengaruh

positif terhadap audit report lag.

Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar

1.1 berikut :

GAMBAR 1.1
KERANGKA PEMIKIRAN

Ukuran Perusahaan
(X1)

Opini Audit Audit Report Lag


(X2) (Y)

Debt to Total Asset Ratio


(X3)
Sumber: Tinjauan Kerangka Pemikiran, 2020
11

G. Hipotesis

Menurut Suryabrata (2014: 21): “Hipotesis adalah jawaban terhadap masalah

penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat

kebenarannya”.

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran tersebut, maka penulis merumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Audit Report Lag.

H2: Opini Audit berpengaruh negatif terhadap Audit Report Lag.

H3: Debt To Total Asset Ratio berpengaruh Positif terhadap Audit Report Lag.

H. Metode Penelitian

a. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan penulis adalah penelitiaan dengan

mengunakan metode asosiatif. Menurut Sugiyono (2017: 37): “Rumusan

masalah asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat

menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih”.

b. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, digunakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

1) Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2017: 39): ”Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya


12

variabel dependen (terikat)”. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam

penelitian ini adalah:

a. Variabel ukuran perusahaan

Diukur menggunakan jumlah nilai kekayaan (total aset) yang

dimiliki suatu perusahaan. Menurut Suginam (2016): Rumus untuk

menghitung Ukuran Perusahaan adalah sebagai berikut:

Ukuran perusahaan (size) = Log(total asset)

b. Variabel Opini Audit


Opini audit dalam penelitian ini menggunakan variable Dummy.

Opini audit dibedakan menjadi dua kelompok yaitu perusahaan yang

menerima opini unqualified opinion diberi kode 1 dan perusahaan

yang menerima opini selain unqualified opinion di beri kode 0.

c. Variable DAR (Debt to Total Asset Ratio).

Menurut Sudana (2011: 20): “Rasio ini mengukur berapa besar

penggunaan utang dalam pembelanjaan perusahaan”. yaitu diperoleh

dari perbandingan total utang dibagi dengan total asset”.

Total debt
Debt Ratio =
Total assets

2) Variabel Terikat (Dependent Variable)

Dalam penelitian ini varoabel dependen yang digunakan adalah

audit report lag Menurut Hapsari, Putri dan Arofah (2016: 198): “Audit
13

report lag is the duration between the date of audit report and the date of

company’s fiscal.”

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi dokumentasi dan studi kepustakaan jenis data yang dikelompokkan

adalah data sekunder berupa laporan keuangan auditan dan laporan tahunan

(annual report) yang telah diaudit dan diperoleh dari www.idx.co.id.

d. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sujarweni (2015: 80): “Populasi adalah keseluruhan

jumlah yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik

dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Sampel

Menurut Sugiono (2017 :81): “Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Metode untuk

pengambilan sampel yaitu menggunakan purposive sampling. Menurut

sugiono (2017 :85): “Purposive sampling adalah teknik penentu sampel

dengan pertimbangan tertentu”. Kriteria pemilihan sampel dalam

penelitian ini adalah

1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


14

2) Menerbitkan Laporan keuangan per 31 Desember auditan yang di

publikasikan selama tahun 2015-2019.

3) Tersedia data terkait dengan variabel penelitian.

e. Teknik Analisis Data

a. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti

melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan

analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Menurut

Sugiyono (2017: 147): “Statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendekripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan

generalisasi.”

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013:154): “Uji normalitas adalah untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau

residual mempunyai distribusi normal atau tidak”. Uji normalitas

dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Menurut

Priyatno (2013: 58): “Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 maka nilai residual tersebut


15

berdistribusi normal, dan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

maka tidak normal”.

2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model

regresi yang telah ditetapkan sebelumnya ditemukan adanya korelasi

atau hubungan yang tinggi antar variabel independen. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi di antara

variabel independen. Menurut Priyatno (2014: 103):

“Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala


multikolinearitas adalah dengan melihat nilai Variance
Inflation Factor (VIF) dan Tolerance pada model regresi.
Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1
maka model regresi dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas”.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan

varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik

mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedestisitas. Metode yang

digunakan yaitu metode Spearman’s Rho. Menurut sunyoto (2010:

100): “jika suatu residual mempunyai varians yang sama disebut

terjadi homoskedastisitas, sedangkan jika suatu residual mempunyai

varians yang tidak sama atau berbeda disebut terjadi

heteroskedastisitas.”

