Anda di halaman 1dari 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013)

Oleh : Rizka Nafiah

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang

ABSTRACT

Audit delay is the length of time the auditor to complete the audit report was measured from the date of

closing of the fiscal year book. Characteristics of the company is one of the factors that affect audit delay . This study was

to examine the influence of the characteristics diujukan companies , consisting of company size , profitability , solvency ,

quality of KAP and audit opinion on the audit delay in manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange .

The sample in this research is manufacturing companies that listed in Indonesia Stock Exchange 2010-2013.

This research using purposive sampling method in determining the number of samples used and acquired as many as 43

companies . Testing hypotheses used in this research were tested using multiple linear regression analysis.

The results showed that : 1 ) The size of the company have an influence on the Audit Delay, 2 ) Profitability has

no effect on Audit Delay, 3 ) Solvency has no effect on Audit Delay, 4 ) Quality Audit Firm has no effect on the Audit

Delay, 5 ) Audit’s Opinion has no effect on the Audit Delay.

Keywords : Audit delay, Audit Opinion, Profitability Quality of KAP, Size of company, and Solvency.

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Laporan keuangan merupakan instrument yang penting dalam sebuah perusahaan. Perusahaan di Indonesia

khususnya perusahaan yang sudah go public diharuskan untuk menyusun laporan keuangan setiap periodenya. Hal ini

dikarenakan laporan keuangan merupakan jembatan informasi antara perusahaan dengan pihak luar, tetapi pihak

manajemen perusahaan sering melakukan upaya-upaya agar laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan tampak

baik, hal ini biasa disebut window dressing. Window dressing dalam pengertian pasar modal, akuntansi dan keuangan,

diartikan sebagai suatu rekayasa akuntansi. (Fitria Kusumawardani, 2013).

1
Aksi itu sebagai upaya untuk meyajikan laporan keuangan yang lebih baik daripada laporan keuangan yang

sebenarnya, karena seringkali terjadi penyimpangan seperti ini, mengakibatkan pihak pemegang saham kurang dapat

langsung mempercayai laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Untuk menjembatani perbedaan kepentingan ini,

maka kedua pihak harus menunjuk pihak ketiga, yaitu auditor independen yang bertugas memberikan pendapat atau opini

atas laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan, tugas auditor tersebut mempunyai konsekuensi serta

tanggungjawab yang besar.

Tanggungjawab yang besar ini memicu auditor untuk bekerja lebih professional. Salah satu kriteria yang

menunjukkan bahwa auditor tersebut professional adalah ketepatan waktu dalam penyampaian laporan auditnya.

Sehingga perusahaan yang menjadi klien auditor tersebut pun tepat waktu dalam mempublikasikan laporan keuangan

kepada masyarakat umum dan kepada bapepam juga. Keinginan untuk menyajikan laporan keuangan tepat waktu sering

dihadapkan dengan berbagai kendala. Mengingat semakin meningkatnya perkembangan perusahaan publik yang ada di

Indonesia, auditor juga memerlukan waktu untuk mengumpulkan bukti-bukti kompeten yang dapat mendukung opininya.

Lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor didapat dari perbedaan tanggal pelaporan keuangan dengan tanggal opini

audit dalam laporan keuangan. Perbedaan waktu ini disebut Audit Delay (Isbangun 2011). Beberapa faktor yang perlu

diperhatikan agar publikasi laporan keuangan tepat waktu antara lain : ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas

perusahaan, solvabilitas, kualitas KAP, dan opini auditor.

Terdapat fenomena yang terjadi beberapa pekan lalu yang diberitakan oleh inilah.com yaitu terdapat 26 emiten

mendapat sanksi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) karena tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan

interim yang berakhir pada 30 Juni 2014 secara tepat waktu. Berdasarkan catatan Bursa batas waktu penyampaian laporan

keuangan interim periode 30 Juni 2014 yaitu tanggal 4 Agustus 2014. Laporan tersebut telah ditelaah atau yang diaudit

oleh Akuntan Publik. Hasilnya sebanyak 23 emiten terlambat menyampaikan laporan keuangan yang berakhir per 30 Juni

2014.

Pelanggaran-pelanggaran semacam ini yang masih seringkali terjadi, yaitu keterlambatan penyampaian, komponen

laporan keuangan tidak lengkap, terlambat dalam menyampaikan rencana melakukan audit atau penelaahan terbatas atas

laporan keuangan. Dilihat dari fenomena diatas membuktikan bahwa sangat pentingnya mengetahui apa saja hal-hal yang

benar-benar mempengaruhi terjadinya audit delay agar dapat memudahkan proses meminimalisir pelanggaran-

pelanggaran tersebut sesuai dengan poin-poin yang signifikan berpengaruh.

Penelitian ini merupakan pelengkapan variabel yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu

Febrianty (2011), Fitria Kusumawardani (2013), Elen dan Anggraeni (2011), I Md Ngr Sudewa dan Edy (2011), dan

Isbangun (2011). Penelitian-penelitian tersebut mempunyai obyek perusahaan yang sama kecuali penelitian I Md Ngr

2
Sudewa dan Edy yang menggunakan obyek penelitian pada perusahaan food and baverages, sedangkan penelitian ini

menggunakan obyek penelitian yaitu perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2011-

2013. Dipilihnya perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur mempunyai operasi yang lebih kompleks

dibandingkan dengan kelompok perusahaan lain yang dapat mempengaruhi penyampaian laporan keuangan. Adapun

faktor-faktor yang akan diuji kembali dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas

KAP dan jenis opini auditor.

