Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DIRI

Oleh:
Devita Dwi Putri Fatmasari (22.0601.0039)

Lina Dwi Hastuti (22.0601.0042)

Fara Dinda Amalia (22.0601.0058)

Meilisa Santosa (22.0601.0066)

Efa Indah Krisenda (22.0601.0068)

D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
MAGELANG
2023
PENGERTIAN KONSEP DIRI SERTA CIRI-CIRINYA

1. Pengertian Konsep diri

a. Menurut Hurlock (dalam Nia, 2011:) konsep diri adalah konsep seseorang dari
siapa dan apa dia itu.Konsep ini merupakan bayangan cermin, ditentukan sebagian
besar oleh peran dan hubungan dengan orang lain, dan apa yang kiranya reaksi
orang lain terhadapnya.Konsep diri mencakup citra diri fisik dan psikologis. Citra
diri fisik biasanya berkaitan dengan penampilan, sedangkan citra diri psikologis
berdasarkan atas pikiran, perasaan, dan emosi.

b. Song dan Hattie (dalam Nia, 2011 :) mengemukakan bahwa konsep diri terdiri atas
konsep diri akademis dan nonakademis. Selanjutnya konsep diri nonakademis
dapat dibedakan menjadi konsep diri sosial dan penampilan diri. Jadimenurut
Song dan Hattie, konsep diri secara umum dapat dibedakan
menjadikonsepdiriakademis,konsepdiri sosial, dan penampilandiri.

c. Menurut Burns (dalamErawati,2011) konsep diri adalah suatu gambaran campuran


dari apa yang kita pikirkan, orang-orang lain berpendapat mengenai dirikita, dan
seperti apa diri yang kita inginkan.

Berdasarkan kajian-kajian teori di atas, maka dasar teori yang digunakan untuk
me nyusun kisi-kisi konsep diri adalah gabungan dari teori Hurlock dan teori Song
& Hattie yang menyatakan konsep diri adalah gabungan dari keyakinan yang
dimiliki individu tentang mereka sendiri yang meliputi karakteristik fisik,
psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi.Dimensi konsep diri
Mencakup citra diri fisik, citra diri psikologis dan konsep dirisosial. Indikator citra
diri fisik biasanya berkaitan dengan penampilan,indicator citra diri psikologis
berdasarkan atas pikiran, perasaan, dan emosi. Sedangkan indicator konsep diri
social adalah pandangan, penilaian siswa terhadap kemampuan bergaul dan
Kerjasama dengan orang lain.

2. Ciri-ciri Konsep Diri

Menurut Calhoun & Acocella (1995), konsep diri merupakan gambaran


mental terhadap diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan tentang diri,
pengharapan bagi diri dan penilaian terhadap diri sendiri. Salah satu ciri
darikonsep diri yang negatif akan terkait secara langsung dengan pengetahuan
yangtidak tepat terhadap diri sendiri, pengharapan yang tidak realistis atau
mengada-ada, serta harga diri yang rendah. Untuk menghindari hal tersebut,
Sheerer (dalam Cronbach, 1963) memformulasikan ciri-ciri konsep diri positif
yang selanjutnya mengarah pada penerimaan diri individu, sebagai berikut:

 mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya dalam menghadapi


kehidupan yang dijalaninya,
 menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang sederajat
dengan manusia lainnya,
 mampu menempatkan dirinya pada kondisi yang tepat sebagai mana orang
lain, sehingga keberadaannya dapat diterima oleh orang lain,
 bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya,
 menyadari dan tidak merasa malu akan keadaan dirinya,
 kelemahan yang dimilikinya tidak membuatnya menyalahkan dirinya sendiri,
sebagai mana ia mampu menghargai setiap kelebihannya,
 memiliki obyektivitas terhadap setiap pujian ataupun celaan,dan
 tidak mengingkari atau merasa bersalah atas dorongan-dorongan emosi yang
ada pada dirinya.
Manfaat Mengetahui Konsep Diri

Dengan adanya konsep diri individu memandang atau menilai dirinya sendiri akan
tampak jelas dari seluruh perilakunya, dengan kata lain perilaku seseorang akan
sesuai dengan cara individu memandang dan menilai dirinya sendiri. Apabila
individu memandang dirinya sebagai seorang yang memiliki cukup kemampuan
untuk melaksanakan tugas, maka individu itu akan menampakan perilaku sukses
dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya apabila individu

LANDASAN TEORI

A.KONSEP DIRI

Dalam kamus besar bahasa Indonesia istilah konsep memiliki arti

gambaran, proses atau hal-hal yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

sesuatu. Istilah diri berarti bagian-bagian dari individu yang terpisah dari yang

lain. Konsep diri dapat diartikan sebagai gambaran seseorang mengenai dirinya

sendiri atau penilaian terhadap dirinya sendiri (KBBI, 2008).

