Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SEJARAH TIPOLOGI HIPPOCRATES – GALENUS

Tokoh Hippocrates (460-370 SM) sendiri termasuk tokoh zaman kuno,


seperti Sokrates (469-399 SM), Plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322
SM). Hippocrates sendiri ahli kedokteran, dan juga dijuluki Bapak Ilmu
Kedokteran. Ia menstudi Kepribadian (watak,temperamen) berdasarkan
struktur cairan atau istilah latinnya humor dalam tubuh manusia. Ia mendapat
pengaruh dari filsuf Empedokles (490-435 SM), yang berpendapat bahwa alam
semesta ini terdiri dari empat unsur dasar yaitu kering, basah, dingin, dan
panas.

Pendapat Hippocrates disempurnakan oleh Galenus (129-200 SM) yang


mengatakan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat 4 macam cairan tersebut
dalam proporsi tertentu. Apabila suatu cairan terdapat di dalam tubuh melebihi
proporsi yang seharusnya (dominan) maka akan menimbulkan adanya sifat-
sifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang
sebagai akibat dari dominannya salah satu cairan tersebut yang oleh Galenus
sehingga menggolongkan manusia menjadi empat tipe berdasarkan
temperamennya, yaitu Koleris, Melankolis, Phlegmatis, dan Sanguinis.

2.2 PENGERTIAN KEPRIBADIAN MENURUT HIPPOCRATES –


GALENUS

Terdapat beberapa macam teori kepribadian yang sering digunakan


oleh para psikologi dalam menggolongkan tipe kepribadian seseorang.
Dalam penelitian ini akan digunakan penggolongan tipe kepribadian
Tipologi Hippocrates – Galenus. Tipologi Hippocrates–Galenus
menggolong tipe kepribadian menjadi 4 tipe yaitu: choleris, sanguinis,
melancholis, dan phlegmatis.

1
Sebenarnya tipologi ini lebih terkenal dengan nama Tipologi
Hippocrates-Galenus, oleh karena sebenarnya Galenus meneruskan
pendapat seorang filsuf di zaman yunani kuno, yang bernama Hypocrates,
yang berpendapat bahwa didalam tubuh manusia terdapat empat zat cair
dengan sifat-sifat yang berlainan.
Dalam Agus Sujanto (2009: 22), Galenus menggunakan empat macam
cairan yang terdapat didalam tubuh manusia, yaitu:
1. Empedu kuning (choleri)

2. Darah (sangui)

3. Empedu hitam (melanchole), dan

4. Lympha (flegma)

2.3 PENGARUH TEORI HIPPOCRATES– GALENUS SECARA LUAS

Ajaran tipologi Hippocrates-Galenus sudah berjalan beratus-ratus tahun


sejak abad ke-5 SM sampai sekarang masih saja menjadi wacanna akademik.
Paling tidak mempunyai nilai historis. Selain, itu ajaran tersebut memberi
inspirasi kepada studi kepribadian dengan dasar konstitusi tubuh manusia bagi
Kretschmer, Giovani, Sheldon, dan lain-lain. Bahkan psikologi modern telah
mengemukakan banyak saran baru mengenai penggolongan temperamen, tetapi
tidak ada yang lebih bisa diterima seperti yang dikemukakan Hippocrates dan
Galenus. Perkembangan selanjutnya mengenai studi psikologi kepribadian
tampak ada dua jalur (Fud, 2012)yaitu:
1. Jalur studi psikologi kepribadian yang menekankan kepada
kejasmaniaan (konstitusi).

2. Jalur yang menekankan kejiawaannya, traits atau sifat-sifat tingkah laku


manusia.

Studi psikologi kepribadian konstitusi pada akhirnya mencari hubungan


antara sifat-sifat kejasmanian dengan sifat-sifat kejiwaannya. Sebab, dengan
bentuk-bentuk jasmani tertentu kemudian dilengkapi dengan sifat-sifat

2
kejiwaannya. Setelah proses fisiologis-neurologis dihubungkan dengan fungsi-
fungsi jiwa barulah menjadi psikologi secara lengkap.

Pandangan Hippocrates mengenai adanya empat cairan tubuh yang diduga


ada pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia, dapat dipandang sebagai
rintisan ke studi psikologi konstitusi jasmani, sebab cairan-cairan tubuh sudah
mewujudkan bentuk fisik, bentuk kebendaan.

