Disusun oleh
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2022
1. Uraian tentang fenomena
Perusahaan yang go public pada 5 tahun terakhir cukup banyak yaitu 677 perusahaan
(BEI, 2020). Hal tersebut mencerminkan bahwa pasar modal di Indonesia sudah baik dan
diharapkan informasi keuangan yang disajikan tersedia, transparan dan bisa
dipertanggungjawabkan sehingga bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Menurut
Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.2 tentang karakteristik kualitatif
dari informasi keuangan menyatakan bahwa informasi keuangan akan bermanfaat bila
memenuhi karakteristik kualitas yaitu relevan, andal, memliki daya banding dan konsistensi,
sesuai dengan pertimbangan cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan
dapat dilihat salah satunya dari ketepatwaktuan (timeliness) laporan tersebut disa jikan.
Ketepatwaktuan laporan audit diatur dalam peraturan Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) dalam Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK Nomor: KEP-346/BL/2011
bahwa Laporan Keuangan Tahunan harus disampaikan dalam bentuk Laporan Keuangan
Auditan. BAPEPAM yang telah berubah nama menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
mewajibkan untuk setiap perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal wajib
menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen
kepada BAPEPAM selambat–lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal
laporan keuangan tahunan atau tutup buku tahunan.
Ketepatwaktuan laporan audit adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari
tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan
keuangan. Beberapa faktor yang dianggap berpengaruh terhadap ketepatwaktuan laporan
audit adalah kompleksitas operasi perusahaan ((Aryani dan Budiartha, 2014), umur
perusahaan Saemargani dan Mustikawati, 2015), dan opini auditor (Susilawati et al., 2017).
Kompleksitas operasi perusahaan yang dilihat dari diversifikasi bisnis operasi klien dan
jumlah anak perusahaan klien berdampak pada ketepatan waktu pelaporan keuangan
dikarenakan auditor akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas
audit pada perusahaan klien yang mengalami peningkatan kompleksitas perusahaan (Che-
Ahmad dan Abidin,
2008). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariyani dan Budiartha (2014)
yang menyatakan bahwa kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
keterlambatan laporan audit. Perusahaan yang memiliki unit operasi (cabang) lebih banyak
akan memerlukan waktu yang lebih lama bagi auditor untuk melakukan pekerjaan auditnya.
Apabila perusahaan memiliki anak cabang perusahaan maka transaksi yang dimiliki klien
makin rumit karena terdapat laporan konsolidasi yang perlu di audit oleh auditor sehingga
akan memerlukan waktu yang cukup lama bagi auditor untuk melakukan pekerjaan auditnya.
Namun, menurut penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo dan Sari (2019), kompleksitas
operasi perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan laporan audit. Hal ini terjadi
karena terdapat kecenderungan bahwa perusahaan yang kompleks akan memilih KAP yang
memiliki sumber daya yang lebih besar agar dapat menghindari proses audit yang lebih lama.
Umur Perusahaan adalah lamanya perusahaan tersebut beroperasi. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Witjaksono dan Silvia (2014) menyebutkan bahwa Umur Perusahaan tidak
berpengaruh terhadap ketepatwaktuan laporan audit. Perusahaan yang telah beroperasi lama
tidak menjamin penyelesaian audit akan semakin cepat karena adanya kompleksitas laporan
keuangan. Namun, Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saemargani dan Mustikawati (2015)
menyatakan bahwa semakin lama umur perusahaan maka laporan audit dapat disajikan secara
tepatwaktu, karena perusahaan yang memiliki umur lebih tua dinilai lebih mampu dalam
mengumpulkan, memproses, dan menghasilkan informasi pada saat diperlukan karena telah
memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam hal tersebut. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Widhiasari dan Budiartha (2016) yang menyatakan bahwa
umur perusahaan berpengaruh terhadap ketepatwaktuan laporan audit. Semakin lama berdiri
suatu perusahaan, maka semakin besar skala operasinya. Akibatnya auditor membutuhkan
waktu yang lama untuk melakukan pemeriksaan terhadap transaksi yang terjadi di
perusahaan tersebut.
