Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda dalam proses kehidupannya,
mulai dari lahir hingga mencapai titik kedewasaannya. Sehingga di dalam diri setiap individu
terdapat berbagai macam cara identifikasi serta perubahan melalui proses yang berbeda pula
dan diharapkan menuju arah yang lebih baik. Di dalamnya terdapat hubungan timbal balik
antara satu individu dengan individu lainnya dan dari identifikasi tersebut didapatkan pola
tingkah laku dari hasil pemikiran yang panjang.

Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap
situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat usia muda.
Masa remaja adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep
diri.

Konsep diri adalah citra subyektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan,
sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri dikembangkan melalui proses yang
sangat kompleks yang melibatkan banyak variable. Keempat komponen konsep diri adalah
identitas, citra tubuh, harga diri dan peran.

Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang
tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada
akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung
tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.

Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien yang
mempunyai keyakinan tentang kesehatan yang baik akan dapat meningkatka konsep diri.
Tetapi sebaliknya, klien yang memiliki persepsi diri yang negatif akan menimbulkan
keputusasaan.

Maka disini kami akan memaparkan tentang konsep diri dalam keperawatan yang nantinya
akan dibutuhkan oleh kita selaku askep. Didalamnya terkandung komponen-komponen
konsep diri8, faktor pengaruh konsep diri, dan proses keperawatan dalam konsep diri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari konsep diri ?
2. Apa saja dimensi dari konsep diri ?
3. Apa saja komponen dari konsep diri ?
4. Apa saja prinsip-prinsip dari konsep diri ?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi konsep diri ?
6. Bagaimana perkembangan dari konsep diri itu ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari konsep diri.
2. Menjelaskan dimensi konsep diri.
3. Menjelaskan komponen - komponen dari konsep diri.
4. Menjelaskan prinsip – prinsip konsep diri.
5. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi konsep diri.
6. Menjelaskan perkembangan konsep diri.
7. Mengidentifikasi langkah-langkah mempertahankan konsep diri.
8. Mengidentifikasi hambatan dalam membangun konsep diri
9. Menjelaskan pengaruh perawat dalam konsep diri klien.

D. Manfaat

1. Mengetahui pengetian konsep diri dan praktis dalam menumbuhkan konsep diri
positif bagi anak-anak.
2. Konsep Diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalamkomunikasi
antar pribadi.
3. Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku individu.
4. Sebagai literatur untuk mengetahui apa yang dimaksud konsep diri.
5. Sebagai referensi bagi pembaca agar mengetahui pengaruh konsep diri dalam
keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Diri

Secara umum, Konsep diri berasal dari bahasa inggris yaitu “self concept” merupakan suatu
konsep mengenai diri individu itu sendiri yang meliputi bagaimana seseorang memandang,
memikirkan dan menilai dirinya sehingga tindakan-tindakannya sesuai dengan konsep tentang
dirinya tersebut.

Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri. Pandangan diri terkait
dengan dimensi fisik, karakteristik individual, dan motivasi diri.

Menurut (Stuart & Sundeen 2005) Konsep Diri didefenisikan sebagai semua pikiran, keyakinan
dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungan dengan orang lain.

Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan,
sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberi kita kerangka acuan yang
mempengaruhi manejemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain (Potter
& Perry, 2005).

Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, fisikal, emosional,
intelektual, sosial dan spiritual (Keliat, 2005).

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat
dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui
individu dalam berhubungan dengan orang lain.

B. Dimensi Konsep Diri


1. Pengetahuan tentang diri anda adalah informasi yang anda miliki tentang diri
anda,misalnya jenis kelamin, penampilan.
2. Pengharapan bagi anda adalah gagasan anda tentang kemungkinan menjadi apa diri
anda kelak.
3. Penilaian terhadap diri anda,adalah pengukuran anda tentang keadaan anda
dibandingkan dengan apa yang seharusnya terjadi pada diri anda, hasil pengukuran
tersebut adalah rasa harga diri.
Konsep diri memiliki dua kecondongan, yaitu:

a. Konsep Diri Negatif

Konsep diri negatif adalah penilaian negatif terhadap diri sendiri dan merasa tidak mampu
mencapai sesuatu yang berharga, sehingga menuntun diri ke arah kelemahan dan emosional
yang dapat menimbulkan keangkuhan serta keegoisan yang menciptakan suatu penghancuran
diri.

b. Konsep Diri Positif

Merupakan penilaian positif serta mengenali diri sendiri secara baik, mengarah ke kerendahan
hati dan kedermawanan sehingga ia mampu menyimpan informasi tentang diri sendiri, baik
informasi positif maupun negatif. Konsep diri positif menganggap hidup adalah suatu proses
penemuan yang membuat diri kita mampu menerima berbagai macam kejutan-kejutan,
konsekuensi, imbalan serta hasil. Dengan demikian diri kita mampu menerima semua keadaan
orang lain.

