Anda di halaman 1dari 17

Machine Translated by Google

KAJIAN AKUNTANSI Universitas Islam Bandung


Volume 23 No.1 Maret 2022 PP 26-42

PENGARUH KESULITAN KEUANGAN DAN KETERLAMBATAN AUDIT

PADA PENGALIHAN AUDITOR

1Deliana, 2Abdul Rahman, 3Lifian Monica, 4Ariama Susanti.

1,4Sistem Informasi Akuntansi Politeknik Negeri Medan, 2,3Akuntansi


Keuangan Publik Politeknik Negeri Medan
Email: deliana@polmed.ac.id, abdulrahmandalimunthe@polmed.ac.id , lifianmonicaa@gmail.com,
ariamasusantisimanjuntak@students.polmed.ac.id.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh financial distress dan audit delay terhadap auditor
switching. Penelitian dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi
penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. pada
tahun 2016-2019 sebanyak 45 perusahaan.
Penentuan sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan kriteria tertentu, perusahaan
yang memenuhi kriteria sebanyak 37 perusahaan dengan masa observasi 4 tahun, sehingga jumlah observasi
dalam penelitian ini adalah 148. Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik dengan
bantuan software SPSS . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial distress dan audit delay tidak
berpengaruh terhadap auditor switching.

Kata kunci : financial distress, audit delay, auditor switching.

1. PERKENALAN

Pergantian auditor adalah pergantian auditor atau KAP dalam suatu perusahaan. Wajib

(wajib) dan sukarela (voluntary) adalah karakteristik pergantian auditor. Wajib adalah

pergantian auditor yang dilakukan untuk mematuhi peraturan yang berlaku, sedangkan sukarela

adalah pergantian auditor yang dilakukan karena adanya unsur-unsur tertentu di luar

peraturan yang berlaku (Pawitri & Yadnyana, 2015). Setiap perusahaan berhak untuk

pilih KAP big four atau KAP non big four. Auditor di instansi/perusahaan khususnya

perusahaan go-public, memiliki peran penting, untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat diandalkan

dan dapat dipercaya. Salah satu peran auditor adalah untuk mengurangi risiko informasi, yaitu:

alasan ekonomi utama di balik permintaan jasa audit (Chadegani et. al., 2011). Itu

perkembangan perusahaan go-public yang berkembang pesat, memiliki pengaruh terhadap auditor

26
Machine Translated by Google

27 Deliana dkk. Al.

atau KAP, hal ini berpengaruh karena setiap perusahaan go-public memerlukan pemeriksaan dari

auditor independen untuk mengaudit laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Yang terakhir

beberapa tahun mulai tahun 2017 hingga 2019 perusahaan go-public mengalami peningkatan yang signifikan

meningkat sebagaimana tercatat di situs Bursa Efek Indonesia.

Daftar Perusahaan yang Go Public

650

600

550

500
2017 2018 2019

Sumber: Data Diolah, 2020.

Gambar 1. Perkembangan Perusahaan Go-Publik di Indonesia

Perkembangan perusahaan go-public semakin meningkat, mencapai 632 perusahaan di

2019. Ini membawa banyak manfaat, terutama di bidang ekonomi, tetapi semua perusahaan itu

telah tercatat di pasar modal Indonesia juga memiliki kewajiban yang tidak dapat

dilepaskan. Kewajibannya adalah mempublikasikan laporan keuangan perusahaan, hal ini bertujuan untuk

memberikan informasi kepada setiap pihak yang membutuhkan. Laporan keuangan memiliki arti tentang

kinerja perusahaan, terutama kinerja keuangan perusahaan (Kasmir,

2012: 7).

Pergantian auditor dilakukan untuk menjaga keandalan keuangan perusahaan

pernyataan, dan independensi auditor (Putra & Suryanawa, 2016). Perusahaan yang pergi

masyarakat wajib mempublikasikan laporan keuangannya, yaitu laporan keuangan yang

disiapkan harus dipercaya oleh pemangku kepentingan, untuk menjawab kebutuhan tersebut auditor independen adalah

diperlukan. Auditor independen sangat dibutuhkan, sehingga laporan keuangan yang dimiliki

telah dibuat oleh manajemen dapat dipercaya oleh masyarakat dan membuat laporan keuangan yang berkualitas

ISSN : 1693-0164 e-ISSN : 2581-074X


Machine Translated by Google

Pengaruh Financial Distress Dan Audit Delay Terhadap Auditor Switching. 28

sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum (Kholipah & Suryandari,

2019).

Ketentuan mengenai pergantian auditor yang telah disahkan oleh

Pemerintah Indonesia membuat setiap perusahaan, terutama perusahaan go-public, harus

mengganti auditor agar tingkat independensi auditor tetap terjaga agar tidak

melanggar kode etik profesi dalam melaksanakan tugas audit, namun pada kenyataannya

peraturan yang sudah ditetapkan sangat ketat, perusahaanyang melanggar peraturan tetap saja

ditemukan. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh PT Asuransi Jiwasyara (Persero) pada akhir tahun 2019

tidak sesuai dengan kenyataan, perusahaan juga sering melakukan pergantian auditor. Sejak 2006 – 2014

PT Asuransi Jiwasyara (Persero) telah berganti auditor sebanyak 4 kali, namun Akuntan Publik

Firma yang melakukan penugasan audit tidak menemukan masalah (Berita Satu, 2019).

