(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013)
ABSTRACT
Audit delay is the length of time the auditor to complete the audit report was measured from the date of
closing of the fiscal year book. Characteristics of the company is one of the factors that affect audit delay . This study was
to examine the influence of the characteristics diujukan companies , consisting of company size , profitability , solvency ,
quality of KAP and audit opinion on the audit delay in manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange .
The sample in this research is manufacturing companies that listed in Indonesia Stock Exchange 2010-2013.
This research using purposive sampling method in determining the number of samples used and acquired as many as 43
companies . Testing hypotheses used in this research were tested using multiple linear regression analysis.
The results showed that : 1 ) The size of the company have an influence on the Audit Delay, 2 ) Profitability has
no effect on Audit Delay, 3 ) Solvency has no effect on Audit Delay, 4 ) Quality Audit Firm has no effect on the Audit
Keywords : Audit delay, Audit Opinion, Profitability Quality of KAP, Size of company, and Solvency.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Laporan keuangan merupakan instrument yang penting dalam sebuah perusahaan. Perusahaan di Indonesia
khususnya perusahaan yang sudah go public diharuskan untuk menyusun laporan keuangan setiap periodenya. Hal ini
dikarenakan laporan keuangan merupakan jembatan informasi antara perusahaan dengan pihak luar, tetapi pihak
manajemen perusahaan sering melakukan upaya-upaya agar laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan tampak
baik, hal ini biasa disebut window dressing. Window dressing dalam pengertian pasar modal, akuntansi dan keuangan,
1
Aksi itu sebagai upaya untuk meyajikan laporan keuangan yang lebih baik daripada laporan keuangan yang
sebenarnya, karena seringkali terjadi penyimpangan seperti ini, mengakibatkan pihak pemegang saham kurang dapat
langsung mempercayai laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Untuk menjembatani perbedaan kepentingan ini,
maka kedua pihak harus menunjuk pihak ketiga, yaitu auditor independen yang bertugas memberikan pendapat atau opini
atas laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan, tugas auditor tersebut mempunyai konsekuensi serta
Tanggungjawab yang besar ini memicu auditor untuk bekerja lebih professional. Salah satu kriteria yang
menunjukkan bahwa auditor tersebut professional adalah ketepatan waktu dalam penyampaian laporan auditnya.
Sehingga perusahaan yang menjadi klien auditor tersebut pun tepat waktu dalam mempublikasikan laporan keuangan
kepada masyarakat umum dan kepada bapepam juga. Keinginan untuk menyajikan laporan keuangan tepat waktu sering
dihadapkan dengan berbagai kendala. Mengingat semakin meningkatnya perkembangan perusahaan publik yang ada di
Indonesia, auditor juga memerlukan waktu untuk mengumpulkan bukti-bukti kompeten yang dapat mendukung opininya.
Lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor didapat dari perbedaan tanggal pelaporan keuangan dengan tanggal opini
audit dalam laporan keuangan. Perbedaan waktu ini disebut Audit Delay (Isbangun 2011). Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan agar publikasi laporan keuangan tepat waktu antara lain : ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas
Terdapat fenomena yang terjadi beberapa pekan lalu yang diberitakan oleh inilah.com yaitu terdapat 26 emiten
mendapat sanksi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) karena tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan
interim yang berakhir pada 30 Juni 2014 secara tepat waktu. Berdasarkan catatan Bursa batas waktu penyampaian laporan
keuangan interim periode 30 Juni 2014 yaitu tanggal 4 Agustus 2014. Laporan tersebut telah ditelaah atau yang diaudit
oleh Akuntan Publik. Hasilnya sebanyak 23 emiten terlambat menyampaikan laporan keuangan yang berakhir per 30 Juni
2014.
Pelanggaran-pelanggaran semacam ini yang masih seringkali terjadi, yaitu keterlambatan penyampaian, komponen
laporan keuangan tidak lengkap, terlambat dalam menyampaikan rencana melakukan audit atau penelaahan terbatas atas
laporan keuangan. Dilihat dari fenomena diatas membuktikan bahwa sangat pentingnya mengetahui apa saja hal-hal yang
benar-benar mempengaruhi terjadinya audit delay agar dapat memudahkan proses meminimalisir pelanggaran-
Penelitian ini merupakan pelengkapan variabel yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu
Febrianty (2011), Fitria Kusumawardani (2013), Elen dan Anggraeni (2011), I Md Ngr Sudewa dan Edy (2011), dan
Isbangun (2011). Penelitian-penelitian tersebut mempunyai obyek perusahaan yang sama kecuali penelitian I Md Ngr
2
Sudewa dan Edy yang menggunakan obyek penelitian pada perusahaan food and baverages, sedangkan penelitian ini
menggunakan obyek penelitian yaitu perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2011-
2013. Dipilihnya perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur mempunyai operasi yang lebih kompleks
dibandingkan dengan kelompok perusahaan lain yang dapat mempengaruhi penyampaian laporan keuangan. Adapun
faktor-faktor yang akan diuji kembali dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas
Dalam penelitian ini akan dibahas apakah ukuran perusahan, profitabilitas, solvabilitas, ukuran KAP dan opini
audit berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?. Sedangkan
tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variabel0variabel tersebut terhadap audit
delay.Selanjutnya akan dibahas mengenai kerangka pemikiran teoritis, metode penelitian, hasil pembahasan serta
kesimpulan, keterbatasan dan saran penelitian yang akan disajikan dibawah ini.