Langkah langkah yang perlu di ambil untuk memiliki konsep diri yang positif:

1. Bersikap objektif dalam mengenai diri sendiri

Tidak mengabaikan pengalaman poisitif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah di
capai, carilah cara dan kesempatan untuk mengembangkan talenta, jangan terlalu beraharap
bahawa diri kita dapat membahagiakan semua orang atau melakukan segala sesuatu secara
sekaligus.

2. Hargailah diri sendiri

Hargailah diri sendiri dengan melihat kebaikan yang ada dalam diri, sehingga kita mampu
melihat hal baik yang ada dalam diri orang lain secara positif.

3. Jangan memusuhi diri sendiri

Memerangi diri sendiri adalah sesuatu hal yang melelahkan karena merupakan pertanda bahwa
ada permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri yang
sejati,akibatnya akan timbul kelelahan mental dan rasa prustasi yang dalam, yang
mengakibatkan makin lemahnya konsep diri positif.

4. Berpikir positif dan rasional

Kendalikan pikiran kita ketika mulai menyesatkan jiwa dan raga.


C. Komponen Konsep Diri

Konsep diri terdiri dari 5 komponen :

1. Identitas diri

Identitas adalah kesadaran akan diri yang bersumber dari obsesi dan penilaian yang merupakan
sistesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh

Identitas juga bercermin pada yang lain (the other), yang tidak bisa terlepas dari
pengakuan/pengukuhan orang lain. Identitas manusia selama hidupnya di cerminkan oleh
seperangkat opini orang lain.

Keunikan setiap individu sekaligus adalah kekuatan diri dan kelemahannya, kekuatan karena
dengan memahami keunikan itu kita tidak tergoyahkan oleh penafsiran yang lain,
kelemahannya adalah ketika kita berupaya untuk mengukuhkan identitas tersebut.

Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak, yang di pengaruhi oleh pandangan dan
perlakuan lingkungan.

Ciri-ciri individu dengan perasaan yang identitas positif dan kuat:

a. Memandang diri berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya.
b. Memiliki kemandirian, mengerti dan percaya diri, yang timbul dari perasaan berharga,
berkemampuani suatu kesela dan dapat menguasai diri.
c. Mengenal diri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dari orang lain .
d. Mengakui jenis kelamin sendiri.
e. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan.

2. Gambaran diri

Pandangan atau persepsi tentang diri kita sendiri, bukan penilaian orang lain terhadap
dirinya. Sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar.

a) Sikap tersebut mencakup: persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi,
penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.setiap perubahan tubuh akan
berpengaruh terhadap kehidupan individu.
b) Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya,menerima reaksi diri tubuhnya
dan menerima stimulus dari orang lain, semakin sadar dirinya terpisah dari lingkungan
“usia remaja, fokus individu terhadap fisik lebih menonjol”.
c) Gambaran diri berhubungan erat dengan kepribadian,cara individu memandang diri
berdampak penting pada apek pisikologinya,individu yang berpandangan realistic
terhadap diri,menerima,menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman,terhindar dari
rasa cemas,dan meningkatkan harga diri individu yang stabil,realistis dan konsisten
terhadap gambaran diri akan memiliki kemampuan yang mantap terhadap realisasi
sehingga memacu sukses dalam hidup.