Banyak faktor yang menyebabkan perusahaan melakukan pergantian auditor, salah satunya adalah financial distress.

Financial Distress adalah suatu kondisi yang menggambarkan bahwa suatu entitas sedang mengalami financial

kesulitan. Terjadinya financial distress pada suatu perusahaan memungkinkan auditor beralih ke

terjadi di perusahaan (Sari & Astika, 2018). Selain itu, audit delay juga menjadi faktor penyebab

pergantian auditor. Proses penyelesaian audit mempengaruhi ketepatan waktu informasi, untuk

mempublikasikan laporan keuangan, sehingga berdampak pada pihak terkait (Simatupang, dkk, 2018).

Pentingnya ketepatan waktu dalam menyelesaikan audit, membuat perusahaan akan lebih memilih auditor

yang dapat menyelesaikan tanggung jawabnya tepat waktu, sehingga publikasi laporan keuangan

pernyataan tidak terlambat untuk membuat citra perusahaan tetap baik di mata

pemangku kepentingan.

Banyak penelitian terkait auditor switching telah dilakukan, Nasser et. Al.

(2006); Wea & Murdiawati (2015); Minaryanti dan Muchammad (2017) membuktikan bahwa

financial distress berpengaruh terhadap auditor switching, sedangkan Kurniaty, et. Al. (2014);

Augustyvena & Wilopo (2017); dan Muawanah (2019) yang menyatakan bahwa financial distress

bukan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya auditor switching. Selanjutnya, penelitian

Dwiphayana & Saputra (2019); Yanti & Badera (2018); Hidayati (2018) menyatakan bahwa audit

penundaan mempengaruhi pergantian auditor. Penelitian ini ingin membuktikan bahwa financial distress dan audit

penundaan mempengaruhi pergantian auditor.

Volume 23 No.1 Maret 2022


Machine Translated by Google

29 Deliana dkk. Al.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Pergantian auditor

Pergantian auditor adalah kegiatan pergantian auditor atau KAP, yang terjadi dalam suatu

perusahaan (Sari & Astika, 2018). Karina, dkk. al (2014) mendefinisikan auditor switching adalah

keputusan penting dalam perusahaan klien dan harus dipertimbangkan secara bijaksana tentang auditor mana

akan dipilih untuk bermitra dengan perusahaan klien. Selain itu, pergantian auditor merupakan

tindakan yang diambil oleh perusahaan untuk mengubah KAP atau auditor dalam menjaga kepercayaan publik dan

tingkat independensi auditor (Kusuma & Farida, 2019). Dengan kata lain, dapat dikatakan

bahwa auditor switching adalah tindakan/keputusan yang diambil oleh perusahaan klien untuk beralih

KAP/auditor, dalam hal melakukan penugasan audit terhadap perusahaan dengan tujuan:

meningkatkan independensi antara Kantor Akuntan Publik dengan perusahaan klien.

Kesulitan keuangan

Financial distress adalah peningkatan utang yang berlebihan (Szilagjova, 2015), kemudian Ally dan

Bwana (2019) mengatakan bahwa kondisi kesulitan keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan,

mengakibatkan kegagalan dalam melakukan aktivitas operasi adalah financial distress. Sebagai tambahan,

Abubakar dkk. al., (2018) mendefinisikan financial distress sebagai kondisi perusahaan yang tidak mampu

untuk membayar kewajibannya. Ketika sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan, itu juga bisa menjadi

dilihat dari perlakuan perusahaan dalam rangka merumahkan pekerja, ketidakmampuan membayar

dividen, jumlah arus kas yang tidak signifikan untuk membayar utang jangka panjang (Kusuma & Farida,

2019). Selain itu, financial distress dapat dilihat dari komposisi keuangan perusahaan

neraca, laporan L/R, dan laporan arus kas (Kamaludin & Pribadi, 2011).

Financial distress dapat terjadi karena adanya faktor pendukung baik internal maupun

eksternal, seperti total utang, kesulitan arus kas, dan kerugian operasi yang terjadi di

perusahaan selama beberapa tahun (Wulandari, 2016). Kegagalan dalam kegiatan promosi produk adalah

dampak yang menyebabkan perusahaan tidak dapat menjaga stabilitas kinerja keuangan,

mengakibatkan pendapatan menurun dan penjualan yang tidak maksimal, hal ini juga menjadi penyebab

kesulitan keuangan (Assaji & Machmuddah, 2017). Ketika kesulitan keuangan terjadi di

perusahaan, manajemen diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat karena jika

ISSN : 1693-0164 e-ISSN : 2581-074X


Machine Translated by Google

Pengaruh Financial Distress Dan Audit Delay Terhadap Auditor Switching. 30

manajemen membuat keputusan yang salah dengan kondisi ini, dapat mengakibatkan kesalahan fatal,

yaitu kebangkrutan perusahaan.

