Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL

Pengertian Konsep Diri, Fungsi Konsep Diri Dalam Membangun


Kepribadian, Membangun Konsep Diri, Konsep Diri dan Percaya Diri.

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Komunikasi

Dosen Pengampu: Enung Asmaya, M.A

Disusun oleh:

Saely Nida Sabila

214110102063

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

JURUSAN MANAJEMEN DAN PENYIARAN

FAKULTS DAKWAH

UIN PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI

PURWOKERTO

2022
Pengertian Konsep Diri

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep diri memiliki arti


seluruh elemen yang membuat seseorang memiliki pandangan tentang
dirinya, misalnya citra diri.

Menurut Harlok, konsep diri diartikan sebagai persepsi, keyakinan,


perasaan atau sikap seseorang tentang dirinya sendiri, kuslitas penyikapan
individu tentang dirinya sendiri dan suatu system pemaknaan individu
tentang dirinya sendiri dan pandangan orang lain tentang dirinya.

Menurut Darmawan, konsep diri merupakan persepsi diri sendiri


tentang aspek pisik, social dan psikologi yang diperoleh individu melalui
pengalaman dan interaksinya dengan orang lain.

Menurut Surya, Konsep diri adalah gambaran, cara pandang,


keyakinan , pemikiran, perasaan terhadap apa yang dimiliki orang tentang
dirinya, meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, perasaan, kebutuhan,
tujuan hidup dan penampilan diri.

Menurut Santrock, Konsep diri merupakan evaluasi terhadap domain


yang spesifik dari diri. Remaja dapat membuat evaluasi diri terhadap
berbagai domain dalam hidup akademiknya.

Kebanyakan ahli-ahi tentang diri setuju, bahwa konsep diri secara


jelas dapat dibedakan dan terstruktur, yang merupakan suatu keseluruhan
yang stabil. Sepanjang kehidupan, konsep diri berkembang dan berubah
secara berkelanjutan, meskipun sulit untuk membedakan antara
perkembangan dan perubahan konsep diri (Fittz, 1972: 35). Dengan adanya
perkembangan dan perubahan tersebut, pendapat Rogers (Hall & Lindzey,
1978: 499) dapat diterima, bahwa struktur diri berkembang dan berubah
seiring waktu. Di masa kanak-kanak awal, ada kecenderungan
perkembangan yang berasal dari citra diri (self image) yang positif atau
negatif. Selanjutnya diri terbentuk melalui interaksi dengan lingkungan,
khususnya lingkungan yang terdiri dari orang-orang yang signifikan
(orangtua, sibling). Pada saat anak memiliki sensitifitas sosial disertai
kemampuan kognisi dan kemampuan perseptualnya menjadi matang,
konsep diri menjadi berbeda dan lebih kompleks.

Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan dapat disimpulkan


bahwa konsep diri adalah penilaian yang dilakukan individu itu sendiri
menyangkut kondisi fisik (tubuh) maupun kondisi psikis (social, emosi,
moral dan kognitif) terhadap dirinya sendiri sehingga akan menghasilkan
sebuah penilaian yang sifatnya subjektif.

Komponen Konsep Diri

Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan


dalam komunikasi antar pribadi. Konsep diri dapat memengaruhi
kemampuan berpikir seseorang. Hurlock menyebutkan bahwa konsep diri
mempunya tiga komponen yaitu sebagai berikut.

a. Perceptual atau physical self-concept merupakan gambaran diri


seseorang yang berkaitan dengan tampilan fisiknya, termasuk
kesan atau daya tarik yang dimilikinya bagi orang lain. Komponen
ini disebut juga sebagai konsep diri fisik (physical self-concept).
b. Conceptual atau psychological self-concept yang disebut juga
sebagai konsep diri psikis (psychological self-concept)
merupakan gambaran seseorang atas dirinya, kemampuan atau
ketidakmampuan dirinya, masa depannya, serta meliputi kualitas
penyesuaian hidupnya, kejujuran, kepercayaan diri, kebebasan
dan keberanian.
c. Attitudinal adalah perasaan-perasaan seseorang terhadap
dirinya, sikap terhadap keberadaan dirinya sekarang dan masa
depannya, sikapnya terhadap rasa harga diri dan rasa
kebanggaan.

Burns menyatakan bahwa konsep diri meliputi empat komponen,


yaitu sebagai berikut.
a. Kognitif (keyakinan atau pengetahuan)
b. Afektif atau emosional
c. Evaluasi
d. Kecenderungan merespon

Pandangan Burns tersebut didasari oleh pemikirannya yang


menyatakan konsep diri sebagai organisasi dari sikap-sikap diri (self-
attitudes). Oleh karena itu, menurut Burns komponen konsep diri sama
halnya dengan komponen sikap pada umumnya. Sebagai suatu sikap,
konsep diri tentu saja mempunyai objek yang dalam hal ini adalah dirinya
sendiri.

Fungsi Konsep Diri

Fungsi konsep diri dalam pengembangan kepribadian adalah dasar


bagaimana keadaan diri seseorang. Sebelum mengembangkan diri
seseorang harus mengetahui bagaimana gamabaran dirinya, ia harus
mampu menrima kekurangan dan kelebihannya agar tahu bagaimana ia
akan mengembangkan dirinya.

