Anda di halaman 1dari 27

KONSEP KEPERILAKUAN DARI PSIKOLOGI DAN

PSIKOLOGI SOSIAL
Kelompok: 2

1. Egi Saptian (01031282025130)


2. Erwira Duta Putra (01031182025027)

Akuntansi Keperilakuan, Kampus Indralaya

Dosen Pengampu : Achmad Soediro, S.E., M.COM., Ak


PENDAHULUAN

PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI SOSIAL

Psikologi dari bahasa Belanda “psycologie”, dari bahasa Inggris “psychology”, dan dari bahasa Yunani
yaitu “psyche” dan “logos” yang berarti jiwa dan ilmu. Berdasarkan pengertian itu, maka psikologi
sebagai ilmu pengetahuan tentang jiwa atau “ilmu jiwa”. Tahun 1930, di Amerika Serikat telah
dikembangkan psikologi yang secara khusus mempelajari hubungan antar-manusia. Akhirnya muncul
cabang ilmu baru yang dikenal dengan psikologi sosial. Masalah-masalah yang menjadi fokusnya adalah
kegiatan manusia dengan konteks sosialnya, seperti; kelompok organisasi, kepemimpinannya,
anggotanya, perilaku moralnya, kekuasaannya, komunikasinya, dan lain-lain.
KONSEP DIRI

Konsep diri diartikan sebagai gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri atau penilaian terhadap
dirinya sendiri. Shavelson, Hubner, dan Stanton (1976) menyatakan bahwa konsep diri merupakan
persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri, dimana persepsi ini dibentuk melalui pengalaman dan
interpretasi seseorang terhadap dirinya sendiri. Marsh juga menambahkan bahwasanya konsep diri
merupakan nilai dari hasil proses pembelajaran yang dilakukan dan hasil situasi psikologis yang diterima.
Pada awalnya konsep diri merupakan suatu konstruk yang bersifat umum atau yang lebih dikenal
“undimensional” hal ini berarti bahwa pemahaman seorang individu terhadap diri mereka secara umum
tanpa melihat bagian yang lebih spesifik dari diri mereka. Namun, mengikuti perkembangan konsep diri
lebih bersifat spesifik atau “multidimensional” dimana melihat lebih kedalam perspektif yang lebih luas
terhadap diri individu, sehingga bisa mendapatkan gambaran dari individu dari berbagai sudut pandang
yang beragam dan dinamis.
KONSEP SIKAP

Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan, yang menguntungkan
maupun yang tidak, tujuan manusia, objek, gagasan, atau situasi. Istilah objek dalam sikap digunakan
untuk memasukkan semua objek yang mengarah pada reaksi seseorang. Sikap bukanlah perilaku, tetapi
sikap menghadirkan suatu kesiapsiagaan untuk tindakan yang mengarah pada perilaku. Oleh karena itu,
sikap merupakan wahana dalam membimbing perilaku. Sikap tidak sama dengan nilai tetapi keduanya
saling berhubungan, hal ini dapat diketahui dengan memandang ketiga komponen sikap: pengertian
(cognition), pengaruh (affect), dan perilaku (behavior). Eagly dan Chaiken (1993) mengemukakan bahwa
sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap objek sikap, yang diekspresikan ke dalam proses
kognitif, afektif, dan perilaku.
KONSEP SIKAP

KOMPONEN SIKAP KONSEP TERDEKAT SIKAP

Sikap disusun oleh komponen teori, emosional, dan ● Kepercayaan.


perilaku. Komponen teori terdiri atas gagasan, ● Opini.
persepsi, dan kepercayaan seseorang mengenai ● Nilai.
penolakan sikap. Komponen emosional atau afektif ● Kebiasaan.
mengacu pada perasaan seseorang yang mengarah
pada objek sikap. Komponen perilaku mengacu pada
bagaimana satu kekuatan bereaksi terhadap objek
sikap.
KONSEP SIKAP

FUNGSI SIKAP BEBERAPA TEORI TERKAIT DENGAN SIKAP

Sikap memiliki empat fungsi utama yaitu: ● Teori Perubahan Sikap.