Dalam penelitian ini akan dibahas apakah ukuran perusahan, profitabilitas, solvabilitas, ukuran KAP dan opini

audit berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?. Sedangkan

tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variabel0variabel tersebut terhadap audit

delay.Selanjutnya akan dibahas mengenai kerangka pemikiran teoritis, metode penelitian, hasil pembahasan serta

kesimpulan, keterbatasan dan saran penelitian yang akan disajikan dibawah ini.

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Audit delay berpengaruh terhadap tingkat relevansi informasi dalam laporan keuangan, dan pada kahirnya

berdampak pula pada tingkat kepastian keputusan yang didasarkan pada informasi tersebut. Hal dikarenakan jangka

waktu penyelesaian audit dapat mempengaruhi ketepatwaktuan penyampaian informasi dalam laporan keuangan

perusahaan. Panjang pendeknya jangka waktu tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang selanjutnya akan dibahas

lebih mendalam.

Berpijak pada keterbatasan pengkajian dan adanya inkonsistensi hasil penelitian-penelitian sebelumnya,

penelitian kali ini akan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay dengan variabel bebas berupa ukuran

perusahaan, profitabilitas perusahaan, solvabilitas perusahaan, kualitas kantor akuntan publik, kualitas auditor dan opini

auditor.

Hal yang mendasari hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan Audit Delay adalah perusahaan besar akan

menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan intensif uktuk mengurangi Audit Delay dikarenakan

perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Oleh karena itu,

perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan

audit lebih awal. Disamping itu perusahaan besar pada umumnya memiliki system pengendalian internal yang lebih baik

sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya.

3
Kualitas auditor diukur dengan Ukuran Kantor Akuntan Publik yang dibedakan menjadi kantor akuntan publik

yang masuk empat besar, dalam hal ini the big four dan kantor akuntan public non the big four, dalam hal ini the big four

umumnya mempunyai sumber daya yang lebih besar sehingga dapat melakukan audit lebih cepat dan efisien. Hal ini

membuktikan pendapat bahwa perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan public the big four cenderung lebih cepat

menyelesaikan auditnya bila dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan public non the big four.

Opini audit yang baik (unqualified opinion) harus mengemukakan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit

sesuai dengan ketentuan standar akuntansi keuangan dan tidak ada penyimpangan material yang dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan. Perusahaan yang menerima pendapat unwualified opinion akan melaporkan laporan keuangan

tepat waktu. Hal ini dikarenakan proses pemberikan pendapat selain unqualified opinion tersebut melibatkan negosiasi

dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis dan perluasan lingkup audit, sedangkan

perusahaan yang menerima pendapat unqualifien opinion meruapakan suatu berita yang baik bagi perusahaan dan

memerlukan waktu yang lebih lama dalam melakukan proses audit.

Berdasar uraian tersebut, hubungan antar variabel akan diperlihatkan dalam model penelitian berikut :

Gambar 1

Model Penelitian

Ukuran Perusahaan

Profitabilitas Perusahaan

Solvabilitas Perusahaan Audit Delay

Kualitas KAP

Opini Auditor

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay

Faktor ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang sering diteliti pada penelitian sebelumnya. Hubungan

ukuran perusahaan dengan audit delay yaitu semakin besar suatu perusahaan justru semakin pendek audit delay. hal ini

dikarenakan perusahaan besar memiliki pengendalian intern yang lebih baik sehingga dapat meminimalisir kesalahan

dalam penyajian laporan keuangan.

4
Lemahnya pengendalian internal klien akan memberikan dampak audit delay yang semakin panjang karena auditor

membutuhkan sejumlah waktu untuk mencari bukti yang lebih lengkap dan kompleks untuk mendukung opininya

penyebab berikutnya adalah perusahaan-perusahaan besar mempunyai sumber daya keuangan untuk membayar audit fee

yang lebih besar guna mendapat pelayanan audit yang lebih cepat. Kemudian perusahaan-perusahaan besar cenderung

mendapat tekanan dari pihak eksternal yang tinggi terhadap kinerja keuangan perusahaan, sehingga manajemen akan

berusaha mempublikasikan laporan audit dan laporan keuangan auditan lebih tepat waktu.

Febriyanti (2011), menemukan adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan Audit Delay. Ukuran

perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka

perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki

banyak sumber informasi dan memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik sehingga dapat mengurangi

tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan. Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai

berikut :

Ha1 : Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay.

Pengaruh Profitabilitas Perusahaan terhadap Audit Delay

Menurut Givoly dan Palmon (1982) bahwa ketepatan waktu bergantung pada lamanya waktu audit dan

keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas

tinggi diduga audit delay-nya akan lebih pendek daripada perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang lebih rendah. Hal

ini dikarenakan, apabila perusahaan mengumumkan berita baik yang berisi laba perusahaan, maka pihak manajemen akan

cenderung melaporkan tepat waktu, dan jika perusahaan mengalami rugi yang berarti berita buruk perusahaan, maka

pihak manajemen cenderung melaporkan tidak tepat waktu karena perusahaan memiliki bad news dan tidak segera

mempublikasikan laporan keuangannya.

Ahmad dan Kamarrudin (2000), Prabandari dan Rustiana (2007), dan Elen dan Anggraeini (2011) dan Kartika

(2009) menunjukkan hasil penelitiannya yang memperoleh pengaruh positif atas profitabilitas terhadap audit delay.

