TUGAS AKHIR
DI SUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
Ukuran Perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang di ukur dari
besarnya total asset atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Ukuran
Perusahaan dikategorikan menjadi tiga yaitu: 1) Perusahaan Besar, 2) Perusahaan
Menengah, 3) Perusahaan Kecil. Menurut Sistya Rachmawati (2008:8) Ukuran
Perusahaan memiliki pengaruh signifkan terhadap Audit Delay yang berarti bahwa
semakin besar Ukuran Perusahaan maka semakin pendek Audit Delay dan sebaliknya
semakin kecil Ukuran Perusahaan makan semakin panjang Audit Delay. Hal ini
disebabkan karena perusahaan besar biasanya memilki sistem pengendalian internal yang
baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan
yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan.
Opini Auditor adalah pendapat yang diberikan oleh auditor independen atas
laporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian Yugo Trianto (2006) pada perusahaan go
public tahun 2004 menemukan adanya hubungan positif antara Opini Auditor dengan
Audit Delay. Pada perusahaan yang tidak menerima pendapat unqualified opinion akan
menunjukan Audit Delay yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan yang
menerima pendapat unqualified opinion. Hal ini disebabkan karena peusahaan yang
menerima pendapat selain unqualified opinion dianggap sebagai kabar buruk, sehingga
penyampaian laporan keuangannya akan diperlambat.
Menurut penelitian dari Ani Yulianti (2010) yang dikutip dari Ardhi Dharma
(2008),menyebutkan bahwa pada tahun 2001 rata-rata waktu tunggu pelaporan ke
BAPEPAM dari waktu antara tanggal laporan sampai tanggal opini auditor membutuhkan
waktu 98 hari. Jika hal ini dilihat dari batas waktu 90 hari yang ditetapkan BAPEPAM,
terlihat masih banyak perusahaan publik yang belum patuh terhadap peraturan informasi
di Indonesia.
Menurut Dyer dan McHugh memberi contoh bahwa di Pasar Modal Indonesia
pernah terjadi beberapa perusahaan sahamnya telah dilarang diperdagangkan hanya
karena gagal memberikan laporan keuangan tahunan sesuai dengan persyaratan ketepatan
waktu bagi bursa. Masih banyaknya perusahaan yang belum menyampaikan laporan
keuangannya secara tepat waktu me nunjukkan kesadaran dalam penyampaian laporan
keuangan pada perusahaan di Indonesia masih sangat kurang. Oleh sebab itu dibutuhkan
penelitian mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu dalam
penyampaian laporan keuangan.
Salah satu hal terpenting dalam penyajian laporan keuangan agar dapat digunakan
semestinya oleh pihak-pihak yang berkepentingan adalah laporan keuangan tersebut
disajikan tepat waktu. Ketepatwaktuan itu dipengaruhi lamanya proses audit yang
dijalankan. Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun
buku hingga tanggal ditandatanganinya laporan audit (tanggal opini) ini kemudian
didefinisikan sebagai audit delay (Halim, 2000). Berdasarkan uraian di atas,
permasalahan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Apakah Ukuran Perusahaan menjadi factor terjadinya audit delay?
2. Apakan Opini Auditor menjadi factor terjadinya audit delay?
3. Apakan Profitabilitas Perusahaan menjadi factor terjadinya audit delay?
1. Manfaat teoritis :
2. Manfaat Praktis :
a. Bagi Auditor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan oleh auditor
dalam melaksanakan auditnya agar dapat menyelesaikan laporan auditnya tepat
waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM.
b. Bagi Akademis
Memberi deskripsi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delaydi
Indonesia, dimana penelitian tersebut dapat dijadikan tambahan wawasan dan
pertimbangan bagi mahasiswa dalam penelitian berikutnya.
c. Bagi Praktisi
Diharapkan penelitian ini dapat menjadikan referensi dalam
mengimplementasikan pengetahuan penulis dalam melakukan pekerjaan audit.
BAB I
PENDAHULUAN
Mencakup latar belakan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dibahas landasan teori dan penelitian terdahulu
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas deskripsi objek penelitian, analisis data, dan pembahasan.