2.4 MACAM=MACAM KEPRIBADIAN DAN SIFATNYA MENURUT


HIPPOCRATES- GALENUS

Dalam Sumadi Suryabrata (2008: 56), Kart menguraikan temperamen-


temperamen tersebut sebagai berikut

1. Temperamen choleris

Manusia dengan kepribadian koleris memiliki kemampuan memimpin


yang bagus karena bisa dengan mudah mengambil sebuah keputusan.
Orang-orang koleris memiliki tujuan yang baik untuk ke depannya serta
selalu produktif dan dinamis. Sifat-sifat khas golongan ini ialah:
a. Lekas terbakar tetapi juga lekas padam atau tenang, tanpa
membenci,
b. Tindakan-tindakannya cepat, tetapi tidak konstan,

c. Selalu sibuk, tetapi dalam kesibukannya itu dia lebih suka


memerintah dari pada mengerjakannya sendiri,
d. Nafsunya yang terutama ialah mengejar kehormatan; suka sibuk
dimata orang banyak dan suka dipuji secara terang-terangan;
e. Suka pada sikap semu dan formal,

f. Suka bermurah hati dan melindungi, tetapi hal ini dilakukannya


bukan karena ia sayang kepada orang lain, melainkan karena
sayang kepada diri sendiri, sebab dengan berbuat demikian itu
dia akan mendapatkan penghargaan,

3
g. Dalam berpakaian selalu cermat dan rapi, karena dengan
demikian itu dia nampak lebih cendikia daripada yang
sebenarnya.
2. Temperamen sanguinis (orang dengan darah ringan)

Temperamen ini ditandai oleh sifat yang mudah dan kuat menerima
kesan (pengaruh kejiwaan), tetapi tidak mendalam dan tidak tahan
lama. Adapun sifat-sifat khas golongan ini ialah:
a. Suasana perasaan selalu penuh harapan, segala sesuatu pada
suatu waktu dipandangnya penting, tetapi sebentar kemudian
tidak dipikirkannya lagi; sanguinicius sering menjanjikan
sesuatu tetapi jarang menepatinya, karena apa yang dijanjikan
itu tak dipikirkannya secara mendalam apakah dia dapat
memenuhinya atau tidak,
b. Dengan senang menolong orang lain, tetapi tidak dapat dipakai
sebagai sandaran,
c. Dalam pergaulan peramah dan periang,
d. Umumnya bukan penakut, tetapi kalau bersalah sukar bertaubat,
dia menyesal, tetapi sesal itu lekas lenyap;
3. Temperamen melancholis (orang dengan darah berat) Sifat-sifat khas
temperamen ini ialah:
a. Semua hal yang bersangkutan dengan dirinya dipandangnya
penting dan selalu disertai dengan kebimbangan,
b. Perhatiannya terutama tertuju kepada segi kesukaran-
kesukarannya,

c. Tidak mudah membuat janji, karena dia berusaha akan selalu


menepati janji yang telah dibuatnya; tetapi hal ini dilakukan
tidak atas dasar pertimbangan moral melainkan karena kalau
tidak menepati janji itu sangat merisaukan jiwanya; hal ini juga
menyebabkan dia kurang percaya dan tidak mudah menerima
keramahtamahan orang lain;

4
4. Temperamen phlegmatis (orang dengan darah dingin)

Phlegma berarti ketidaklembaman, jadi berarti tidak malas. Phlegma


sebagai kelemahan ialah kecenderungan ke arah ketidakpekaan;
alasan yang kuat tidak cukup untuk merangsangnya untuk bertindak;
ketidakpekaan ini menyebabkan adanya kecenderungan ke arah
kejemuan dan mengantuk. Phlegma sebagai kekuatan sebaliknya,
merupakan sifat yang tidak mudah bergerak tetapi kalau sudah
bergerak lalu tahan lama. Sifat-sifat khas golongan temperamen ini
ialah:
a. Lambat menjadi panas, tetapi panasnya itu tahan lama,

b. Tidak mudah marah,

c. Darah yang dingin itu tak pernah dirisaukannya,


Cairan
Dominan Prinsip Tipe Sifat-sifat khasnya
Chole tegangan kholeris Hidup (besar semangat), keras,
hatinya mudah terbakar, daya juang
besar,optimistis
Sanguis ekspansivitas sanguinis Hidup, mudah berganti haluan,
ramah.
Melanchole penegaran melankholis Mudah kecewa, daya juang kecil,
muram, pesimistis
Phlegma plastisitas phlegmatis Tak suka terburu-buru (kalam,
tenang), tak mudah dipengaruhi,
setia
a. Cocok untuk tugas-tugas ilmiah.

Dalam Sumadi Suryabrata (2008: 12), ringkasan Tipologi Hippocrates -


Galenus dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1
Ikhtisar Tipologi Hippocrates – Galenus

Anda mungkin juga menyukai