Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 1

BIOPSIKOLOGI DAN PROSES SENSORIK MOTORIK


MANUSIA

MAKALAH PSIKOLOGI

NAMA ANGGOTA:

 Serlin
 A.Dewi Kumala Sari Z.A
 Diah Putri Anggraeni
 Hasriyati
 Musdalifa

ANGKATAN 14/2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillahi Robbil ‘alamin, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga makalah yang berjudul

“BIOPSIKOLOGIS DAN PROSES SENSORIK MOTORIK MANUSIA” ini dapat

terselesaikan.Tak lupa pula penulis mengirim salam dan shalawat kepada junjungan

nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu

tugas Psikologi kelompok penulis.

Makalah ini menguraikan beberapa pokok bahasan yang disusun dengan tujuan

untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang luas kepada pembaca dan lebih

mengerti mengenai “BIOPSIKOLOGIS DAN PROSES SENSORIK MOTORIK

MANUSIA.”.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan

oleh sebab itu dengan penuh kerendahan hati, penulis sangat mengharap kritik dan saran

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini, penulis banyak mengalami

hambatan, namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak makalah ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya .Oleh sebab itu dengan hati yang tulus, ikhlas, penulis

mengucapkan terima kasih

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................1

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang.........................................................................................4

B.Rumusan masalah...................................................................................4

C.Tujuan penulisan.....................................................................................4

D.Manfaat penulisan...................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi...................................................................................................6

B. Tahap-tahap Perkembangan Biopsikologi.............................................6

C. Metode Biopsikologi..............................................................................7

D. Sistem Sensorik Motorik.......................................................................9

E. Hubungan sensorik Dengan Perilaku.....................................................20

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan.............................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Berbicara tentang perilaku manusia, sebetulnya jika kita uraikan secara teoristik
ternyata bukan suatu hal yang simple. Sebagaimana yang sudah dibahas pada topic ke
-1, bahwa perilaku manusia terjadi karena adanya stimulus yang diterima organisme
sehingga muncul respon (tampak perilaku). Hal tersebut ditentukan oleh factor
biopsikologis dan sensorik motorik

Psikologi dari aspek biologi, manusia pada dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik
dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik. Ciri-ciri ini Nampak
melalui aspek tinggi badan, warna kulit, warna mata, bentuk rambut lurus atau keriting,
ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahwa sifat
dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal. Sebagaimana
contoh sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah
manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman dan reseptor sensoris motoris berupa
sel-sel khusu atau proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi didalam dan
biopsikologi merupakan pendekatan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera
peraba pada kulit adalah indera yang digunakan untuk merasakan sensitivitas
temperatur, nyeri, sentuhan, getaran,dan propriosepsi. Indera peraba di kulit memiliki
reseptor yang tersebar diseluruh tubuh dan terdiri dari struktur yang sederhana.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu biopsikologi?


2. Apa kaitan antara biologi dan psikologi sehingga bisa digabung?
3. Bagaimana proses sensorik dan motorik manusia?

C.Tujuan

1. Tujuan umum

4
Agar pembaca dapat Mengetahui dan memahami pendekatan psikologi
dari aspek biologi serta proses sensoris

2. Tujuan khusus
I. Untuk mengetahui konsep dasar biopsikologi.
II. Untuk mengetahui kaitan antara biologi dan psikologi sehingga bisa
digabungkan menjadi biopsikologi.
III. Untuk mengetahui proses sensorik.
IV. Untuk mengetahui proses motorik.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini,yaitu sebagai berikut :
1.Bagi Pendidikan
a. Sebagai sumber informasi bagi institusi dalam meningkatkan mutu pendidikan
di masa yang akan datang dan sebagai sumber bacaan di perpustakaan.
2.Bagi masyarakat
Untuk mengetahui dan menambah pengetahuan masyarakat tentang
Biopsikologis dan proses sensorik motorik manusia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Biologi adalah study sistematik tentang kehidupan (Biology is the systematic
study of life). Teori-teori yang mendasari biologi modern adalah teori sel, Teori evalusi,
Teori gen, prinsip homeostatis.
Psikologi adalah study tentang perilaku manusia (Psychology is the study of
human behavior). Biopsikologi adalah studi ilmiah tentang biologi perilaku
(biopsychology is the scientific study of the biology of behavior).
Biopsikologi adalah ilmu aplikasi atau terapan biologi (ilmu hayati) dan
psikologi (ilmu tentang perilaku manusia). Jadi Biopsikologi merupakan pendapatan
psikologi dari aspek biologi. Pada konsep ini, ahli biopsikologi melihat bahwa sifat dan
tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan dari induk asal. Sebagai contoh, sifat
pendiam, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari
melalui pengalaman.
Berbicara tentang konsep biopsikologi, maka kita harus berpikir bahwa untuk
mempelajari perkembangan manusia, kita harus membedakan dua hal yaitu proses
pematangan dan proses belajar. Proses pematangan berarti proses pertumbuhan yang
menyangkut penyempurnaan fungsi-fungsi tubuh sehingga terjadi perubahan-perubahan
perilaku, terlepas ada tidaknya proses belajar. Proses belajar berarti proses mengubah
atau mempelajari perilaku melalui latihan, pengalaman, dan kontak dengan lingkungan.
Selain dua hal tersebut tentunya faktor pembawaan atau bakat juga memengaruhi
perkembangan manusia.