Audit delay berpengaruh terhadap tingkat relevansi informasi dalam laporan keuangan, dan pada kahirnya
berdampak pula pada tingkat kepastian keputusan yang didasarkan pada informasi tersebut. Hal dikarenakan jangka
waktu penyelesaian audit dapat mempengaruhi ketepatwaktuan penyampaian informasi dalam laporan keuangan
perusahaan. Panjang pendeknya jangka waktu tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang selanjutnya akan dibahas
lebih mendalam.
Berpijak pada keterbatasan pengkajian dan adanya inkonsistensi hasil penelitian-penelitian sebelumnya,
penelitian kali ini akan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay dengan variabel bebas berupa ukuran
perusahaan, profitabilitas perusahaan, solvabilitas perusahaan, kualitas kantor akuntan publik, kualitas auditor dan opini
auditor.
Hal yang mendasari hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan Audit Delay adalah perusahaan besar akan
menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan intensif uktuk mengurangi Audit Delay dikarenakan
perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Oleh karena itu,
perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan
audit lebih awal. Disamping itu perusahaan besar pada umumnya memiliki system pengendalian internal yang lebih baik
3
Kualitas auditor diukur dengan Ukuran Kantor Akuntan Publik yang dibedakan menjadi kantor akuntan publik
yang masuk empat besar, dalam hal ini the big four dan kantor akuntan public non the big four, dalam hal ini the big four
umumnya mempunyai sumber daya yang lebih besar sehingga dapat melakukan audit lebih cepat dan efisien. Hal ini
membuktikan pendapat bahwa perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan public the big four cenderung lebih cepat
menyelesaikan auditnya bila dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan public non the big four.
Opini audit yang baik (unqualified opinion) harus mengemukakan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit
sesuai dengan ketentuan standar akuntansi keuangan dan tidak ada penyimpangan material yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan. Perusahaan yang menerima pendapat unwualified opinion akan melaporkan laporan keuangan
tepat waktu. Hal ini dikarenakan proses pemberikan pendapat selain unqualified opinion tersebut melibatkan negosiasi
dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis dan perluasan lingkup audit, sedangkan
perusahaan yang menerima pendapat unqualifien opinion meruapakan suatu berita yang baik bagi perusahaan dan
Berdasar uraian tersebut, hubungan antar variabel akan diperlihatkan dalam model penelitian berikut :
Gambar 1
Model Penelitian
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas Perusahaan
Kualitas KAP
Opini Auditor
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Faktor ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang sering diteliti pada penelitian sebelumnya. Hubungan
ukuran perusahaan dengan audit delay yaitu semakin besar suatu perusahaan justru semakin pendek audit delay. hal ini
dikarenakan perusahaan besar memiliki pengendalian intern yang lebih baik sehingga dapat meminimalisir kesalahan
4
Lemahnya pengendalian internal klien akan memberikan dampak audit delay yang semakin panjang karena auditor
membutuhkan sejumlah waktu untuk mencari bukti yang lebih lengkap dan kompleks untuk mendukung opininya
penyebab berikutnya adalah perusahaan-perusahaan besar mempunyai sumber daya keuangan untuk membayar audit fee
yang lebih besar guna mendapat pelayanan audit yang lebih cepat. Kemudian perusahaan-perusahaan besar cenderung
mendapat tekanan dari pihak eksternal yang tinggi terhadap kinerja keuangan perusahaan, sehingga manajemen akan
berusaha mempublikasikan laporan audit dan laporan keuangan auditan lebih tepat waktu.
Febriyanti (2011), menemukan adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan Audit Delay. Ukuran
perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka
perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki
banyak sumber informasi dan memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik sehingga dapat mengurangi
tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan. Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
Menurut Givoly dan Palmon (1982) bahwa ketepatan waktu bergantung pada lamanya waktu audit dan
keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas
tinggi diduga audit delay-nya akan lebih pendek daripada perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang lebih rendah. Hal
ini dikarenakan, apabila perusahaan mengumumkan berita baik yang berisi laba perusahaan, maka pihak manajemen akan
cenderung melaporkan tepat waktu, dan jika perusahaan mengalami rugi yang berarti berita buruk perusahaan, maka
pihak manajemen cenderung melaporkan tidak tepat waktu karena perusahaan memiliki bad news dan tidak segera
Ahmad dan Kamarrudin (2000), Prabandari dan Rustiana (2007), dan Elen dan Anggraeini (2011) dan Kartika
(2009) menunjukkan hasil penelitiannya yang memperoleh pengaruh positif atas profitabilitas terhadap audit delay.