Penundaan Audit

Audit delay adalah rentang waktu, sejak tanggal penutupan buku laporan keuangan

sampai dengan tanggal pemberian pendapat dan laporan audit yang telah diselesaikan oleh auditor

(Irman, 2017). Menurut Santosa & Kurnia (2013) audit delay adalah suatu kondisi yang

menunjukkan proses penyelesaian laporan audit yang dilakukan oleh auditor. Hidayati

(2018) juga mengungkapkan bahwa audit delay adalah rentang waktu penyelesaian audit, yaitu

diukur dari tanggal penutupan tahun buku, sampai dengan tanggal penyelesaian

laporan auditor independen. Audit delay merupakan bagian penting bagi perusahaan karena

Lama atau cepatnya audit delay akan mempengaruhi perusahaan dalam mengeluarkan laporan keuangan kepada

pasar modal (Yanti & Badera, 2018). Waktu yang tepat untuk mempublikasikan laporan keuangan perusahaan

Pernyataan ke pasar modal juga merupakan penilaian di mata publik, untuk melihat

kinerja perusahaan, baik atau buruk. Keputusan pemangku kepentingan dalam berinvestasi adalah

juga dilihat dari ketepatan suatu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan perusahaan, jika

perusahaan terlambat dalam publikasi, para pemangku kepentingan akan merasa curiga terhadap perusahaan

(Robbitasari & Wiratmaja, 2013).

Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor Switching

Kesulitan keuangan yang terjadi pada suatu entitas menggambarkan bahwa keuangan perusahaan

kondisinya tidak sehat. Alasan kondisi keuangan yang tidak sehat adalah faktor yang

mempengaruhi perusahaan untuk mengambil keputusan dalam bentuk auditor switching (Augustyvena &

Wilopo, 2017). Kondisi perusahaan akan semakin buruk jika terjadi penambahan biaya

di perusahaan seperti biaya keuangan yang mahal, biaya peluang proyek dan lebih sedikit

karyawan yang produktif, hal ini juga akan membuat kemampuan perusahaan menurun, sehingga

perusahaan akan mengambil tindakan untuk melakukan auditor switching, yang sesuai dengan kemampuannya

(Kusuma & Farida, 2019).

Posisi keuangan yang sedang mengalami kesulitan akan meningkatkan penilaian terhadap

subjektivitas, dan kehati-hatian, dalam memilih kantor akuntan publik, dan mengambil tindakan lebih untuk

melakukan auditor switching, karena perusahaan tidak lagi memiliki kemampuan untuk membayar

Volume 23 No.1 Maret 2022


Machine Translated by Google

31 Deliana dkk. Al.

biaya audit yang dibebankan oleh KAP sebelumnya (Kurniaty et. al, 2014). Ketidakmampuan perusahaan

untuk membayar kewajibannya kepada auditor menciptakan rasa tidak aman bagi perusahaan dan ini

dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan auditor switching (Kusuma & Farida, 2019).

Financial distress merupakan faktor pendorong yang mempengaruhi perusahaan untuk melakukan auditor switching,

Hal ini disebabkan oleh semakin tingginya biaya audit yang dibebankan kepada perusahaan yang mengalami Financial

distress membuat perusahaan melakukan auditor switching dengan memilih akuntan publik

perusahaan yang memberikan jasa audit dengan biaya yang tidak terlalu tinggi (Wea & Murdiawati, 2015).

Hal ini didukung oleh hasil penelitian Nasser et al. (2006); Wea & Murdiawati

(2015); Minaryanti & Muchammad (2017); Puspayanti & Saputra (2018); Kusuma &

Farida (2019).

H1 : Kesulitan keuangan mempengaruhi pergantian auditor

Pengaruh Audit Delay terhadap Auditor Switching

Audit delay terkait dengan penetapan perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangannya

pernyataan di pasar modal. Publikasi laporan keuangan, untuk go-public

perusahaan, sangat penting, oleh karena itu perusahaan go-public tidak ingin terlambat

mempublikasikan laporan keuangannya agar citra perusahaan tetap terjaga di mata

dari investor. Setiap perusahaan menginginkan agar seorang auditor dapat melaksanakan tugas audit atas

laporan keuangan perusahaan tanpa mengalami keterlambatan. Keterlambatan dalam menerbitkan laporan keuangan

laporan akan menimbulkan hal negatif, audit delay juga merugikan pengguna keuangan

pernyataan seperti investor, kreditur, masyarakat, pemerintah, dan pihak lain sebagai

dasar pengambilan keputusan akuntansi (Wiryakriyana & Widhiyani, 2017). Cepat atau lambat

seorang auditor dalam melaksanakan penugasan audit menentukan kelayakan auditor tersebut

digunakan kembali atau tidak, untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan (Hidayati, 2018). Ini menunjukkan bahwa

audit delay yang lama akan membuat perusahaan memutuskan untuk melakukan auditor switching,

agar pada tahun berikutnya perusahaan tidak terlambat untuk mempublikasikan laporan keuangan, so

sehingga dapat menambah investor untuk menanamkan dananya di perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian

oleh Dwiphayana & Saputra (2019); Yanti & Badera (2018); Pawitri & Yadnyana (2015);

Robbitasari & Wiratmaja (2013).