B. Tahap-tahap perkembangan Biopsikologi


a. Perkembangan mengikuti proses kontinu dan diskontinu
Proses kontinu adalah perkembangan tingkah laku secara terus menerus,
bertamabh sedikit demi sedikit dan bersifat kuantitatif, seperti bertambahnya
pembendaharaan kosakata pada anak bayi. Sedangkan proses diskontinu adalah proses

6
perkembangan yang terjadi secara lompatan dan bersifat kualitatif seperti keterampilan
bayi mulai dari merangkap,berubah menjadi keterampilan berjalan.

b. Perkembangan mengikuti pola teratur


Artinya proses perkembangan mengikuti alur satu tahap ketahap berikutnya
seperti pada perkembangan tangkurap bobyhood, yang semula diawali dengan
mengangkat kepala, kemudian mengangkat dada.

c. Dalam perkembangan ada direfensisasi


Artinya setiap tahap perkembangan memiliki ciri ciri khusus disetiap
perkembangan keterampilan tangan pada bobyhood, dimana semula menyentuh dengan
menggenggam kemudian menjepit menggunakan jari jari.

d. Perkembangan bersifat progresif


Artinya setiap kegiatan dalam tugas perkembangan mengalami kemajuan dari
tahap perkembangan sebelumnya misalnya tahap tahap tugas perkembangan bobyhood
mulai dari tidur telentang, tengkurap, duduk, merangkap, berdiri dan berjalan.

e. Perkembangan mengikuti fase tertentu


Artinya proses perkembangan mengikuti fase tertentu dan memiliki ciri khas
tersendiri. Namun, terkadang ada proses perkembangan yang terjadi lebih cepat dari
priode perkembangan lainnya dan sebagian lagi ada yang lamban dari priode
perkembangannya. Pada dasarnya, proses perkembangan biopsikologi mengikuti fase
eukilibrium dan disekuilibrium. Fase ekuilibrium adalah kemudahan individu untuk
menyesuaikan diri tanpa ada kesulitan untuk menyelesaikan tugas tugas perkembangan.
Fase disekuilibrium adalah kesulitan individu untuk menyesuaikan diri dangan setiap
perubahan dirinya, sehingga dia selalu kesulitan menyelesaikan tugas tugas
perkembangannya.

C. Metode Biopsikologi
a. Metodologi eksperimental

7
Cara ini biasanya dilakukan didalam laboratorium dengan mengadakan berbagai
eksperimen. Peneliti mempunyai control sepenuhnya terharap jalannya suatu
eksperiment. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya.
Kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan
sebagainya. Pada metode eksperimental,maka sifat subjektifitas dari metode introspeksi
akan dapat diatasi. Pada metode introspeksi murni hanya diri peneliti yang menjadi
objek

b. Wawancara
Wawancara merupakan Tanya jawab si pemeriksa dengan orang yang di periksa,
agar orang yang di periksa itu dapt menemukan isi hatinya sendiri, pandang-
pandangannya, pendapatnya dll sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai
dapat menggali informasi yang di butuhkan. Baik angket atau interfiu keduanya
mempunyai persamaan tetapi berbeda dalam penyajiannya.

c. Angket
Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis semua pertanyaan telah di
susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang di wawancarai
tinggal membaca pertanyaan yang di ajukan, lalu menjawabnya secara tertulis. Jawaban
–jawabannya akan di analisis untuk mengetahui hal-hal yang di selidiki.

d. Pemeriksaan psikologi
Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi di sebut juga dengan psikotes.
Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat di
gunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. Alat-alat itu dapat di
pergunakan untuk mengukur dan untu mengetahui taraf kecerdasan seseorang, arah
minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seseorang dll dari orang yang di
periksa itu.

e.Metode analisis karya

8
Di lakukan dengan cara menganalisis hasil karya seperti gambar-gambar, buku
harian atau karangan yang telah di buat. Hal ini karena karya dapat di anggap sebagai
pencetus dari keadaan jiwa seseorang.
f. Metode statistic
Umumnya di gunakan dengan cara mengumpulkan data atau materi dalam
penelitian lalu mengadakan penganalisisan terhadap hasil yang telah di dapat.