Perusahaan yang mengumumkan laba cenderung mengalami audit delay yang lebih singkat dibandingkan dengan
perusahaan yang mengumumkan rugi. Berpijak pada deskripsi diatas, hipotesis yang dikemukakan adalah :
5
Isbangun (2011), Elen dan Anggraeini (2011), dan Febriyanti (2011) menemukan hubungan positif antara
solvabilitas (rasio total hutang terhadap total asset/debt to assets ratio) dengan audit delay perusahaan. Makin tingginya
solvabilitas berarti terdapat permasalahan yang memerlukan proses audit lebih teliti. Dalam hipotesis ini akan digunakan
debt to total assets ratio dalam mengindikasikan kesehatan suatu perusahaan. Proporsi debt to total assets ratio yang
tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan menigkatkan perhatian bahwa ada kemungkinan
laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Sebagai contoh, kesehatan perusahaan yang rendah akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya kecurangan atau ketidaksengajaan untuk mengurangi karyawan. Sebagai konsekuensinya auditor
akan meningkatkan lamanya waktu untuk periode audit. Alasan berikutnya yaitu mengaudit hutang memerlukan waktu
yang lebih lama dibandingkan mengaudit modal, biasanya mengaudit hutang lebih melibatkan banyak staf dan lebih
rumit. Debt to assets ratio yang tinggi juga memberikan sinyal bahwa perusahaan sedang dalam kesulitan keuangan.
Biasanya perusahaan akan mengurangi resiko yang tinggi. Dengan demikian auditor akan mengaudit laporan keuangan
perusahaan dengan lebih seksama dan membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga dapat meningkatkan audit delay.
Penelitian yang dilakukan oleh Gilling (1997) yang menguji secara empiris karakter kantor akuntan publik (KAP)
dengan audit delay. ada kecenderungan bahwa KAP Big Five (KAP besar) akan lebih cepat menyelesaikan tugas audit
yang mereka terima dibandingkan dengan KAP non Big Five dikarenakan reputasi yang harus mereka jaga (Hossan dan
Tailor, 1998). Apabila reputasi auditor tidak dijaga, maka ada kemungkinan mereka akan kehilangan pekerjaan penugasan
audit dari klien untuk tahun-tahun berikutnya sebab dinilai kurang kompeten. Selain itu KAP besar lebih banyak
mengeluarkan pendapat going concern daripada KAP kecil. Hal tersebut mengindikasikan bahwa KAP besar lebih
menginginkan untuk mengambil sikap yang tepat dalam mengeluarkan pendapat yang sesuai dan memiliki kemampuan
untuk mendeteksi going concern perusahaan sehingga dapat lebih menarik klien yang lebih banyak. Berdasarkan
Ha4 : Kualitas Kantor Akuntan Publik berpengaruh positif terhadap audit delay.
Opini audit sebagai media bagi auditor untuk mengungkapkan pendapat atas laporan keuangan kepada investor
menyangkut keadaan laporan keuangan, pernyataan wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil
6
usaha juga arus kas harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ketika auditor memberikan
opini selain unqualified opinion terhadap laporan keuangan yang diauditnya, maka audit delay yang dilakukan akan
Penelitian Fitria Kusumawardani (2013) menyatakan bahwa terdapat pengaruh opini auditor terhadap audit delay
diterima. Opini audit yang baik harus mengemukakan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit sesuai dengan
ketentuan standar akuntansi keuangan dan mempengaruhi pengambilan suatu keputusan. (Fitria Kusumawardani 2013).
Pada dasarnya seorang auditor harus bekerja secara professional agar kredibilitas sebagai auditor dapat dipercaya oleh
klien dan investor. Para investor hanya akan percaya kepada laporan keuangan yang mendapat opini positif dari seorang
auditor. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel tidak acak yang informasinya diperoleh dengan
pertimbangan tertentu. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan adalah (1) Perusahaan manufaktur yang berturut-turut
mengeluarkan laporan keuangan pada tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013. (2) Perusahaan yang tidak berganti auditor
selama tahun penelitian. (3) Perusahaan tersebut mempunyai data yang lengkap, mencakup laporan keuangan auditor
Berdasar uraian tersebut, pengukuran variabel terikat dan bebas akan diperlihatkan dalam tabel berikut :
Tabel 1
Variabel Terikat
7
Variabel Bebas
Pernyataan opini
Opini Auditor Dummy Sekunder
auditor
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, yaitu dengan melihat dokumen
yang sudah terjadi (laporan keuangan dan laporan audit emiten) di Bursa Efek Indonesia. Penelitian juga dilakukan
dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca, mempelajari literature dan publikasi yang
Teknik analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif, statistik deskriptif digunakan untuk memberikan
gambaran variabel-variabel yang diteliti. Uji statistik deskriptif mencakup nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai
maksimum, dan standar deviasi. Kemudian teknik analisis selanjutnya adalah dengan menggunakan uji asumsi klasik, uji
asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas dari gangguan autokorelasi,
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung korelasi di antara variabel-variabel
independen. Pendeteksian keberadaa multikoliearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation
Factor (VIF).