4) Uji Autokorelasi
16

Dalam penelitian, model regresi yang baik adalah model regresi

yang tidak memiliki autokorelasi. Menurut Priyatno (2014: 106):

“Autokorelasi merupakan kolerasi antara anggota observasi


yang disusun menurut waktu atau tempat. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi metode pengujian
menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Kriteria
pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson sebagai
berikut:
(1) DU < DW < 4-DU maka H 0 diterima, artinya tidak terjadi
autokolerasi.
(2) DW < DL atau DW > 4-DL maka H0 ditolak, artinya terjadi
autokolerasi.
(3) DL < DW < DU atau 4-DU < DW < 4-DL, artinya tidak
ada kepastian atau kesimpulan yang pasti”.

c. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Sanusi (2011: 134): “Regresi linear berganda pada

dasarnya merupakan perluasan dari regresi linear sederhana, yaitu

menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya satu

menjadi dua atau lebih variabel bebas”. Rumus persamaan regresi

linier berganda sebagai berikut:

Y=a+ b1 X 1 + b2 X 2 + b 3 X 3 +e

Keterangan :
Y = Audit Report Lag
A = bilangan konstanta
b1 = koefisien variabel X1
b2 = koefisien variabel X2
b3 = koefisien variabel X3
X1= Ukuran Perusahaan
X2= Opini Audit
X3= Debt to Total Asset Ratio
E = error
17

1) Analisis Koefisien Korelasi Berganda dan Koefisien Determinasi

Menurut Riduwan (2016: 238): “Uji korelasi ganda adalah

suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua

variable atau lebih secara bersama-sama dengan variable lain”.

Menurut Ghozali (2013: 97): Koefisien determinasi ini

digunakan untuk melihat seberapa jauh kempuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil menunjukan

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu (1)

menunjukan variabel-variabel independen memberikan hampir

seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen.

2) Uji Hipotesis

1. Uji F

Uji F bertujuan untuk menguji model, apakah model yang telah

dibangun telah dapat memberikan penjelasan yang baik pada

variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan uji F menurut

Priyatno (2014: 158): adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka model penelitian dinyatakan

layak.
18

b. Jika nilai signifikan > 0,05 maka model penelitian dinyatakan

tidak layak.

2. Uji t

Uji t bertujuan untuk menunjukkan variabel independen dalam

memberikan pengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria

pengambilan keputusan uji t menurut Priyatno (2014: 145): adalah

sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.


19

DAFTAR PUSTAKA

Artanigrum, Rai Gina, I Ketut Budiartha, dan Made Gede Wirakusuma. “Pengaruh
Profitabilitas, Solvabiltas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Pergantian
Manajemen Pada Audit Report Lag Perusahaan Perbankan.” Electronic
Journal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 6, No. 3, 2017, Hal. 1079-1108.
Dura, Justita. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.” Jibeka, vol.11,no.1, Hal 64-70. 2017.
Fahmi, Irham. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta, 2015.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.
Hapsari, Adlina Nindra, Negina Kencono Putrid an Triani Arofah. “The Influence of
Profitability, Solvency, and Auditor’s Opinion to Audit Report Lag at Coal
Mining Companies”. Binum Business Review, vol.7, no.2 (Agustus 2012): 197-
201.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2018.
Priyatno, Duwi. Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2013.

, Duwi. SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta Andi Offiset,


2014.
Riduan. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta, 2016.
20

Sekolah Tinggi ILmu Ekonomi Widya Dharma. Pedoman Penulisan Skripsi, edisi
revisi kesembilan. Pontianak: STIE Widya Dharma, 2014.
Sudana I Made. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktek. Surabaya:
Erlangga, 2011.
Sugiono. Metode Penelitian Kualitatif. Kualitatif dan Kombinasi. Bandung: Alfabeta,
2017.
Suginam. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan
Sektor Perdagangan Jasa dan Investasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia”. Majalah Ilmiah Informasi dan Teknologi Ilmiah, vol.XI, no.1
(September 2016), hal.60-70.

Sanusi, Anwar. Meteologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat 2011.


Sujarweni, V. Wiratna. Meteologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press, 2015.
Sunyoto, Danang. Uji Khi Kuadrat & Regresi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010.
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014.

Tandiontong, Mathius. Kualitas Audit dan Pengukurannya. Bandung: Alfabeta, 2016.


www.idx.co.id.

Anda mungkin juga menyukai