H2 : Audit delay mempengaruhi pergantian auditor

ISSN : 1693-0164 e-ISSN : 2581-074X


Machine Translated by Google

Pengaruh Financial Distress Dan Audit Delay Terhadap Auditor Switching. 32

3. METODE PENELITIAN

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Bursa dari tahun 2016 – 2019 sebanyak 45 perusahaan. Penentuan sampel menggunakan

teknik purposive sampling, dengan kriteria tahun 2016 – 2019; Perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia, daftar perusahaan perbankan yang konsisten, terbitkan tahunan

laporan keuangan di situs web perusahaan atau situs web BEI, menghadirkan auditor independen

laporan, menampilkan informasi yang berhubungan dengan variabel penelitian. Perusahaan yang memenuhi

kriteria pengambilan sampel adalah 37 perusahaan dan diamati selama 4 tahun, sehingga jumlah sampel untuk

penelitian ini adalah 148. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi

metode. Pengumpulan data dilakukan dengan mengakses data dari laporan keuangan perbankan

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metodenya dilakukan dengan mengumpulkan

semua data sekunder dari www.idx.co.id.

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor switching. Pergantian auditor adalah

pemindahan kantor akuntan publik atau auditor (Kusuma & Farida, 2019). Variabel ini

menggunakan variabel dummy (variabel kategoris), jika perusahaan klien melakukan auditor

switching, diberikan nilai 1, dan jika perusahaan klien tidak melakukan auditor

switching, diberi nilai 0 (Nasser et al., (2006); Lin & Liu (2010)); Agustus

& Wilopo (2017); Sari & Astika (2018); Manto & Wanda (2018)). Independen

variabel dalam penelitian ini adalah financial distress dan audit delay. Kesulitan keuangan diwakili oleh

rasio DER (Debt to Equity Ratio), DER = (Total Debt )/(Total Equity) X 100%.

Audit delay menggunakan variabel Dummy, jika perusahaan klien mengalami audit delay = 1 dan

jika perusahaan klien tidak melakukan auditor switching = 0.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik menggunakan regresi logistik

persamaan analisis.

Volume 23 No.1 Maret 2022


Machine Translated by Google

33 Deliana dkk. Al.

Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang data sampel

dipelajari. Pengelolaan data untuk analisis statistik deskriptif menggunakan IBM SPSS Statistics 26.

Berikut hasil analisis statistik deskriptif untuk masing-masing variabel:

Tabel 1

Statistik deskriptif

N Minimum Maksimum Berarti Std. Deviasi

Kesulitan keuangan 148 1.53 14,75 5,9938 2.50275

Penundaan Audit 148 0 1 .06 .240

Pergantian Auditor 148 0 1 .57 .497

Valid N (berdasarkan daftar) 148


Sumber: Keluaran SPSS 26

Berdasarkan tabel statistik deskriptif 1 di atas, maka diperoleh hasil deskriptif

analisis variabel adalah sebagai berikut:

Pergantian Auditor

Variabel terikat yaitu auditor switching diukur dengan menggunakan dummy

variabel. Perusahaan yang melakukan auditor switching akan diberikan nilai satu (1), sedangkan

jika perusahaan tidak melakukan auditor switching maka akan mendapatkan nilai nol (0). Berdasarkan

hasil analisis statistik deskriptif, nilai terendah pada variabel terikat adalah

nol (0), sedangkan nilai tertinggi adalah satu (1). Nilai rata-rata pergantian auditor

variabel sebesar 0,57 yang berarti auditor switching dilakukan pada perusahaan perbankan

sebesar 57% dan sisanya 43% tidak melakukan auditor switching. Standar deviasi dari

0,49 menunjukkan bahwa nilai rata-rata lebih besar dari nilai deviasi, artinya

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016 – 2019 lebih berprestasi

pergantian auditor.

Kesulitan keuangan

Variabel financial distress (X1) diproksikan dengan rasio DER (Debt to Equity

Perbandingan). Nilai minimum variabel financial distress adalah 1,53 dan maksimum

nilainya adalah 14,75. Nilai rata-rata financial distress adalah 5,99. Hal ini menggambarkan bahwa 5,99% dari

ISSN : 1693-0164 e-ISSN : 2581-074X


Machine Translated by Google

Pengaruh Financial Distress Dan Audit Delay Terhadap Auditor Switching. 34

perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan sisanya 94,11% tidak

mengalami kesulitan keuangan. Nilai standar deviasi dari kesulitan keuangan

variabel sebesar 2,50 yang menjelaskan bahwa nilai rata-rata variabel financial distress adalah

lebih kecil dari nilai standar deviasi, yang berarti lebih sedikit keuangan

kesulitan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016 – 2019

Penundaan Audit

Variabel Audit Delay (X2) merupakan variabel dummy. Nomor satu (1) menjelaskan bahwa

perusahaan mengalami audit delay dan nol (0) menjelaskan bahwa perusahaan tidak

mengalami audit delay. Nilai audit delay tertinggi adalah 1 (satu) dan nilai terendah adalah

(0). Variabel audit delay memiliki nilai rata-rata 0,06, artinya 6% perbankan

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016 – 2019 mengalami audit

penundaan. Nilai standar deviasi adalah 0,24 yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata lebih kecil

dari standar deviasi, ini berarti audit delay yang terjadi di perbankan

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016 – 2019 lebih sedikit.

Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model regresi logistik untuk menguji

pengaruh financial distress dan audit delay terhadap auditor switching pada perusahaan perbankan untuk

periode 2016-2019. Tahapan dalam proses pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

Menilai Model Keseluruhan (Overal Model Fit)

Menilai model keseluruhan model digunakan untuk menentukan kecocokan model

dengan datanya. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model dihipotesiskan cocok dengan data

Ha : Model yang dihipotesiskan tidak sesuai dengan data

Artinya H0 harus diterima agar model sesuai dengan data (Ghozali, 2018).

Pengujian pada model ini dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood awal (-

2LL) (nomor blok = 0) dengan kemungkinan -2 log terakhir (-2LL) (nomor blok = 1). Jika di

hasil pengujian terjadi penurunan nilai antara awal -2 LL (Blok Nomor = 0)

dan -2LL terakhir (Nomor Blok = 1), ini menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan cocok dengan

Volume 23 No.1 Maret 2022


Machine Translated by Google

35 Deliana et. Al.

data. Penurunan nilai Log Likelihood menjelaskan bahwa model regresi yang digunakan adalah

membaik. Berikut adalah hasil dari model fit test:

Meja 2

Hasil Uji Fit 1 (Blok 0 : Blok Awal)

Sejarah Iterasi
Pengulangan -2 Log kemungkinan Koefisien
Konstan
Langkah 202.461 .270
0 1 202.461 .272
23 202.461 .272
Sumber: Keluaran SPSS 26

Tabel 3

Test Fit 2 (Blok 1: Metode = Masuk )

Sejarah Iterasi
Pengulangan -2 Log Koefisien
kemungkinan Konstan Kesulitan
keuangan Penundaan Audit
Langkah 1 200.501 .071 .024 .868
1 200.468 .067 .025 1,003
23 200.468 .067 .025 1,008
4 200.468 .067 .025 1,008
Sumber: Keluaran SPSS 26

Berdasarkan tabel 2 dan tabel 3 terlihat bahwa terjadi penurunan nilai -2

LL tahap awal (Nomor Blok = 0) sebesar 202,46 dan pada tahap akhir (Nomor Blok

= 1) memiliki nilai 200,50. Artinya model cocok dengan data karena ada
penurunan nilai dari blok pertama ke blok kedua.

Tabel 4

Hasil Uji Kecocokan Hosmer dan Lemeshow

Tes Hoster dan Lemeshow

Langkah Chi-kuadrat df Tanda tangan.

1 8.097 8 .424
Sumber: Keluaran SPSS 26

ISSN : 1693-0164 e-ISSN : 2581-074X


Machine Translated by Google

Pengaruh Financial Distress Dan Audit Delay Terhadap Auditor Switching. 36

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa pada uji Hosmer and Lemeshow diperoleh Chi – square

sebesar 8,097 dengan nilai signifikansi 0,424 dan df 8. Hasil ini menunjukkan bahwa

nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga H0 diterima dan ini berarti model

digunakan mampu memprediksi nilai yang diamati. dan model regresi layak digunakan dalam

tahap analisis selanjutnya.

Tabel 5

Hasil Koefisien Determinasi

Ringkasan Model
Melangkah -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R
kemungkinan Kotak Square
1 200.468a .013 .018
Sumber: Keluaran SPSS 26

Tabel 5 menjelaskan bahwa nilai Negelkerke R Square adalah 0,018 (1,8%) dan Cox &

Nilai Snell R Square adalah 0,982 (98,2%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas dari

financial distress dan audit delay mampu menjelaskan variabel dependen yaitu auditor

switching sebesar 1,8%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian.

Menguji Kelayakan Regresi

Tahap kedua dari analisis regresi logistik adalah untuk menguji kelayakan

regresi. Pengujian kelayakan menggunakan Goodness of Fit Test. Jika nilai statistik dari

Hosmer and Lemeshow Goodness of fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol

dapat diterima dan berarti model tersebut mampu memprediksi nilai pengamatannya

(Ghozali, 2018). Hasil statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of fit Test adalah:
sebagai berikut:

Tabel 6

Hosmer dan Lemeshow Goodness Of Fit Test

Tes Hoster dan Lemeshow


Langkah Chi-kuadrat df Tanda tangan.

1 8.097 8 .424
Sumber: Keluaran SPSS 26

Volume 23 No.1 Maret 2022


Machine Translated by Google

37 Deliana dkk. Al.

Berdasarkan tabel 6 diperoleh hasil bahwa pada uji Hosmer and Lemeshow diperoleh Chi

- kuadrat sebesar 8,097 dengan nilai signifikansi 0,424 dan df 8. Hasil ini menunjukkan bahwa

nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga H0 diterima dan berarti model

yang digunakan mampu memprediksi nilai observasi dan model regresi yang layak digunakan dalam

tahap analisis selanjutnya.

Koefisien Determinasi (Nagelkerke's R2)

Tahap analisis selanjutnya adalah uji koefisien determinasi (Nagelkerke's R2).