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila terjadi korelasi, disinyalir ada
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul disebabkan adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW
Test).
8
Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedasitas atau
yang tidak terjadi heteroskedasitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan
Selanjutnya, penelitian ini melakukan pengujian dengan menggunakan analisis regresi berganda dan koefisien
determinasi, analisis regresi berganda yaitu suatu metode statistik yang umum digunakan untuk meneliti hubungan antara
Keterangan :
AUDELAY = Jangka waktu tanggal penutupan tahun buku dengan tanggal opini laporan keuangan
auditor independen.
Sedangkan koefisien determinasi pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menjelaskan variasi dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol (0) sampai dengan satu (1). Apabila R
square semakin mendekati satu, maka variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel-variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square mempunyai kelemahan yaitu
nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010
hingga 2013 yang berjumlah 172. Berdasarkan pemilihan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling,
diperoleh sampel sebanyak 43 perusahaan, sedangkan sisanya tidak dipakai sebagai sampel penelitian karena tidak
memenuhi kriteria. Hasil penentuan sampel dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1
Metode Pengambilan Sampel Penelitian
Jumlah Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
125
pada tahun 2010-2013
Perusahaan yang berganti auditor selama tahun
(83)
penelitian
Perusahaan tersebut mempunyai data yang
lengkap, mencakup laporan keuangan auditor 43
independen dan catatan atas laporan keuangan
Jumlah sampel perusahaan 43
Sumber : idx tahun 2015
Hasil pengujian statistik deskriptif skala rasio dapat disimpulkan untuk variabel ukuran perusahaan yang diukur
dengan logaritma numerik Total Asset diperoleh nilai rata-rata sebesar 28,1792 dengan standar deviasi sebesar 1,817.
Nilai ukuran perusahaan berkisar antara nilai terendah 25,01 sampai dengan nilai tertinggi sebesar 33.
Hasil statistik deskripsi untuk variabel profitabilitas diperoleh nilai rata-rata sebesar 0,1172 dengan standar deviasi
sebesar 0,1063. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan adalah 11,72% dari
total aset yang dimiliki. Nilai profitabilitas berkisar antara nilai terendah -0,0659 sampai dengan nilai tertinggi sebesar
0,5594.
Hasil statistik deskripsi untuk variabel solvabilitas diperoleh nilai rata-rata sebesar 0,3887 dengan standar deviasi
sebesar 0,2059. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya hutang perusahaan adalah sebesar 38,87% dari total aset
yang dimiliki. Nilai solvabilitas berkisar antara nilai terendah 0,0003 sampai dengan nilai tertinggi sebesar 1,1071.
Hasil statistik deskripsi untuk variabel audit delay diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,569 dengan standar deviasi
sebesar 15,10977. Hasil tersebut menunjukkan bahwa jangka waktu pelaporan laporan keuangan oleh perusahaan adalah
sebesar 73 hari dari tanggal penutupan. Jangka waktu pelaporan laporan keuangan berkisar antara 0 hari sampai dengan
121 hari.
Khusus variabel Ukuran KAP dan Opini audit menggunakan skala Dummy, sehingga statistik deskriptifnya
dilakukan secara terpisah. Dummy 0 untuk kategori perusahaan yang menggunakan non the big four dan dummy 1 untuk
10
kategori perusahaan yang menggunakan KAP the big four pada variabel Ukuran KAP. Sedangkan pada variabel opini
audit, dummy 1 untuk kategori pendapat wajar tanpa pengecualian dan dummy 0 untuk kategori pendapat wajar tanpa
Hasil statistik deskriptif variabel dummy untuk Ukuran KAP berdasarkan tabel 4.3 diperoleh 51,2 % untuk kategori
perusahaan yang menggunakan KAP non the big four sedangkan 48,8 % untuk kategori perusahaan yang menggunakan
KAP the big four, hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan jenis KAP non big four lebih
banyak daripada perusahaan yang menggunakan jenis KAP the big four, tetapi hanya selisih 4 perusahaan saja. Dengan
demikian pemilihan jenis KAP yang digunakan oleh perusahaan sampel adalah merata.