Opini audit adalah pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari entitas
yang telah diaudit. Opini audit merupakan hal yang penting disetiap pelaporan keuangan.
Pemberian opini audit tidak terlepas dari opini audit tahun sebelumnya karena kegiatan usaha
pada suatu perusahaan untuk tahun tertentu tidak terlepas dari keadaan yang terjadi di tahun
sebelumnya (Agustina dan Zulaikha, 2013). Oleh karena itu, opini audit tahun sebelumnya
ini menjadi acuan dalam memberikan opini audit tahun berjalan. Opini audit tahun
sebelumnya adalah opini audit yang diterima perusahaan pada tahun sebelumnya atau satu
tahun sebelum tahun penelitian (Fahmi, 2015). Sesuai dengan peraturan OJK bahwa laporan
keuangan harus disertai dengan laporan audit. Opini audit akan mempengaruhi apakah
perusahaan mampu menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Menurut Hastutik
(2015) menyatakan bahwa opini audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ketepatwaktuan laporan keuangan yang telah diaudit. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Susilawati et al., (2017) yang menyatakan bahwa Perusahaan yang mendapat
opini audit wajar tanpa pengecualian mengalami proses audit yang singkat dan cenderung
akan lebih cepat menyampaikan laporan keuangan kepada publik, karena hal tersebut
merupakan good news bagi perusahaan. Namun, menurut Miradhi dan Juliarsa (2016)
menyatakan bahwa opini auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatwaktuan
laporan audit. Hal ini dikarenakan auditor telah bekerja secara profesional sehingga apapun
opini yang dikeluarkan auditor tidak mempengaruhi lamanya proses penyelesaian audit.
Berdasasarkan pemantauan Bursa Efek Indonesia, hingga tanggal 29 Juni 2018 terdapat
tercatat 10 perusahaan yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan per 31
Desember 2017 dan/atau belum melakukan pembayaran denda atas keterlambatan
penyampaian laporan keuangan tersebut
(www.idx.co.id). Sepuluh perusahaan tersebut yaitu :
1. PT Apexindo Pertama Duta Tbk
2. PT Bara Jaya Internatsional Tbk
3. PT Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk
4. PT Capitalinc Invesment Tbk
5. PT Truba Alam Manunggal Engginering Tbk
6. PT Cakra Mineral Tbk
7. PT Evergreen Invesco Tbk
8. PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
9. PT Zebra Nusantara Tbk
10. PT Sunson Textile Manufacturer Tbk
Dari 10 perusahaan tersebut terdapat 4 perusahaan yang merupakan perusahaan
pertambangan, yaitu PT Bara Jaya Internatsional Tbk, PT Borneo Lumbung Energi dan Metal
Tbk, PT Truba Alam Manunggal Engginering Tbk, dan PT Cakra Mineral Tbk.
Berdasarkan fenomena dan perbedaan temuan yang belum konsisten pada penelitian
sebelumnya, oleh karena itu judul penelitian ini adalah “Pengaruh Kompleksitas Operasi
Perusahaan, Umur Perusahaan, dan Opini Auditor terhadap Ketepatwaktuan Laporan Audit
(Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016-2018)”.
1. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah Kompleksitas Operasi Perusahaan berpengaruh terhadap Ketepatwaktuan
Laporan Audit pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI Tahun 2016-2018?
b. Apakah Umur Perusahaan berpengaruh terhadap Ketepatwaktuan Laporan Audit pada
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI Tahun 2016-2018?
c. Apakah Opini Auditor berpengaruh terhadap Ketepatwaktuan Laporan Audit pada
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI Tahun 2016-2018?