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar independen

variabel yaitu financial distress dan audit delay mampu menjelaskan variabel dependen

variabel, yaitu auditor switching. Koefisien determinasi dalam regresi logistik

dapat dilihat dari nilai Negelkerke R Square. Hasil koefisien dari


penentuannya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 7

Koefisien Hasil Determinasi

Ringkasan Model
Melangkah -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R
kemungkinan Kotak Square
1 200.468a .013 .018
Sumber: Keluaran SPSS 26

Tabel 7 menjelaskan bahwa nilai Negelkerke R Square adalah 0,018 (1,8%) dan Cox &

Nilai Snell R Square adalah 0,982 (98,2%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas dari

financial distress dan audit delay mampu menjelaskan variabel dependen yaitu auditor

switching sebesar 1,8%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian.

Menguji Koefisien Regresi

Pengujian koefisien regresi merupakan tahap terakhir dalam analisis regresi logis.

Uji koefisien regresi dapat dilakukan dengan melihat variabel-variabel pada kolom persamaan

dan membandingkan kolom signifikan dengan tingkat kesalahan 0,05 (5%). Jika tingkat < 0,05

maka H0 diterima. Berikut tabel variabel dalam persamaan:

ISSN : 1693-0164 e-ISSN : 2581-074X


Machine Translated by Google

Pengaruh Financial Distress Dan Audit Delay Terhadap Auditor Switching. 38

Tabel 8

Uji Koefisien Regresi

Variabel dalam Persamaan


B SE Wald Df Sig. Berakhir (B)
Melangkah
Keuangan .025 .068 .139 1 0,709 1.026
1 Kesulitan
sebuah

Penundaan Audit 1,008 .823 1.501 1 .221 2,741


Konstan .067 .435 .024 1 .877 1.070
Sumber: Keluaran SPSS 26

Berdasarkan tabel 8 di atas, diperoleh model regresi logistik sebagai berikut:

SWITCH = 0,067+0,025+1,008 + e

Diskusi

Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor Switching

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel financial distress diperoleh nilai yang signifikan sebesar

0,709 yang lebih besar dari 0,05 (5%), hal ini menunjukkan bahwa financial distress tidak berpengaruh

pada pergantian auditor. Baik buruknya kondisi keuangan perusahaan menggambarkan

kondisi perusahaan. Kesulitan keuangan tidak berpengaruh pada pergantian auditor karena jika

auditor switching dilakukan oleh perusahaan yang sedang mengalami financial distress, maka akan

menghasilkan biaya audit yang lebih tinggi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian

Kurniati, dkk. al (2014), Augustyvena & Wilopo (2017), Safriliana & Muawanah (2019).

Ketika terjadi financial distress pada suatu perusahaan, terkadang ada baiknya perusahaan tersebut

memperbaiki kondisi keuangannya dibandingkan dengan mengganti auditor, karena biaya awal

yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencari auditor baru sangat tinggi, sehingga terkadang perusahaan

akan mempertahankan auditor lama (Augustyvena & Wilopo, 2017). Selain itu, ketika perusahaan

lebih suka auditor baru, itu akan memungkinkan tingkat kesalahan yang tinggi karena ini adalah penugasan pertama

(Hidayati, 2018).

Pengaruh Audit Delay terhadap Auditor Switching

Hasil pengujian pada variabel audit delay menunjukkan koefisien positif sebesar 1,008 dengan

tingkat signifikan 0,22. Tingkat signifikan variabel audit delay lebih besar dari

Volume 23 No.1 Maret 2022


Machine Translated by Google

39 Deliana dkk. Al.

0,05 (5%), hal ini menunjukkan bahwa variabel audit delay tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

Hal ini dikarenakan sebagian besar perusahaan perbankan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini tidak

mengalami audit delay, sehingga tidak banyak perusahaan yang melakukan auditor switching. Itu

cepat atau lambat selesainya auditor untuk menyelesaikan laporan auditor independen

akan mempengaruhi perusahaan untuk beralih ke auditor lain atau tetap dengan auditor lama, tetapi ini

pernyataan tidak selalu demikian. Selama auditor menyelesaikan tugas auditor independen,

pelaporan, tidak melebihi jumlah hari yang ditetapkan oleh BAPEPAM-LK, akan memungkinkan

perusahaan untuk berpikir ulang jika ingin mengganti auditor independennya (Hidayati, 2018).

Oleh karena itu, selama waktu penyelesaian laporan auditor tidak melebihi sembilan puluh hari,

perusahaan akan mempertahankan auditor lama.

5. KESIMPULAN

Financial distress dan tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan perbankan

tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019, Kondisi keuangan baik atau buruk

perusahaan menggambarkan kondisi perusahaan, kesulitan keuangan tidak berpengaruh

auditor switching karena jika auditor switching dilakukan oleh perusahaan yang

mengalami kesulitan keuangan, maka akan mengakibatkan biaya audit yang lebih tinggi.

Audit delay tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 -2019, Cepat atau lambat selesainya auditor

untuk menyelesaikan laporan auditor independen akan mempengaruhi perusahaan untuk beralih ke yang lain

auditor atau tetap dengan auditor lama, tetapi pernyataan ini tidak selalu demikian.

6. DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Arlyana, Rieska Indah Astuti and Rini Oktapiani, 2018, “Pemilihan Indikator Peringatan Dini untuk
Mengidentifikasi Distress in The Corporate Sector: Crisis Prevention Adopting Efforts”, Buletin Ekonomi
Moneter dan Perbankan. Jil. 20, Nomor 3.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Beasley, 2014, Auditing dan Assurance
Jasa, Edisi Lima Belas, Erlangga, Jakarta.