Konsep diri merupakan sebuah konstruk psikologis yang telah lama menjadi

pembahasan dalam ranah ilmu-ilmu sosial (Marsh & Craven, 2008). Shavelson,

Hubner, & Stanton (1976) menyatakan bahwa konsep diri merupakan persepsi

seseorang terhadap dirinya sendiri, dimana persepsi ini dibentuk melalui

pengalaman dan interprestasi seseorang terhadap dirinya sendiri. Marsh (1990)

juga menambahkan bahwasanya konsep diri merupakan nilai dari hasil proses

pembelajaran yang dilakukan dan dari hasil situasi psikologis yang diterima.

Menurut Purkey (1988), konsep diri merupakan totalitas dari kepercayaan

terhadap diri individu, sikap dan opini mengenai dirinya, dan individu tersebut

merasa hal tersebut sesuai dengan kenyataan pada dirinya. Menurut Rice &

Gale(1975) konsep diri terdiri diri dari berbagai aspek, misalnya aspek sosial,

aspek fisik, dan moralitas. Konsep diri merupakan suatu proses yang terus selalu

berubah, terutama pada masa kanak-kanak dan remaja. Menurut Gage dan

Berliner (1998) selain merupakan cara bagaimana individu melihat tentang

dirimereka sendiri, konsep diri juga mengukur tentang apa yang akan dilakukan
dimasa yang akan datang, dan bagaimana mereka mengevaluasi performa

dirimereka.

Kons

Perkembangan Teori Konsep diri

Freud pada tahun 1900 mengungkapkan bahwasanya hal yang terpenting

dari diri individu adalah proses mental. Freud mengatakan bahwasanya konsep

diri merupakan sebuah unit psikologis yang paling dasar untuk memahami

prosesmental individu. Konsep ini terus dikembangkan oleh Freud dalam

perkembangan teori ego dan dalam interpretasi terhadap diri individu. Dalam

perkembangannya,konsep diri semakin luas digunakan dalam dunia terapi dan

konseling. Lecky pada tahun 1945 menggunakan istilah konsistensi diri yang

mengacu pada dasar-dasar perilaku individu dalam terapi dan pada tahun 1948,

Raimy memperkenalkan istilah konsep diri dalam wawancara konseling karena ia

melihat bahwasanya dasar-dasar dari konseling adalah bagaimana individu

tersebut melihat dirinya secara utuh dalam konsep dirinya (Purkey, 1988).

Selanjutnya, Roger padatahun 1947 mencoba untuk mengembangkan pola“self”

dalam sebuah sistem psikologis. Roger menilai bahwa ―self” merupakandasar

atau hal utama yang menjadi bagian dari kepribadian dan penyesuaianindividu.

Roger juga mengatakan bahwasanya ―self” merupakan produk sosialyang

tumbuh dari proses interpersonal yang dilakukan. Teori konsep diri semakin

berkembang pada tahun 1970 sampai tahun 1980-an dengan pola konsep

diriumum. Pada saat itu semakin banyak peneliti yang menyadari betapa

pentingnya mempelajari konsep diri karena konsep diri sangat mempengaruhi

perilaku individu. Dalam permasalahan seperti penggunaan alkohol,

permasalahan keluarga, penyalahgunaan obat-obatan, masalah akademis dan lain

sebagainya,sangat dipengaruhi oleh konsep diri seseorang. Sehingga banyak para

peneliti mengembangkan suatu cara bagaimana agar dapat menguatkan konsep

diri untuk menjadi lebih baik (Purkey, 1988).


Jenis dan Struktur Konsep Diri

Shavelson, Hubner, dan Stanton (1976) membagi konsep diri menjadi

beberapa bagian, yakni general-esteem, konsep diri akademis dan konsep diri

nonakademis. Dimana konsep diri akademis dan non akademis dibagi menjadi

beberapa bagian lagi seperti dalam table berikut:

Struktur konsep diri Shavelson, Hubner, &Stanton (1976)

Konsep diri secara umum dibagi kedalam 4 jenis konsep diri, yakni:

1. Konsep diri akademis (Academic self concept), yang terdiri dari konsep diri

mengenai kemampuan berbahasa inggris, sejarah, matematika, dan ilmu

pengetahuan alam.