2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap Ketepatwaktuan
Laporan Audit pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI Tahun 2016-2018
b. Mengetahui pengaruh Umur Perusahaan terhadap Ketepatwaktuan Laporan Audit pada
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI Tahun 2016-2018
c. Mengetahui pengaruh Opini Auditor terhadap Ketepatwaktuan Laporan Audit pada
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI Tahun 2016-2018
3. Agency Theory (Teori Keagenan)
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan teori keagenan sebagai hubungan antara agen
(manajemen) dan prinsipal (pemilik). Prinsipal yang dalam hal ini diwakili oleh shareholders
menuntut akuntabilitas dari agen yang diwakili oleh manajer melalui pelaporan informasi
keuangan. Agen bertindak sebagai pihak yang mempunyai wewenang dalam mengambil
keputusan, sedangkan prinsipal merupakan pihak yang mengevaluasi. Implementasi agency
theory dapat berupa kontrak kerja yang mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing
pihak dengan memaksimumkan utilitas, sehingga diharapkan agen bertindak menggunakan
cara-cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal.
Prinsipal akan memberikan insentif yang layak pada agen sehingga tercapai kontrak kerja
yang optimal. Ketidakseimbangan dalam pendistribusian informasi yang diterima oleh agen
dan prinsipal menyebabkan terjadinya asimetri informasi sehingga dapat menimbulkan
masalah keagenan (Rustiarini dan Sugiarti, 2013). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
audit merupakan salah satu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk meminimalisir
terjadinya masalah agensi dan masalah asimetri informasi.
Fokus dari teori ini adalah tentang pencapaian kontrak paling efisien yang mendasari
hubungan antara prinsipal dan agen. Menurutsukartha (2007), ada dua faktor yang dapat
mempengaruhi kontrak yang efisien, yaitu (1) adanya informasi yang simetris antara agen dan
prinsipal artinya jumlah dan kualitas informasi yang dimiliki adalah sama antara agen dan
prinsipal sehingga tidak ada pihak yang memiliki informasi lebih banyak dan disembunyikan
untuk mencapai kepentingannya sendiri, (2) risiko yang dipikul oleh agen dalam
hubungannya dengan imbal jasa yang diterimanya adalah kecil yang berarti tingkat kepastian
imbalan yang diterima agen adalah tinggi. Pada kenyataannya, kontrak yang terjadi antara
agen dan prinsipal sering kali tidak berjalan secara efisien dikarenakan salah satu pihak yang
memiliki informasi yang lebih banyak yang menyebabkan hubungan antara agen dan prinsipal
dilandasi oleh asimetri informasi.
4. Telaah Pustaka
a. Ketepatwaktuan Laporan Audit
Ketepatwaktuan laporan audit adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari
tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan
keuangan auditan (Chrisanty, 2010). Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh OJK adalah
kebijakan yang menyatakan bahwa suatu laporan keuangan dari perusahaan publik terlebih
dahulu harus diaudit oleh auditor independen sebelum diserahkan ke OJK. Oleh karena itu,
lamanya proses audit bisa berpengaruh pada kecepatan penyajian informasi akuntansi.
Keterlambatan penyampaian laporan keuangan dapat dikatakan akan menyebabkan distorsi
nilai dan manfaat dari laporan keuangan yang bersangkutan. Penyampaian laporan keuangan
yang memakan waktu cukup lama memungkinkan akan berkaitan dengan kualitas informasi
yang lebih rendah, karena keterlambatan tersedianya informasi menyebabkan tanggapan yang
diberlakukan akan membuat informasi tidak memiliki nilai tambah (Prena dan Kustina, 2017).
Proses audit yang efisien akan mendukung telaksananya penyampaian laporan keuangan yang
tepat waktu. Ketepatan waktu atas pelaporan laporan keuangan auditan oleh perusahaan go
public yang terdaftar di BEI merupakan salah satu atribut kualitatif penting yang diinginkan
dari setiap informasi akuntansi yang baik.
Ketepatwaktuan Laporan Audit oleh auditor independen dapat membantu perusahaan
untuk menghindari denda atas keterlambatan yang dikenakan sesuai keputusan Direksi PT.
Bursa Efek Indonesia Jakarta Nomor: Kep307/BEJ/07-2004 (Listiana dan Susilo, 2012).