Perusahaan yang mengumumkan laba cenderung mengalami audit delay yang lebih singkat dibandingkan dengan

perusahaan yang mengumumkan rugi. Berpijak pada deskripsi diatas, hipotesis yang dikemukakan adalah :

Ha2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap audit delay

Pengaruh Solvabilitas Perusahaan terhadap Audit Delay

5
Isbangun (2011), Elen dan Anggraeini (2011), dan Febriyanti (2011) menemukan hubungan positif antara

solvabilitas (rasio total hutang terhadap total asset/debt to assets ratio) dengan audit delay perusahaan. Makin tingginya

solvabilitas berarti terdapat permasalahan yang memerlukan proses audit lebih teliti. Dalam hipotesis ini akan digunakan

debt to total assets ratio dalam mengindikasikan kesehatan suatu perusahaan. Proporsi debt to total assets ratio yang

tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan menigkatkan perhatian bahwa ada kemungkinan

laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Sebagai contoh, kesehatan perusahaan yang rendah akan meningkatkan

kemungkinan terjadinya kecurangan atau ketidaksengajaan untuk mengurangi karyawan. Sebagai konsekuensinya auditor

akan meningkatkan lamanya waktu untuk periode audit. Alasan berikutnya yaitu mengaudit hutang memerlukan waktu

yang lebih lama dibandingkan mengaudit modal, biasanya mengaudit hutang lebih melibatkan banyak staf dan lebih

rumit. Debt to assets ratio yang tinggi juga memberikan sinyal bahwa perusahaan sedang dalam kesulitan keuangan.

Biasanya perusahaan akan mengurangi resiko yang tinggi. Dengan demikian auditor akan mengaudit laporan keuangan

perusahaan dengan lebih seksama dan membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga dapat meningkatkan audit delay.

Dengan demikian, hipotesis yang akan diuji adalah :

Ha3 : Solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit delay.

Pengaruh Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay

Penelitian yang dilakukan oleh Gilling (1997) yang menguji secara empiris karakter kantor akuntan publik (KAP)

dengan audit delay. ada kecenderungan bahwa KAP Big Five (KAP besar) akan lebih cepat menyelesaikan tugas audit

yang mereka terima dibandingkan dengan KAP non Big Five dikarenakan reputasi yang harus mereka jaga (Hossan dan

Tailor, 1998). Apabila reputasi auditor tidak dijaga, maka ada kemungkinan mereka akan kehilangan pekerjaan penugasan

audit dari klien untuk tahun-tahun berikutnya sebab dinilai kurang kompeten. Selain itu KAP besar lebih banyak

mengeluarkan pendapat going concern daripada KAP kecil. Hal tersebut mengindikasikan bahwa KAP besar lebih

menginginkan untuk mengambil sikap yang tepat dalam mengeluarkan pendapat yang sesuai dan memiliki kemampuan

untuk mendeteksi going concern perusahaan sehingga dapat lebih menarik klien yang lebih banyak. Berdasarkan

penjelasan diatas, maka hipotesis yang akan diuji adalah :

Ha4 : Kualitas Kantor Akuntan Publik berpengaruh positif terhadap audit delay.

Pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay

Opini audit sebagai media bagi auditor untuk mengungkapkan pendapat atas laporan keuangan kepada investor

menyangkut keadaan laporan keuangan, pernyataan wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil
6
usaha juga arus kas harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ketika auditor memberikan

opini selain unqualified opinion terhadap laporan keuangan yang diauditnya, maka audit delay yang dilakukan akan

terindikasi semakin panjang.

Penelitian Fitria Kusumawardani (2013) menyatakan bahwa terdapat pengaruh opini auditor terhadap audit delay

diterima. Opini audit yang baik harus mengemukakan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit sesuai dengan

ketentuan standar akuntansi keuangan dan mempengaruhi pengambilan suatu keputusan. (Fitria Kusumawardani 2013).

Pada dasarnya seorang auditor harus bekerja secara professional agar kredibilitas sebagai auditor dapat dipercaya oleh

klien dan investor. Para investor hanya akan percaya kepada laporan keuangan yang mendapat opini positif dari seorang

auditor. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha6 : Jenis Opini auditor berpengaruh positif terhadap audit delay

METODOLOGI PENELITIAN

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel tidak acak yang informasinya diperoleh dengan

pertimbangan tertentu. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan adalah (1) Perusahaan manufaktur yang berturut-turut

mengeluarkan laporan keuangan pada tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013. (2) Perusahaan yang tidak berganti auditor

selama tahun penelitian. (3) Perusahaan tersebut mempunyai data yang lengkap, mencakup laporan keuangan auditor

independen dan catatan atas laporan keuangan.

Berdasar uraian tersebut, pengukuran variabel terikat dan bebas akan diperlihatkan dalam tabel berikut :

Tabel 1

Pengukuran Variabel dan Operasional Variabel

Variabel yang diukur Indikator Skala Sumber


data

Variabel Terikat

Audit Delay Selisih tanggal penutupan Tanggal Sekunder


tahun buku sampai Laporan
tanggal laporan keuangan Audit –
auditan Tanggal
Laporan
Keuangan

7
Variabel Bebas

Ukuran Perusahaan Total Asset Rasio Sekunder

Net Profit to Total


Profitabilitas Rasio Sekunder
Aktiva

Total Debt to Total


Solvabilitas Rasio Sekunder
Asset

Terafiliasi dengan the


Kualitas KAP big four / non the big Dummy Sekunder
four

Pernyataan opini
Opini Auditor Dummy Sekunder
auditor

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, yaitu dengan melihat dokumen

yang sudah terjadi (laporan keuangan dan laporan audit emiten) di Bursa Efek Indonesia. Penelitian juga dilakukan

dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca, mempelajari literature dan publikasi yang

berhubungan dengan cara penelitian.