D. Sistem Sensorik Motorik


Proses sensoris motorik adalah proses masuknya ransang melalui alat inra ke
otak, kemudian kembali melalui saraf motorik dan berakhir dengan perbuatan.
Mekanisme ini di gambarkan sebagai berikut:

RANGSANG-INDRA-OTAK-MOTORIS-PERBUATAN

Proses sensoris yang di sebut juga dengan pengamatan,merupakan segala usaha


yang di tujukan untuk mengenal alam sekitar dengan menggunakan alat indra. Proses
pengamatan ini memiliki 3 tahap yaitu:
1. Proses fisik : Stimulus mengenai alat indra
2. Proses fisiologis: Stimulus di teruskan oleh saraf sensoris ke otak
3. Proses psikologis: proses dalam otak sehingga individu menyadari apa yang di
terima oleh alat indra.

Organ tubuh yang membantu proses sensoris melibatkan


mata,telinga,kulit,hidung, dan lidah. Seperti yang di gambarkan pada table berikuT
N0 Rangsang (stimulus) Penerima (reseptor) Persaan (sensifitas)
1. Cahaya Mata Penglihatan
2. Suara Telinga Pendengaran
3. Panas dingin dan Kulit Perbaan
tekanan
4. Gas Hidung Penciuman
5. Bahan kimia Lidah Pengecapan

9
Pengamatan, bentuk stimulus bisa melalui penglihatan, pendengaran, rasa,
sentuhan dan penciuman. Dari stimulus yang di terima oleh panca indra, kemudian di
salurkan ke otak Disinilah semua pusat informasi yang diterima oleh pancaindra,
kemudian disalurkan ke otak. Di sinilah semua pusat informasi yang di terima dari
panca indra di olah. Hasil olahan tersebutlah yang melahirkan sikap ataupun perilaku
seseorang.
Istilah lain dari proses sensoris yang sering kali di dengar adalah pengamatan.
Setiap individu baik sadar maupun tidak sadar akan melakukan proses pengamatan. Dari
proses sensoris inilah akan menghasilkan persepsi, kesan dan wacana subjektif. Pada
satu titik, muncul sebuah kesimpulan subjektif terhadap apa yang di amati untuk di
jadikan sebagai sikap, perilaku, tujuan ataupun menjadi sebuah ideologi.
Selama terjadinya proses kognitif (berfikir) ada rasa ketertarikan atau perhatian
terhadap stimulus/informasi yang masuk. Hanya perhatian pertama yang berkesan, yang
akan di proses oleh otak untuk diolah. Hasil dari olahan otak yang bisa menentukan
sikap, ideologi,visi, misi, dan lain sebagainya di sebut dengan istilah persepsi. Persepsi
merupakan penilaian atau anggapan terhadap objek lain yang bersifat subjektif.
Selanjutnya, ketika individu mampu memahami dan mampu membedakan persepsi yang
muncul pada dirinya dan orang lain, kemudian mampu membedakan mana subjek dan
mana objek, di sebut dengan apersepsi.

a). Panca indra membantu proses sensoris


Berbicara tentang proses fisik yang melibatkan panca indra, ada beberapa
elemen yang juga akan memengaruhi hasil pengamatan. Misalnya mata, terjadinya
proses sensoris lewat mata di awalin dengan adanya stimulus. Stimulus y6ang melewati
mata adalah sumber cahaya. Cahaya yang masuk akan di tangkap oleh kornea. Di dalam
kornea terdapat aquos humor pada kamera okuli anterior. Kemudian baru masuk ke
bagian pupil. Di dalam pupiol terdapat aquos humor pada kamera okuli posterior
barulah masuk lagi ke lensa kristalina, di teruskan ke korpus vitreun, lanjut lagi masuk
ke retina, baru masuk ke bagian otak. Dari otak, akan menghasilakn kesan, persepsi dan
asumsi.