2. Konsep diri Sosial (social self-concept), yang terdiri dari konsep diri teman

sebaya (peers) dan konsep diri terhadap orang berpengaruh (significan

tothers).

3. Konsep diri emosional (emotional self-concept).

4. Konsep diri fisik (physical self-concept), yang terdiri dari konsep diri

kemampuan fisik dan konsep diri mengenai penampilan diri.

Kemudian pada tahun 1985, Marsh merevisi struktur konsep diri Bersama

dengan Shavelson dengan pola sebagai berikut :

Struktur Konsep Diri Marsh & Shavelson (1985)

Dalam pola ini Marsh & Shavelson tidak membentuk pola hierarkial.

Namun lebih kepada pola multifacet dari general konsep diri kepada banyak jenis

konsep diri seperti konsep diri penampilan fisik, hubungan dengan orang

tua,akademis, problem-solving, spiritual, hubungan teman sebaya baik yang

sejenis maupun lawan jenis, kejujuran,emosional dan lain-lain.

Marsh & Shavelson (1985) dalam teorinya membuat 13 jenis konsep diri

yang dapat diteliti dalam diri individu, yakni:


Konsep diri umum (general self-concept).

1. Konsep diri akademis (academic self-concept).

2. Konsep diri matematika (mathematic self-concept).

3. Konsep diri problem-solving.

4. Konsep diri spiritual.

5. Konsep diri kestabilan emosi (emotional self-concept).

6. Konsep diri yang berhubungan dengan teman yang berjenis kelamin sama

(same sexpeers self-concept).

7. Konsep diri yang berhubungan dengan teman yang berjenis kelamin berbeda

(opposites expeers self-concept).

8. Konsep diri hubungan orang tua (parent self-concept).

9. Konsep diri penampilan fisik (physical appearance self-concept).

10. Konsep diri kekuatan fisik (physical ability self-concept).

11. Konsep diri verbal (verbal self-concept).

12. Konsep diri kejujuran (honesty self-concept).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Konsep diri seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal

(Marsh, 2003; Burger, 2008). Faktor internal tersebut diantaranya adalah

intelegensi, motivasi dan emosi (Marsh, 2003; Stuart & Sudeen, 1998;

Hurlock,1999), kompetensi personal (Marsh, 2003; Hurlock, 1999; Christa, 2007;),

episode keberhasilan dan kegagalan (Burger, 2008; Stuart & Sudeen, 1998;Hurlock,

1999; Ulfah, 2007), episode dalam kehidupan (Burger, 2008; Stuart & Sudeen, 1998)

keberhasilan personal (Marsh, 2003), status kesehatan (Burger,2008; Hurlock,

1999), usia (Burger, 2008; Stuart & Sudeen, 1998; Ulfah, 2007;Rola, 2006), kondisi

dan penampilan fisik (Hurlock, 1999; Rola, 2006), persepsi individu tentang

kegagalan (Burger, 2008; Stuart & Sudeen, 1998), jenis kelamin (Rola,2006),

aktualisasi diri (Fits, dalam Agustiani, 2006), religiusitas (Agustiani,2006) dan


tingkat stres seseorang (Burger, 2008).

Sedangkan factor eksternal diantaranya adalah lingkungan keluarga

(Marsh, 2003;Stuart & Sudeen,1998; Hurlock; Ulfh, 2007; Shavelson & Roger, 1981;
Christa,2007), teman sebaya (Marsh,2003;Stuart & Sudeen,1998;Ulfah,

2007;Shavelson & Roger,1981;Christa,2007), peran pendidik (Marsh,2003;

Stuart & Sudeen, 1998; Hurlock, 1999; Ulfah, 2007; Shavelson & Roger,

1981;Christa, 2007), kebudayaan (Hurlock, 1999; Ulfah, 2007; Shavelson &

Roger,1981), status sosial (Hurlock, 1999; Ulfah, 2007; Shavelson & Roger, 1981),

dan pengalaman interpersonal (Fits, dalam Agustiani,2006).