ISSN : 1693-0164 e-ISSN : 2581-074X


Machine Translated by Google

Pengaruh Financial Distress Dan Audit Delay Terhadap Auditor Switching. 40

Assaji, Jenny Pratiwi dan Zaky Machmuddah, 2017, “Rasio Keuangan dan Prediksi Kesulitan
Keuangan”. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis.Vol. 2, Tidak.
Augustyvena, Endistria Verosa dan Romanus Wilopo, 2017, “Pengaruh Perubahan Manajemen,
Opini Audit, dan Kesulitan Keuangan Terhadap Pergantian Auditor”, The Indonesian
Accounting Review. Vol.7, No.2.Halaman.231 -240.
Chadegani, Aghaei Arezoo, Zakiah Muhammaddun Mohamed and Azam Jari, 2011, "Faktor
Penentu Peralihan Auditor Di Antara Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Teheran", Konferensi Internasional tentang Pengembangan Sosial dan Ekonomi,
IPEDR Vol.10.
Dahono, Yudo, Desember 2019, “Kasus Jiwasraya, Komisi VI Akan Panggil Akuntan Publik
PWC”. pwc, diakses pada 17 Januari 2020 pukul 20.27 WIB.
Dwiphayana, Gusti Ngurah Made dan I Dewa Gede Dharma Suputra, 2019, “Pengaruh Opini
Audit dan Audit Delay Terhadap Auditor Switching Dengan Karakteristik Komite Audit
Sebagai Moderating”, E-Journal of Accounting. Jil. 28 Tidak.
3.Halaman 1965-1983.
Ghozali, Imam, 2018, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS 25 (Edisi ke-9),
Percetakan VIII, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Harahap, Sofyan Safri, 2015, Teori Akuntansi Akuntansi, Edisi Revisi 2011,
Rajawali Pers, Jakarta.
Heliodoro, Paula Alexandra, Francisco Alegria Carreira dan Manuel Mouta Lopes, 2016,
"Perubahan Auditor: Kasus Portugis". Revista De Contabilidad –
Ulasan Akuntansi Spanyol. Spa19.2.
Hidayati, Wahyu Nurul, 2018, “Pengaruh Audit Delay, Reputasi Auditor, Perubahan Manajemen,
Financial Distress, Pertumbuhan Perusahaan dan Kepemilikan Publik Terhadap
Auditor Switching Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2015” , Akuntansi Ekonomi, Manajemen dan ,
Bisnis, Vo. 1, Tidak.
Hudaib, Mohammad dan TE Cooke, 2005, "Dampak dari perubahan direktur pelaksana dan
kesulitan keuangan pada kualifikasi audit dan pergantian auditor," Journal of Business
Finance & Accounting.
IAPI, 2011, “Laporan Auditor atas Laporan Keuangan Auditan”. https://iapi.or.id, diakses
pada tanggal 30 Maret 2020, 14.07 WIB.
Irman, Mimelientesa, 2017, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, RoA, DAR, dan Reputasi Auditor
Terhadap Audit Delay”, Journal of Economics, Business and Accounting, Vol. 1, Tidak.

Karina, Fitrylia Luli, Masiyah Kholmi and Gina Harventy, 2014, “Pengaruh Opini Going Concern,
Perubahan Manajemen dan Ekspansi Internal Terhadap Auditor Voluntary Switching.”
Jurnal Akuntansi dan Review Keuangan. Jil. 4 Nomor 1.
PP. 555 – 562.
Kasmir, 2012, Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Press, Jakarta.
Khasharmeh, Hussein Ali, 2015, "Penentu pergantian auditor di perusahaan yang terdaftar di
Bahrain - sebuah studi empiris", European Journal of Accounting, Auditing and Finance
Research. Jil. 3, No. 11.Pp.73-99.

Volume 23 No.1 Maret 2022


Machine Translated by Google

41 Deliana dkk. Al.

Kholipah, Siti dan Dhini Suryandari, 2019, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor
Switching pada Perusahaan Pembiayaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2017”,
Jurnal Akuntansi, Vol. 9, No. 2. hlm. 83-96.
Kurniaty, Vina, H. Amir Hasan dan Yuneita Anisma, 2014, “Pengaruh Perubahan Manajemen,
Opini Audit, Kesulitan Keuangan, Ukuran KAP, dan Ukuran Perusahaan Klien
Terhadap Auditor Switching Pada Perusahaan Real Estate dan Properti di Bursa
Efek Indonesia”, Jurnal Online Mahasiswa. Jil. 1, Tidak.
Kusuma, Hadri and Diana Farida, 2019, “Likelihood of Auditor Switching: Evidence for
Indonesia”, International Journal of Research in Business and Social Science. Jil.
8, Nomor 2.
Lin, Z. Jun, dan Ming Liu, 2010, "Penentu Peralihan Auditor Dari Perspektif Tata Kelola
Perusahaan di Cina", Kemajuan Akuntansi. Jil. 26, No.1.

