PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan besar merupakan perusahaan yang telah tercatat sahamnya di dalam
BEI ( Bursa Efek Indonesia) dan merupakan perusahaan yang sudah go public.
Perusahaan-perusahaan yang sudah go public harus mempublikasikan laporan keuangan
perusahaannya dan disertai dengan laporan auditor independen. Laporan keuangan
biasanya baru bisa dipublish setelah diaudit oleh auditor independen. laporan keuangan
tahunan perusahaan yang telah diaudit oleh auditor digunakan sebagai informasi dan
pertimbangan bagi pihak luar perusahaan untuk menguji apakah laporan yang disajikan
telah sesuai dengan standar yang berlaku.
Sejak tanggal 30 September 2003, Bapepam semakin memperketat perturan
dengan dikeluarkannya lampiran surat keputusan ketua Bapepam Nomor :
Kep-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan disertai dengan laporan
akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada Bapepam selambat-
lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunann,
dengan tujuan menjaga relevansi dan reliabilitas informasi yang dibutuhkan para pelaku
bisnis di pasar modal. Semakin panjang periode antara akhir periode akuntansi dengan
waktu publikasi laporan keuangan , semakin tinggi kemungkinan informasi dibocorkan
pada pihak yang berkepentingan bahkan dapat menimbulkan terjadinya isu-isu lain di
bursa saham, sehingga mengakibatkan citra perusahaan menjadi tidak baik yang
menyebabkan investor sulit menanamkan modal di perusahaan yang telah go public
(Ismail et al., 2013 dalam Wijaya dan Wirakusuma, 2017).
Baru pada tanggal 1 Agustus 2012, Bapepam mengadakan penyempurnaandengan
dikeluarkan lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-431/BL/2012
tentang “Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan yang sudah Go Public”
yang menyatakan bahwa bagi setiap perusahaan public yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam dan Lembaga
Keuangan selambat-lambatnya empat bulan setelah tahun buku berakhir, peraturan ini
mulai berlaku pada awal tahun 2013.
Untuk contoh kasus audit report lag yang terjadi di perusahaan atau lembaga
adalah kasus pemberian denda dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal tahun 2013
kepada empat perusahaan sebesar Rp 50.000.000,00 sampai Rp 150.000.000,00 yang
terlambat menyampaikan laporan keuangan periode 30 September 2012 yang mana tiga
perusahaan diantaranya mendapat peringatan tertulis tingkat III dan tambahan denda
sebesar Rp 150.000.000,00 yaitu PT. Davomas Abadi. Tbk, PT. Dayaindo Resources
International. Tbk, dan PT. Buana Listya Tama. Tbk. Kemudian satu perusahaan lagi
diberikan peringatan tertulis tingkat II dan tambahan denda sebesar Rp 50.000.000,00
yaitu PT. Berlian Laju Tanker.Tbk. Sehingga keempat perusahaan ini belum
menyampaikan laporan keuangan ke publik sampai batas waktu yang ditentukan. Adanya
permasalahan tersebut menunjukan kurangnya kepatuhan dan kedisiplinan perusahaan
pada aturan yang ada (https://ekbis.sindonews.com/read/706114/32/telat-serahkan-
laporan-keuangan-4-emiten-didenda-1357889900).
Audit report lag dihitung atas dasar jumlah hari yang diperlukan untuk
mendapatkan laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan
perusahaan, dimulai sejak tanggal tutup buku perusahaan hingga tanggal laporan auditor
independen (Wardhana, 2014). Juanita dan Satwiko (2012) menyatakan bahwa lamanya
audit report lag mempengaruhi nilai laporan keuangan auditan. Keterlambatan
penyampaian laporan keuangan auditan menngindikasikan sinyal buruk dari perusahaan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Hal senada pun dikemukakan oleh Iskandar dan
Trisnawati (2010), lamanya waktu penyelesaian proses audit (audit report lag) akan
mempengaruhi ketepatan waktu dalam publikasi informasi laporan keuangan auditan.
Keterlambatan publikasi informasi laporan keuangan akan berdampak pada tingkat
ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan.
Stepvanny dan Gatot (2012) menyatakan bahwa opini audit merupakan suatu
pendapat yang diberikan oleh seorang auditor kepada klien-kliennya atas laporan
keuangan yang telah diaudit untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut wajar
tanpa pengecualian atau tidak. Umur perusahaan dilihat dari lamanya listing di Bursa
Efek Indonesia. Perusahaan yang sudah lama listing tentunya memiliki pengalaman lebih
dalam menghadapi suatu masalah berdasarkan pengamalaman sebelumnya.
Profitabilitas adalah kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba.
Primsa, Subagyo dan Malem (2012) mendefenisikan pergantian auditor adalah adanya
pergantian auditor antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya
Berdasarkan uraian diatas, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “ Pengaruh Opini Audit,Umur Perusahaan,Profitabilitas, dan Pergantian Auditor
terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di BEI periode
2017 – 2019”.