Hasil statistik deskriptif variabel dummy untuk opini audit berdasarkan tabel 4.3 diperoleh 95,3% untuk kategori
perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dan 4,7% untuk kategori perusahaan yang mendapatkan
opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang
mendapatkan pendapat wajar tanpa pengecualian dalam penelitian ini lebih besar dibandingkan perusahaan yang
mendapatkan opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Dengan demikian kualitas laporan keuangan
Uji Multikolinieritas
variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas dan kualitas KAP serta opini audit memiliki nilai tolerance
yang lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF yang kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas
(independen) yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari gejala multikolinearitas.
Uji Autokorelasi
Dari pengujian statistik diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2,009 seperti yang ditunjukkan oleh tabel 4 diatas.
Apabila nilai ini dibandingkan dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, jumlah sampel 171, maka diperoleh nilai
1,8229. Nilai DW 2,009 lebih besar dari batas atas (du) yakni 1,8229 dan kurang dari (4-du) 4-1,8229 = 2,1771 dapat
Uji Heteroskedastisitas
Semua variabel independen, yakni ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas KAP dan opini audit
mempunyai nilai signifikansi ≥ 0,05. Jadi tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen abs_res. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi pada tiap-tiap variabel independen seluruhnya diatas
0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
11
Uji Regresi Linier Berganda
Dari pengujian regresi linier berganda yang tersaji pada tabel 6 diperoleh persamaan sebagai berikut :
Berdasarkan persamaan regresi diatas memiliki makna yaitu diketahui konstanta sebesar 126,812 bermakna bahwa
tanpa adanya variabel bebas (profitabilitas, solvabilitas, kualitas KAP dan opini audit) maka audit delay yang dilakukan
perusahaan-perusahaan yang diteliti adalah 126 hari. Koefisien regresi -1,950 menyatakan bahwa setiap ada kenaikan satu
satuan pada variabel ukuran perusahaan dengan nilai variabel lain tetap maka audit delay pada variabel ukuran
perusahaan akan semakin kecil. Koefisien regresi -9,391 menyatakan bahwa setiap ada kenaikan satu satuan pada variabel
profitabilitas dengan nilai variabel lain tetap maka audit delay pada variabel profitabilitas perusahaan akan semakin kecil.
Koefisien regresi 6,962 menyatakan bahwa setiap ada kenaikan satu satuan pada variabel solvabilitas dengan nilai
variabel lain tetap maka audit delay pada variabel solvabilitas perusahaan akan semakin besar. Koefisien regresi 1,088
menyatakan bahwa setiap ada kenaikan satu satuan pada variabel kualitas KAP dengan nilai variabel lain tetap maka audit
delay pada variabel kualitas KAP akan semakin besar. Koefisien regresi 0,590 menyatakan bahwa setiap ada kenaikan
satu satuan pada variabel opini audit maka audit delay pada variabel opini audit akan semakin besar.
Diperoleh nilai Adjusted R square sebesar 0,038. Hasil ini berarti bahwa variabel audit delay bisa dijelaskan oleh
ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas KAP dan opini audit sebesar 3,8%, sedangkan 96,2% dipengaruhi
Diperoleh nilai t hitung untuk variabel ukuran perusahaan sebesar -2,578 dengan nilai signifikansi sebesar 0,011 < 0,05.
Jadi dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap audit delay. Untuk variabel profitabilitas sebesar -9,391 dengan nilai signifikansi sebesar 0,373 >
0,05. Jadi dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian profitabilitas tidak mempunyai pengaruh
Variabel solvabilitas perusahaan sebesar 6,962 dengan nilai signifikansi sebesar 0,193 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan
H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian solvabilitas perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap audit delay. Variabel kualitas KAP sebesar 0,396 dengan nilai signifikansi sebesar 1,088 > 0,05. Jadi dapat
disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian kualitas KAP tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap audit delay. Variabel opini audit sebesar 0,590 dengan nilai signifikansi sebesar 0,909 > 0,05. Jadi dapat
12
disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian opini audit tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
PEMBAHASAN
Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh kesimpulan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap
audit delay. Hal ini berarti total asset yang besar mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
perusahaan tersebut atau dapat dikatakan rentang waktu pelaporan keuangan perusahaan akan semakin singkat.
Hasil penelitian ini konsisten dengan Gilling (1977), Davies dan Whitterd di Australia (1980) yang menunjukkan
bahwa audit delay memiliki hubungan negatif dengan ukuran perusahaan. Menurut Courtis di New Zealand (1976).