● Pemahaman Atau Pengetahuan. ● Teori Penguatan Dan Tanggapan
● Kebutuhan Akan Kepuasan. Stimulus.
● Ego Yang Defensif. ● Teori Pertimbangan Sosial.
● Ungkapan Nilai. ● Konsistensi Dan Teori Perselisihan.
● Teori Disonansi Kognitif.
● Teori Persepsi Diri.
MOTIVASI

PENGERTIAN TEORI MOTIVASI AWAL

Motivasi didefinisikan sebagai kekuatan psikologis


yang menggerakkan seseorang ke arah beberapa ● Teori Kebutuhan Dan Kepuasan.

jenis tindakan. Motivasi adalah suatu konsep penting ● Teori X Dan Teori Y.

untuk perilaku akuntan karena efektivitas organisasi ● Teori Kebutuhan Mcclelland.

bergantung pada orang yang membentuk ● Teori Dua Faktor.

sebagaimana karyawan mengharapkan untuk


dibentuk. Manajer dan akuntan keperilakuan harus
memotivasi orang ke arah kinerja yang diharapkan
dalam rangka memenuhi tujuan organisasi.
MOTIVASI

PROSES TEORI-TEORI MOTIVASI TANGGAPAN TERHADAP SISTEM REWARD

Ada tiga teori yang mengharuskan kita untuk


● Teori ERG.
mempertimbangkan bagaimana setiap individu
● Teori Harapan.
menerima reward :
● Teori Penguatan.
● Teori Ekuitas.
● Teori Penetapan Tujuan.
● Teori Ekuitas Di Tempat Kerja.
● Teori Atribusi.
● Teori Evaluasi Kognitif.
● Teori Agensi.
PERSEPSI

Persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, dan manusia.
Definisi persepsi yang formal adalah proses yang mana seseorang memilih, berusaha, dan
menginterpretasikan rangsangan ke dalam suatu gambaran yang terpadu dan penuh arti. Persepsi juga
diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui
beberapa hal melalui pancaindra. Leavitt H. J. (1978) membedakan persepsi menjadi dua pandangan,
yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai
penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu. Pandangan yang luas mengartikannya sebagai
bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
PERSEPSI

KETERKAITAN PERSEPSI BAGI PARA AKUNTAN

Para akuntan perilaku dapat menerapkan pengetahuan persepsi terhadap banyak aktivitas organisasi.
misalnya, dalam evaluasi kinerja. cara penilaian atas seseorang mungkin dipengaruhi oleh ketelitian
persepsi penyelia. kesalahan atau bias penilaian mungkin diakibatkan oleh sandiwara yang mencoba
menakut - nakuti sehingga karyawan tidak puas dan pada akhirnya meninggalkan perusahaan. oleh
karena itu, para penyelia perlu mengenali perasaan mereka terhadap bawahannya. bawahan tertentu
dapat mempengaruhi evaluasi mereka dan mereka harus waspada terhadap sumber penyimpangan
persepsi ini.
PERSEPSI

KETERKAITAN PERSEPSI BAGI PARA MANAJER

Resiko selalu ada dalam mengambil keputusan bisnis. para manajer dalam membuat keputusan
dipengaruhi oleh risiko yang mereka rasakan dan tingkat toleransi mereka terhadap resiko. orang - orang
yang memersepsikan risiko tinggi cenderung untuk “membatasi kategori”. mereka membatasi alternatif
untuk keamanan da alternatif itu sendiri. mereka yang memersepsikan risiko yang rendah
cenderungnmenjadi orang yang berkarakter luas dalam memilihi rentang alternatif yang lebih luas.

Kesalahan persepsi dapat juga mendorong ke arah ketegangan hubungan antar pribadi karyawan. ketika
interaksi dilihat sebagai sesuatu yang menegangkan, seorang penyelia perlu menentukan penyebab
terjadinya peristiwa bisnis yang dipandang secara berbeda oleh orang - orang yang berbeda.
PERSEPSI

PERSEPSI ORANG: MEMBUAT PENILAIAN MENGENAI ORANG LAIN

Para persepsi terhadap orang lain berbeda dari persepsi manusia terhadap objek mati, seperti meja,
mesin atau gedung karena manusia menarik kesimpulan mengenai tindakan orang lain tersebut; suatu
hal yang tidak dilakukan terhadap objek mati. dalam bahasan mengenai persepsi orang dalam membuat
penilaian terhadap orang lain, hal ini akan dikaitkan dengan teori atribusi. teori ini merupakan penjelasan
dari cara - cara manusia menilai orang secara berlainan, bergantung pada makna yang dihubungkan ke
suatu perilaku terntentu.
PERSEPSI

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI

● Pelaku Persepsi, ketika seseorang (perceiver) melihat sesautu (target) dan mencoba untuk
menginterprestasikan apa yang ia lihat, interprestasi sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
perceiver
● Target, karakteristik target dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. orang - orang cerewet
mungkin lebih suka diperhatikan dalam suatu kelompok dibandingkan orang -orang yang diam.
● Situasi, konteks dimana kita melihat objek atau peristiwa adalah sesuatu yang penting unsur -
unsur yang ada di sekeliling lingkungan kita mempengaruhi pengamatan kita.
Nilai