10
Untuk mempersingkat dan memudahkan pemahaman proses sensoris yanmg
melalui panca indra.

b). Gangguan sensoris –motorik


Berbicara proses sensoris atau pengamatan, mak akan berbicar persepsi. Sudah
menjadi rahasia umum bahwa persepsi setiap individu berbeda-beda. Ketika seseorang
di beri stimulus yang sama, dapat menghasilkan persepsi yang berbeda. Begitupun
ketika individu mengalami gangguan proses sensoris.
Gangguan proses sensoris atau pengamatn bisa terjadi karena perbedaan indra
dalam menangkap stimulus yang datang. Dua titik di bawah ini, tutup salah satu mata
kemudian lihat di antara 2 titik tersebut. Sambil menggerakkan badan maju perlahan-
lahan. Di titik tertentu ketika badan dan kepala kita maju melihat 2 titik tersebut, yang
terlihat hanya satu titik hitam saja, kenapa terjadi demikian? Begitulah perbedaan
persepsi antara individu dengan individu lainnya. karena alasan itu jugalah, sedikit
m,emberikan gambaran terjadinya gangguan proses sensoris pada orang-orang.
Dengan kata lain, orang-orang yang mengalami gangguan perilaku dan mental
juga tidak jauh berbeda. Bedanya, gangguan mereka bisa membahyakn diri sendiri dan
lingkungan sekitanya. Setidaknya ada beberapa ganggaun mental, di antaranya sebagai
berikut.
1. Osilasi
Osilasi adalah gangguan pada proses sensoris. Biasanya ketika melihat objek
muda berubah-ubah, sehingga memengaruhi terjadinya perubhan kesan.

2. Halusinasi
Halusinasi adalah gangguan yang hanya bisa di rasakan oleh penderita.
Penderita seolah-olah merasakan dan melihat sesuatu, di mana semua itu tidak di
rasakan oleh orang lain. Penderita bisa merasakan sesuatu yang tidak ada stimulusnya
perasaan semacam ini hanya bisa di rasakan oleh dirinya sendiri, dan tidak bisa di
rasakan oleh orang lain.

11
Kemunculan halusinasi bisa terjadi pada orang ynang mengalami sakit panas
berlebih atau orang ynag mabuik berat karena alkohol. Orang yang mungkin mengalami
halusinasi lai n adalah pencandu narkoba dan penderita psikosis berat.
Psikosis merupakan penyakit yang menyerang sistem syaraf, di mana penderita
mengalami upnormal dalam menalar sesuatu. Penderita psikosis sering kali mengalami
hilang kontak dengan dunia nyata. Gangguan psikosis ini sering kali di tandai dengan
delusi dan halusinasi. Halusinasi memiliki beberapa macam, yaitu halusinasi secara
pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, perabaan, haptic, kinestetik, dan
austoskopi.

3. Ilusi
Ilusi merupakan gangguan dalam menginterprestasikan kondisi, denda, dan
keadaan. Individu yang menderita ilusi mengalami kesalahan persepsi yang berdampak
pada kesalahan penangkapan kesan ilusi menyerang di sebabkan karena kondisi fisik.
Misalnya, anda memiliki postur tubuh langsing, tinggi semampai. Tetapi karena anda
bercermin pada cermin cembung, maka yang terlihat di dalam cermin, anda terlihat
gemuk dan lebih pendek dari aslinya.
Ilusi bisa terjadi pada saat rasa takut yang luar biasa datang misalnya, sat
mendengar suara tetes air di kamar mandi, di dengarnya sebagai suara gemerincing
yang semakin mendakatinya. Hal-hal semacam ini sebenarnya sering kali di alami oleh
orang yang tidak menderita ilusi. Bisa karena situasional, misalnya saat sakit panas
tinggi, pecandu narkoba, mabuk dan keracunan.berbicara sedikit tentang ilusi, stidaknya
ada 5 jenis ilusi, antara lain ilusi visual, akustik atau pendengaran, penciuman,
mengecapan, dan perabaan.

4. Kamuflase
Ganggaun kamuflase terjadi ketika telah mengamati suatu objek, tiba-tiba focus
objek yang di amati berubah menjadi kabur atau menjadi latar belakang. Sama seperti
bunglon yang mengubah dirinya menerupai warna yang di kejapnya sama halnya
dengan tentara perang berbaju hijau yang menyerupai semak-semak di hutan.

12
Adapun beberapa gangguan kepribadian yang merujuk pada pedoman
penggolongan diagnose gangguan jiwa III (PPDG III). Yang di sampaikan oleh rusdi
maslim (1998) sebagai berikut.

1. Paranoid
Paranoid merupakan gangguan kepribadian berupa rasa curiga yang berlebihan
atau menonjol dengan ciri-ciri sensitive terhadap kegagalan, penolakan, pendendam,
mudah curiga tanpa dasar memiliki perasaan pemusuh terhadap hak pribadi, dan merasa
dirinya penting secara berlebihan.

2. Schizoid
Schizoid merupakan gangguan kepribadian dengan sifat pemalu, suka
menyenderi, perasa, pendiam, dan menghindari hubungan jangka opanjang denga orang
lain. Ciri-ciri orang dengan gangguan kepribadian schizoid biasanya tidak memiliki
banyak aktivitas yang memberikan kesenangan, kurang bisa mengekspresikan
kehangatan, tidak tertarik untuk memperoleh pengalaman seksual, tidak peduli dengan
pujian, tidak memiliki teman dekat atau akrab. Ciri yang sering kali muncul, orang
tersebut mengalami preokupasi atu memikirkan isi fikiran dengan fantasi dan
introspeksi yang berlebihan.