Perusahaan-perusahaan go public atau perusahaan besar mempunyai sistem pengendalian internal yang baik sehingga
memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan laporan keuangan. Lemahnya pengendalian internal klien
memberikan dampak audit delay yang semakin panjang karena auditor membutuhkan sejumlah waktu untuk mencari data
yang lebih lengkap dan kompleks untuk mendukung opininya. Perusahaan-perusahaan besar mempunyai sumber daya
keuangan untuk membayar audit fee yang lebih besar untuk mendapatkan pelayanan audit yang lebih cepat. Perusahaan-
perusahaan besar juga cenderung mendapat tekanan dari pihak eksternal yang tinggi terhadap kinerja keuangan
perusahaan, sehingga manajemen akan berusaha untuk mempublikasikan laporan audit dan laporan keuangan auditan
Penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan mempunyai pengaruh negatif
dan tidak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap audit delay. Semakin besar keuntungan berpengaruh yang diperoleh
perusahaan maka semakin cepat proses audit dilakukan, tetapi hasil dalam penelitian ini menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan aktiva yang dimiliki ternyata tidak mempunyai pengaruh secara
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Halim (2000) dan Andi Kartika (2009) yang
menemukan bukti empiris bahwa tingkat profitabilitas tidak secara signifikan berpengaruh terhadap audit delay. Tetapi,
penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Kamarudin (2000), Prabandari dan
Rustiana (2007), Elen dan Anggraeni (2012) dan Kartika (2009) yang menyimpulkan bahwa semakin perusahaan
memperoleh laba yang tinggi maka audit delay-nya akan semakin pendek.
Perbedaan ini dapat dikarenakan pemilihan sampel yang berbeda dan tahun laporan keuangan yang berbeda pula.
Selain itu, penguluran waktu yang lebih lama dari biasanya dalam menyajikan laporan keuangan auditan sehingga
13
mengakibatkan audit delay yang lebih besar dalam perusahaan sampel. Penyebab audit delay dalam penelitian ini
kebanyakan disebabkan karena adanya penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Oleh
karena itu, beberapa akun dalam laporan keuangan dilakukan reklasifikasi sehingga memakan waktu yang lebih lama dan
menghambat penyelesaian laporan audit agar lebih cepat. Sebagaimana yang terjadi pada PT Unilever Indonesia Tbk, PT
Indo Acidatama Tbk, PT Indofarma (Persero) Tbk dan lain-lain. Penyebab terjadinya audit delay yang lebih tinggi dalam
perusahaan-perusahaan ini disebabkan karena adanya penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) no. 4 yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011, “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri”, mengenai akuntansi atas investasi pada entitas anak untuk keperluan keuangan induk mengubah
metode ekuitas menjadi metode biaya, baik secara prospektif maupun restrospektif. Oleh karena itu, besar kecilnya
profitabilitas yang didapat oleh perusahaan sampel pada tahun penelitian tidak mempengaruhi audit delay.
Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh kesimpulan bahwa solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
audit delay. Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa solvabilitas tidak
mempengaruhi audit delay. Hal ini berarti besar kecilnya tingkat solvabilitas tidak mempengaruhi ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Rachmawati (2008) yang menyatakan solvabilitas suatu
perusahaan tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2005. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban untuk membayar utang-
utangnya ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lamanya proses penyampaian laporan auditan atan
laporan keuangan. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Dewi Lestari (2010) dan Wirakusuma (2004) yang
menyatakan bahwa semakin tingginya nilai solvabilitas perusahaan mengakibatkan panjang waktu yang dibutuhkan untuk
Adapun ditemukannya salah satu kasus yang menyebabkan terjadinya audit delay pada perusahaan sampel
disebabkan karena adanya perusahaan yang digugat di Pengadilan Negeri. Seperti yang terjadi pada PT Pyridam Farma
Tbk pada tahun 2011, perusahaan tersebut digugat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan oleh salah satu pemilik toko obat
yang merasa dirugikan karena adanya penarikan obat yang diproduksi oleh perusahaan. Sampai dengan tanggal pelaporan
auditor, proses pengadilan sedang berjalan dan belum ada keputusan Pengadilan Negeri sehingga manajemen perusahaan
belum bisa memperkirakan hasil akhirnya dan menghambat tim auditor dalam penyelesaian laporan audit agar waktu.
Oleh karena itu, besar kecilnya solvabilitas yang didapat oleh perusahaan sampel pada tahun penelitian justru tidak
14
Pengaruh kualitas kantor akuntan publik terhadap audit delay.
Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh bahwa kualitas KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay. Kesimpulan yang
diperoleh dalam penelitian ini, variabel kualitas KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hasil ini
mendukung penelitian Aryati dan Theresia (2005) dan Kartika (2009) yang menyatakan bahwa ukuran KAP tidak
mempunyai pengaruh terhadap audit delay. Tetapi, hasil penelitian ini tidak berhasil mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Oktorina dan Suharli (2005) dan Hilmi dan Ali (2008) yang menyatakan bahwa kualitas KAP berpengaruh
terhadap audit delay. Hal ini menunjukkan semakin besar KAP maka semakin banyak memiliki sumber kerja audit yang
baik sehingga akan semakin cepat dalam penyelesaian laporan keuangan. Selain itu, kualitas KAP yang baik juga akan
lebih tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan untuk menjaga image atau citra KAP di mata public, tetapi hasil
Adapun penyebab audit delay yang terjadi pada beberapa perusahaan sampel seperti yang sudah dijelaskan
dipembahasan variabel sebelumnya kebanyakan dikarenakan perusahaan telah menerapkan beberapa aturan dalam PSAK
yang telah direvisi, sehingga menyebabkan dibutuhkan waktu yang lebih banyak untuk dilakukannya penyesuaian-
penyesuaian. Seperti yang terjadi dalam PT Betonjaya Manunggal Tbk pada tahun 2011, perusahaan telah menerapkan
beberapa PSAK baru dan revisi serta Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yaitu ISAK 11 (Distribusi Aset
NonKas Kepada Pemilik), ISAK 12 (Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Volunter), ISAK 14
(Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web), dan ISAK 17 (Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai) yang menjadi
efektif sejak tanggal 1 Januari 2011. Oleh karena itu, laporan posisi keuangan PT Betonjaya Manunggal Tbk tanggal 31
Desember 2010 dan 1 Januari 2010/31Desember 2009, dan laporan laba rugi komperhensif untuk tahun yang berakhir 31
Desember 2010 telah disajikan kembali dan dibutuhkannya penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan dalam menyajikan
laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009, dan laporan laba rugi
komperhensif untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010. Oleh karena itu, besar kecilnya Kualitas KAP yang
digunakan oleh perusahaan sampel pada tahun penelitian tidak mempengaruhi audit delay.
Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991) juga penelitian yang dilakukan oleh
Young Lee dan Geum Joo (2008) yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh pada audit delay. Akan tetapi hasil
penelitian ini berhasil mendukung penelitian Sulthoni (2012) yang menyatakan bahwa opini audit tidak berpengaruh pada
audit delay.
15
Adapun hal yang membuat audit delay lebih besar yaitu adanya perusahaan sampel pada tahun penelitian yang
memutuskan untuk merubah kebijakannya. Seperti yang terjadi pada PT Mulia Industrindo Tbk pada tahun 2012,
perusahaan tersebut memutuskan untuk mengubah kebijakannya dalam mengukur aset tanah, bangunan dan prasarana
serta mesin dan peralatan dari model biaya ke model revaluasi. Maka dari itu dibutuhkannya waktu lebih lama dalam
penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan dan berdampak juga pada penyelesaian laporan audit agar
lebih cepat. Oleh karena itu, wajar tidaknya opini audit yang didapat oleh perusahaan sampel pada tahun penelitian tidak
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, ukuran KAP
dan opini audit terhadap audit delay. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay. Artinya bahwa semakin
besar ukuran perusahaan, maka rentang pelaporan keuangan perusahaan akan semakin kecil atau tepat waktu. Sedangkan
variabel profitabilitas, solvabilitas, ukuran KAP dan opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. Artinya bahwa
apabila perusahaan mengalami kerugian maka akan semakin besar audit delay
Dalam penelitian ini hanya mengambil sampel dari perusahaan manufaktur dan hanya menggunakan 4 (empat)
tahun pengamatan, sehingga hasil penelitian ini belum menggambarkan secara keseluruhan mengenai rentang pelaporan
keuangan perusahaan. Pada penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan sampel dari seluruh perusahaan dan
menggunakan tahun pengamatan yang lebih panjang sehingga hasil penelitian dapat menggambarkan secara keseluruhan
Variasi variabel independen yang digunakan masih sedikit dari variabel yang mampu mempengaruhi variabel
dependen. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas ruang lingkup penelitian dengan memperbanyak
variasi variable independen, seperti : jenis perusahaan, ketepatan waktu, dan lain sebagainya.
Nilai Adjusted R square sebesar 3,8%, menunjukkan bahwa pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,
solvabilitas, ukuran KAP dan opini audit terhadap rentang pelaporan keuangan perusahaan (audit delay) sangat kecil
yaitu dibawah 50% artinya variabel independen yang diambil tidak mampu menjelaskan variabel keseluruhan variabel
dependen. Pada penelitian selanjutnya disarankan mempelajari terlebih dahulu penyebab-penyebab terjadinya audit delay
16
pada perusahaan-perusahaan yang akan diteliti agar variable penelitian yang diambil lebih tepat sasaran sehingga variable
Penelitian hanya menggunakan data sekunder yang dipublikasikan pada publik sehingga data yang diolah hanya
terbatas pada hasil publikasi perusahaan. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk tidak hanya menggunakan data
sekunder saja melainkan data-data primer yang dimiliki oleh perusahaan seperti besar fee audit, lamanya perikatan audit
dengan klien, adanya audit internal, tingkat pengendalian internal klien, komplektisitas EDP, dan resiko audit dan
sebagainya, sehingga hasil yang didapat dan variasi dari variabel independen semakin beragam.