Teknik analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif, statistik deskriptif digunakan untuk memberikan

gambaran variabel-variabel yang diteliti. Uji statistik deskriptif mencakup nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai

maksimum, dan standar deviasi. Kemudian teknik analisis selanjutnya adalah dengan menggunakan uji asumsi klasik, uji

asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas dari gangguan autokorelasi,

multikolonieritas dan heteroskedasitas.

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung korelasi di antara variabel-variabel

independen. Pendeteksian keberadaa multikoliearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation

Factor (VIF).

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila terjadi korelasi, disinyalir ada

problem autokorelasi. Autokorelasi muncul disebabkan adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu

sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW

Test).

8
Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedasitas atau

yang tidak terjadi heteroskedasitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan

menggunakan uji glejser.

Selanjutnya, penelitian ini melakukan pengujian dengan menggunakan analisis regresi berganda dan koefisien

determinasi, analisis regresi berganda yaitu suatu metode statistik yang umum digunakan untuk meneliti hubungan antara

sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen.

Adapun model regresi yang digunakan sebagai berikut :

AUDELAY = β0 + β1 SIZE + β2 PROF + β3 SOLV + β4


FOUR + β5 FOUR + β6 OPIN + ε

Keterangan :

AUDELAY = Jangka waktu tanggal penutupan tahun buku dengan tanggal opini laporan keuangan

auditor independen.

SIZE = Ukuran Perusahaan (Logaritma Numerik)

PROF = Profitabilitas (net profit to total aktiva)

SOLV = Solvabilitas (total debt to total aktiva)

BFOUR = Kualitas KAP (Dummy)

OPIN = Opini Auditor (Dummy)

Sedangkan koefisien determinasi pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menjelaskan variasi dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol (0) sampai dengan satu (1). Apabila R

square semakin mendekati satu, maka variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel-variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square mempunyai kelemahan yaitu

nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut

tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

9
HASIL DAN PEMBAHASAN

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010

hingga 2013 yang berjumlah 172. Berdasarkan pemilihan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling,

diperoleh sampel sebanyak 43 perusahaan, sedangkan sisanya tidak dipakai sebagai sampel penelitian karena tidak

memenuhi kriteria. Hasil penentuan sampel dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1
Metode Pengambilan Sampel Penelitian

Jumlah Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
125
pada tahun 2010-2013
Perusahaan yang berganti auditor selama tahun
(83)
penelitian
Perusahaan tersebut mempunyai data yang
lengkap, mencakup laporan keuangan auditor 43
independen dan catatan atas laporan keuangan
Jumlah sampel perusahaan 43
Sumber : idx tahun 2015

HASIL PENGUJIAN STATISTIK DESKRIPTIF

Hasil pengujian statistik deskriptif skala rasio dapat disimpulkan untuk variabel ukuran perusahaan yang diukur

dengan logaritma numerik Total Asset diperoleh nilai rata-rata sebesar 28,1792 dengan standar deviasi sebesar 1,817.

Nilai ukuran perusahaan berkisar antara nilai terendah 25,01 sampai dengan nilai tertinggi sebesar 33.

Hasil statistik deskripsi untuk variabel profitabilitas diperoleh nilai rata-rata sebesar 0,1172 dengan standar deviasi

sebesar 0,1063. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan adalah 11,72% dari

total aset yang dimiliki. Nilai profitabilitas berkisar antara nilai terendah -0,0659 sampai dengan nilai tertinggi sebesar

0,5594.

Hasil statistik deskripsi untuk variabel solvabilitas diperoleh nilai rata-rata sebesar 0,3887 dengan standar deviasi

sebesar 0,2059. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya hutang perusahaan adalah sebesar 38,87% dari total aset

yang dimiliki. Nilai solvabilitas berkisar antara nilai terendah 0,0003 sampai dengan nilai tertinggi sebesar 1,1071.

Hasil statistik deskripsi untuk variabel audit delay diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,569 dengan standar deviasi

sebesar 15,10977. Hasil tersebut menunjukkan bahwa jangka waktu pelaporan laporan keuangan oleh perusahaan adalah

sebesar 73 hari dari tanggal penutupan. Jangka waktu pelaporan laporan keuangan berkisar antara 0 hari sampai dengan

121 hari.

Khusus variabel Ukuran KAP dan Opini audit menggunakan skala Dummy, sehingga statistik deskriptifnya

dilakukan secara terpisah. Dummy 0 untuk kategori perusahaan yang menggunakan non the big four dan dummy 1 untuk
10
kategori perusahaan yang menggunakan KAP the big four pada variabel Ukuran KAP. Sedangkan pada variabel opini

audit, dummy 1 untuk kategori pendapat wajar tanpa pengecualian dan dummy 0 untuk kategori pendapat wajar tanpa

pengecualian dengan penjelas.