BAB IV
PENUTUP
Penutup terdiri atas simpulan dan saran mengenai penelitian yang telah dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dari pihak agen, dalam hal ini dituntut agar mencurahkan kemampuan
profesionalnya demi peningkatan nilai perusahaan yang dikelolanya.Sedangkan dari
pihak principal sebagai pemilik perusahaan, berkewajiban memberikan balas jasa/fee
kepada pihak agen dalam jumlah yang realistis dan adil serta pasti.Bila kriteria
tersebut telah dipenuhi, maka kecil kemungkinan bagi pihak agen untuk merekayasa
informasi keuangan perusahaan yang di kelolanya sebagaimana kita kenal dengan
istilah asimetri informasi.Jika pihak agen merasa haknya tidak sesuai dengan
pengorbanan jasanya sebagai agen dan tidak ada kepastian tentang jumlah fee yang
akan diperoleh baik menyangkut besarnya maupun waktunya, maka akan ada
kemungkinan mereka melakukan manajemen laba, alokasi sumber daya dan dana
perusahaan yang kurang bermanfaat bagi peningkatan nilai perusahaan, dan praktek
lainnya yang bermuara pada keuntungan yang relatif lebih besar bagi pihak agen
sendiri.
A. Tujuan Audit
Tujuan umum suatu auditing atas laporan keuangan adalah
memberikan suatu pernyataan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
klien telah disajikan secara wajar, dalam segala hal material, sesuai dengan
prinsip akuntansi berlaku umum. Dalam audit biasanya dirumuskan tujuan
khusus audit untuk setiap rekening yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Tujuan khusus ini berasal dari asersi-asersi yang dibuat manajemen dalam
laporan keuangan (Haryono Jusup, 2001:117).
B. Fungsi Audit
Berdasarkan sifatnya yang analisis, auditing mempunyai fungsi
memecah-mecah atau menguraikan informasi yang ada dalam laporan
keuangan untuk mencari bukti yang dapat mendukung pendapat auditor
mengenai kewajaran penyajian informasi tersebut. Audit yang dilaksanakan
auditor adalah suatu fungsi untuk menentukan apakah laporan keuangan yang
disusun manajemen telah memenuhi kriteria yang telah disepakati bersama atau
telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam Prinsip-
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) dalam Yugo Trianto (2006).
Alasan utama adanya profesi auditor adalah untuk melakukan
fungsipengesahan atau meyakinkan akan kewajaran laporan keuangan. Auditor
memberikan sumbangan berupa kepercayaan terhadap laporan keuangan untuk
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pihak-pihak pemakai
laporan keuangan.
C. Jenis-Jenis Audit
c. Audit Operasional
Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian
dari prosedur dan metode yang ditetapkan suatu organisasi dengan
tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil akhir dari
audit operasional biasanya berupa rekomendasi kepada manajemen
untuk perbaikan operasi.
D. Jenis-Jenis Auditor
a. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan
audit harus diatas keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah.
DiIndonesia audit dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK).Badan Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak
tundukpada pemerintah sehingga dapat diharapkan dapat melakukan
audit secara independen, namun demikian badan ini bukanlah badan
yang berdiri diatas pemerintah. Hasil audit yang dilakukan BPK
disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai alat kontrol
atas pelaksanaan keuangan negara.
b. Auditor Intern
Auditor intern adalah auditor yang bekerja didalam
perusahaan(perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas
pokoknya adalah menentukan kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan oleh manajemen. Pada umumnya auditor intern wajib
memberikan laporan secara langsung kepada pimpinan tertinggi
perusahaan atau pejabat tinggi tertentu lainnya dalam perusahaan.
Tanggungjawab auditor intern pada berbagai perusahaan sangat
beranekaragam tergantung pada kebutuhan perusahaan yang
bersangkutan. Sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan
tugas rutin berupa audit kesesuaian. Agar dapat melakukan tugasnya
secara efektif, auditor intern harus independen terhadap fungsi-fungsi
lini dalam organisasi tempat ia bekerja, namun ia tidak dapat
independen terhadap perusahaannya karena ia adalah pegawai dari
perusahaan yangdiauditnya.
c. Auditor Independen atau Akuntan Publik
Auditor independen atau sering disebut sebagai akuntan publik
adalah auditor yang mempunyai tanggung jawab melakukan fungsi
pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan.Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan
terbuka yaitu perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat
melalui pasar modal, perusahaan-perusahaan besar, dan juga
perusahaan-perusahaan kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak
bertujuan mencari laba. Praktik sebagai akuntan publik harus dilakukan
melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP) yang telah mendapat izin
dari Departemen Keuangan. Seseorang baru akan memperoleh ijin
berpraktek sebagai akuntan publik apabila yang bersangkutan
memenuhi beberapasyarat yang telah ditentukan.
Dyer dan Mchugh (1975) dalam Sari (2011) menggunakan tiga kriteria
keterlambatan pelaporan yaitu sebagai berikut :
1. Preliminary lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
penerimaan laporan keuangan pendahulu oleh bursa.