3. Dissosial
Dissosial merupakan gangguan kepribadian di mana terdapat penyimpangan
yang besar antara perilaku seseorang dengan norma sosial yang berlaku di tempat
tersebut. Ciri-ciri orang dengan gangguan kepribadian ini tidak peduli dengan perasaan
orang alin, tidak memiliki rasa tanggung jawab yang berlebihan tidak hanya itu
biasanya orang dissosial tidak memedulikan norma, dan memiliki toleransi yang rendah.

4. Eksplosif
Bentuk gangguan kepribadian ini adalah berupa sifat yang lain dengan perilaku
sehari-hari, yaitu ledakan marah dan agresifitas tinggi terhadap stress yang relatif kecil.
Namun kemudian ia akan menyesal atas kejadian tersebut, walaupun hanya sebentar.

13
Ciri-ciri dari gangguan ini adalah saat peristiwa terjadi ia tidak mampu
menguasai dirinya karena terjadi disorganisasi antara persepsi, penilaian, dan pemikiran.

1. Anankastik dan obsesif-kompulsif


Gangguan kepribadian ini memiliki ciri-ciri utama yaitu perfeksionis
(menginginkan keturunan, ketertiban, dan kerapihan yang berlebihan, bersifat kaku dan
memilik pengawasan diri yang tinggi), menganut norma etik dan moral yang tinggi,
serta memiliki tingkat kepatuhan secara berlebihan. Sedangkan ciri-ciri lain dari
gangguan kepribadian ini bila di paksa bekerja tanpa pengawasan akan cemas, marah,
benci, dan curiga terhadap atasannya.

2. Historik atau Histrionik


Orang dengan kepribadian ini memiliki ciri-ciri, antara lain: sombong,
egosentrik, emosi tidak stabil, menarik perhatian dengan perilaku labil, lepas
tersinggung, sering berdusta dan psedeologia fantastika (menceritakan sesuatu secara
luas dan rinci tanpa dasar fakta)

3. Astenik
Astenik merupakan gangguan kepribadian di mana seseorang tidak mempunyai
gairah hidup. Seumur hidup ia mersa lelah, lesuh, dan tidak bertenaga untuk memulai
sesuatu. Ia juga memiliki sifat abulia (kurang kemauan) dan anhedonia (kurang
menikmati sesuatu). Sedangkan ciri lainnya yaitu tidak tahan dengan stress, memiliki
libido lemah, mengenyampingkan karir pekerjaan dan pernikahan. Tidak hanya itu,
penderita juga memiliki fitalitas, emosionalitas, dan motilitas yang kurang.

4. Antisosial
Orang dengan kepribadian ini perilakunya selalu menimbulkan konflik dengan
masyarakat secara berulang karena dsarnya tidak bersosialisai. Cirinya tidak loyal
terhadap kelompok atau norma sosial yang berlaku, bersifat egosentrik, inpulsif,
menyalahkan orang lain dengan lasan yang tidak masuk akal, dan memiliki toleransi
rendah terhadap kesalahan.

14
5. Hinadekuat
Orang dengan gangguan kepribadian ini berkali-kali tidak memenuhi harapan
teman dan kenalannya terhadap tuntutan emosional, intelektua, sosial dan fisik. Ciri
umum yang tampak, memiliki penilaian kurang, tidak membuat rencana jangka panjang,
dan tidak mampu melaksanakn tugas tanda yang dapat di lihat dari kebiasaan sehari-
hari, misalnya ke biasaan pindah tempat kerja hanya karena keprihatinan masa
depannya.
6. Efektif dan siklotimik
Ganggaun kepribadian ini di tandai dena perubahan sifat yang sangat mudah
antara depresi dengan eforia atau antara susah dengan senang, saat eforia, dapat di
tandai dengan keramah tamahan, jiwa yang hangat dan gembira tetapi dia sosok yang
sulit di ramalkan. Kondisi ketika mengalami depresi, penderita memperlihatkan
kecemasan, kekhawatiran, pesimistis, dan ihilistik.
Adapun gangguan sensorik motorik yang sering di temukan dalam dunia
keperwatan
1. Lesi kortikal atau subkortikal dalam daerah sensorik motorik lengan atau
tungkai, menyebabkan parestesia dan mati rasa pada ekxtemitas sisi yang
berlawanan.
2. Lesi jaras sensorik tepat di bwah thalamus menyebabkan hilngnya semua
kualitas sensorik separuh tubuh kontralateral.
3. Jaras sensorik lain selain nyeri dan suhu mengalami kerusakan terjadi hipestesia
pada sisi kontralateral pada wajah dan tubuh.
4. Jika kerusakan terbatas pada lemnikus trigeminalis dan spinotalamikus lateral
pada pusat otak, tidak di temukan sensasi nyeri dan suhu pada wajah serta tubuh
kontralateral, semua kualitas sensorik lainnya tidak terganggu.
5. Keterlibatan lemniskus medialis dan traktus spinotalamikus anterior,
menhilangkan semua kualitas sensorik pada bagian kontralateral tubuh kecuali
sensasi nyeri dan suhu.