Hasil statistik deskriptif variabel dummy untuk Ukuran KAP berdasarkan tabel 4.3 diperoleh 51,2 % untuk kategori

perusahaan yang menggunakan KAP non the big four sedangkan 48,8 % untuk kategori perusahaan yang menggunakan

KAP the big four, hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan jenis KAP non big four lebih

banyak daripada perusahaan yang menggunakan jenis KAP the big four, tetapi hanya selisih 4 perusahaan saja. Dengan

demikian pemilihan jenis KAP yang digunakan oleh perusahaan sampel adalah merata.

Hasil statistik deskriptif variabel dummy untuk opini audit berdasarkan tabel 4.3 diperoleh 95,3% untuk kategori

perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dan 4,7% untuk kategori perusahaan yang mendapatkan

opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang

mendapatkan pendapat wajar tanpa pengecualian dalam penelitian ini lebih besar dibandingkan perusahaan yang

mendapatkan opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Dengan demikian kualitas laporan keuangan

pada perusahaan sampel adalah baik.

HASIL PENGUJIAN UJI ASUMSI KLASIK

Uji Multikolinieritas

variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas dan kualitas KAP serta opini audit memiliki nilai tolerance

yang lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF yang kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas

(independen) yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari gejala multikolinearitas.

Uji Autokorelasi

Dari pengujian statistik diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2,009 seperti yang ditunjukkan oleh tabel 4 diatas.

Apabila nilai ini dibandingkan dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, jumlah sampel 171, maka diperoleh nilai

1,8229. Nilai DW 2,009 lebih besar dari batas atas (du) yakni 1,8229 dan kurang dari (4-du) 4-1,8229 = 2,1771 dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas

Semua variabel independen, yakni ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas KAP dan opini audit

mempunyai nilai signifikansi ≥ 0,05. Jadi tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi

variabel dependen abs_res. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi pada tiap-tiap variabel independen seluruhnya diatas

0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.

11
Uji Regresi Linier Berganda

Dari pengujian regresi linier berganda yang tersaji pada tabel 6 diperoleh persamaan sebagai berikut :

Y = 126,812 - 1,950X1 - 9,391X2 + 6,962X3 + 1,088X4 + 0,590X5

Berdasarkan persamaan regresi diatas memiliki makna yaitu diketahui konstanta sebesar 126,812 bermakna bahwa

tanpa adanya variabel bebas (profitabilitas, solvabilitas, kualitas KAP dan opini audit) maka audit delay yang dilakukan

perusahaan-perusahaan yang diteliti adalah 126 hari. Koefisien regresi -1,950 menyatakan bahwa setiap ada kenaikan satu

satuan pada variabel ukuran perusahaan dengan nilai variabel lain tetap maka audit delay pada variabel ukuran

perusahaan akan semakin kecil. Koefisien regresi -9,391 menyatakan bahwa setiap ada kenaikan satu satuan pada variabel

profitabilitas dengan nilai variabel lain tetap maka audit delay pada variabel profitabilitas perusahaan akan semakin kecil.

Koefisien regresi 6,962 menyatakan bahwa setiap ada kenaikan satu satuan pada variabel solvabilitas dengan nilai

variabel lain tetap maka audit delay pada variabel solvabilitas perusahaan akan semakin besar. Koefisien regresi 1,088

menyatakan bahwa setiap ada kenaikan satu satuan pada variabel kualitas KAP dengan nilai variabel lain tetap maka audit

delay pada variabel kualitas KAP akan semakin besar. Koefisien regresi 0,590 menyatakan bahwa setiap ada kenaikan

satu satuan pada variabel opini audit maka audit delay pada variabel opini audit akan semakin besar.

Koefisien Determinasi (R2)

Diperoleh nilai Adjusted R square sebesar 0,038. Hasil ini berarti bahwa variabel audit delay bisa dijelaskan oleh

ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas KAP dan opini audit sebesar 3,8%, sedangkan 96,2% dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini.

Uji Statistik Parsial

Diperoleh nilai t hitung untuk variabel ukuran perusahaan sebesar -2,578 dengan nilai signifikansi sebesar 0,011 < 0,05.

Jadi dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap audit delay. Untuk variabel profitabilitas sebesar -9,391 dengan nilai signifikansi sebesar 0,373 >

0,05. Jadi dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian profitabilitas tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap audit delay.

Variabel solvabilitas perusahaan sebesar 6,962 dengan nilai signifikansi sebesar 0,193 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan

H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian solvabilitas perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap audit delay. Variabel kualitas KAP sebesar 0,396 dengan nilai signifikansi sebesar 1,088 > 0,05. Jadi dapat

disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian kualitas KAP tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap audit delay. Variabel opini audit sebesar 0,590 dengan nilai signifikansi sebesar 0,909 > 0,05. Jadi dapat

12
disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian opini audit tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap audit delay.

PEMBAHASAN

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay.

Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh kesimpulan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap

audit delay. Hal ini berarti total asset yang besar mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

perusahaan tersebut atau dapat dikatakan rentang waktu pelaporan keuangan perusahaan akan semakin singkat.

Hasil penelitian ini konsisten dengan Gilling (1977), Davies dan Whitterd di Australia (1980) yang menunjukkan

bahwa audit delay memiliki hubungan negatif dengan ukuran perusahaan. Menurut Courtis di New Zealand (1976).