Pelanggaran tersebut mulai dari keterlambatan penyampaian laporan hingga transaksi efek di
bursa.
b. Kompleksitas Operasi Perusahaan
Sebelum menerima perikatan, auditor akan mempertimbangkan berbagai faktor untuk
menyusun perencanaan audit yang akan dikerjakan selanjutnya. Salah satu bagian dari
perencanaan audit adalah dengan memahami bisnis dan industri klien untuk memastikan
apakah klien memang layak untuk diaudit dan diyakini tidak akan menimbulkan risiko
dibelakang hari. Pemerolehan pengetahuan tentang bisnis yang diperlukan merupakan proses
berkelanjutan dan bersifat kumulatif dalam pengumpulan dan penentuan informasi serta
pengaitan pengetahuan yang diperoleh dengan bukti audit dan informasi disetiap tahap audit.
Salah satu pengetahuan yang diperlukan oleh auditor sebelum melakukan proses audit adalah
dengan mengetahui kompleksitas operasi perusahaan. Kompleksitas organisasi atau operasi
merupakan akibat langsung dari pembagian kerja dan pembentukan departemen yang
berfokus pada jumlah unit yang berbeda secara nyata (Darmawan dan Widhiyani, 2017).
Kompleksitas operasi perusahaan dapat memperpanjang proses audit laporan keuangan
perusahaan publik dikarenakan auditor akan memerlukan banyak waktu untuk mengaudit
anak cabang dari perusahaan sebelum mengaudit induk perusahaannya dan juga
meningkatkan biaya untuk mengaudit setiap anak cabang dari perusahaan (Ashton et
al.,1987). Organisasi dengan berbagai jenis atau jumlah pekerjaan dan audit menimbulkan
masalah manajerial dan organisasi yang lebih rumit karena terjadi ketergantungan yang
semakin kompleks. Kompleksitas operasi perusahaan menjadi salah satu karakteristik
perusahaan yang dapat menambah suatu tantangan pada audit (Darmawan dan Widhiyani,
2017).
c. Umur Perusahaan (Age)
Menurut Dewangga dan Laksito (2015) umur perusahaan adalah lamanya waktu hidup
suatu perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis dan mampu bersaing
dalam dunia usaha serta mampu mempertahankan kesinambungan usahanya yang merupakan
bagian dari dokumentasi yang menunjukan tujuan dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang
memiliki umur lebih lama dinilai lebih berhatihati dan lebih terbiasa untuk melaporkan
laporan keuangan dengan tepat waktu. Hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan yang
memiliki umur lebih tua dan kepemilikan aset yang besar dinilai lebih mampu dalam
mengumpulkan, memproses, dan menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menyusun
dan menyajikan laporan keuangan karena telah memiliki pengalaman yang cukup banyak
dalam hal tersebut sehingga mempermudah auditor dalam melaksanakan tugasnya tepat
waktu. Semakin lama umur perusahaan maka jangka waktu pelaporan auditnya akan semakin
cepat, demikian pula sebaliknya. Perusahaan yang telah lama berdiri umumnya telah
melakukan ekspansi dengan membuka cabang atau usaha di beberapa daerah. Hal ini berarti
perusahaan yang lama listing di Bursa Efek Indonesia memiliki lebih banyak stakeholder dan
menjadi perhatian stakeholder sehingga mendorong menejemen mengenai pentingnya
informasi dan menginginkan laporan keuangan audit lebih cepat untuk dipublikasikan (Lianto
dan Kusuma, 2010).