Bagi para investor sebaiknya tidak hanya berpedoman bahwa Audit Delay dipengaruhi oleh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Solvabilitas, Kualitas KAP dan Opini Audit saja, tetapi memperhatikan juga factor yang lainnya, seperti
Jenis Usaha, Faktor perusahaan public atau non public, Struktur Kepemilikan Perusahaan, dan lain sebagainya.
Kepada Auditor, disarankan untuk lebih mempunyai rencana pekerjaan lapangan dengan lebih baik sehingga
pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Lebih memperhatikan ketepatan waktu, melihat jumlah klien yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kepada perusahaan publik, disarankan untuk memberi kebebasan kepada auditor
untuk melakukan pekerjaan lapangan, baik dalam kemudahan akses data, dan berbagai bukti yang dibutuhkan sebelum
penutupan tanggal tahun buku. Perusahaan hendaknya memberi jawaban yang sejujur-jujurnya atas pertanyaan yang
diajukan oleh auditor sehingga laporan keuangan auditan dapat diterbitkan lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Ashton, Robert H., John J. Willingham, dan Robert K. Elliot. 1987. ”An Empirical Analysis of Audit delay”, Journal of
Accounting Research 25(2)Autumn:275-292.
Carslaw, C.A.P.N., & S. E. Kaplan. 1991. “An Examination of Audit delay: Further Evidence from New Zealand”,
Accounting and Business Research Vol. 22. No.85, p. 21-32.
Chariri Anis dan Imam Ghozali, 2001, “Teori Akuntansi”, Edisi Pertama, Badan PenerbitUniversitas Diponegoro,
Semarang.
Nurmala Sari, Anggraeni dan Elen Puspitasari, “Pengaruh Karakteristik terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian
Audit (Audit Delay) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi.
Universitas STIKUBANK Semarang.
17
Fachriyah, Nurul dan Intan Azizah Rochmah. 2014, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi
Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013)”, Skripsi. Malang : Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Febrianty. 2011,“Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay Perusahaan Sektor Perdagangan yang
Terdaftar di BEI Periode 2007-2009”, Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (Jenius), Vol.1 no.3.
Ghazali, Imam dan Kristianus Ukago. 2005, “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh TerhadapKetepatan Waktu
Pelaporan Keuangan Bukti Empiris Emiten di BEJ”, Jurnal MaksiVol. 5, pp. 13 – 33.
Halim, Varianada. 2000, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay”, JurnalBisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No.
1, pp. 63 – 75.
Hossain, M.A. dan P.J. Taylor. 1995. ”An Examination of Audit Delay: Evidence from Pakistan”, Working Paper,
unpublished.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Ilmiah, Ridha. 2013, “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Audit delay dan Timeliness pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi 19 Empiris Perusahaan Comsumer Goods Tahun 2007 –
2010”,Skripsi. Malang : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Isbangun. 2012,“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Perdagangan Barang dan Jasa
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2007-2011”, Skripsi.
Indonesian Capital Market Directory, 2001-2005. IAI, Kompartemen Akuntan Publik, 2001, “StandarProfesional
Akuntan Publik”, PT. Salemba Empat, Jakarta.
Kartika, Andi. 2009, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris Pada
Perusahaan-Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, Vol 16 No. 1. Maret 2009, ISSN
1412-3126.
18
Lestari, Dewi. 2010. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Audit delay (Studi Empiris pada Perusahaan Customer
Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”,Skripsi. Semarang : Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Diponergoro.
Rahayu, S.A. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Nonkeuangan di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”. Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang.
Saleh, Rahmat. 2004, “Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Di Bursa
Efek Jakarta”, SNAVII Denpasar Bali, 2-3 Desember 2004, pp.897 – 991.
Sekaran, U. 2006, “Metodologi Penelitian untuk Bisnis 1 Edisi 4”, Jakarta: Salemba Empat.
Soetedjo, Soegeng. 2006. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Log (ARL)”.Vol 9 No. 2. Agustus. pp 77
– 92.
Sujana, Edy dan I Md Ngr Sudewa Mantik. 2012, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada
Perusahaan Food and Baverages Tercatat di BEI 2009-2011”, wSkripsi. Singaraja : Universitas Pendidikan
Ganesha.
Subekti, Imam dan Novi Wulandari Widiyanti. 2004, “Faktor-Faktor Yang BerpengaruhTerhadap Audit Delay Di
Indonesia”. SNA VII Denpasar Bali. 2-3 Desember 2004. pp 991–1002.
Utami, Wiwik. 2006. “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta. Bulletin
Penelitian”. No. 09, hal 1- 14.
Yulianti, Ani. 2010. “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufakturr yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008)”. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Wirakusuma, Made Gede. 2004, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentang Waktu penyajian Laporan
Keuangan Ke Publik (Studi Empiris Mengenai Keberadaan Divisi Internal Audit Pada Perusahaan-
Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, SNA VII Denpasar Bali, 2-3Desember 2004, pp.1202 –
1221.
19