Perusahaan-perusahaan go public atau perusahaan besar mempunyai sistem pengendalian internal yang baik sehingga

memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan laporan keuangan. Lemahnya pengendalian internal klien

memberikan dampak audit delay yang semakin panjang karena auditor membutuhkan sejumlah waktu untuk mencari data

yang lebih lengkap dan kompleks untuk mendukung opininya. Perusahaan-perusahaan besar mempunyai sumber daya

keuangan untuk membayar audit fee yang lebih besar untuk mendapatkan pelayanan audit yang lebih cepat. Perusahaan-

perusahaan besar juga cenderung mendapat tekanan dari pihak eksternal yang tinggi terhadap kinerja keuangan

perusahaan, sehingga manajemen akan berusaha untuk mempublikasikan laporan audit dan laporan keuangan auditan

lebih tepat waktu.

Pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap audit delay.

Penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan mempunyai pengaruh negatif

dan tidak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap audit delay. Semakin besar keuntungan berpengaruh yang diperoleh

perusahaan maka semakin cepat proses audit dilakukan, tetapi hasil dalam penelitian ini menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan aktiva yang dimiliki ternyata tidak mempunyai pengaruh secara

signifikan terhadap jangka waktu penyampaian laporan keuangan auditan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Halim (2000) dan Andi Kartika (2009) yang

menemukan bukti empiris bahwa tingkat profitabilitas tidak secara signifikan berpengaruh terhadap audit delay. Tetapi,

penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Kamarudin (2000), Prabandari dan

Rustiana (2007), Elen dan Anggraeni (2012) dan Kartika (2009) yang menyimpulkan bahwa semakin perusahaan

memperoleh laba yang tinggi maka audit delay-nya akan semakin pendek.

Perbedaan ini dapat dikarenakan pemilihan sampel yang berbeda dan tahun laporan keuangan yang berbeda pula.

Selain itu, penguluran waktu yang lebih lama dari biasanya dalam menyajikan laporan keuangan auditan sehingga

13
mengakibatkan audit delay yang lebih besar dalam perusahaan sampel. Penyebab audit delay dalam penelitian ini

kebanyakan disebabkan karena adanya penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Oleh

karena itu, beberapa akun dalam laporan keuangan dilakukan reklasifikasi sehingga memakan waktu yang lebih lama dan

menghambat penyelesaian laporan audit agar lebih cepat. Sebagaimana yang terjadi pada PT Unilever Indonesia Tbk, PT

Indo Acidatama Tbk, PT Indofarma (Persero) Tbk dan lain-lain. Penyebab terjadinya audit delay yang lebih tinggi dalam

perusahaan-perusahaan ini disebabkan karena adanya penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) no. 4 yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011, “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan

Keuangan Tersendiri”, mengenai akuntansi atas investasi pada entitas anak untuk keperluan keuangan induk mengubah

metode ekuitas menjadi metode biaya, baik secara prospektif maupun restrospektif. Oleh karena itu, besar kecilnya

profitabilitas yang didapat oleh perusahaan sampel pada tahun penelitian tidak mempengaruhi audit delay.

Pengaruh solvabilitas perusahaan terhadap audit delay.

Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh kesimpulan bahwa solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

audit delay. Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa solvabilitas tidak

mempengaruhi audit delay. Hal ini berarti besar kecilnya tingkat solvabilitas tidak mempengaruhi ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Rachmawati (2008) yang menyatakan solvabilitas suatu

perusahaan tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2005. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban untuk membayar utang-

utangnya ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lamanya proses penyampaian laporan auditan atan

laporan keuangan. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Dewi Lestari (2010) dan Wirakusuma (2004) yang

menyatakan bahwa semakin tingginya nilai solvabilitas perusahaan mengakibatkan panjang waktu yang dibutuhkan untuk

penyelesaian audit delay akan semakin lama.

Adapun ditemukannya salah satu kasus yang menyebabkan terjadinya audit delay pada perusahaan sampel

disebabkan karena adanya perusahaan yang digugat di Pengadilan Negeri. Seperti yang terjadi pada PT Pyridam Farma

Tbk pada tahun 2011, perusahaan tersebut digugat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan oleh salah satu pemilik toko obat

yang merasa dirugikan karena adanya penarikan obat yang diproduksi oleh perusahaan. Sampai dengan tanggal pelaporan

auditor, proses pengadilan sedang berjalan dan belum ada keputusan Pengadilan Negeri sehingga manajemen perusahaan

belum bisa memperkirakan hasil akhirnya dan menghambat tim auditor dalam penyelesaian laporan audit agar waktu.

Oleh karena itu, besar kecilnya solvabilitas yang didapat oleh perusahaan sampel pada tahun penelitian justru tidak

mempengaruhi audit delay.

14
Pengaruh kualitas kantor akuntan publik terhadap audit delay.

Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh bahwa kualitas KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay. Kesimpulan yang

diperoleh dalam penelitian ini, variabel kualitas KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hasil ini

mendukung penelitian Aryati dan Theresia (2005) dan Kartika (2009) yang menyatakan bahwa ukuran KAP tidak

mempunyai pengaruh terhadap audit delay. Tetapi, hasil penelitian ini tidak berhasil mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Oktorina dan Suharli (2005) dan Hilmi dan Ali (2008) yang menyatakan bahwa kualitas KAP berpengaruh

terhadap audit delay. Hal ini menunjukkan semakin besar KAP maka semakin banyak memiliki sumber kerja audit yang

baik sehingga akan semakin cepat dalam penyelesaian laporan keuangan. Selain itu, kualitas KAP yang baik juga akan

lebih tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan untuk menjaga image atau citra KAP di mata public, tetapi hasil

penelitian ini tidak berhasil mendukung pernyataan tersebut.