15
6. Kerusakan nucleus dan traktus trigeminal spinalis dan traktus spinotalamikus
lateral, menyebabkan hilangnya sensasi nyeri dan suhu pada wajah ipsi lateral
dan tubuh kontralateral.
7. Kerusakan funikuli posterior menyebabkan hilangnya sensasi sikap, getaran,
diskriminasi, dan sensasi lain, yang berhubung dengan ataksia ipsi lateral.
8. Lesi pada kornu posterior, menghilangkan sensasi suhu dan nyeri ipsi lateral
semua kualitas lain tetap utuh (gangguan disosiasi sensibilitas).
9. Cedera beberapa radiks posterior yang berdekatan, di ikuti oleh perestesia
radicular dan nyeri, dan juga penurunan atau hilangnya semua kualitas sensorik
pada masing-masing segmen tubuh jika radiks yang cederah menyumplai saraf
dari lengan atau tungkai, di temukan hipotonia atau atonia, area fleksia dan
atapsia.
10. Sindroma cedera funikulus posterior.
11. Hilangnya sikap dan sensai lokomotor dengan mata tertutup.
12. Pasien tidak dapat mengetahui posisi anggota tubuhnya.
13. Astereognosis : dengan mata tertutup, pasien tidak dapat mengeanl dan
menggambarkan bentuk dan bahan dari objek yan g di rabahnya.
14. Hilangnya diskriminasi dua titik.
15. Hilangnya sensasi getar: pasien tidak dapat merasakan getaran dari garpu tala
yang di tempelkan pada tulang.

c).Sistem sensorik dan motorik


1. Reseptor sensoris
Reseptor sensoris berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan
informasi tentang kondoisi di dalam dan di luar tubuh ke pada susunan saraf pusat.
Indra peraba pada kulit adalah indra yang di gunakan untuk merasakan sensifitas
tempertur, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran dan propriopsepsi. Indra peraba di kulit
memiliki reseptor di seluruh tubuh yang terdiri dari struktur yang sederhana. Beberapa
informasi di kirim di susunan saraf pusat dan sampai pada korteks sensorik primer,
sehingga kita bisa mengetahui ataupun mengenal ransangannya. Ransangan sensoris

16
dapat kita interpretasikan melalui frekuensi-frekuensi basis setelah terjadi potensial aksi.
Datangnya informasi atau ransangan pada kulit kita inilah yang di namakan persepsi.
Adapun indra-indra khusus pada tubuh kita, yaitu penciuman, penglihatan,
perasa pada lidah, keseimbangan dan pendengaran. Sensasi yang datang pada tubuh kita
diterima oleh reseptor khusu yang strukturnya lebih kompleks daripada receptor pada
kulit. Reseptor indra ini terletak pada indra khusus pada manusia seperti mata dan
telinga, di mana reseptornya dilindungi oleh jaringan disekitarnya. Informasi yang
datang pada reseptor memberikan distribusi pada daerah-daerah khusu pada kortek
serebri seperti auditory kortek, visual kortek yang akan diretima sebagai rangsangan
khusus dan pusat lainnya dibatang otak.
Reseptor pada kulit dapat dibagi menjadi tiga macam antara lain, extroceptors,
reseptor ini memberi informasi terhadap lingkugan luar, proprioeptor, merupakan
rseptor yang menerima informasi terhadap posisi otot skeletal dan sendi, dan yang
terakhir interoceptor, yang berfungsi untuk memonitor fungsi organ visceral. Untuk
lebih detailnya, reseptor pda kulit dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian yaitu
nosiceptor untuk rasa nyeri, thermoreceptor untuk temperature, mechanoreceptor untuk
rangsangan fisik dan chemoreceptor untuk rangsangan kimiawi. Tiap-tiap reseptor
mempunyai fungsi dan struktur yang berbeda. Perbedaan anatara somatic receptor dan
visceral receptor terletak pada lokasi, bukan pada strukturnya. Reseptor nyeri di wajah
sama seperti reseptor nyeri dikulit, akan tetapi dua sensasi itu dikirim pada lokasi yang
berbeda di susunan saraf pusat. Dengan begitu, propriosepsi merupakan sensasi somatic
yang unik. Terdapat proprioseptor pada organ viceral thorak dan kavum
abdominopelvic. Kita tidak menyadari bila organ-organ tersebut mulai bekerja, kita
tidak bisa mencetitakannya, contohnya saat spleen, appendik, ataupun pankreas bekerja
saat itu. Organ visceral mempunyai reseptor rasa nyeri, temperature, sentuhan yang
lebih rendah daripada reseptor pada kulit dan informasi sensoris yang diterima
lokasinya lebih sedikit karena daerah reseptor tersebar luas di organ.