3. Harga diri

Berupa penilaian atau evaluasi dirinya terhadap hasil yang didapat baik internal maupun
eksternal yang merupakan proses pencapaian ideal diri. Harga diri terkait dengan berbagai hal
yang berperan vital, di antaranya:

a. Kualitas emosi
b. Aktualisasi diri
c. Kepercayaan diri

4. Ideal diri

Suatu yang kita harapkan atau harapan individu terhadap dirinya yang akan dinilai oleh
personal lain. Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku sesuai dengan standart
pribadi, yaitu :

1. Standart tersebut berhubungan dengan tipe orang, tentang yang di inginkan, sejumlah
aspirasi, cita-cita,nilai yang ingin di capai.
2. Ideal diri berpengaruh terhadap perwujudan dan cita-cita,harapan pribadi berdasarkan
norma sosial (keluarga, budaya) dan kepada siapa ia ingin lakukan.
3. Mulai berkembang pada masa kanak-kanak dan di pengaruhi oleh orang penting pada
dirinya yang memberikan tuntutan dan harapan.Pada usia remaja ideal diri terbentuk
melaui proses identifikasi/memperhatikan.
4. Kejadian yang terjadi dalam dirinya, serta dapat memilih dan menyesuaikan diri.
5. Faktor yang berpengaruh terhadap ideal diri :
a) Kecenderungan individu menetapkan ideal diri pada batas kemampuannya.
b) Budaya, standar ini dibandingkan dengan standar kelompok teman.
c) Ambisi dan keinginan untuk lebih dan berhasil, kebutuhan yang realistic, keinginan
untuk menghindari kegagalan, perasaan cemas dan rendah diri.
d) Ideal diri hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi tetapi masih lebih tinggi dari
kemampuan sehingga tetap menjadi pendorong dan masih dapat di capai serta tidak
frustasi.

5. Peran

Merupakan pola sikap, prilaku, posisi dimasyarakat atau fungsi dirinya baik di lingkungan
masyarakat, keluarga, atau komunitas. Peran merupakan pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan
yang di harapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.

Peran dalam kehidupan dijalani dengan kadar dan konsekuensinyan, peran yang baik adalah
peran yang tak menyalahi aturan yang benar, memenuhi kebutuhan dan sinkron dengan ideal
diri. Peran sosial, merupakan hubungan antara satu individu dengan individu lainnya, terkait
dengan etnik, budaya dan agama, karena pada dasarnya masing-masing diri memiliki berbagai
identitas diri yang berbeda (multiple selfes).

D. Prinsip-Prinsip Dasar Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Prinsip dasar yang mempengaruhi konsep diri ada 5 hal yaitu :

1. Bila anak hidup dalam suasana penuh dengan kritik, dia belajar untuk menyalahkan
orang lain.
2. Bila anak hidup dalam suasana penuh kekerasan, di belajar untuk berkelahi.
3. Bila anak hidup dalam suasana penuh olok-olok, dia belajar untuk menjadi seorang
pemalu.
4. Bila anak hidup dalam suasana memalukan, dia belajar untuk selalu merasa bersalah.
5. Bila anak hidup di dalam suasana yang penuh dengan toleransi,dia belajar untuk
menjadi seorang penyabar.
6. Bila anak hidup dalam suasana penuh dukungan, dia belajar untuk menjadi seorang
yang percaya diri.
7. Bila anak hidup dalam suasana penuh pujian dan penghargaan, dia belajar untuk
menghargai orang lain.
8. Bila anak hidup dalam suasana kejujuran, dia belajar untuk menghargai orang lain.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri adalah sebagai berikut :

1. Tingkat perkembangan dan kematangan

Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak akan
mempengaruhi konsep dirinya.

2. Budaya

Dimana pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya dan
lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat pada
lingkungannya.

3. Sumber eksternal dan internal

Dimana kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri.

4. Pengalaman sukses dan gagal

Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri demikian pula
sebaliknya.

5. Stresor

Stresor menantang kapasitas adaptif seseorang. stres adalah kehilangan dan kerusakan normal
dari kehidupan, bukan hasil spesifik tindakan seseorang atau respon khas terhadap sesuatu.
Proses normal dari kematangan dan perkembangan itu sendiri adalah stresor.
F. Perkembangan Konsep Diri

Menurut Hurlock ( 1968 ), individu belum mampu membedakan antara diri dengan yang bukan
diri ketika masih bayi. Individu baru sampai tahap yang bisa membedakan antara dunia luar
dengan dirinya sendiri ketika berusia 6-8 bulan, dan ketika berusia 3-5 tahun ia mulai mempu
mengidentifiasikan dirinya dalam berbagai dimensi kategori, seperti umur, ukuran tubuh, jenis
kelamin, kepemilikan benda, warna kulit, dan sebagainya. Tahap ini disebut oleh Allport (
Sarason, 1972 ) dengan istilah early self. Kemudian individu mulai punya kemampuan untuk
memandang ke dunia di luar dirinya dan mulai belajar merespon orangtlain. Bisa dikatakan
bahwa konsep diri fisik muncul lebih dahulu dibandingkan konsep diri psikologis.

Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang hidup. Setiap tahap perkembangan
mempunyai aktivitas spesifik yang membantu seseorang dalam mengembangkan konsep diri
yang positif. Tahap- tahap perkembangan konsep diri :

1. Bayi

Apa yang pertama kali dibutuhkan seorang bayi adalah pemberi perawatan primer dan
hubungan dengan pemberi perawatan tersebut. Bayi menumbuhkan rasa percaya dari
konsistensi dalam interaksi pengasuhan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau
orang lain. Penyapihan, kontak dengan orang lain, dan penggalian lingkungan memperkuat
kewaspadaan diri. Tanpa stimulasi yang adekuat dari kemampuan motorik dan penginderaan,
perkembangan citra tubuh dan konsep diri mengalami kerusakan. Pengalaman pertama bayi
dengan tubuh mereka yang sangat ditentukan oleh kasih sayang dan sikap ibu adalah dasar
untuk perkembangan citra tubuh.

2. Todler

Tugas psikososial utama mereka adalah mengembangkan otonomi. Anak-anak beralih dari
ketergantungan total kepada rasa kemandirian dan keterpisahan diri mereka dari orang lain.
Mereka mencapai keterampilan dengan makan sendiri dan melakukan tugas higien dasar.
Anak usia bermain belajar untuk mengoordinasi gerakan dan meniru orang lain. Mereka belajar
mengontrol tubuh mereka melalui keterampilan locomotion, toilet training, berbicara dan
sosialisasi.

3. Usia prasekolah

Pada masa ini seorang anak memiliki inisiatif, mengenali jenis kelamin, meningkatkan

kesadaran diri, meningkatkan keterampilan berbahasa, dan sensitive terhadap umpan balik
keluarga.

Anak-anak belajar menghargai apa yang orang tua mereka hargai. Penghargaan dari anggota
keluarga menjadi penghargaan diri. Kaluarga sangat penting untuk pembentukan konsep diri
anak dan masukan negatif pada masa ini akan menciptakan penurunan harga diri dimana orang
tersebut sebagai orang dewasa akan bekerja keras untuk mengatasinya.

4. Anak usia sekolah

pada masa ini seorang anak menggabungkan umpan balik dari teman sebaya dan lingkungan
sosial selain keluarga mulai mempengaruhi pandangan dan juga penilaian individu terhadap
dirinya. Tahap ini disebut dengan tahap perkembangan diri sebagai pelaku. Individu mulai
belajar untuk bisa mengatasi berbagai macam masalah secara rasional.

Dengan anak memasuki usia sekolah, pertumbuhan menjadi cepat dan lebih banyak didapatkan
keterampilan motorik, sosial dan intelektual. Tubuh anak berubah, dan identitas seksual
menguat, rentan perhatian meningkat dan aktivitas membaca memungkinkan ekspansi konsep
diri melalui imajinasi ke dalam peran, perilaku dan tempat lain. Konsep diri dan citra tubuh
dapat berubah pada saat ini karena anak terus berubah secara fisik, emosional, mental dan
sosial.

5. Masa remaja

Masa remaja merupakan masa terpenting bagi seseorang untuk menemukan dirinya. Mereka
harus menemukan nilai-nilai yang berlaku dan yang akan mereka capai di dalamya. Individu
harus belajar untuk mengatasi masalah-masalah, merencanakan masa depan dan khususnya
mulai memilih pekerjaan yang akan digeluti seara rasioanal.
Masa remaja membawa pergolakan fisik, emosional, dan sosial. Sepanjang maturasi seksual,
perasaan, peran, dan nilai baru harus diintegrasikan ke dalam diri. Pertumbuhan yang cepat
yang diperhatikan oleh remaja dan orang lain adalah faktor penting dalam penerimaan dan
perbaikan citra tubuh. Perkembangan konsep diri dan citra tubuh sangat berkaitan erat dengan
pembentukan identitas. Pengamanan dini mempunyai efek penting. Pengalaman yang positif
pada masa kanan-kanak memberdayakan remaja untuk merasa baik tentang diri mereka.
Pengalaman negatif sebagai anak dapat mengakibatkan konsep diri yang buruk. Mereka
mengumpulkan berbagai peran perilaku sejalan dengan mereka menetapkan rasa identitas.