Seseorang yang sudah mengkonsep dirinya biasanya akan memiliki


rencana yang matang dalam mengembangkan dirinya karena sudah tau
bagaimana ia ingin membentuk dirinya dengan konsep dirinya yang
sekarang.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya dapat


dipahami bahwa konsep diri terbentuk dari persepsi orang terhadap diri
individu, orang-orang terdekat di lingkungannya, seperti saudara kandung,
orangtua, teman sebaya, dan guru. Sehingga orang-orang terdekat pun
memiliki peran dalam mengembangkan kepribadian seseorang.

Membangun Konsep Diri

Konsep diri terus mengalami perkembangan sepanjang perjalanan


kehidupan individu, karena pada dasarnya kemampuan seseorang untuk
mempersepsi tentang dirinya tidak muncul begitu saja akan tetapi terus
mengalami perkembangan secara bertahap sesuai dengan kemampuan
reseptifnya.

Dalam proses perkembangannya, konsep diri melahirkan dua


dimensi pokok dalam aktualisasinya yakitu sebagai berikut.

1. Dimensi internal, yakni penilaian yang dilakukan individu


terhadap dirinya sendiri berdasarkan dunia di dalam dirinya.
Dimensi ini terbagi menjadi tiga bentuk antara lain.
a. Diri identitas (self identity) Bagian ini adalah bagian yang
paling mendasar pada konsep diri yang di dalamnya mengacu
pertanyaan, tentang “siapa saya”. Kemudian seiring dengan
bertambahnya usia dan interaksi dengan lingkungan,
pengetahuan maka individu mampu melengkapi keterangan
tentang dirinya secara lebih kompleks seperti “saya cantik,
tapi saya bodoh” atau “saya pandai, tapi saya miskin”.
b. Diri pelaku (behavioral self) Diri pelaku merupakan persepsi
individu terhadap tingkah lakunya. Berisikan segala
kesadaran mengenai apa yang dilakukan oleh diri. Selain itu
bagian ini juga termasuk di dalamnya adalah identitas diri.
c. Diri penerima (judging self) Diri penilai berfungsi sebagai
pengamat, penilai, penentu standar dan evaluator.
Kedudukannya adalah sebagai mediator (perantara) antara
diri identitas dan diri pelaku. Diri penilai menentukan
kepuasan seseorang akan dirinya sendiri atau seberapa jauh
ia melakukan penerimaan terhadap dirinya sendiri.
2. Dimensi eksternal
Dalam dimensi eksternal ini individu menilai dirinya melalui
hubungan dan aktivitas sosialnya, nilai-nilai yang dianutnya, serta
halhal lain di luar dirinya. Dimensi ini memiliki ruang lingkup yang
luas, misalnya diri yang berkaitan dengan sekolah, organisasi,
agama dan sebagainya. Fits mengemukakan bahwa dimensi
eksternal ini bersifat umum bagi semua orang dan dibedakan ke
dalam lima bentuk, yaitu antara lain.
a. Diri fisik (physical self) Diri fisik ini menyangkut persepsi
seseorang terhadap keadaan dirinya secara fisik misalnya
kondisi tubuhnya dan kesehatannya.
b. Diri etik moral (moral-ethical self) Bagian ini merupakan
persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari standar
pertimbangan nilai moral dan etika.
c. Diri pribadi (personal self). Diri pribadi merupakan
perasaan atau persepsi seseorang tentang keadaan
pribadinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik atau
hubungan dengan orang lain, tetapi dipengaruhi oleh
sejauh mana individu merasa puas terhadap pribadinya
atau sejauh mana ia merasa dirinya sebagai pribadi yang
tepat.
d. Diri keluarga (family self) Diri keluarga menunjukkan
perasaan dan harga diri seseorang dalam kedudukannya
sebagai anggota keluarga.
e. Diri sosial (social self) Bagian ini merupakan penilaian
individu terhadap interaksi dirinya dengan orang lain
maupun lingkungan di sekitarnya.

Konsep Diri dan Percaya Diri

Konsep diri dengan percaya diri saling berkaitan erat karena jika
seseorang memiliki konsepsi buruk mengenai dirinya sendiri maka
kepercayaan dirinya pun akan rendah, enderung merasa inferior dan
memiliki kepribadian yang tertutup. Jika dirinya saja menganggap bahwa
dirinya buruk, ia akan merasa lebih takut dengan bagaimana orang lain
memandangnya.
Sebaliknya, orang yang memiliki konsepsi diri yang baik akan
percaya diri menghadapi segala hal karena telah secara terbuka menerima
segala kekurangan dan kelebihan dirinya. bahkan jika ada orang yang
memiliki konsepsi yang buruk terhadap dirinya, ia akan bisa melakukan
pertahanan agar pandangan buruk orang lain tidak menggoyahkannya dan
menjadikan hal tersebut sebagai intropeksi diri.
DAFTAR PUSTAKA

Widiarti, P. W. (2017). Konsep diri (self concept) dan komunikasi


interpersonal dalam pendampingan pada siswa SMP se kota
Yogyakarta. INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi, 47(1), 135-148.

Syahraeni, A. (2020). Pembentukan konsep diri remaja.

Nida, F. L. K. (2018). Membangun Konsep Diri Bagi Anak Berkebutuhan


Khusus. ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 2(1),
45-64.

Anda mungkin juga menyukai