Manto, Juli Is dan Dewi Lesmana Wanda, 2018, “Pengaruh Financial Distress, Perubahan
Manajemen dan Ukuran KAP Terhadap Auditor Switching”, Media Riset Akuntansi,
Auditing & Informasi. Jil. 18, No.2.Halaman.205-224.
Menteri Keuangan, September 2002, “Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor: 423/Kmk.06/2002 Tanggal 30 September 2002 tentang Jasa Akuntan Publik”
Jakarta.
Menteri Keuangan, 2008, “Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
17/Pmk.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik”, Jakarta.
Minaryanti, Annisa Adha dan R. Muchammad, 2017, “Kriteria Perusahaan Klien, Kantor
Akuntan Publik, Kesulitan Keuangan, dan Pertumbuhan Perusahaan Menuju Auditor
Switching”, Trikonomika. Jil. 16, No. 2.Hal. 81 – 87.
Otoritas Jasa Keuangan, 2017, “Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13 /Pojk.03/2017
tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik Dalam
Kegiatan Jasa Keuangan”, Jakarta.
Pawitri, Ni Made Puspa dan Ketut Yadnyana, 2015, “Pengaruh Audit Delay, Opini Audit,
Reputasi Auditor dan Perubahan Manajemen Terhadap Voluntary Auditor Switching”,
E-Journal of Accounting, Halaman 214-228.
Pemerintah Indonesia, 2015, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2015 tentang Praktik Akuntan Publik”, Jakarta.
Pusat Pengembangan Profesi Keuangan, Maret 2020, “Daftar Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang Telah Memperoleh Izin Menteri Keuangan per 2 Maret 2020”. http://
pppk.kemenkeu.go.id/in/post/List-kantor-accountan-publik aktif, diakses pada 2 Maret
2020 pukul 16.21 WIB.
Puspayanti, Ni Putu Wulan dan IDG Dharma Suputra, 2018, “Pengaruh Finansial
Distress on Auditor Switching dengan Reputasi Auditor sebagai Variabel Moderating”,
E-Journal of Accounting, Universitas Udayana Vol.23, No. 2.
Putra, I. Gusti Bagus Bayu Pratama dan I. Ketut Suryanawa, 2016, “Pengaruh Opini Audit
dan Reputasi KAP Terhadap Auditor Switching Dengan Financial Distress Sebagai
Variabel Moderating”, E-Jurnal Accounting.

ISSN : 1693-0164 e-ISSN : 2581-074X


Machine Translated by Google

Pengaruh Financial Distress Dan Audit Delay Terhadap Auditor Switching. 42

Robbitasari, Ainurrizky Putri and I Dewa Nyoman Wiratmaja, 2013, “Pengaruh Opini Audit Going Concern,
Kepemilikan Institusional dan Audit Delays Terhadap Voluntary Auditor Switching”, E-Journal
Akuntansi Universitas Udayana.
Safriliana, Retna dan Siti Muawanah, 2019, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching di
Indonesia", Jurnal Akuntansi Aktual. Vol.6, No. 1.Pg.234-240.
Santosa, Mega Purnama dan Ratna Kurnia, 2013, “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2009 – 2011”, Ultima Accounting. Jilid 5.No.1.
Sari, Gusti Agung Ayu Intan Permata dan Ida Bagus Putra Astika, 2018, “Pengaruh Opini Going Concern,
Financial Distress dan Kepemilikan Institusional Terhadap Auditor Switching”, E-Journal of
Accounting. Jil. 23, No. 2. Hal 898-926.
Simatupang, Laurencius, Wirmie Eka Putra dan Netty Herawaty, 2018, “Perbandingan Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Opini Audit, Profitabilitas, dan Reputasi Akuntan Publik Terhadap Audit Delay”, Jurnal
Ilmiah Akuntansi Wahana. Jilid 13, No.2, hlm. 143-156.

Szilagyiova, Silvia, 2015, "Pengaruh pinjaman Payday pada kesulitan keuangan di Inggris",
Procedia Ekonomi dan Keuangan. Jil. 30.
Wea, Alexandros Ngala Solo dan Dewi Murdiawati, 2015, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Voluntary
Auditor Switching Pada Perusahaan Manufaktur”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Jil. 22 No.2. Halaman
154 – 170.
Wiryakriyana, Anak Agung Gede dan Ni Luh Sari Widhiyani, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Auditor
Switching, dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Audit Delay”, E-Journal Akuntansi
Universitas Udayana Vol.19, No. 1
Wulandari, Rina Sri, 2016, “Desain Prediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Riset dan Teknologi. Jil. 2, Tidak.

Yanti, Ni Putu Mega Darma dan I Dewa Nyoman Badera, 2018, “Pengaruh Financial Distress dan Audit Delay
Terhadap Voluntary Auditor Switching Dengan Opini Audit Sebagai Moderating”, E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana Vol.24.3.
Yunus, Muhammad, Januari 2021, "Dugaan Gratifikasi Bansos Sulsel, Mantan Dinsos Tolak Rp 170
Juta".https://www.google.com/amp/s/sulsel.voice.com/amp/read/ 2021/01/21/184342/alleged-
gratification-bansos-sulsel-ex-official-dinsos-tolak-uang-rp 170-juta.

Volume 23 No.1 Maret 2022

Anda mungkin juga menyukai