2. Nociseptor
Nociseptor sensitive terhadap temperature yang ekstreme, kerusakan mekanis
dan kimia, seperti mediator kimia yang dilepaskan sel rusak. Bagaimanapun juga,

17
rangsangan yang kuat akan diterima oleh ketiga tipe reseptor. Untuk itulah kita bisa
merasakan sensasi rasa nyeri yang disebabkan oleh asam, panas dan luka yang dalam.
Rangsangan pada dendrit di nociseptor menimbulkan depolarisasi, bila segmen akson
mencapai batas ambang dan terjadi potensial aksi di susunan saraf pusat.

3. Thermoreseptor
Temperatur reseptor atau thermorseptor merupakan free nerve ending yang
terletak pada dermis, otot skeletal, liver, hypothalamus. Reseptor dingin jumlahnya tiga
atau empat kali lebih banyak daripada reseptor panas. Tidak ada struktur yang
membedakan reseptor dingin dan panas.
Sensasi temperatur diteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri.
Mereka dikirim sampai formasio retikularis, thalamus dan korteks primer sensoris.
Thermoreseptor merupakan phasic reseptor, dimana aktif bila temperatur berubah,
tetapi cepat beradaptasi menjadi temperatur yang stabil. Jika kita menghidupkan air
conditioning dalam ruangan pada musim panas, temperatur tentu berubah drastic pada
saat pertama kali, tetapi kita cepat merasakan nyaman karena sudah terjadi adaptasi.

4. Mechanoreseptor
Mechanoreseptor sangat snsitif terhadap rangsangan yang terjadi pada membran
sel. Membrane sel memiliki regulasi mekanis ion channel, dimana bisa terbuka ataupun
tertutup bila ada respons terhadap tegangan, tekanan, dan yang bisa menimbulkan
kelainan pada membrane.
a) Korteks serebral
Mengandung 3 jenis fungsional area, yaitu motor area, sensoris area dan
asosiasi area. Neuron motoris dan neuron sensoris terdapat pada motorik atau
area dan sensoris area pada korteks serebri. Semua neuron pada korteks serebri
merupakan inter neuron.
b) Hemisfer
Setiap hemisfer terdapat fungsi motoris dan sensoris yang berlawanan
pada sisi tubuh (kontralateral). Sekalipun sebagian besar struktur pada 2
hemisfer kanan dan kiri simetris, tetapi tidak ada fungsi yang sama. Masing-

18
masing memiliki spesialisasi fungsi kortikal. Hal paling penting yang harus kita
ingat adalah, tidak ada fungsi area pada korteks serebri yang bekerja sendiri.
c) Area motorik
Motorik area pada korteks serebri, dengan gerakan volunteer terkontrol,
yang terdapat pada lobus frontalis terdiri dari motor korteks primer, premotor
korteks, area broca, dan frontal eye field.
I. Motor korteks primer, terletak pada girus presentralis lobus frontalis
pada masing-masing hemisfer (area broadman 4). Terdapat neuron besar
yang disebut neuron piramidalis pada girus presentralis, yang berfungsi
untuk mengontrol gerakan volume . Terdapat neuron besar yang disebut
neuron piramidalis pada girus presentralis, yang berfungsi untuk
mengontrol gerakan volunteer pada otot skelet. Pada keseluruhan bagian
tubuh dipresentasikan pada motor korteks primer tiap hemisfer, dengan
kata lain sel pyramidal mengontrol gerakan kaki pada satu tempat.
Sebagian besar neuron pada girus ini mengontrol otot pada bagian tubuh
yang spesifik pada area tertentu seperti wajah, lidah, dan tangan. Hal ini
tergambar daerah seperti karikatur yang disebut motor homunculi.
Persarafan motorik tubuh berjalan kon trilateral, jadi pada girus kiri
mengontrol otot tubuh bagian kanan dan sebaliknya.
II. Premotor korteks, terletak pada girus presentralis lobus frontal. Daerah
ini mengontrol kemampuan motorik dalam melakukan gerakan berulang-
ulang atau pola alamiah seperti memainkan alat musik dan mengetik.
Daerah ini digunakan untuk gerakan yang terencana. Dengan
diterimanya informasi pada korteks area yang diproses oleh pusat
sensoris yang tinggi, maka gerakan terkontrol dapat dilakukan.
III. Area broca, terdapat sepanjang anterior sampai inferior dari area
promotor yang bertunpuk pada area brodman 44 dan 45. Area ini hanya
terdapat pada satu hemisfer, umumnya sebelah kiri dan khusus
mengontrol kemampuan bicara.