1.2 Identifikasi masalah
1. Adanya peningkatan opini audit tidak selalu disertai dengan peningkatan audit report
lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-
2019
2. Adanya pengaruh umur perusahaan tidak selalu disertai dengan peningkatan audit
report lag pada perusahaan maufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2017-2019
3. Adanya peningkatan profitabilitas tidak selalu disertai dengan peningkatan audit report
lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-
2019
4. Adanya pengaruh pergantian auditor tidak selalu disertai dengan peningkatan audit
report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2017-2019
1.3 Tinjauan Pustaka
1.3.1 Teori Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Report Lag
Menurut Togasima dan Christiawan (2014) opini audit merupakan tanggung jawab auditor dan
masuk dalam kategori fieldwork lg dan reporting lag. Sedangkan menurut Sumartini dan
Widhiyani (2014), perusahaan yang menerima opini audit seelain unqualified opinion akan
terjadi negosiasi antara auditor yang lebih senior atau staf lain untuk semakin menyakinkan
opininya. Hal ini mengakibatkan audit report lag akan relatif lebih lama. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sumartini dan Widhiyani (2014) dan Togasima dan Christiawan (2014)
menunjukkan bahwa opini audit berpengaruh terhadap audit report lag.
Opini Audit
X1
Umur perusahaan
(Y)
Profitabilitas
X3
Pergantian Auditor
X4
1.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban semntara terhadap rumusahan masalah penelitian, karena jawaban
tersebut masih baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh dai pengumpulan data. (Sugiyono,2018) Berdasarkan kerangka
konseptual diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Opini Audit berpengaruh terhadap audit report lag
H2 : Umur Perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag
H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag
H4 : Pergantian Auditor berpengaruh terhadap audit report lag
H5 : Opini Audit, Umur Perusahaan, Profitabilitas, dan Pergantian Auditor berpengaruh terhadap
Audit Report Lag
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yakni data
laporan keuangan tahunan periode 2017 – 2019 yang diperoleh dari https://www.idx.co.id
2.2 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan. (Sugiyono, 2018)
2.3 Populasi dan Sampel
2.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.(Sugiyono, 2018)
Berdasarkan sumber dari https://www.idx.co.id perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2017 – 2019 ada 181 perusahaan, maka populasi penelitian
sebanyak 182 perusahaan.
2.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
(Sugiyono,2018). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampling purposive. Kriteria
pemilihan sampel sebagai berikut :
Table II.1
Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah
1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek 180
Indonesia periode 2017 – 2019
2. Perusahaan yang mengalami kerugian (40)
3. Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap (41)
4. Perusahaan yang tidak melaporkan laporan auditor (41)
independen
Jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian 58
Jumlah data yang dikelola (58 x 3) 174
Berdasarkan table diatas, jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian sebanyak 88
perusahaan periode 2017 – 2019 dan banyak data yang dikelola 264
DAFTAR PUSTAKA
Ni Nyoman Trisna Dewi Ariyani, dan I Ketut Budiartha. Pengaruh profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Kompleksitas perusahaan dan Reputasi KAP terhadap Audit Report Lag
pada Perusahaan Manufaktur . E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.2 (2014), 220,
221, .
Candra Jimmi Michael, dan Abdul Rahman. Pengaruh Audit Tenure dan Ukuran KAP terhadap
Audit Report Lag dengan Spesialisasi Industri Auditor sebagai Variabel Moderasi.
Diponegoro Journal of Accounting Volume 6, Nomor 4 Tahun 2017, 2,3, 4 , 5.
christiawan Noverta Togasima, dan Yulius Jogi Christiawan. Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2012. Business Accounting Review, Vol. 2, Juli 2014, 152, 153, .
Manda Novy Aristika, Rina Trisnawati, dan Cahyaning Dewi Handayani. Pengaruh Opini Audit,
Ukuran Perusahaan, Umur perusahaan, dan laba Rugi terhadap Audit Report Lag.
Syariah Paper Accounting FEB UMS, 560, 561, 562, 563, 564.
Rai Gina Artaningrum, I Ketut Budiartha, dan Made Gede Wirakusuma. Pengaruh Profitabilitas,
Solvabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, dan Pergantian Manajemen pada Audit
Report Lag Perusahaan Perbankan. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
6.3 (2017), 1081, 1082, 1083, 1085, 1089.
Sarah Nuriela Sabatini, Mekani Vestari. (2019). Nilai Persediaan, Aset tetap, Ukuran
Perusahaan, Kualitas Audit, dan Audit Tenure terhadap Audit Report Lag. ECONBANK
Volume 1 No. 2 Oktober 2019, 148, 149.
www.idx.co.id
https://ekbis.sindonews.com/read/706114/32/telat-serahkan-laporan-keuangan-4-emiten-
didenda1357889900