Anda di halaman 1dari 12

RINGKASAN MATA KULIAH (RMK) BAB 4

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Dosen Pengampu:
AINUN ARIZAH, S.Pd, M.Si

OLEH:
ANDI AULIA RANA AKASY
105731126320
KELAS FA20B

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
1

RINGKASAN MATERI

KONSEP KEPERILAKUAN DARI PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI SOSIAL

A. Konsep Diri
Istilah diri berarti bagian dari individu yang terpisah dari bagian
yang lainnya. Konsep diri dapat diartikan sebagai gambaran
seseorang mengenai dirinya sendiri atau penilaian terhadap dirinya
sendiri. Konsep diri merupakan suatu konstruk psikologis yang telah
lama menjadi pembahasan dalam ranah ilmu-ilmu sosial. Pada
awalnya konsep diri merupakan suatu konstruk yang bersifat umum
atau yang lebih dikenal dengan istilah unidimensional. Perkembangan
konsep diri selanjutnya lebih mengarah pada konsep diri yang bersifat
spesifik atau yang lebih dikenal dengan istilah multidimensional.
Dalam konsep diri yang bersifat multidimensional kita dapat melihat
karakteristik individu dari berbagai macam konteks pada diri
individu, dapat memprediksi perilaku seseorang, dapat membantu
menyelesaikan permasalahan pada individu, dan dapat
mengembangkan integrasi antar-konstruk daripada konsep diri yang
bersifat non-dimensional.

B. Konsep Sikap
Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh
tendensi tindakan, yang menguntungkan maupun yang tidak
menguntungkan, tujuan manusia, objek, gagasan, atai situasi. Oleh
karena itu, sikap merupakan wahana dalam membimbing perilaku.
1. Komponen Sikap
Sebagaimana telah diketahui, sikap seperti nilai diperoleh dari
orang tua, guru, dan anggota kelompok rekan sekerja. Sikap
disusun oleh komponen teori, emosional, dan perilaku. Komponen
teori terdiri atas gagasan, persepsi, dan kepercayaan seseorang
mengenai penolakan sikap. Komponen emosional atau efektif
mengacu pada perasaan seseorang yang mengarah pada objek
sikap. Komponen perilaku mengacu pada bagaimana satu
kekuatan bereaksi terhadap objek sikap.
2

2. Konsep Terdekat Sikap


• Kepercayaan. Secara luas, kepercayaan dapat didefinisikan
sebagai komponen kognitif dari sikap. Kepercayaan merupakan
modal dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain.
• Opini. Opini adalah respons yang diberikan sesorang, yaitu
komunikan kepada komunikator yang sebelumnya telah memberi
stimulus berupa pertanyaan. Secara garis besar opini dapat
didefinisikan sebagai apa yang dinyatakan oleh seseorang dalam
menjawab suatu pertanyaan.
• Nilai. Nilai merupakan tujuan hidup yang penting sekaligus
standar perilaku.
• Kebiasaan. Kebiasaan merupakan ketidakbimbangan,
respons otomatis, dan pengulangan pola dari respons perilaku.
3. Fungsi Sikap
Sikap memiliki empat fungsi utama: pemahaman, kebutuhan akan
kepuasan, ego yang defensif, dan ungkapan nilai.
4. Sikap dan Konsistensi
Riset pada umumnya telah menyimpulkan bahwa orang-orang
mengusahakan konsistensi antara sikap-sikapnya serta antara
sikap dan perilakunya. Ini berarti individu berusaha untuk
menghubungkan sikap-sikap mereka yang terpisah dan
menyelaraskan sikap dengan perilaku mereka sehingga mereka
kelihatan rasional dan konsisten.
5. Formasi Sikap dan Perubahan
Formasi sikap mengacu pada pengembangan suatu sikap yang
mengarah pada objek yang tidak ada sebelumnya. Perubahan sikap
mengacu pada substitusi sikap baru bagi seseorang yang telah
ditangani sebelumnya.