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang, maka

peneliti mengambil kesimpulan bahwasanya faktor-faktor utama yang

mempengaruhi konsep diri pada mahasiswa adalah:

1. Faktor internal :

a. Intelegensi,motivasi dan emosi (karakter mahasiswa).


b. Kompetensi personal (kemampuan dan keterampilan tertentu yang dimiliki oleh
mahasiswa).
c. Episode dalam kehidupan (pengalaman mahasiswa yang berpengaruh besar
dalam hidup, seperti masa sekolah).
d. Episode keberhasilan dan kegagalan (pengalaman dalam memanfaatkan peluang,
misalnya pengalaman berorganisasi).
e. Keberhasilan personal (pengalaman berprestasi).
f. Status Kesehatan (Riwayat kesehatan mahasiswa).
g. Penampilanfisik(kepercayaandirimahasiswaterhadappenampilannya).
h. Aktualisasi diri,(misalnya hobi mahasiswa).
i. Persepsi tentang kegagalan (pengalaman kegagalan dimasa lalu).
j. Jenis kelamin.
k. Religiusitas.
l. Usia.
m. Tingkat stres.

2. Faktor Eksternal

a. Orang tua dan keluarga (hubungan dengan orangtua, termasuk tempat tinggal
individu).
b. Teman sebaya (misalnya teman bermain/peers, teman kuliah, dan lain lain).
c. Peran pendidik (misalnya peran dosen, pementor, pembina, dan lain-lain).
d. Kebudayaan (misalnya suku, agama, adat istiadat, dan lain-lain).
e. Status social (misalnya status Pendidikan orangtua, pendapatan orang tua, dan
lain-lain).
f. Pengalaman interpersonal (misalnya riwayat pembinaan yang pernah dilakukan).
Dalam penelitian ini, hal yang difokuskan untuk meningkatkan konsep diri

mahasiswa muslim adalah melalui faktor religiusitas dari faktor internal, dan

peran pendidik dari factor eksternal.

Pengukuran Konsep Diri

Burns (dalam Strein, 1995) mengemukakan dua cara yang dapat dilakukan

untuk mengukur konsep diri, yaitu:

1. Melalui respon atas aitem-aitem dalam skala konsep diri spesifik yang

diberikan kepada subjek.

2. Melalui pengamatan individual atas pola perilaku yang muncul dari

subjek.Untuk metode pelaporan yang dapat digunakan dalam mengukur

konsep diri individu di antaranya:

1. Skala Penilaian

Skala ini dapat berupa kuesioner, inventori, atau skala-skala sikap yang diberikan
kepada subjek.

2. Daftar cek list

Metode ini mengarahkan subjek untuk memilih aitem-aitem yang sesuai dengan
kondisi subjek yang sebenarnya.

3. Teknik Sort-Q

Metode ini mengarahkan subjek untuk melakukan sortir ataupun pengurutan terhadap
kumpulan aitem-aitem yang ada dalam tes. Sehingga didapatkan sebuah kontinum
penilaian yang sesuai dengan diri subjek.

4. Metode respons yang tidak terstruktur (bebas)

Metode ini meminta subjek untuk memberikan jawaban yang tidak terstruktur (bebas).
Jenis soal yang ditawarkan biasanya tertulis dalam bentuk essay, dimana subjek disuruh
untuk menuliskan kata-kata dalam kolom yang kosong.

5. Teknik – Teknik proyektif

Teknik ini sering digunakan dalam mengukur konsep diri yang tidak sadar
(unconscious self-concept).

6. Wawancara

Alat ukur yang dapat digunakan dalam mengukur konsep diri ini cukup
banyak. Marsh (1992) membuat beberapa alat ukur konsep diri yang dapat

digunakan di berbagai negara, diantaranya adalah SAS (Sydney Attributional

Scale), SDQI, SDQII ,& SDQ III (Self Description Questionnaire), ASDQ I,

ASDQ II (Academic Self Description Questionnaire), EASDQ (Elite Athlete Self

Description Questionnaire), PSDQ (Physical Self Description Questionnaire),

dan NSCQ (Nurse Retention Index Questionnaire).

Selain diatas, alat ukur konsep diri lainnya yang sering digunakan

adalah Tennessee Self-Concept Scale –Second Edition, Coopersmith Self-Esteem

Inventory, Multidimensional Self Concept Scale, Piers-Harris.


DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.studocu.com/id/document/institut-teknologi-dan-sains-nahdlatul-

ulama/indonesia/makalah-6/28630966

2. https://www.gramedia.com/best-seller/konsep-diri/

Anda mungkin juga menyukai