19
IV. Frontal eye field, daerah ini terletak di sebelah anterior premotor korteks
dan superior area broca. Daerah ini berfungsi mengontrol pergerakan
mata secara volunter.
d) Area sensoris
Terdapat pada korteks serebri yaitu pada lobus parietal, insular, temporal,
dan occipital.
e) Korteks primer
Korteks ini terletak pada girus postsentralis lobus perietalis di sebelah
posterior dari korteks primer motoris (area brodman 1-3). Neuron-neuron pada
girus ini menerima informasi dari reseptor sensoris di kulit dan dari
proprioseptor di otot skelet, sendi, dan tendon. Neuron ini kemudian
mengidentifikasi yang dirangsang dan kemampuan ini disebut diskriminasi
partial. Dengan korteks motor primer, tubuh bergerak leluasa naik dan turun
berdasarkan stimulus yang masuk dan bagian bemisfer kanan menerima
rangsangan dari bagian kiri tubuh. Pada wajah manusia (khususnya bibir) dan
jari-jari adalah bagian tubuh yang sensitive yang terletak pada bagian terbesar
dari homunculus somatosensoriks.

E). Hubungan sensorik dengan perilaku


Proses sensoris menyebabkan manusia dapat mengenal alam di luar dirinya,
yang berguna untuk mengembangkan dirinya sebagai makhluk sosial. Akibat dari
proses sensorik manusia dapat berperilaku dalam bentuk berikut ini.
1. Fantasi, yaitu suatu daya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Menurut
kejadiannya ada fantasi yang dipimpin oleh akal dan kemauan (disebut fantasi
aktif) dan ada pula fantasi yang tidak disadari (fantasi pasif). Dengan fantasi,
manusia dapat menciptakan sesuatu yang baru, bersimpati kepada sesama
manusia meskipun jauh, mengikuti perjalanan sejarah (walau sudah lampau),
dan menghilangkan perasaan duka ke dunia indah.
2. Berpikir, yaitu gejala jiwa yang dapat menghubungkan pengetahuan yang
dimilki manusia. Berpikir merupakan proses “tanya jawab” antara pengetahuan
yang dimiliki dengan apa yang baru, dengan menggunakan akal. Hubungan

20
dapat terjadi sebagai sebab-akibat, hubungan tempat, hubungan perbandingan,
dan hubungan waktu.
3. Perasaan, yaitu pernyataan jiwa yang dapat mempertimbangkan dan mengukur
sesuatu menurut rasa senang atau tidak senang, sedih-gembira, dan sebagainya.
Berdasarkan perasaan, manusia dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu
golongan eukolia (orang yang selalu merasa gembira atau optimis) dan golongan
diskolia (orang yang selalu merasa tidak senang, murung, dan pesimis.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Biopsikologi adalah ilmu aplikasi atau terapan biologi (ilmu hayati) dan
psikologi (ilmu tentang perilaku manusia). Jadi Biopsikologi merupakan pendapatan
psikologi dari aspek biologi. Pada konsep ini, ahli biopsikologi melihat bahwa sifat dan
tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan dari induk asal. Sebagai contoh, sifat
pendiam, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari
melalui pengalaman.
Proses sensorik dan motorik merupakan dua proses yang berhubungan dalam
menghasilkan perilaku. Proses sensorik adalah proses masuknya rangsangan melalui
alat indera yang diteruskan ke otak (serebral), sedangkan proses motorik adalah
dorongan untuk melakukan berbagai bentuk aksi-aksi gerakan setelah penerimaan
informasi, pemberian makna terhadap informasi, pengolahan informasi, dan proses
pengambilan keputusan. Jadi, gerakan yang diperlihatkan manusia secara umum terjadi
akibat dua proses tersebut.

21
DAFTAR PUSTAKA

Donsu, Tine. 2017. Psikologi Keperawatan. Yogyakarta. Pustaka Baru Press.

Anonim. Tanpa Tahun. Online. https://shafiranabilahfatin.wordpress.com/2018/10/08/


makalah-bio-psikologi-dan-proses-sensori/. Diakses September 2020.

Hartono, Dudi. 2016. Psikologi. Jakarta Selatan. Pusdik SDM Kesehatan.

22

Anda mungkin juga menyukai