d. Opini Auditor
Opini auditor merupakan simpulan dari proses audit yang dilakukan auditor independen
atas laporan keuangan perusahaan klien mengenai kewajaran laporan keuangan yang dibua
oleh manajemen dalam semua hal yang material sesuai prinsip akuntansi yang berterima
umum. Opini auditor atas laporan keuangan perusahaan menjadi tolak ukur para penggunanya
dalam mengambil keputusan (Rustiarini dan Sugiarti, 2013). Perusahaan besar yang laporan
keuangannya mendapat opini unqualified opinion dari auditor independen akan cenderung
menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu karena perusahaan besar mendapat
perhatian khusus dari para stakeholder. Pemberian opini audit tidak terlepas dari opini audit
tahun sebelumnya karena kegiatan usaha pada suatu perusahaan untuk tahun tertentu tidak
terlepas dari keadaan yang terjadi di tahun sebelumnya (Agustina dan Zulaikha, 2013). Oleh
karena itu, opini audit tahun sebelumnya ini menjadi acuan dalam memberikan opini audit
tahun berjalan. Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima perusahaan
pada tahun sebelumnya atau satu tahun sebelum tahun penelitian (Fahmi, 2015). Perusahaan
yang diberikan qualified opinion cenderung memiliki audit delay yang lebih panjang, karena
secara logika dapat dikatakan bahwa auditor membutuhkan waktu dan usaha untuk mencari
prosedur audit ketika mengkonfirmasi kualifikasi audit. Pendapat unqualified opinion
umumnya diberikan kepada perusahaan yang terdaftar di BEI guna menunjang pelaporan hasil
kinerja perusahaan (Shulthoni, 2013). Oleh karena itu, perusahaan besar saja tidak cukup
menjamin akan menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu, melainkan perusahaan
harus mendapat opini unqualified opinion agar semakin tepat waktu.
Opini audit yang diberikan auditor melalui beberapa tahap audit yang dilakukan dapat
memberikan beberapa simpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan
yang diauditnya. Dengan demikian, auditor didalam memberikan opini sudah didasarkan pada
keyakinan profesionalnya. Ada lima kemungkinan pernyataan pendapat auditor independen
(Mulyadi, 2002) yaitu: Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion), Pendapat
wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan, Pendapat wajar dengan
pengecualian (Qualified Opinion), Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion), dan Pernyataan
tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion).
5. Telaah Riset terdahulu
Kompleksitas Operasi
Perusahaan (X1)
Umur Perusahaan
(X3)
Kompleksitas organisasi atau operasi merupakan akibat langsung dari pembagian kerja
dan pembentukan departemen yang berfokus pada jumlah unit yang berbeda secara nyata
(Darmawan dan Widhiyani, 2017). Organisasi dengan berbagai jenis atau jumlah pekerjaan
dan audit menimbulkan masalah manajerial dan organisasi yang lebih rumit karena terjadi
ketergantungan yang semakin kompleks. Kompleksitas operasi perusahaan menjadi salah
satu karakteristik perusahaan yang dapat menambah suatu tantangan pada audit
(Darmawan dan Widhiyani, 2017).
laporan audit.
Opini audit adalah pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari entitas
yang telah diaudit. Opini audit merupakan hal yang penting disetiap pelaporan keuangan.
Sesuai dengan peraturan OJK bahwa laporan keuangan harus disertai dengan laporan audit.
Opini audit akan mempengaruhi apakah perusahaan mampu menyampaikan laporan
keuangan secara tepat waktu. Menurut Zulfikar dan Syafruddin (2013) Opini audit going
concern yang telah diterima auditee pada tahun sebelumnya akan menjadi faktor
pertimbangan yang penting bagi auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern
pada tahun berjalan jika kondisi keuangan auditee tidak menunjukan tanda – tanda
perbaikan atau tidak adanya rencana manajemen yang dapat direalisasikan untuk
memperbaiki kondisi perusahaan. Menurut Hastutik (2015) menyatakan bahwa opini audit
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatwaktuan laporan keuangan yang telah
diaudit.
Umur Perusahaan adalah lamanya perusahaan tersebut beroperasi. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Witjaksono dan Silvia (2014) menyebutkan bahwa Umur Perusahaan tidak
berpengaruh terhadap ketepatwaktuan laporan audit. Perusahaan yang telah beroperasi lama
tidak menjamin penyelesaian audit akan semakin cepat karena adanya kompleksitas laporan
keuangan. Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Saemargani dan Mustikawati (2015)
menyatakan bahwa semakin lama umur perusahaan maka laporan audit dapat disajikan
secara tepatwaktu, karena perusahaan yang memiliki umur lebih tua dinilai lebih mampu
dalam mengumpulkan, memproses, dan menghasilkan informasi pada saat diperlukan karena
telah memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam hal tersebut.
7. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif
(Sugiyono, 2016). Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menghubungkan minimal dua
variabel, sehingga penelitian asosiatif merupakan suatu penelitian yang mencari hubungan
antara satu variabel dengan variabel lain. Hubungan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah hubungan kausal, yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat di mana variabel yang
dipengaruhi (dependen) yaitu Ketepatwaktuan Laporan Audit dan variabel yang
mempengaruhi (independen) yaitu Kompleksitas Operasi Perusahaan, Umur Perusahaan,
dan Opini Auditor.
b. Metode analisis data
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka. Diproses
dan diolah menggunakan SPSS (Statistical Packagefor Sosial Science) sesuai dengan
keinginan pengguna (user) secara cepat dan tepat. Hasilnya akan dijabarkan secara
deskriptif. Analisis data ini dilakukan dengan uji statistik deskriptif dan uji asumsi klasik
serta uji regresi berganda.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data bisa dilihat
berdasarkan nilai-nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, dan range (Ghozali, 2005). Statistik deskriptif mendeskripsikan data
menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk menghilangkan penyimpangan-penyimpangan yang
mungkin terjadi dalam analisis regresi sehingga hasil yang akan diperoleh dapat lebih
akurat dan mendekati atau sama dengan kenyataan. Uji asumsi klasik yang dilakukan
adalah uji normalitas, uji multikolonearitas, uji heteroskedasitas, dan uji autokorelasi.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005).
Pengujian menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov untuk mengetahui apakah
distribusi data pada tiap – tiap variabel normal atau tidak.
Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal
(Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat dari
Value Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10, terjadi multikolinieritas.
Sebaliknya, jika VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2005). Penelitian ini di uji menggunakan uji
glejser untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini digunakan uji autokorelasi
Durbin Watson. Tidak ada gejala autokorelasi, jika nilai Durbin Watson
terletak antara du sampai dengan (4-du).
3. Uji Regresi Berganda
Uji regresi berganda yaitu suatu analisa asosiasi yang digunakan secara bersamaan
untuk meneliti pengaruh dua variabel atau lebih terhadap satu variabel yang
tergantung. Uji regresi ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen (Ferdinant, 2013). Model regresi yang digunakan untuk
menguji hipotesis-hipotesis yang dirumuskan adalah:
Keterangan:
KLA = Ketepatwaktuan Laporan Audit
a = Konstanta Intersepsi
b = Koefisien Regresi
KOP = Kompleksitas Operasi Perusahaan
UP = Umur Perusahaan
OA = Opini Auditor e=Error
Uji regresi yang digunakan adalah Uji-t (Uji Signifikan Parsial). Uji t digunakan untuk
mengetahui kemampuan masing-masing variabel independen secara individu (partial)
dalam menjelaskan perilaku variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan tingkat signifikansi 0,05 ( α = 5%). Penolakan dan penerimaan hipotesis
dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika Sig < 0,05 atau t hitung > t tabel maka variabel X secara parsial
berpengaruh terhadap variabel Y
b. Jika Sig > 0,05 atau t hitung < t tabel maka variabel X secara parsial tidak
berpengaruh terhadap variabel Y.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, K. R., & Bawono, A. D. B. (2018). Pengaruh Umur Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Audit Report Lag Dengan Profitabilitas Dan Solvabilitas Sebagai Variabel Moderating.
Riset Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 3(2), 118–126.
https://doi.org/10.23917/reaksi.v3i2.6878
Bisnis, J. A. (2018). THE EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE ON AUDIT REPORT
TIMELINESS IN INDONESIA Darryl Lirungan Senny Harindahyani. 16(1), 80–94.
Dewangga. (2015). Faktor–faktor yang berpengaruh terhadap audit delay. Management and
Business Review, 4(1), 60–74.
Dianova, A., Mildawati, T., & Kurnia, K. (2021). Effect of Leverage, Profitability and Audit
Committee on Audit Delay with KAP Reputation as Moderating Variable. Budapest
International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social
Sciences, 4(3), 3906–3916.