C. Beberapa Teori Terkait dengan Sikap


1. Teori Perubahan Sikap
Teori perubahan sikap dapat membantu memprediksikan
pendekatan yang paling efektif. Sikap mungkin dapat berubah
sebagai hasil pendekatan dan keadaan. Perlu diingat bahwa sikap
dapat berubah tanpa dibentuk.
3

2. Teori Penguatan dan Tanggapan Stimulus


Teori penguatan dan tanggapan stimulus dari perubahan sikap
terfokus pada bagaimana orang menanggapi rangsangan tertentu.
Tanggapan sepertinya diulangi jika tanggapan tersebut dihargai
dan dikuatkan. Teori-teori ini diurutkan berdasarkan komponen
stimulus dibandingkan tanggapan.
3. Teori Pertimbangan Sosial
Teori pertimbangan sosial merupakan hasil perubahan mengenai
bagaimana orang-orang merasa menjadi suatu objek dan
bukannya hasil perubahan dalam memercayai suatu objek. Teori
ini menjelaskan manusia dapat menciptakan perubahan dalam
sikap individu jika manusia tersebut mau memahami struktur
yang menyangkut sikap orang lain dan membuat pendekatan
setidaknya untuk dapat mengubah ancaman.
4. Konsistensi dan Teori Perselisihan
Teori konsistensi menjaga hubungan antara sikap dan perilaku
dalam ketidakstabilan walaupun tidak ada tekanan teori dalam
sistem. Teori perselisihan adalah suatu variasi dari teori
konsistensi. Teori ini mempunyai kaitan dengan hubungan antara
unsur-unsur teori. Teori disonansi ada ketika seseorang
mengamati dua hal yang berlawanan. Teori ini menganggap
perselisihan memotivasi orang-orang untuk mengurangi atau
menghapus perselisihan.
5. Teori Disonansi Kognitif
Teori ini menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku.
Disonansi dalam hal ini berarti adanya suatu inkonsistensi.
Disonansi kognitif mengacu pada setiap inkonsistensi yang
dipersepsikan oleh seseorang terhadap dua atau lebih sikapnya,
atau terhadap perilaku dengan sikapnya.
6. Teori Persepsi Diri
Teori persepsi diri menganggap orang-orang mengembangkan
sikap berdasarkan pada bagaimana mereka mengamati dan
menginterpretasikan perilakunya sendiri. Dengan kata lain, teori
ini mengusulkan fakta bahwa sikap tidak menentukan perilaku,
tetapi sikap itu dibentuk setelah perilaku terjadi guna
4

menawarkan sikap yang konsisten dengan perilaku.

D. Motivasi
Motivasi didefinisikan sebagai kekuatan psikologis yang
menggerakkan seseorang ke arah beberapa jenis tindakan.
Teori Motivasi dan Aplikasinya
Mengarahkan dan memotivasi orang lain adalah pekerjaan para
manajer. Manajer akan selalu berusaha agar bawahannya selalu rajin
bekerja, dan mau bekerja dengan giat. Buku-buku manajemen
banyak menguraikan teori motivasi. Terdapat keyakinan bahwa
perilaku manusia ditimbulkan oleh motivasi. Dengan demikian, ada
sesuatu yang mendorong (memotivasi) seseorang untuk berbuat
sesuatu.

E. Teori Motivasi Awal


1. Teori Kebutuhan dan Kepuasan
Maslow (1954) mengembangkan suatu bentuk teori kelas. Teorinya
menjelaskan bahwa setiap individu mempunyai beraneka ragam
kebutuhan yang dapat memengaruhi perilaku mereka. Secara
ringkas, kelima hierarki kebutuhan manusia oleh Maslow
dijabarkan sebagai berikut.
1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
2. Kebutuhan akan keamanan (safety needs)
3. Kebutuhan sosial (social needs)
4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs)
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization needs)
2. Teori X dan Teori Y
McGregor teori XY adalah pengingat bermanfaat dan sederhana
dari aturan alam untuk mengelola orang, yang berada di bawah
tekanan kerja sehari-hari dan terlalu mudah dilupakan.
Pandangannya mengenai manusia menyimpulkan bahwa manusia
memiliki dasar negatif yang diberi tanda sebagai teori X, dan yang
lain positif, yang ditandai dengan teori Y.
3. Teori Kebutuhan Mcclelland
Teori ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang
5