6. Masa dewasa muda

Pada masa dewasa muda perubahan kognitif, sosial dan perilaku terus terjadi sepanjang hidup.
Dewasa muda adalah periode untuk memilih. Adalah periode untuk menetapakan tanggung
jawab, mencapai kestabilan dalam pekerjaan dan mulai melakukan hubungan erat. Dalam masa
ini konsep diri dan citra tubuh menjadi relatif stabil. Konsep diri dan citra tubuh adalah kreasi
sosial, penghargaan dan penerimaan diberikan untuk penampilan normal dan perilaku yang
sesuai berdasarkan standar sosial. Konsep diri secara konstan terus berkembang dan dapat
diidentifikasi dalam nilai, sikap, dan perasaan tentang diri.

7. Usia dewasa tengah

Usia dewasa tengah terjadi perubahan fisik seperti penumpukan lemak, kebotakan, rambut
memutih dan varises. Tahap perkembangan ini terjadi sebagai akibat perubahan dalam
produksi hormonal dan sering penurunan dalam aktivitas mempengarui citra tubuh yang
selanjutnya dapat mengganggu konsep diri. Tahun usia tengah sering merupakan waktu untuk
mengevaluasi kembali pengalaman hidup dan mendefinisikan kembali tentang diri dalam peran
dan nilai hidup. Orang usia dewasa tengah yang manerima usia mereka dan tidak mempunyai
keinginan untuk kembali pada masa-masa muda menunjukkan konsep diri yang sehat.

8. Lansia

Parubahan pada lansia tampak sebagai penurunan bertahap struktur dan fungsi. Terjadi
penurunan kekuatan otot dan tonus otot. Konsep diri selama masa lansia dipengaruhi oleh
pengalaman sepanjang hidup. Masa lansia adalah waktu dimana orang bercermin pada hidup
mereka, meninjau kembali keberhasilan dan kekecewaan dan dengan demikian menciptakan
rasa kesatuan dari makna tentang diri makna tentang diri mereka dan dunia membentu generasi
yang lebih muda dalam cara yang positif sering lansia mengembangkan perasaan telah
meninggalkan warisan.

Perjalanan untuk pencarian identitas diri bukan merupakan proses langsung jadi, melainkan
sebuah proses yang berkesinambungan. Konsep diri yang berupa totalitas persepsi,
pengharapan, dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri terbentuk berdasarkan proses
belajar tentang nilai, sikap, peran, dan identitas yang berlangsung seiring tugas perkembangan
yang dikembangkan dalam konsep diri.

G. Langkah-langkah Mempertahankan Konsep Diri


1. Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri

Jangan abaikan pengalaman positif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah dicapai.
Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk
mengembangkannya. Janganlah terlalu berharap bahwa Anda dapat membahagiakan semua
orang atau melakukan segala sesuatu sekaligus.

2. Hargailah diri sendiri

Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri.
Jikalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada di
ri sendiri, tidakmampu memandang hal baik dan positif terhadap diri,
bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan melihat hal baik yang ada dalam diri orang lai
n secara positif. Jikakita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa mengha
rgai diri kit?
3. Jangan memusuhi diri sendiri

Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri sendiri.
Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan
dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self). Akibatnya, akan
timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta makin lemah dan negatif konsep
dirinya.

4. Berpikir positif dan rasional


semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu persoalan ma
upun terhadap seseorang. Jadi, kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa
dan raga.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa langkah membangun konsep diri adalah :

a) Belajar menyukai diri sendiri atau cinta diri sendiri


b) Kembangkan pikiran positive thinking
c) Hubungan interpersonal harus dibina dengan baik
d) Pro-aktif atau sikap yang aktif menuju yang positive
e) Menjaga keseimbangan hidup

H. Hambatan dalam membangun konsep diri

Potensi yang dimiliki seseorang bisa berkembang atau tidak, itu tergantung pada pribadi yang
bersangkutan dan lingkungan dia berada. Beberapa hambatan yang sering terjadi dalam
pengembangan potensi diri adalah sebagai berikut:

