Anda di halaman 1dari 6

KONSEP KEPERILAKUAN DARI PSIKOLOGI DAN

PSIKOLOGI SOSIAL

Pendahuluan
Psikologi sosial merupakan disiplin yang telah ada sejak lama. Namun, secara resmi,

disiplin ini baru menjadi satu ilmu yang mandiri sejak tahun 1908. Pada tahun itu, terdapat dua
buku teks yang terkenal, yaitu Introduction to Social Psychology yang ditulis oleh William
McDougall, seorang psikolog, dan Social Psychology: An Outline and Source Book yang ditulis
oleh EA Ross, seorang sosiolog. Berdasarkan latar belakang penulisnya, dapat dipahami bahwa
psikologi sosial bisa diklaim sebagai bagian dari psikologi maupun sosiologi.

Psikologi merupakan kata yang diambil dari bahasa Belanda "psycologie" atau dari
bahasa Inggris "psychology". Ditinjau dari sudut asal katanya, kata psichologie atau psychology
berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua buah kata, yaitu "psyche" dan "logos" yang
berarti jiwa dan ilmu. Berdasarkan kedua pengertian itu, maka orang dengan mudah memberikan
batasan atau pengertian psikologi sebagai ilmu pengetahuan tentang jiwa atau sering disebut
dengan “ilmu jiwa”.

Pada tahun 1930, di Amerika Serikat telah dikembangkan psikologi yang secara khusus
mempelajari hubungan antar-manusia. Akhirnya muncul cabang ilmu baru dari ilmu jiwa ini
yang kemudian dikenal dengan istilah psikologi sosial. Masalah-masalah yang menjadi fokus
bahasannya adalah kegiatan manusia dalam hubungannya dengan konteks sosialnya, Di antara
kegiatan tersebut adalah kelompok organisasi, kepemimpinannya, anggota atau pengikutnya,
perilaku moralnya, kekuasaannya, komunikasinya, dan kebudayaannya. Secara sederhana, objek
material dari psikologi sosial adalah fakta, gejala, serta kejadian dalam kehidupan sosial
manusia.
Konsep Diri

Istilah diri berarti bagian dari individu yang terpisah dari bagian yang lainya. Konsep diri
dapat diartikan sebagai gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri atau penilaian terhadap
dirinya sendiri (KBBI, 2008). 2 Konsep diri merupakan konstruk psikologis yang telah lama
menjadi pembahasan dalam ranah ilmu-ilmu sosial (Marsh dan Craven, 2008). 3 Shavelson,
Hubner, dan Stanton (1976). 4 menyatakan konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap
dirinya sendiri, di mana persepsi ini dibentuk melalui pengalaman dan interprestasi seseorang
terhadap dirinya sendiri.

Pada awalnya konsep diri merupakan suatu konstruk yang bersifat umum atau yang lebih
dikenal dengan istilah unidimensional (Prasetyo, 2006). Konsep diri umum merupakan
generalisasi pemahaman konsep diri tanpa melihat deskripsi spesifik dari apa yang dilihat secara
khusus. Hal ini mengandung arti bahwa konsep diri umum merupakan pemahaman seorang
individu terhadap diri mereka secara umum tanpa melihat bagian-bagian yang lebih spesifik dari
diri mereka (Puspasari, 2007).

Perkembangan konsep diri selanjutnya lebih mengarah pada konsep diri yang bersifat
spesifik atau yang lebih dikenal dengan istilah multidimensional. Konsep diri spesifik merupakan
pola penilaian konsep diri individu yang melihat ke dalam perspektifyang lebih luas terhadap diri
individu, sehingga bisa mendapatkan gambaran diri individu dari berbagai sudut pandang yang
beragam dan dinamis (Metivier, 2009).Jika hanya ada satu penjelasan mengenai konsep diri non-
dimensional maka pada konsep diri multidimensional dapat melihat diri seseorang dari berbagai
konteks, seperti konsep diri spiritual, konsep diri sosial, konsep diri terhadap lingkungan, dan
sebagainya.

Konsep Sikap
Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan yang
menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan, tujuan manusia, objek atau situasi. Istilah
objek dalam sikap digunakan untuk memasukan semua objek yang mengarah pada reaksi
seseorang. Penting untuk dicatat bahwa definisi sikap adalah suatu tendensi atau kecenderungan
dalam menjawab atau merespons, dan bukan menanggapi dirinya sendiri. Sikap bukanlah
perilaku, tetapi sikap menghadirkan kesiapsiagaan untuk tindakan yang mengarah pada perilaku.

Menurut sosiawan, ada dua komponen dalam konsep diri, yaitu komponen kognitif dan
komponen afektif. Komponen kognitif disebut sebagai citra diri (selfimage) sedangkan
komponen afektif adalah harga diri (selfesteem). Konsep diri terbentuk akibat pengalaman
interaksi dengan orang Iain, yaitu dengan menemukan apa yang orang lain pikirkan tentang diri
individu tersebut.

Konsep Terdekat Sikap

1. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan modal dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain.
Setiap orang akan memberikan penilaian yang beragam terhadap orang lain.
Penilaian ini akan menentukan kekuatan hubungan sejauh mana orang lain dapat
menerima diri kita sangat tergantung bagaimana Anda mampu membangun
kredibiljtas diri dan terhadap jalinan hubungan.
2. Opini
Opini adalah respons yang diberikan seseorang, yaitu komunikan kepada
komunikatoryang sebelumnya telah memberi stimulus berupa pertanyaan. Secara
garis besar opini dapat didefinisikan sebagai apa yang dinyatakan oleh seseroang
dalam menjawab suatu pertanyaan.
3. Nilai
Merupakan tujuan hidup yang penting sekaligus standar perilaku. Nilai
merupakan pijakan yang paling dalam dan sentimen dasar di mana orang-orang
mengorientasikan dirinya menuju tujuan yang lebih tinggi dan di mana mereka
membedakan sesuatu yang terbaik.
4. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan ketidakbimbangan, respons otomatis, dan
pengulangan pola dari respons perilaku, Kebiasaan berbeda dengan sikap,
sikap bukan merupakan perilaku.
BEBERAPA TEORI TERKAIT DENGAN
SIKAP

Teori Perubahan Sikap


Setiap hari manusia dipaksa mengubah sikap dan perilaku melalui pesan yang dirancang
khusus untuk hal tersebut. Teori perubahan sikap dapat membantu memprediksi pendekatan yang
paling efektif. Sikap mungkin dapat berubah senagai hasil pendekatan dan keadaan. Sikap juga
bias berubah tanpa harus dibentuk.

Teori Penguatan dan Tanggapan Stimulus

Teori penguatan dan tanggapan stimulus dari perubahan sikap terfokus pada bagaimana
orang menanggapi rangsangan tertentu. Tanggapan sepertinya diulangi jika tanggapan tersebut
dihargai dan dikuatkan. Teori-teori ini diurutkan berdasarkan komponen stimulus dibandingkan
tanggapan.

Teori Pertimbangan Sosial

Teori pertimbangan sosial terhadap perubahan sikap mengambil pendekatan yang


perseptual. Teori pertitnbangan sosial ini merupakan hasil perubahan mengenai bagairnana
orang-orang merasa menjadi suatu objek dan bukannya hasil perubahan dalam mernpercayai
suatu objek. Teori ini menjelaskan manusia dapat menciptakan perubahan dalarn sikap individu
jika manusia tersebut mau memahami struktur yang menyangkut sikap orang lain dan membuat
pendekatan setidaknya untuk dapat mengubah ancaman.

Teori Disonansi Kognitif

Pada tahun 1950-an, Leon Festinger (1957) mengemukakan Teori Disonansi Kognitif.
Teori ini menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku. Disonansi dalam hal ini berarti
adanya suatu inkonsistensi. Disonansi kognitif mengacu pada setiap inkonsistensi yang
dipersepsikan oleh seseorang terhadap dua atau lebih sikapnya, atau terhadap perilaku dengan
sikapnya. Festinger mengatakan setiap inkonsistensi akan menghasilkan rasa tidak nyaman, dan
sebagai akibatnya seseorang akan mencoba untuk menguranginya.

Teori Persepsi Diri


Persepsi diri menganggap orang-orang mengembangkan sikap berdasarkan pada
bagaimana mereka mengamati dan menginterpretasikan perilakunya sendiri. Dengan ini
mengusulkan fakta bahwa sikap tidak menentukan perilaku, tetapi itu dibentuk setelah perilaku
terjadi guna menawarkan sikap yang konsisten.

Teori Motivasi Awal

Motivasi adalah proses yang dimulai dengan definisi fisiologis atau psikologis yang
menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan untuk tujuan insentif. Motivasi juga
berkaitan dengan reaksi subjektifyangterjadi sepanjang proses ini. Menurut definisi, motivasi
adalah suatu konsep penting untuk perilaku karena efektivitas organisasi tergantung pada orang
yang membentuk sebagaimana karyawan mengharapkan untuk dibentuk. Manajer dan supervisor
harus memotivasi orang ke arah kinerja yang diharapkan dalam rangka memenuhi tujuan
organisasi.

Teori Kebutuhan dan Kepuasan

Maslow (1954) mengembangkan suatu bentuk teori kelas. Teorinya menjelaskan


bahwa setiap individu mempunyai beraneka ragam kebutuhan yang dapat memengaruhi
perilaku mereka. Maslow membagi kebutuhan ini ke dalam beberapa kelompok yang
pengaruhnya berbeda. Secara ringkas, kelima hierarki kebutuhan manusia oleh Maslow
dijabarkan sebagai berikut.

1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs),yaitu kebutuhan fisik, seperti


kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar dan haus, kebutuhan akan perumahan,
pakaian, dan sebagainya.
2. Kebutuhan akan keamanan (safety needs), yaitu kebutuhan akan keselamatan
dan Perlindungan dari bahaya, ancaman, perampasan, atau pemecatan.
3. Kebutuhan sosial (social needs) kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam
menjalin hubungan dengan orang Iain, kebutuhan akan kepuasan dan perasaan
memiliki serta diterima dalam suatu kelompok, rasa kekeluargaan,
persahabatan, dan kasih sayang.
4. Kebutuhan dan kasih sayang.akan penghargaan (esteem needs), yaitu kebutuhan akan
status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi, dan prestasi.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization needs), yaitu kebutuhan
pemenuhan diri untuk mengunakan potensi ekspresi diri dan melakukan apa yang
paling sesuai dengan dirinya.

Anda mungkin juga menyukai