berhubungan dengan teori kebutuhan dan kepuasan, yang


awalnya dikembangkan oleh McClelland (1961). Riset yang
dilakukan oleh McClelland memberikan hasil bahwa terdapat tiga
karakteristik berikut dari orang yang memiliki kebutuhan prestasi
yang tinggi.
1. Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi
memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan suatu
tugas atau pencarian solusi atas suatu permasalahan.
2. Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi
cenderung menetapkan tingkat kesulitan tugas yang moderat dan
menghitung resikonya.
3. Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi
memiliki keinginan yang kuat ntuk memperoleh umpan balik
(feedback) atau tanggapan atas pelaksanaan tugasnya.
4. Teori Dua Faktor
1. Sejumlah kondisi kerja ekstrinsik (extrinsic job conditions),
yang apabila tidak ada menyebabkan terjadinya ketidakpuasan di
antara para karyawan. Kondisi ini disebut faktor penyebab
ketidakpuasan atau faktor higiene, karena kondisi atau faktor-
faktor tersebut minimal dibutuhkan untuk menjaga agar
ketidakpuasan tidak terjadi.
2. Sejumlah kondisi kerja instrinsik (intrinsic job conditions),
yang apabila ada berfungsi sebagai motivator dan dapat
menghasilkan prestasi kerja yang baik. Namun, jika kondisi atau
faktor tersebut tidak ada maka tidak akan menyebabkan
terjadinya ketidakpuasan. Faktor-faktor tersebut berkaitan
dengan isi pekerjaan, yang disebut dengan istilah faktor pemuas.
5. Ringkasan Teori-Teori Kebutuhan
Semua teori kebutuhan dari motivasi, mencakup hierarki
kebutuhan Maslow, teori ERG Alderfer, teori kebutuhan
McClelland, dan teori motivasi hygiene Herzberg (atau teori dua
faktor), mengusulkan ide yang sama: individu memiliki kebutuhan
bahwa, ketika tidak puas, akan menghasilkan motivasi.
6. Teori-Teori Kebutuhan di Tempat Kerja
Kita dapat dengan aman mengatakan individu memiliki kebutuhan
6

dan bahwa mereka dapat termotivasi dengan tinggi untuk


mencapai kebutuhan.

F. Proses Teori-Teori Motivasi


1. Teori ERG
Teori ERG (existence, relatedness, growth) menganggap kebutuhan
manusia memiliki tiga hierarki kebutuhan, yaitu kebutuhan akan
eksistensi, kebutuhan akan keterikatan, dan kebutuhan akan
pertumbuhan.
2. Teori Harapan
Teori harapan disebut juga teori valensi atau instrumentalis. Ide
dasar dari teori ini adalah motivasi ditentukan oleh hasil yang
diharapkan akan diperoleh sesorang sebagai akibat dari
tindakannya. Variabel kunci dalam teori harapan adalah
usaha(efffort), hasil(income), harapan(expectancy).
• Usaha - Hubungan Kinerja, biasanya disebut sebagai
ekspektasi.
• Kinerja – Hubungan Reward, umumnya disebut alat bantu.
• Reward – Hubungan Tujuan Personal, biasanya disebut
valensi.
3. Teori Penguatan
Teori ini mengemukakan perilaku merupakan fungsi dari akibat
yang berkaitan dengan perilaku tersebut.
4. Teori Penetapan Tujuan
Teori ini menguraikan hubungan antara tujuan yang ditetapkan
dari prestasi kerja.
Bagaimana Teori Motivasi Penetapan Tujuan
Dalam rangka untuk mencapai tujuan yang efektif, mereka harus
menjadi “SMART”:
1. Specific: Seseorang mengetahui persis yang dicapai.
2. Measurable: Tujuan yang diajukan dapat dijejaki dan
ditelaah.
3. Attainable: Tujuan, sekalipun sulit, adalah layak dan
terjangkau.
4. Results-oriented: Tujuan harus mendukung penampakan
7