1. Hambatan yang berasal dari lingkungan; Lingkungan merupakan salah satu faktor
penghambat dalam pengembangan potensi diri. Hambatan ini antara lain disebabkan
sistem pendidikan yang dianut, lingkungan kerja yang tidak mendukung semangat
pengembangan potensi diri, dan tanggapan atau kebiasaan dalam lingkungan
kebudayaan.
2. Hambatan yang berasal dari individu sendiri; Penghambat yang cukup besar adalah
pada diri sendiri,misalnya sikap berprasangka, tidak memiliki tujuan yang jelas,
keengganan mengenal diri sendiri, ketidak mampuan mengatur diri, pribadi yang kerdil,
kemampuan yang tidak memadai untuk memecahkan masalah, kreativitas rendah,
wibawa rendah, kemampuan pemahaman manajerial lemah, kemampuan latih rendah
dan kemampuan membina tim yang rendah.
I. Pengaruh perawat dalam konsep diri klien

Penerimaan perawat terhadap klien dengan perubahan konsep diri membantu menstimulasi
rehabilitasi yang positif. Klien yang penampilan fisiknya telah mengalami perubahan dan yang
harus beradaptasi terhadap citra tubuh yang baru, hampir pasti baik klien maupun keluarganya
akan melihat pada perawat dan mengamati respons dan reaksi mereka terhadap situasi yang
baru. Dalam hal ini perawat mempunyai dampak yang signifikan. Rencana keperawatan yang
dirumuskan untuk membantu klien dengan perubahan konsep diri dapat ditingkatkan atau
digagalkan oleh nilai dan perasaan bawah sadar perawat.

Penting artinya bagi perawat untuk mengkaji dan mengklarifikasi hal-hal berikut mengenai diri
mereka :

1. Perasaan perawat sendiri mengenai kesehatan dan penyakit

2. Bagaimana perawat bereaksi terhadap stres

3. Kekuatan komunikasi nonverbal dengan klien dan keluarganya dan bagaimana hal
tersebut ditunjukkan.

4. Nilai dan harapan pribadi apa yang ditunjukkan dan mempengaruhi klien

5. Bagaimana pendekatan tidak menghakimi dapat bermanfaat bagi klien

Untuk menciptakan hubungan antara perawat dan pasien diperlukan komunikasi yang akan
mempermudah dalam mengenal kebutuhan pasien dan menentukan rencana tindakan serta
kerja sama dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Hubungan perawat dan klien yang terapeutik
akan memepermudah proses komunikasi tersebut.

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk untuk kesembuhan pasien.

Tujuan komunikasi terapeutik itu sendiri adalah :

a. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta
dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal
yang diperlukan.
b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya.
c. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran,
kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Sangatlah penting bagi seorang perawat untuk memahami konsep diri terlebih dahulu harus
menanamkan dalam dirinya sendiri sebelum melayani klien, sebab keadaan yang dialami klien
bisa saja mempengaruhi konsep dirinya, disinilah peran penting perawat selain memenuhi
kebutuhan dasar fisiknya yaitu membantu klien untuk memulihkan kembali konsep dirinya.

Ada beberapa komponen konsep diri yaitu identitas diri yang merupakan intenal idividual, citra
diri sebagai pandangan atau presepsi, harga diri yang menjadi suatu tujuan, ideal diri menjadi
suatu harapan, dan peran atau posisi di dalam masyarakat.Untuk membangun konsep diri kita
harus belajar menyukai diri sendiri, mengembangkan pikiran positif, memperbaiki hubungan
interpersonal ke yang lebih baik, sikap aktif yang positif, dan menjaga keseimbangan hidup.

Semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya begitu juga dalam memahami konsep diri, kita
menjadi bangga dengan diri sendiri, percaya diri penuh, dapat beradaptasi dengan lingkungan,
dan mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup.

B. SARAN

Disarankan setelah membaca makalah ini dan memahaminya agardiaplikasikan ilmunya dalam
kehidupan sehingga, sikap saling mengertidan menghargai sesama manusia lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Surabaya: Salemba


Medika

Potter, Perry. 2005. “ Buku Ajar Fundamental Keperawatan “. EGC : Jakarta.

Wong L. Donna, Hockenberry-Eaton Marilyn, dkk. 2008. “ Buku Ajar Keperawatan


Pediartik Vol.1”. EGC : Jakarta

Sunaryo. 2004. “ Psikologi untuk Keperawatan”. EGC : Jakarta

Brooks, W.D., Emmert, P. Interpersonal Community. Iowa. Brow Company


Publisher. 1976

Anda mungkin juga menyukai