Adapun penyebab audit delay yang terjadi pada beberapa perusahaan sampel seperti yang sudah dijelaskan

dipembahasan variabel sebelumnya kebanyakan dikarenakan perusahaan telah menerapkan beberapa aturan dalam PSAK

yang telah direvisi, sehingga menyebabkan dibutuhkan waktu yang lebih banyak untuk dilakukannya penyesuaian-

penyesuaian. Seperti yang terjadi dalam PT Betonjaya Manunggal Tbk pada tahun 2011, perusahaan telah menerapkan

beberapa PSAK baru dan revisi serta Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yaitu ISAK 11 (Distribusi Aset

NonKas Kepada Pemilik), ISAK 12 (Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Volunter), ISAK 14

(Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web), dan ISAK 17 (Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai) yang menjadi

efektif sejak tanggal 1 Januari 2011. Oleh karena itu, laporan posisi keuangan PT Betonjaya Manunggal Tbk tanggal 31

Desember 2010 dan 1 Januari 2010/31Desember 2009, dan laporan laba rugi komperhensif untuk tahun yang berakhir 31

Desember 2010 telah disajikan kembali dan dibutuhkannya penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan dalam menyajikan

laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009, dan laporan laba rugi

komperhensif untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010. Oleh karena itu, besar kecilnya Kualitas KAP yang

digunakan oleh perusahaan sampel pada tahun penelitian tidak mempengaruhi audit delay.

Pengaruh opini audit terhadap audit delay.

Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil penelitian ini

tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991) juga penelitian yang dilakukan oleh

Young Lee dan Geum Joo (2008) yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh pada audit delay. Akan tetapi hasil

penelitian ini berhasil mendukung penelitian Sulthoni (2012) yang menyatakan bahwa opini audit tidak berpengaruh pada

audit delay.

15
Adapun hal yang membuat audit delay lebih besar yaitu adanya perusahaan sampel pada tahun penelitian yang

memutuskan untuk merubah kebijakannya. Seperti yang terjadi pada PT Mulia Industrindo Tbk pada tahun 2012,

perusahaan tersebut memutuskan untuk mengubah kebijakannya dalam mengukur aset tanah, bangunan dan prasarana

serta mesin dan peralatan dari model biaya ke model revaluasi. Maka dari itu dibutuhkannya waktu lebih lama dalam

penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan dan berdampak juga pada penyelesaian laporan audit agar

lebih cepat. Oleh karena itu, wajar tidaknya opini audit yang didapat oleh perusahaan sampel pada tahun penelitian tidak

mempengaruhi audit delay.

KESIMPULAN, KETERBATASAN dan SARAN PENELITIAN

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, ukuran KAP

dan opini audit terhadap audit delay. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat ditarik

kesimpulan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay. Artinya bahwa semakin

besar ukuran perusahaan, maka rentang pelaporan keuangan perusahaan akan semakin kecil atau tepat waktu. Sedangkan

variabel profitabilitas, solvabilitas, ukuran KAP dan opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. Artinya bahwa

apabila perusahaan mengalami kerugian maka akan semakin besar audit delay

Keterbatasan dan Saran Penelitian

Dalam penelitian ini hanya mengambil sampel dari perusahaan manufaktur dan hanya menggunakan 4 (empat)

tahun pengamatan, sehingga hasil penelitian ini belum menggambarkan secara keseluruhan mengenai rentang pelaporan

keuangan perusahaan. Pada penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan sampel dari seluruh perusahaan dan

menggunakan tahun pengamatan yang lebih panjang sehingga hasil penelitian dapat menggambarkan secara keseluruhan

mengenai rentang pelaporan keuangan perusahaan.

Variasi variabel independen yang digunakan masih sedikit dari variabel yang mampu mempengaruhi variabel

dependen. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas ruang lingkup penelitian dengan memperbanyak

variasi variable independen, seperti : jenis perusahaan, ketepatan waktu, dan lain sebagainya.

Nilai Adjusted R square sebesar 3,8%, menunjukkan bahwa pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,

solvabilitas, ukuran KAP dan opini audit terhadap rentang pelaporan keuangan perusahaan (audit delay) sangat kecil

yaitu dibawah 50% artinya variabel independen yang diambil tidak mampu menjelaskan variabel keseluruhan variabel

dependen. Pada penelitian selanjutnya disarankan mempelajari terlebih dahulu penyebab-penyebab terjadinya audit delay

16
pada perusahaan-perusahaan yang akan diteliti agar variable penelitian yang diambil lebih tepat sasaran sehingga variable

tersebut mampu memberikan nilai pengaruh yang lebih besar.

Penelitian hanya menggunakan data sekunder yang dipublikasikan pada publik sehingga data yang diolah hanya

terbatas pada hasil publikasi perusahaan. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk tidak hanya menggunakan data

sekunder saja melainkan data-data primer yang dimiliki oleh perusahaan seperti besar fee audit, lamanya perikatan audit

dengan klien, adanya audit internal, tingkat pengendalian internal klien, komplektisitas EDP, dan resiko audit dan

sebagainya, sehingga hasil yang didapat dan variasi dari variabel independen semakin beragam.