Hasibuan, E. N. S., & Abdurahim, A. (2017). Pengaruh Kompleksitas Operasi, Ukuran
Perusahaan, dan Risiko Bisnis terhadap Audit Report Lag: Studi Empiris pada Perusahaan
Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia Periode 2014-
2016. Reviu Akuntansi Dan Bisnis Indonesia, 1(1), 15–24.
https://doi.org/10.18196/rab.010102
Hastutik “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,... - Google Cendekia. (n.d.). Retrieved April 9,
2022, from
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hastutik+“Pengaruh+Profita
bilitas%2C+Likuiditas%2C+Struktur+Kepemilikan%2C+Ukuran+Perusahaan+Dan+Opini+
Audit+Terhadap+Ketepatan+Waktu+Pelaporan+Keuangan+Perusahaan”+%282015&btnG=
Juniati, E. (2016). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Penyampaian Laporan
Keuangan Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2011-2013. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 3(1),
2414–2428.
K, A. F., Deannes, & Triyanto, N. D. (2019). Analisis Determinan Audit Delay (Studi Empiris
pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-
2016). E-Proceeding of Management, 6(1), 731–740.
Kap, R., Komite, D. A. N., & Pada, A. (2013). PENGARUH PROFITABILITAS , LEVERAGE ,
KOMPLEKSITAS. 2, 251–270.
Komite, D. A. N., Terhadap, A., & Waktu, K. (2019). PERAN OPINI AUDIT SEBAGAI
PEMODERASI PENGARUH PROFITABILITAS , UKURAN PERUSAHAAN ,
KEPEMILIKAN PELAPORAN KEUANGAN THE ROLE OF AUDIT OPINION AS A
MODERATOR OF THE AFFECT OF PROFITABILITY , FIRM SIZE , INSTITUTIONAL
OWNERSHIP , AND AUDIT. 5(1), 1–18.
Luthfi, M., & Sari, D. A. (2019). Pengaruh Audit Delay, Opini Audit, Dan Audit Tenure
Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik (Kap) Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bei Periode 2010-2015. Jurnal Ilmiah Akuntansi Rahmaniyah, 2(2), 31.
https://doi.org/10.51877/jiar.v2i2.81
N, I. J. (2015). Pengaruh Umur Perusahaan Dan Audit Tenure Pada Kecepatan Publikasi
Laporan Keuangan. E-Jurnal Akuntansi, 12(3), 530–545.
No Title. (2016). 14–26.
Pertambangan, P., Bei, D., Istri, C., & Pratiwi, E. (2018). E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana Pengaruh Audit Tenure Dan Kompleksitas Operasi Terhadap Audit Delay
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesi. 24, 1964–1989.
Perusahaan, U., Akuntansi, P. S., Ekonomi, F., & Muhammadiyah, U. (2018). TERHADAP
KETEPATWAKTUAN LAPORAN AUDIT ( Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018 ). 1077–1086.
Profitabilitas, P., Perusahaan, U., & Budiartha, I. K. (2014). KOMPLEKSITAS OPERASI
PERUSAHAAN DAN REPUTASI KAP TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR Ni Nyoman Trisna Dewi Ariyani 1 Perkembangan pasar
modal dan perusahaan dalam bidang industri yang perkembangan yang cukup pesat . Be
rdasarkan da ta da . 2, 217–230.
Sayidah, N. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas Dan Opini Auditor
Terhadap Audit Delay. Jurnal Analisa Akuntansi Dan Perpajakan, 2(2).
https://doi.org/10.25139/jaap.v2i2.1397
Udayana, E. A. U. (2017). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali ,
Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia
ABSTRAK PENDAHULUAN Perkembangan perusahaan go public yang membuat makin
tinggi permintaan akan audit ter. 21, 254–282.
Verawati, N., & Wirakusuma, M. (2016). Pengaruh Pergantian Auditor, Reputasi Kap, Opini
Audit, Dan Komite Audit Dalam Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi, 17(2), 1083–1111.
Witjaksono, A., & Silvia, M. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit
Delay Pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2013. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 53–64.