2. Auditor’s report lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
3. Total lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal
penerimaan laporan dipublikasikan di bursa.
A. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat
diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain
dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Keputusan
ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan
menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki
total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah
badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar. Pada dasarnya
Ukuran Perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori, yaitu perusahaan besar
(large firm), perusahaan menengah (medium size), dan perusahaan kecil (small
firm). Xaf0 Penentuan perusahaan ini didasarkan pada total asset perusahaan
(Llangnp1035Masud Machfoedz, 1994). Kategori Ukuran Perusahaan yaitu:
a. Perusahaan Besar
Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih
lebih besar dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki
penjualan lebih dari Rp 50 Milyar/tahun.
b. Perusahaan Menengah
Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan
bersihRp 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil
penjualanlebih besar dari Rp 1 Milyar dan kurang dari Rp 50 Milyar
c. Perusahaan Kecil
Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan
bersihpaling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan
danmemiliki hasil penjualan minimal Rp 1 Milyar/tahun.
B. Opini Auditor
Pendapat auditor dalam laporan keuangan auditan sangatlah penting bagi
perusahaan maupun pihak-pihak luar yang membutuhkan informasi keuangan
perusahaan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Terdapat lima jenis
opini yang dikeluarkan oleh auditor atas laporan keuangan menurut Mulyadi
(2002) yaitu sebagai berikut :
C. Profitabilitas
Menurut Hanafi dan Halim (1996) Profitabilitas adalah ukuran mengenai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode
tertentu. Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan
manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukan oleh laba
yang dihasilkan. Secara garis besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal
dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan akan
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
(Profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, asset, modal maupun saham
tertentu. Dalam rasio Profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana
keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi
perusahaan. Profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan
keputusan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana perusahaan.
Penelitian ini melakukan perhitungan Profitabilitas dengan Return On Asset
Rasio (ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkanlaba
berdasarkan tingkat asset tertentu. Profitabilitas mempengaruhi
perusahaanyang mengumumkan rugi atau profitabilitas yang rendah. Ini
berkaitan denganakibat yang dapat ditimbulkan oleh pasar terhadap
pengumuman rugi tersebutbagi perusahaan. Berdasarkan definisi di atas, maka
dalam penelitian ini yang menjaditolak ukur tingkat profitabilitas yaitu Return
On Asset Rasio (ROA) yangdiproleh dengan persamaan berikut (Martono dan
Agus Harjito, 2005):
Keterangan :
Return on Asset (ROA) : Rasio Tingkat Profitabilitas
EBIT : Jumlah laba bersih perusahaan setelah pajak
Total Asset : Jumlah asset yang dimiliki perusahaan
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
BAB III
PEMBAHASAN
b. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan adalah suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara.
Dalam penelitian ini Ukuran Perusahaan adalah ukuran perusahaan
yang diperiksa oleh KAP dan dihitung dengan menggunakan total
asset yang dimiliki perusahaan atau total aktiva perusahaan klien yang
tercantum pada laporan keuangan perusahaan akhir periode yang telah
diaudit menggunakan log size. Dalam penelitian ini, pengukuran
terhadap Ukuran Perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma
dengan tujuan untuk menghaluskan besarnya angka dan menyamakan
ukuran saat regresi.
Ukuran Perusahaan = log (total aktiva)
c. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba. Profitabilitas diukur dengan rasio return on asset
(ROA) yang hitung berdasarkan EBIT dibagi dengan total aktiva.
Perusahaan yang memiliki Profitabilitas tinggi diduga waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan auditnya akan lebih pendek
dibandingkan perusahaan dengan Profitabilitas rendah. Profitabilitas
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Profitabilitas (ROA) = EBIT / Total Aktiva X 100 %
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan audit perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, yaitu dengan melihat dokumen
yang sudah terjadi (laporan keuangan dan laporan audit emiten) di Bursa Efek
Indonesia. Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu
dengan cara membaca, mempelajari literatur dan publikasi yang berhubungan dengan
penelitian.
Sumber
Variabel Yang Diukur Indikator Skala Data
Variabel Dependen
Selisih tanggal akhir periode
Audit Delay sampai tanggal laporan keuangan Rasio Sekunder
audit
Variabel Independen
Total aset yang dimiliki
Ukuran Perusahaan Rasio Sekunder
perusahaan
Tabel 3.1
Pengukuran Variabel dan Operasional Variabel
2 Tobacco manufactures 1
3 Contruction 7
4 Property 30
5 Cosmetic 3
6 Pharmacy 8
7 Household Equipment 2
Jumlah 64
Tabel 3.2
Kategori perusahaan