dari organisasi.
5. Time-bound: Tujuan dicapai dengan menyatakan waktu.
5. Teori Atribusi
Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang
menginterprestasikan suatu peristiwa, alasan, atau sebab
perilakunya.
6. Teori Agensi
Teori ini didasarkan pada teori ekonomi. Dari sudut pandang teori
agensi, prinsipal (pemilik atau manajemen puncak) membawahi
agen (karyawan atau manajer yang lebih rendah) untuk
melaksanakan kinerja yang efisien. Teori ini mengasumsikan
kinerja yang efisien dan kinerja organisasi ditentukan oleh usaha
dan pengaruh kondisi lingkungan.
7. Pendekatan Dyanic
Pendekatan dyadic menyatakan bahwa ada dua pihak yang
berperan dalam proses evaluasi kinerja, yaitu atasan (superior)
dan bawahan (subordinate). Pendekatan tersebut juga mengakui
bahwa atasan kemungkinan tidak memperlakukan seluruh
bawahannya secara sama.

G. Tanggapan terhadap Sistem Reward


1. Teori Ekuitas
John Stacey Adams, ahli psikologi perilaku dan tempat kerja
menerbitkan teori ekuitas tentang motivasi kerja pada tahun 1963.
Teori ekuitas Adams menjadi model motivasi yang jauh lebih
kompleks dan model yang canggih dibandingkan dengan sekedar
menilai upaya (input) dan reward (output). Aspek komparatif teori
ekuitas memberikan apresiasi motivasi yang jauh lebih cair dan
dinamis dan biasanya muncul dalam teori motivasi dan model
yang didasarkan pada keadaan individu sendiri.
2. Teori Ekuitas di Tempat Kerja
Penting untuk dicatat bahwa ketika banyak penelitian tentang
teori ekuitas terfokus pada upah, karyawan tampak mencari
ekuitas sendiri dalam distribusi reward organisasi yang lain. Teori
ekuitas menunjukkan bahwa banyak karyawan, motivasi
8

dipengaruhi secara signifikan oleh reward relatif, seperti halnya


reward absolut.
3. Teori Evaluasi Kognitif
Pada tahun 1980-an, konsep kognisi, sebagian besarnya mewarnai
konsep sikap. Istilah “kognisi” digunakan untuk menunjukkan
adanya proses mental dalam diri seseorang sebelum melakukan
tindakan. Teori kognisi kontemporer memandang manusia sebagai
agen yang secara aktif menerima, menggunakan, memanipulasi,
dan mengalihkan informasi.
4. Reward Ekstrinsik Versus Intrinsik
Pernyataan bahwa ketika reward ekstrinsik digunakan oleh
organisasi seperti pemberian imbalan untuk kinerja atasan,
reward intrinsik, yaitu memperoleh dari individu yang melakukan
apa yang diinginkan, dikurangi. Dengan kata lain, ketika reward
ekstrinsik diberikan kepada seseorang untuk melaksanakan satu
tugas yang menarik, ini meyebabkan kepentingan intrinsik dalam
tugas sendiri menurun.
5. Meningkatkan Motivasi Intrinsik
Kenneth W. Thomas mengidentifikasi empat kunci reward yang
meningkatkan motivasi intrinsik seseorang:
a. Rasa memilih.
b. Rasa kompetensi.
c. Rasa yang penuh arti.
d. Rasa maju.

H. Persepsi
Persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat atau
menginterpretasikan peristiwa, objek, dan manusia.
1. Rangsangan Fisik Versus Kecenderungan Individu
Perbedaan persepsi antara orang-orang karena perasaan individu
yang menerimanya berbeda fungsi dan hal ini terutama sekali
disebabkan oleh kecenderungan perbedaan.
2. Pilihan, Organisasi, dan Penafsiran Rangsangan
Persepsi sebagaimana tersebut di atas, adalah proses dalam
pemilihan, pengorganisasian, dan penginterpretasian rangsangan.
9

3. Keterkaitan Persepsi Bagi Para Akuntan


Para akuntan perilaku dapat menerapkan pengetahuan persepsi
terhadap banyak aktivitas organisasi.
4. Keterkaitan Persepsi Bagi Para Manajer
Para manajer dapat menerapkan pengetahuan persepsi terhadap
banyak aktivitas organisasi.
5. Persepsi Orang: Membuat Penilaian Mengenai Orang Lain
Pada dasarnya, teori ini menyarankan bahwa jika seseorang
mengamati perilaku seorang individu, orang tersebut berusaha
menentukan apakah perilaku itu disebabkan oleh faktor internal
atau eksternal.
6. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persepsi
a) Pelaku Persepsi.
b) Target
c) Situasi