Bagi para investor sebaiknya tidak hanya berpedoman bahwa Audit Delay dipengaruhi oleh Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas, Solvabilitas, Kualitas KAP dan Opini Audit saja, tetapi memperhatikan juga factor yang lainnya, seperti

Jenis Usaha, Faktor perusahaan public atau non public, Struktur Kepemilikan Perusahaan, dan lain sebagainya.

Kepada Auditor, disarankan untuk lebih mempunyai rencana pekerjaan lapangan dengan lebih baik sehingga

pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Lebih memperhatikan ketepatan waktu, melihat jumlah klien yang

semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kepada perusahaan publik, disarankan untuk memberi kebebasan kepada auditor

untuk melakukan pekerjaan lapangan, baik dalam kemudahan akses data, dan berbagai bukti yang dibutuhkan sebelum

penutupan tanggal tahun buku. Perusahaan hendaknya memberi jawaban yang sejujur-jujurnya atas pertanyaan yang

diajukan oleh auditor sehingga laporan keuangan auditan dapat diterbitkan lebih cepat.

DAFTAR PUSTAKA

Ashton, Robert H., John J. Willingham, dan Robert K. Elliot. 1987. ”An Empirical Analysis of Audit delay”, Journal of
Accounting Research 25(2)Autumn:275-292.

Baridwan, Zaki. (2001). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BFEE Yogyakarta.

Carslaw, C.A.P.N., & S. E. Kaplan. 1991. “An Examination of Audit delay: Further Evidence from New Zealand”,
Accounting and Business Research Vol. 22. No.85, p. 21-32.

Chariri Anis dan Imam Ghozali, 2001, “Teori Akuntansi”, Edisi Pertama, Badan PenerbitUniversitas Diponegoro,
Semarang.

Nurmala Sari, Anggraeni dan Elen Puspitasari, “Pengaruh Karakteristik terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian
Audit (Audit Delay) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi.
Universitas STIKUBANK Semarang.

17
Fachriyah, Nurul dan Intan Azizah Rochmah. 2014, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi
Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013)”, Skripsi. Malang : Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Febrianty. 2011,“Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay Perusahaan Sektor Perdagangan yang
Terdaftar di BEI Periode 2007-2009”, Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (Jenius), Vol.1 no.3.

Ghozali, Imam, 2002, “Analisis Multivariate SPSS”, Universitas Diponegoro.

Ghazali, Imam dan Kristianus Ukago. 2005, “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh TerhadapKetepatan Waktu
Pelaporan Keuangan Bukti Empiris Emiten di BEJ”, Jurnal MaksiVol. 5, pp. 13 – 33.

Halim, Varianada. 2000, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay”, JurnalBisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No.
1, pp. 63 – 75.

Hossain, M.A. dan P.J. Taylor. 1995. ”An Examination of Audit Delay: Evidence from Pakistan”, Working Paper,
unpublished.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Ilmiah, Ridha. 2013, “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Audit delay dan Timeliness pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi 19 Empiris Perusahaan Comsumer Goods Tahun 2007 –
2010”,Skripsi. Malang : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Isbangun. 2012,“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Perdagangan Barang dan Jasa
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2007-2011”, Skripsi.

Indonesian Capital Market Directory, 2001-2005. IAI, Kompartemen Akuntan Publik, 2001, “StandarProfesional
Akuntan Publik”, PT. Salemba Empat, Jakarta.

Kusumawardani,Fitri. 2013,”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur”,


Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Kartika, Andi. 2009, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris Pada
Perusahaan-Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, Vol 16 No. 1. Maret 2009, ISSN
1412-3126.

18
Lestari, Dewi. 2010. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Audit delay (Studi Empiris pada Perusahaan Customer
Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”,Skripsi. Semarang : Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Diponergoro.

Mulyadi, 2002, Auditing, Universitas Gadjah Mada : penerbit Salemba Empat

Munawir. 2003, ”Analisis Laporan Keuangan”,Yogyakarta : Liberty.

Rahayu, S.A. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Nonkeuangan di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”. Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang.

Saleh, Rahmat. 2004, “Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Di Bursa
Efek Jakarta”, SNAVII Denpasar Bali, 2-3 Desember 2004, pp.897 – 991.

Sekaran, U. 2006, “Metodologi Penelitian untuk Bisnis 1 Edisi 4”, Jakarta: Salemba Empat.

Soetedjo, Soegeng. 2006. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Log (ARL)”.Vol 9 No. 2. Agustus. pp 77
– 92.

Sujana, Edy dan I Md Ngr Sudewa Mantik. 2012, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada
Perusahaan Food and Baverages Tercatat di BEI 2009-2011”, wSkripsi. Singaraja : Universitas Pendidikan
Ganesha.

Subekti, Imam dan Novi Wulandari Widiyanti. 2004, “Faktor-Faktor Yang BerpengaruhTerhadap Audit Delay Di
Indonesia”. SNA VII Denpasar Bali. 2-3 Desember 2004. pp 991–1002.

Utami, Wiwik. 2006. “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta. Bulletin
Penelitian”. No. 09, hal 1- 14.

Yulianti, Ani. 2010. “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufakturr yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008)”. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.

Wirakusuma, Made Gede. 2004, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentang Waktu penyajian Laporan
Keuangan Ke Publik (Studi Empiris Mengenai Keberadaan Divisi Internal Audit Pada Perusahaan-
Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, SNA VII Denpasar Bali, 2-3Desember 2004, pp.1202 –
1221.

19

Anda mungkin juga menyukai