Para ahli fisafat dan ilmuwan sosial telah mengetahui mengenai pentingnya nilai (value) dalam ilmu
sosial, tetapi para cendikiawan bisnis belum banyak yang mengakui bagaimana pentingnya nilai bagi
individu, sosial, dan perubahan sosial (Kahle dan Kennedy, 1989). pengaruh konsep nilai-nilai personal
terhadap perilaku telah diteliti dalam beberapa disiplin ilmu, misalnya bidang pemasaran dan bidang
psikologi (Rokeach, 1973). secara mendasar, nilai dinayatakan sebagai “suatu modus perilaku atau
kedaan akhir dari eksistensi yang khas dan lebih disukai secara pribadi atau sosial dibandingkan dengan
modus perilaku atau keadaan akhir yang berlawanan”.
NILAI

NILAI PADA ATRIBUT DENGAN KARAKTER

1. Nilai dipelajari dari masyarakat sehingga nilai merupakan bagian dari masyarakat.
2. Nilai ditransfer dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
3. sebuah sistem nilai dimanifestasikan oleh seperangkat norma yang mengatur perilaku.
4. Nilai bersifat stabil dan dinamis dan evolusinya ditandai siklus panjang
5. Nilai juga dimiliki oleh individu dari kelompok sosial yang sama
NILAI

ARTI PENTING SIFAT NILAI

1. Nilai mempunyai sifat bertahan ( enduring)


2. Nilai sebagai keyakinan
3. Nilai sebagai alat (instrumental) dan sebagai tujuan akhir (terminal)
4. Nilai bersifat eksplisit dan implisit
NILAI

FUNGSI NILAI

Menurut Rokeach (1973) dan Schwartz (1994). Menjelaskan fungsi nilai sebagai berikut:
1. Nilai sebagai standar
2. Fungsi nilai sebagai rencana umum dalam memecahkan konflik dan pengambilan keputusan
3. Fungsi nilai sebagai motivasi
4. Nilai berfungsi sebagai ego defensif
NILAI

SURVEI NILAI ROKEACH

Mengacu teori nilai Rokeach (1973) dan pandangan para ahli yang lain maka:
1. Nilai adalah suatu konsepsi yang ada pada individu maupun kelompik yang dapat membedakan
individu yang satu dengan lainnya maupun antara kelompok yang satu dengan kelompok yang
lainnya.
2. Nilai merupakan konsepsi yang dapat bersifat eksplisit, dapat pula bersifat implisit sehingga dapat
terlihat dalam perbuatan dan ada pula yang sifatnya hanya satu kecenderungan (potensi) untuk
berbuat.
3. Nilai tidak hanya didasarkan pada pertimbangan afeksi, tetapi lebih banyak didasarkan pada
pertimbangan logika (kognisi).
4. Nilai merupakan keyakinan dan sebagai standar sikap yang relatif konsisten sehingga berhubungan
dengan perbuatan, tindakan, atau cara bertingkah laku
KEPRIBADIAN

Kepribadian mengacu pada bagian karakteristik psikologi dalam diri seseorang yang menentukan dan
mencerminkan bagaimana orang tersebut merepons lingkungannya. kepribadian adalah inti sari dari
perbedaan individu. kepribadi cenderung bersifat konsisten dan kronis. konsep kepribadian dan
pengetahuan tentang komponennya adalah penting karena memungkinan untuk memprediksikan perilaku
kepribadian. Para akuntan perilaku dapat menghadapi efektivitas orang - orang jika mereka memahami
bagaimana kepribadian dikembangkan dan bagaimana kepribadian tesebut dapat diubah.
KEPRIBADIAN

PENENTUAN KEPRIBADIAN

Keturunan: sebagian besar peneliti mengemukakan bahwa keturunan merupakan penentu pada
pembuahan. sosok fisik, daya tarik wajah, kelamin, tempramen, komposisi otot dan refleks, tingkat
energi dan ritme hayati merupakan karakteristik yang umumnya dianggap sebagai sesautu yang
sepenuhnya atau sebagian besar dipengaruhi oleh susunan hayati, faali (fisiologis) dan psikologis yang
melekat pada kedua orang tua kita.
Lingkuangan: diantara faktor-faktor yang menekankan pada pembentukan kepribadian adalah budaya
dimana seseorang dibesarkan, pengondisian dini, norma di antara keluarga, teman dan kelompok sosial,
serta pengaruh lain yang dialami.
Situasi: Faktor ini mempengaruhi dampak keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian.
KEPRIBADIAN

JENIS INDIKATOR KEPRIBADIAN

Menurut Myres-Briggs kepribadian diklasifikasikan sepanjang mengikuti dimensi berikut ini:


● Extraversion/Introversion (E or I). Dimensi ini mengacu pada bagaimana orang terfokus pada diri
mereka sendiri. di dalam (introversion) atau di luar (extraversion)
● Sensing/Intuiting (S or N) Dimensi ini mengacu pada bagaimana orang mengumpulkan informasi;
secara sistematik (sensing) atau secara intuisi (intuiting)
● Thinking/Feeling (T or F). Dimensi ini mengacu pada bagaimana orang untuk mengambil
keputusan; secara objektif dan secara impersional (thinking) atau secara subjektif dan
interpersonal (feeling)
● Judging/Perceivinh (J or P). Dimensi ini mengacu pada bagaimana orang menawarkan kehidupan
sehari-hari mereka; dimensi ini mengacu pada bagaimana orang menawarkan hidupnya sehari-
hari; menjadi tegas dan berencana (menghakimi) atau secara spontan dan fleksibel (melihat)
KEPRIBADIAN

ATRIBUT KEPRIBADIAN UTAMA YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

1. Locus of Control
2. Machiavellianism
3. Harga diri
4. Pemantauan Diri
5. Pengambilan Risiko
6. Kepribadian Proaktif
EMOSI

Setiap orang memiliki karakteristik kepribadian, tetapi karakteristik kepribadian itu sering
dicampuradukkan dengan sikap emosi. ketika emosi memberikan peran nyata bagi kehidupan kita sehari-
hari, hal ini sering mengejutkan sehingga kita tertarik mempelajarinya.

Beberapa emosi, terutama ketika digambarkan pada waktu yang salah, tentu daoat mengurangi kinerja
karyawan. namun, ini tidak mengubah hakikat karyawan untuk membawa satu komponen emosional
ketika mereka bekerja setiap hari, dan tidak ada studi dari perilaku organisasi yang dapat dilakukan
secara komprehensif tanpa mempertimbangkan peran dari emosi dalam perilaku tempat kerja.
EMOSI

APAKAH ITU EMOSI

Emosi adalah perasaan intens yang diarahkan pada seseorang atau sesuatu. Emosi berbeda dari suasana
hati (moods), yaitu merasakan bahwa kecenderungan untuk sedikit intensnya dibandingkan emosi dan
kekurangan satu rangsangan kontekstual. Emosi merupakan reaksi terhadap satu objek, mereka akhirnya
tidak tertahan pada ciri kepribadian.
EMOSI

KENAPA SEHARUSNYA KITA PEDULI DENGAN EMOSI DI TEMPAT KERJA?

Terdapat sejumlah alasan terkait dengan pemahaman emosi di tempat kerja. Orang-orang yang
mengetahui emosinya sendiri dan ahli membaca emosi orang lain mungkin lebih efektif dalam pekerjaan
mereka. Seluruh tempat kerja dapat terpengaruh oleh emosi positif atau negatif ditempat kerja. satu
pemabahasan terbaru menemukan bahwa ketika para pemimpin berada dalam suasana hati positif,
pengalaman anggota kelompok individu mengalami suasana hati yang lebih baik, dan kelompok memiliki
satu nada positif. Kelompok pemimpin yang memiliki suasana hati positif juga menemukan bahwa
pengkoordinasian tugas menjadi lebih mudah, dan karyawan sedikit meningkatkan usahanya ketika
melakukan pekerjaannya.
EMOSI

EMOSI NEGATIF DI TEMPAT KERJA

Emosi negatif dapat mengarah pada sejumlah penyimpangan perilaku di tempat kerja. Siapa pun yang
menghabiskan banyak waktu dalam suatu organisasi akan menyadari orang-orang sering terlibat dalam
tindakan sukarela yang melanggar norma yang telah ditetapkan serta mengancam organisasi, anggota,
atau keduanya tindakan ini disebut penyimpangan karyawan. tindakan tersebut termasuk dalam kategori,
seperti produksi (sengaja meninggalkan tempat kerja lebih cepat, sengaja mengerjakan tugasnya secara
perlahan); hak milik (pencurian, sabotase); politik (pergunjingan, menyalahkan rekan kerja); dan agresi
pribadi (pelecehan seksual, penyalahgunaan secara lisan)
Thanks!
HAVE A NICE DAY :D

Anda mungkin juga menyukai