I. Nilai
Nilai merupakan keyakinan sebagai standar yang mengarahkan
perbuatan dan cara pengambilan keputusan terhadap objek atau
situasi yang sifatnya sangat spesifik.
1. Arti Penting Sifat Nilai
a) Nilai mempunyai sifat bertahan (enduring).
b) Nilai sebagai keyakinan.
c) Nilai sebagai alat (instrumental) dan sebagai tujuan akhir
(terminal).
d) Nilai bersifat eksplisit dan implisit.
2. Fungsi Nilai
a) Nilai sebagai standar.
b) Fungsi nilai sebagai rencana umum dalam memecahkan
konflik dan pengambilan keputusan.
c) Fungsi nilai sebagai motivasi.
d) Nilai berfungsi sebagai ego defensif.
3. Survei Nilai Rokeach
Salah satu konsep yang paling penting dari teori Rokeach
mengenai nilai dalam diri manusia adalah nilai menjadi bagian
10

dari suatu sistem nilai di mana masing-masing nilai disusun


berdasarkan prioritasnya terhadap nilai lainnya.
4. Nilai dan Dilema Etika
Secara umum, permasalahan profesi akuntan disebabkan oleh
masalah yang berhubungan dengan kemerosotan standar etika.
Ditambahkan pula bahwa cara yang lebih baik dan ideal dalam
mengatasi dilema ini adalah mempertimbangkan kecukupan dari
kesempatan yang ada, selanjutnya memberikan reaksi terhadap
apa yang menjadi kekhawatiran di dalamnya.
5. Pengondisian Keadaan Klasik
Pengondisian klasik pada hakikatnya merupakan proses
pembelajaran akan respons dan rangsangan yang tidak terkondisi.
6. Pengondisian Operant
Pengondisian Operant menyatakan perilaku merupakan suatu
fungsi dari konsekuensi.
7. Pembelajaran Sosial
Individu juga dapat belajar dengan mengamati kejadian pada
orang lain dengan diberi tahu maupun dengan mengalami secara
langsung.

J. Kepribadian
Kepribadian mengacu pada bagian karakteristik psikologi dalam diri
sesorang yang menentukan dan mencerminkan bagaimana orang
tersebut merespon lingkungannya.
1. Penentu Kepribadian
Pernyataan awal dalam riset kepribadian adalah apakah
kepribadian seseorang merupakan hasil keturunan atau
lingkungan.
2. Jenis Indikator Kepribadian Myers-Briggs
a) Extraversion/Introversion (E or I).
b) Sensing/Intuiting (S or N).
c) Thinking/Feeling (T or F).
d) Judging/Perceiving (J or P).
3. Atribut Kepribadian Utama yang Memengaruhi Perilaku
a) Locus of Control
11

b) Machiavellianism
c) Harga Diri
d) Pemantauan Diri
e) Pengambilan Risiko
f) Kepribadian Proaktif
4. Kepribadian dan Budaya Nasional
Terdapat kepastian bahwa tidak ada jenis kepribadian umum
untuk satu negara tertentu. Terdapat bukti bahwa budaya berbeda
dalam istilah dari hubungan orang-orang untuk lingkungan
mereka.
5. Emosi
Emosi adalah perasaan intens yang diarahkan pada seseorang
atau sesuatu. Emosi berbeda dari suasana hati, yaitu merasakan
bahwa kecenderungan untuk sedikit intensnya dibandingkan
emosi dan kekurangan satu rangsangan kontekstual.
6. Tahap Respons Emosional dalam Perubahan Organisasi
Perubahan organisasi, berdasarkan definisi, merupakan
reorientasi fundamental mengenai cara organisasi beroperasi,
sehingga selalu bersifat menyeluruh (organization-wide). Namun
harus diingat bahwa perubahan itu dimulai dan dilakukan oleh
individu dalam organisasi.
7. Pengelolaan Emosi dalam Perubahan
Emosi dapat berfungsi positif dan mendorong tercapainya
perubahan organisasi kalau emosi dikelola dengan wajar. Hal ini
disebabkan karena emosi memiliki fungsi adaptif bagi individu
yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai